Logam Golongan “d” Kelompok VI
Logam Golongan “d” Kimia Anorganik Logam Kelompok VI
3 Kimia Anorganik Logam Muhammad Amri A. S NONY MILLANIUM NAPITUPULU FRESHYA SIONITHA SEMBIRING RAHMA DHANI SYAHFITRI NUR VADLLA
Golongan d Kelompok VI 4 Kimia Anorganik Logam IV Golongan IV V Golongan V VI Golongan VI VII Golongan VII
Kelompok VI 5 Kimia Anorganik Logam Golongan VIII VIII Golongan X X Golongan XII XII Golongan IX IX Golongan XI XI
TITANIUM, ZIRKONIUM DAN HAFNIUM Kelompok VI 6 Golongan IV Pendahuluan Ekstraksi KecenderunganOksida Campuran
Pendahuluan Kelompok VI 7 Golongan IV Pendahuluan Titanium merupakan unsur transisi terbanyak kesembilan di dalam kerak bumi, sedangkan zirkonium dan afnium umum seperti sebagian besar logam-logam transisi periode 5 dan 6 sangat jarang dijumpai. Dari ketiga unsur dalam golongan ini, Titanium merupakan logam yang paling banyak dimanfaatkan.
Ekstraksi Kelompok VI 8 Golongan IV Ekstraksi Titanium murni sulit diperoleh dari TiO2 walaupun senyawa ini yang paling umum ditemui alam. Mineral penting lainnya adalah ilmenit, FeTiO 3. Cara yang paling praktis menurut proses Wilhelm Kroll, adalah pengubahan Titanium (IV) oksida menjadi Titanium (IV) klorida melalui pemanasan dengan karbon dan dikloril menurut persamaan reaksi: TiO 2(s) + 2C (s) + 2Cl 2(g) → TiCl 4(g) + 2CO (g)
Kelompok VI 9 Kemiripan Rendahnya jari- jari Kemiripan sifat unsur Titanium dan Zirkonium yang disebabkan oleh kemiripan konfigurasi elektron terminal, Rendahnya jari-jari atom hafnium adalah sebagai akibat kontraksi lantoinoida yaitu dengan naiknya jari-jari atomik unsur-unsur lantanoida Sifat-sifat umum Sifat-sifat umum logam-logam ini yang mirip adalah reaksinya dengan oksigen, halogen, uap air dan dengan asam hidroklorida pekat. Senyawa Senyawa logam-logam golongan IV paling stabil dengan tingkat oksidasi +4, dan hanya Titanium yang ternyata dapat memberikan senyawa Ti(III) yang stabil dalam larutan. Larutan Larutan Titanium (IV) dan Zirkonium (IV) bereaksi dengan hidrogen peroksida (10%) menghasilkan iom perokso [M(O 2 )] 2+ Kecenderungan Golongan IV
Zirkonium Oksida Oksida Campuran Kelompok VI 10 Golongan IV Titanium Oksida Titanium (IV) oksida terdapat di alam dalam tiga bentuk komunikasi yaitu rotil, brokit dan anatasa. Ketiganya mempunyai bilangan koordinasi enam untuk atom Titanium dan tiga untuk atom oksigen. Halida Titanium halida ketika dikenal dalam beberapa tingkat oksidasi yaitu Ti(II), Ti(III) dan Ti (IV).
VANADIUM, NIOBIUM DAN TANTALUM Kelompok VI 11 Golongan V Pendahuluan Ekstraksi KecenderunganOksida Campuran
Pendahuluan Kelompok VI 12 Golongan V Pendahuluan Vanadium dapat bersenyawa dengan karbon di dalam baja, membentuk senyawa V 4 C 3 yang berupa butiran-butiran halus terdispersi dan membuat baja menjadi lebih tahan lama dan tahan sobekan walaupun pada temperatur tinggi, sehingga lebih baik daripada baja biasa.
Ekstraksi Kelompok VI 13 Ekstraksi Logam Vanadium (V) Langkah pertama ekstraksi logam ini adalah mendapatkan Vanadium dalam bentuk oksidannya, V2O5 dari bijinya melalui berbagai macam proses dan reaksi. Langkah selanjutnya adalah proses reduksi terhadap V 2 O 5 yang pada garis besarnya dibedakan dalam dua perlakuan berdasarkan tujuannya. V 2 O 5(s) + 5Ca (s) → 2V (I) + 5CaO (s) Ekstraksi Niobium dan Tantalum Ekstraksi Niobium dan Tantalum mempunyai skala lebih kecil dibandingkan dengan produk Vanadium, dan prosesnya lebih bervariasi serta kompleks. Kedua logam ini dapat dipisahkan dari bijihnya dengan cara fusi, yaitu peleburan bijih-bijihnya dengan alkali atau pemanasan bijih-bijihnya dengan berbagai asam.
Kecenderungan Kelompok VI 14 Golongan V Ketiga Ketiga logam ini mempunyai kenampakan mengkilap seperti perak dan mempunyai struktur kubus pusat badan, bcc. Logam-logam golongan V Logam-logam golongan V mempunyai satu elektron ekstra pada orbital d. Hal ini mengakibatkan ikatan logam yang lebih kuat sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan titik leleh dan titik didih logam-logam golongan V yang relatif lebih tinggi daripada titik leleh dan titik didih logam-logam golongan V. Logam-logam Logam-logam golongan ini sedikit kurang elektropoistif dibandingkan dengan logam-logam golongan sebelumnya (golongan IV). Niobium (Nb) dan Tantalum (Ta) Niobium (Nb) dan Tantalum (Ta), kedunya mempunyai ukuran yang relatif sama sebagai akibat kontraksi lantanoida.
Oksida Kelompok VI 15 Golongan V Oksida Senyawa-senyawa oksida utama dari ketiga unsur dalam golongan ini adalah V 2 O 5 –Nb 2 O 5 untuk tingkat oksidasi +5, VO 2, -NbO 2- TaO 2 untuk tingkat oksidasi +4, V untuk tingkat oksidasi +3, dan VO- NbO-TaO untuk tingkat oksidasi +2. Karakteristika oksida Vanadium dengan rentang tingkat oksidasi yang panjang tersebut maka dapat dipahamio bahwa sifat basa dari oksidanya akan melemah dengan naiknya tingkat oksidasi.
KROMIUM,MOLIBDENUM, DAN WOLFRAM Kelompok VI 16 Golongan VI Kromium Kecenderungan Gol. VI Garam Kromium KromiumKecenderun gan Garam Kromium
Kromium Kelompok VI 17 Golongan VI Kromium Molybdenum dan wolfram Logam molybdenum diproduksi sebagai hasil utama maupun hasil sampingan dalam pengelolaan tembaga.pada proses tersebut, bijih molibdenit terlebih dahulu dipisahkan dengan Teknik flotasi,kemudian dipanggang untuk memperoleh oksidanya, MoO 3. Logam wolfram dapat diperoleh dengan pemanasan lansung hingga meleleh campuran bijinya, tungsat skelit, CaWO 4, dan wolframit, (Fe,Mn)WO 4, dengan alkali kemudian diendapkan dalam air sebagai WO 3 dengan penambahan asam.
Kecendrungan Kelompok VI 18 Golongan VI Kencenderungan Konfigurasi elektronik untuk kromium dan molybdenum menyimpang dari diagram Aufbau. Dibandingkan molybdenum dan wolfram, kronium lebih mudah bereaksi dengan asam non oksidator menghasilkan Cr(II), tetapi dengan asam oksidator reaksinya menjadi terhambat dengan terbentuknya lapisan kronium (III) oksida. Logam golongan ini pada tingkat oksidasi rendah semakin tidak stabil dengan naiknya nomor atom. Jadi, kromium mempunyai variasi tingkat oksidasi yang paling banyak, sehingga logam kromium lebih banyak membentuk berbagai senyawa.
Garam Kromium Kelompok VI 19 Golongan VI Garam Kromium Kromium(IV), yang merupakan turunan dari CrO 3, dapat dijumpai dalam dua macam yaitu kromat-kuning, CrO 4 2-, dengan struktur tetrahedron dan dikromat merah oranye. Kromil Klorida, Reaksi antara CrO3 dengan asam klorida membentuk senyawa okso halide, yaitu kromil Klorida, CrO2Cl2, yang berupa cairan merah tua dengan titik 117 o C, menurut persamaan reaksi berikut ini : CrO 3(s) + 2HCl (aq) →CrO 2 Cl 2 (l) + H 2 O (l)
MANGAN, TEKNESIUM, DAN RENIUM Kelompok VI 20 Golongan VII Mangan Mangan merupakan unsur terbanyak yang ke duabelas, dan ke tiga untuk unsur-unsur transisi setelah besi dan titanium. Karena tingkat oksidasinya sangat bervariasi, unsur ini terdistribusi di dalam lebih dari tiga ratus macam mineral, dan duabelas diantaranya merupakan mineral penting yang perdagangkan. Kecenderungan logam Golongan VII Oksida-oksida mangan dengan tingkat oksidasi lebih rendah bersifat basa dan bereaksi dengan asam membentuk garam kation Mn(II) dan Mn(III). Oksida- oksida mangan dengan tingkat oksidasi lebih tinggi sebaliknya bersifat asam dan bereaksi dengan alkalis menghasikan garam-garam anion-okso. Mangan (II)- Mangan (VII) Makalah
BESI, RUTENIUM, DAN OSMIUM Kelompok VI 21 Golongan VIII Pendahuluan Kecenderungan Golongan VIII Senyawa-SenyawaBesi Kemiripan ion besi(III) dengan aluminium(III)
Pendahuluan Kelompok VI 22 Golongan VIII Pendahuluan Dalam sistem periodik Mendeleev, sembilan unsur, Fe – Ru-Os, Co-Rh-Ir, dan Ni- Pd-Pt, terletak dalam golongan Vii1. Tiga logam kelompok pertama, kedua dan ketiga masing-masing terletak dalam golongan 8,9 dan 10 menurut sistem penomoran IUPAC, Kesembilan unsur ini sering dibicarakan menurut lajur horizontal oleh karena kemiripan sifatnya, khususnya untuk Fe – Co – Ni. Keenam unsur yang lain dikenal sebagai kelompok logam-logam platina, yang terbagi dalam dua set Triad horizontal.
1 Sifat Unsur Gol VIII Karakteristik 26 Fe 44 Ru 76 Os Kelimpahan/ppm (dalam kerak bumi) Densitas/g cm -3 (20ºC) Titik leleh / ºC Titik didih / ºC Jari-jari atomic/ pm (bilangan koordinasi 12) Jari-jari ionic / pm (bilangan koordinasi 6 : *= bilangan koordinasi 4) 25* -Fe –Fe –Fe 3+ (Is) 64.5 –Fe 3+ (hs) 61 –Fe 3+ (Is) 78 –Fe 3+ (hs) 36* -Ru 8+ 38* -Ru –Ru –Ru –Ru 3+ 39* -Os –Os –Os –Os –Os 4+ Konfigurasi elektronik[ 18 Ar] 3d 6 4s 2 [ 36 Kr] 4d 7 5s 1 [ 54 Xe] 4f 14 5d 6 6s 2 Elektronegativitas1.82.2
Senyawa Senyawa Besi Kelompok VI 24 Golongan VIII Besi (III) Besi(III) klorida anhidrat bereaksi dengan air menghasilkan gas HCl karena reaksinya bersifat eksotermik, kontras dengan padatan Kuning keemasan garam heksahidrat, FeCI3.6H 2 O, yang larut begitu saja dalamair menghasilkan ion heksahidrat, [Fe(H2O)6]3+ FeCl 3(s) +3H2O (l) → Fe(OH) 3(s) + 3HCI (g) + kalor Besi (II) Besi (II) klorida anhidrat, FeCl2, dapat dibuat dengan mengalirkan gas HCl kering pada logam besi panas. Karena gas H2 yang dihasilkan bersifat reduktor, maka oksidasi lanjut Fe(II) menjadi besi(III) dapat dicegah : Fe (s) + 2HCI (g) FeCl 2 + H 2 (g)
Kemiripan ion besi(III) dengan aluminium(III) Kelompok VI 25 Ion besi(III) dan aluminium(III) mempunyai muatan sama,dan ukuran setara, jadi densitas muatan setara, sehingga keduanyamempunyai beberapa sifat kimiawi yang setara pula. Sebagai contoh dalam fase gas, kedua ion membentuk senyawa klorida yang bersifat kovalen dalam bentuk dimer M 2 Cl 6. Kedua klorida anhidrat dapat dipakai sebagai katalisator pada reaksi organik Friedel Crafts oleh karena sifat asamnya ion [MCl 4 ] -. Kesamaan antara kedua ion logam ini dalam air berkaitan dengan konfigurasi elektronit 3d 5 yang simetris (high-spin) untuk besi(III) sehingga ion ini berkelakuan seperti ion logam golongan utama. Golongan VIII
KOBALT, RODIUM, DAN IRIDIUM Kelompok VI 26 Golongan IX Pendahuluan Kecenderungan Golongan IX Senyawa-Senyawa Oksida
Pendahuluan Kelompok VI 27 Golongan IX Pendahuluan Logam kobalt baru mulai digunakan pada abad 20, namun bijih kobalt sesungguhnya telah digunakan ribuan tahun sebelumnya sebagai pewarna biru pada gelas maupun berbagai perkakas dapur. Sumber warna biru pada kobalt dikenali pertama kali oleh G. Brandt (ahli kimia Swedia) pada tahun 1735 yang mengisolasi logam tak murni yang diberi nama cobaltrex. Pada tahun 1780, T.O Kobalt lebih lunak daripada rodium dan iridium tetapimasih cukup lebih keras daripada besi. Ketiganya mempunyai strukturfcc yang berdasarkan teori pita lebih stabil daripada struktur bcc atauhcp apabila jumlah elektron pada orbital d hampir penuh.
Kecenderungan Karakteriska 27 Co 45 Rh 77 Ir Kelimpahan/ppm (dalam kerak bumi) Densitas / g cm -3 (20°C) Titik leleh / °C Titik didih / °C Jari-jari atomic / pm (bilangan koordinasi 12) Jari-jari ionic/pm (bilangan koordinasi 6) 53 –Co –Co 3+ (Is) 61 –Co 3+ (hs) 65 –Co 2+ (Is) 74.5 –Co 2+ (hs) Konfigurasi elektronik[ 18 Ar] 3d 7 4s 2 [ 36 Kr] 4d 8 5s 1 [ 54 Xe] 4f 14 5d 7 6s 2 elektronegativitas1.82.2
Senyawa Senyawa Oksida Kelompok VI 29 Golongan IX Kobalt (III) Semua senyawa kompleks kobalt(IIl) mengadopsi geometri oktahedron, misalnya ion heksaaminakobalt(), [Co(NH 3 ) 6 ] 3-, dan heksasianokobaltat(), ICo(CN) 6 ].lon kompleks heksanitrokobaltat(l), [Co(NO 2 ) 6 ], yang berwarna kuning dan biasanya dibuat sebagai garam natriumnya, menunjukkan sifat yang tak lazim. Kobalt (II) Garam kobalt(II) berwarna pink jika lon logam iní mengadopsi geometri oktahedral, misalnya sebagal [Co(H 2 O) 6 ] 2+, tetapi berwarna biru jika mengadopsi geometri tetrahedral, misalnya sebagai (CoCl 4 ] 2- Kristal CoCl,6H 2 O berwarna pink (demikian juga dalam larutan lain), namun pada penambahan HCI pekat akan diperoleh larutan biru.
NIKEL, PALADIUM, DAN PLATINA Kelompok VI 30 Golongan X Pendahuluan Kecenderungan Golongan X Senyawa-Senyawa Nikel (II)
Sifat Unsur Golongan X Karakteristika28Ni46Pd78Pt Kelimpahan / ppm (dalam kerak bumi) 990,0150,01 Densitas / g cm-3 (20 oC)8,90811,99 21,41 Titik leleh / oC Titik didih / oC Jari-jari atomik / pm (bilangan koordinasi 12) , Ni Pt5+ Jari-jari ionik / pm56 - Ni3+ (ls)61,5 - Pd4+62,5 - Pt4+ (bilangan koordinasi 6)60 - Ni3+ (hs) 69- Ni Pd Pd Pt2+ Konfigurasi elektronik[18Ar] 3d8 4s2[36Kr] 4d10[54Xe] 4f14 5d9 6s1 Elektronegativitas1,82,2
Kecenderungan Kelompok VI 32 Golongan X Kecenderungan Golongan X Dalam keadaan masif, ketiga logam tidak ada yang reaktif, dan sangat tahan terhadap korosi atmosfer pada temperatur normal. Pada pemanasan, nikel bereaksi dengan unsur-unsur B, Si, P, S, dan halogen, tetapi dengan F 2, reaksinya paling lambat dari kedua logam yang lain. Pada pemanasan hingga membara, nikel teroksidasi oleh uap air, larut dalam asam-asam mineral encer umumnya secara perlahan tetapi cukup cepat dalam HNO 3 encer. Nikel tahan terhadap HNO 3 pekat, demikian juga terhadap alkali. Paladium dioksidasi oleh O 2, F 2, dan Cl 2 pada pamanasan hingga membara, dan larut dalam asam-asam oksidator.
Senyawa Nikel Kelompok VI 33 Golongan X Senyawa Nikel(II) Senyawa kompleks nikel(II) bujursangkar yang umum dikenal adalah ion tetrasianonikelat(II), [Ni(CN) 4 ] 2-, yang berwarna kuning, dan bis(dimetilglioksimato)nikel(II), [Ni(C 4 N 2 O 2 H 7 ) 2 ] yang berwarna merah pink. Warna yang karakteristik pada kompleks yang ke dua ini sering digunakan untuk reaksi uji terhadap ion nikel(II). Senyawa kompleks ini diperoleh dari penambahan larutan dimetilglioksim (C 4 N 2 O 2 H 8 = DMGH) ke dalam larutan nikel(II) yang dibuat tepat basa dengan penambahan amonia menurut persamaan reaksi: [Ni(H 2 O) 6 ] 2+ (aq) + 2 DMGH (aq) + 2 OH - (aq) → [Ni (DMG) 2 ] (s) + 8 H 2 O (l)
TEMBAGA, PERAK, DAN EMAS Kelompok VI 34 Golongan XI Tembaga (II) Tembaga (I) Emas Perak Senyawa Tembaga (II) Ekstraksi Tembaga
Kelompok VI 35 Golongan XI Ekstraksi Tembaga Ekstraksi tembaga dari bijih sulfida dapat dilakukan dengan proses termal yaitu pirometalurgi atau dengan proses pelarutan air yaitu hidrometalurgi. Pada proses pirometalurgi, bijih pekat dipanaskan (proses roasting) dalam kondisi udara terbatas. Proses ini menguraikan garam rangkap sulfida menjadi besi(III) oksida dan tembaga(I) sulfida menurut persamaan reaksi: 4 CuFeS 2 (s) + 9 O 2 (g) → 2 Cu 2 S (l) + 6 SO 2 (g) + 2 Fe 2 O 3 (s)
Senyawa Tembaga Kelompok VI 36 Golongan XI Senyawa Tembaga Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2, namun hanya tembaga(II) yang stabil dan mendominasi dalam larutannya. Dalam air, hampir semua garam tembaga(II) berwarna biru oleh karena warna ion kompleks koordinasi enam, [Cu(H 2 O) 6 ] 2+. Suatu perkecualian yang terkenal adalah tembaga(II) klorida yang berwarna kehijauan oleh karena ion kompleks koordinasi empat [CuCl 4 ] 2-, yang mempunyai bangun geometri dasar tetrahedral atau bujursangkar bergantung pada anion ligannya. Dalam larutan encer garam klorida ini berwarna biru karena terjadinya pendesakan ligan Cl - oleh ligan H 2 O.
Senyawa Tembaga Kelompok VI 37 Golongan XI Senyawa Tembaga Tembaga membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1 dan +2, namun hanya tembaga(II) yang stabil dan mendominasi dalam larutannya. Dalam air, hampir semua garam tembaga(II) berwarna biru oleh karena warna ion kompleks koordinasi enam, [Cu(H 2 O) 6 ] 2+. Suatu perkecualian yang terkenal adalah tembaga(II) klorida yang berwarna kehijauan oleh karena ion kompleks koordinasi empat [CuCl 4 ] 2-, yang mempunyai bangun geometri dasar tetrahedral atau bujursangkar bergantung pada anion ligannya. Dalam larutan encer garam klorida ini berwarna biru karena terjadinya pendesakan ligan Cl - oleh ligan H 2 O.
Senyawa Tembaga Kelompok VI 38 Golongan XI Tembaga(II) hidroksida tidak larut dalam basa encer, tetapi larut dalam hidroksida pekat membentuk larutan biru tua ion tetrahidroksokuprat(II), [Cu(OH) 4 ] -. Tembaga(II) hidroksida juga larut dalam larutan amonia memberikan larutan biru tua ion [Cu(NH 3 ) (4-5) (H 2 O) (2-1) ] 2+. Larutan tembaga(II) dengan berbagai ligan sangat stabil secara termodinamik, tetapi ligan pereduksi seperti iodida akan mereduksi tembaga(II) menjadi endapan tembaga(I): 2 Cu 2+ (aq) + 4 I - (aq)→2 CuI (s) + I 2 (aq)
Senyawa Tembaga Kelompok VI 39 Golongan XI Tembaga(I) Pada dasarnya, tembaga bukanlah logam reaktif, namun logam ini dapat diserang oleh asam-asam pekat. Secara khusus, tembaga bereaksi dengan asam hidroklorida pekat-mendidih dengan menghasilkan larutan tak berwarna dan gas hidrogen. Peristiwa ini sesungguhnya cukup “mengejutkan” mengingat asam hidroklorida bukanlah asam oksidator kuat seperti asam nitrat. Ion tembaga(I) yang terjadi segera bereaksi dengan ion klorida membentuk ion kompleks tak berwarna diklorokuprat(I), [CuCl 2 ] -. Cu (s) + H3O+ (aq) Cu+ (aq) + H2 (g) + 2 H2O (l) Cu+ (aq) + 2 Cl- (aq)[CuCl2]- (aq)
Senyawa Tembaga Kelompok VI 40 Golongan XI Perak Senyawa-senyawa perak Dalam hampir semua senyawaan perak sederhana (nonkompleks), logam perak mempunyai tingkat oksidasi +1, dan ion Ag+ adalah satu- satunya ion perak yang stabil dalam air. Senyawa perak yang paling penting adalah perak nitrat, satu- satunya garam perak yang sangat mudah larut dalam air dan tak berwarna. Untuk kepentingan industri, perak nitrat digunakan sebagai bahan untuk membuat senyawa-senyawa perak yang lain, terutama perak halida yang banyak digunakan dalam fotografi.
Senyawa Tembaga Kelompok VI 41 Golongan XI Emas Tingginya nilai potensial reduksi emas mengakibatkan logam ini selalu terdapat di alam dalam keadaan bebas. Untuk keperluan ekstraksi emas dari bijihnya, digunakan senyawa sianida sama seperti yang dilakukan pada ekstraksi logam perak. Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit senyawa anorganik sederhana yang dikenal. Salah satu senyawa emas yang stabil dengan tingkat oksidasi +1 adalah Au 2 O. Seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 pada emas hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas(I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas(III) menurut persamaan reaksi: 3 Au+ (aq) → 2 Au (s) + Au3+ (aq)
ZINK, KADMIUM, DAN RAKSA Kelompok VI 42 Golongan XII Garam Zink Zink Oksida Senyaw a Raksa Komparas i Zink dan Magnesiu m Kadmiu m Ekstra ksi Raksa
Garam Zink Kelompok VI 43 Golongan XII Garam Zink Sebagian besar garam zink larut dalam air, dan larutan ini mengandung ion kompleks tak berwarna heksaakuazink(II), [Zn(H 2 O) 6 ] 2+. Padatan garamnya umumnya terhidrat, misalnya heksahidrat untuk zink nitrat, heptahidrat untuk zink sulfat, dan ini mirip dengan magnesium dan kobalt(II). Struktur zink sulfat heptahidrat adalah [Zn(H 2 O) 6 ] 2+ [SO 4.H 2 O] 2-. Endapan zink hidroksida juga larut dalam amonia membentuk ion kompleks tetraaminzink(II), [Zn(NH3)4]2+, menurut persamaan reaksi: Zn(OH) 2(s) + 4 NH 3 (aq) →[Zn(NH 3 ) 4 ] 2+ (aq) + 2 OH - (aq)
Zink Oksida Kelompok VI 44 Golongan XII Zink Oksida Zink oksida dapat memperoleh dari sistem pembakaran logam zink di udara atau dekomposisi termal dari zink karbonat menurut persamaan reaksi : 2 Zn (s) + O 2 (g) → ZnO (s) ZnCO 3 (s) →ZnO + CO 2 (g) Zink oksida berupa padatan putih dan mempunyai struktur intan dengan jaringan ikatan kovalen. Dalam kristalnya, setiap atom yang berhubungan oleh empat atom oksigen dalam geometri tetrahedron, dan demikian juga setiap atom oksigen oleh empat atom dalam geometri tetrahedron.
Komparasi Zink dan Magnesium Kelompok VI 45 Golongan XII Komparasi Zink dan Magnesium Banyak kesamaan sifat-sifat fisika dan kimia unsur-unsur golongan 2 dengan unsur-unsur golongan 12, terutama berkaitan dengan kemiripan karakter konfigurasi elektronik, ns 2 untuk golongan 2 dan (n- 1)d 10 ns 2 untuk golongan 12. Kedua golongan ini membentuk kation dipositif dengan kehilangan elektron ns 2. Dalam beberapa hal logam zink juga mirip dengan aluminium, misalnya kationnya bersifat asam Lewis kuat dan terhidrolisis dalam air menghasilkan larutan asam (seperti telah dibicarakan terdahulu), dan logamnya bersifat amfoterik: Zn (s) + 2 H 3 O + (aq) + 2 H 2 O (l) → [Zn(H 2 O) 4 ] 2+ (aq) + H 2(g)
Kadmium Kelompok VI 46 Golongan XII Kadmium Kadmium terdapat dalam mineral "greenockite", CdS, yang relatif jarang dan dalam jumlah yang sangat kecil, kurang dari 1% dalam beberapa bijih zink. Sebagian besar kadmium diperoleh dari leburan zink. Dalam leburan bijih zink yang mengandung kadmium, kedua zink dan endapan lumpur yang diperoleh dari pemurnian elektrolitik logam direduksi secara bersamaan. Oleh karena kadmium lebih mudah menguap zink, dapat diperoleh dengan distilasi fraksional. Pemisahan juga dapat dilakukan dengan pengendapan elektrolitik selektif; Kadmium dapat diendapkan pada voltase yang lebih vendah, karena kurang aktif dibandingkan dengan zink. Cd 2+ (aq) + S 2- (aq) → CdS (s)
Raksa Kelompok VI 47 Golongan XII Raksa Raksa merupakan logam dengan ikatan metalik terlemah di antara semua logam, dan satu-satunya logam berfase cair pada temperatur kamar. Lemahnya ikatan metalik mengakibatkan tekanan uap pada temperatur kamar, dan ini sangat berbahaya karena raksa adalah racun dan jika terhisap oleh makhluk hidup dapat mengakibatkan kematian. Raksa yang banyak digunakan dalam termometer, barometer, panel pengukuran listrik, dan lampu pijar raksa Larutan logam dalam raksa disebut amalgam.
Ektraksi Raksa Kelompok VI 48 Golongan XII Ektraksi Raksa Satu-satunya bijih raksa adalah mineral sinabar, raksa (II) sulfida HgS. Kira-kira 75% logam ini di dunia terdapat sebagai endapan di Spanyol dan Italia. Banyak bijih raksa mengandung kurang dari 1% HgS, sehingga menyebabkan mahalnya logam ini. Raksa secara sederhana dapat diekstrak dengan mengatur bijih raksa (II) sulfida di udara. Logam raksa menguap dan terkondensasi sebagai cairan: HgS (s) + O 2 (g) → Hg (l) + SO ₂ (g)
Senyawa Kelompok VI 49 Golongan XII Senyawa- Senyawa Semua senyawa raksa (lI) mempunyai sifat ikatan kovalen, Raksa (II) nitrat merupakan salah satu dari beberapa senyawa raksa yang larut dalam udara, dan diduga mengandung ion Hg2+. Raksa (ll) klorida dapat terbentuk dengan mereaksikan kedua unsur-unsurnya secara langsung menurut persamaan reaksi: Hg (l) + Cl 2 (g) → HgCl ₂ (s) Senyawa ini larut dalam air hangat, tetapi sifat bukan penghantar listrik dan sifat ini menunjukkan bahwa dalam larutannya spesies ini berada sebagai molekul HgCl ₂, bukan sebagai ion-ionnya. Kelarutan raksa (lI) klorida bertambah dengan penambahan ion klorida berlebihan karena terbentuk ion kompleks tetrakloromerkurat (lI), [HgCl ₄ ]² ⁻.
Thank You for Watching! Kelompok VI Mata Kuliah Kimia Anorganik Logam Pendidikan Kimia C 2018 Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan Any Questions?