1KK/Agust.Doc DR. Agus Triyono Disampaikan pada ; Peningkatan Kemampuan Pelaksanaan Program HIRA dan Mapping Health Risk di Tangerang 2016.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
Advertisements

Oleh : Baju Widjasena Bagian K3 FKM UNDIP
Risk Assessment (Penilaian Resiko)
Perawatan Mesin dan Peralatan
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
AHLI KESELAMATAN KESEHATAN KERJA UMUM
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Potensi Bahaya yg ada di tempat Kerja
DOKUMENTASI PENGELOLAAN LABORATORIUM
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
KONSEP KESELAMATAN KERJA TEORI DAN STATISTIK KECELAKAAN
RESIKO Dan Penanggulangannya K3LH Bagi Peserta Diklat SMK N 4 Langsa Guru Pembimbing: Roy Sari Milda, ST.
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Dasar Menejemen Kelas XI Akuntansi
Kelembagaan K3 Dewan K3 Nasiomal
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Harita Nickel Division
Elemen Sistem Manajemen Bencana
Manajemen Risiko Pertemuan XI
PERLINDUNGAN BAHAYA KEBAKARAN DI RUMAH SAKIT
Daftar Kerugian Potensial
ANALISA KESELAMATAN KERJA
MENGIDENTIFIKASIKAN RESIKO
HIMPUNAN PERATURAN KESELAMATAN & KESEHATAN K3
Audit Internal K3 By : Wahyuni, S.Psi, M.Kes.
ELEMEN SISTEM MANAJEMEN BENCANA
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA, No
PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA BAHAN KIMIA
Keselamatan dan kesehatan kerja
MANAJEMEN RISIKO PROYEK
HIRADC Hazard Identification Risk Assessment and Determining Controls
MANAGEMEN RESIKO Oleh : PANITIA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN.
Integrating Safety, Environmental and Quality Risks for Project Management Using a FMEA Method (Mengintegrasikan Keselamatan, dan Kualitas Lingkungan untuk.
UNDANG-UNDANG YANG BERKAITAN dengan UU Nomor.01 Tahun 1970
Audit Lingkungan Ardaniah Abbas.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
FAKULTAS SAINS & TEKNIK JURUSAN MESIN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Oleh : Rahilla Apria Fatma, S.Kom., MT.
2014 YUSRON ALMAS HUDA JARINGAN KOMPUTER DAN LAN (LOCAL AREA NETWORK)
CV CARBA JARINGAN KOMPUTER DAN LAN (LOCAL AREA NETWORK)
Oleh : Azir Alfanan, S.KM., M.Sc
DOSEN: RINDA ANDHITA, MT
SMK3 : Pengelolaan SDM dan Kepemimpinan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3).
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO (IBBR) =
PRINSIP2 DASAR HI REKOGNISI DALAM HIGIENE INDUSTRI
PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
ALARA Risk Calculator Ricki M Mulia, ST. MSc.
HAZARD MANAGEMENT Keselamatan Kerja.
PENILAIAN KINERJA K3.
STANDAR KESELAMATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
JOB SAFETY ANALYSIS. DASAR PEMIKIRAN Setiap kecelakaan selalu ada penyebabnya Setiap tugas dapat diuraikan ke dalam suatu urutan tahapan sederhana Setiap.
Program Penyehatan Makanan
MANAJEMEN RESIKO.
Pemahaman Struktur pengendalian intern
Abdul latieff HSE Officer. Definisi Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia.
Beberapa contoh bahaya dapat terlihat pada : * Manusia - Sifat ceroboh seorang karyawan * Bahan - Mudah terbakarnya suatu jenis bahan bakar minyak tertentu.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RUMAH SAKIT
Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007
MATERI TRAINING Era revolusi industri (abad 18) Era revolusi industri (abad 18) – Perubahan sistem kerja : – Penggunaan tenaga mesin – Pengenalan metode.
Komitmen dan Kebijakan dalam Membangun Manajemen K3
Perawatan Mesin dan Peralatan
KELOMPOK 1 ANGGOTA : 1. KHARISMA WARIH H. 5. SETYO ARDY W. 2. LIS FIRDINAN 6. SYAUQI R. 3. M. FAISOL ALI 7. WAHYU CAHYONO P. 4. PURNOMO 8. KEVIN RIZKI.
Kecelakaan kerja.
Higiene Industri.
IDENTIFIKASI POTENSI DAN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK DI LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MIPA UNS Anang Kuncoro Rachmad S., S.Si.,
Obyektif Setelah mengikuti pembekalan materi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), audience diharapkan mampu: Berperilaku aman di tempat kerja. Bersikap.
DASAR-DASAR K3 Reny Nugraheni. S.KM.,MM. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Secara Filosofi Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan.
Transcript presentasi:

1KK/Agust.Doc DR. Agus Triyono Disampaikan pada ; Peningkatan Kemampuan Pelaksanaan Program HIRA dan Mapping Health Risk di Tangerang 2016

The Crocodile principle Identify the risk Identify the risk

The Crocodile principle Evaluate the risk Evaluate the risk

The Crocodile principle Eliminate the risk Eliminate the risk

The Crocodile principle Find an alternative Find an alternative

The Crocodile principle Isolate the risk Isolate the risk

The Crocodile principle Personal protective clothing Personal protective clothing

The Crocodile principle If nothing works …get the.. out of there If nothing works …get the.. out of there

4/9/ HAZARD & RISK 1. 1.BAHAYA ( HAZARD) Adalah situasi atau sifat-sifat dari suatu aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerusakan RISIKO ( RISK) Kemungkinan atau probabilitas terjadinya suatu kerusakan atau kecelakaan dalam kurun waktu tertentu

4/9/ Potensi Bahaya Kerja ALAT MANUSIA BAHAN MANUSIA MESIN PROSES

KK/Agust.Doc12 SAFETY HAZARD IDENTIFICATION 1. Bidang Kebakaran : Kebakaran timbul karena perpaduan 3 unsur yaitu Oksigen (O 2 ), Bahan Mudah Terbakar dan Panas. 2. Bidang Mekanik : Mesin-mesin, alat angkat dan angkut (crane). Kecelakaan dapat terjadi karena roda-roda berputar, terjatuhnya barang yang diangkut atau terputusnya tali alat angkat/angkut.

KK/Agust.Doc13 3. Bidang Listrik : KK yang berhubungan dengan listrik. Kecelakaan dapat terjadi karena akibat tersentuh aliran listrik atau hubungan pendek yang mengakibatkan kebakaran. 4. Bidang Uap dan Bejana Tekan : Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat peledakan atau bocornya pesawat uap atau bejana tekan. 5. Bidang Konstruksi Bangunan dan Lift : Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat robohnya bangunan, kebakaran gedung bertingkat dll.

IDENTIFIKASI BAHAYA Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera/loss ? Target apa saja yang terkena/terpengaruh bahaya ? Bagaimana mekanisme cedera/loss dapat timbul? Tahap pertama dalam kegiatan manajemen risiko dimana kita melakukan identifikasi bahaya yang terdapat dalam suatu kegiatan atau proses : Ada tiga pertanyaan yang dapat dipakai sebagai panduan

IDENTIFIKASI BAHAYA BAHAN / MATERIAL ALAT/MESIN METODE KERJA LINGKUNGAN KERJA Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera? Sumber bahaya ditempat kerja dapat berasal dari :

FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN RESIKO KECELAKAAN KERJA & PAK FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN RESIKO KECELAKAAN KERJA & PAK BAHAN ALAT TENAGA KERJA KESEHATAN KESELAMATAN Pengendalian LINGKUNGAN Kerja PROSES APD APM/APD PAKKec. Kerja PAK Kec. Kerja POLUSI NAB

IDENTIFIKASI BAHAYA ManusiaProdukPeralatan/fasilitasLingkunganProsesReputasiLainnya?? Target yang mungkin terkena/terpengaruh sumber bahaya :

TEHNIK IDENTIFIKASI BAHAYA InspeksiPemantauan/surveyAuditKuesioner Data-data statistik Banyak alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahaya di tempat kerja. Beberapa metode/tehnik tersebut :

SIAPA YANG MELAKUKAN PENILAIAN BAHAYA Dapat dilakukan oleh manager/supervisor/ ahli K3 di perusahaan ybs. Dapat dilakukan oleh manager/supervisor/ ahli K3 di perusahaan ybs. Dapat dilakukan oleh pihak ketiga. Dapat dilakukan oleh pihak ketiga. Memahami MSDS/Label/informasi tempat kerja. Memahami MSDS/Label/informasi tempat kerja. Kualifikasi yang melakukan : Kualifikasi yang melakukan : Memahami perat.-peruu. K3 Memahami perat.-peruu. K3 Memiliki keahlian di bidang K3 Memiliki keahlian di bidang K3

Risiko yang bisa diterima Menentukan suatu risiko dapat diterima akan tergantung kepada penilaian/pertimbangan dari suatu organisasi berdasarkan : Tindakan pengendalian yang telah ada Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll) Regulasi/standard yang berlaku Rencana keadaan darurat Catatan/data kecelakaan terdahulu, dll Catatan : walau suatu risiko masih dapat diterima tapi tetap harus dipantau/dimonitor

PENANGANAN RISIKO Bila suatu risiko tidak ingin diterima maka harus dilakukan upaya penanganan risiko agar tidak menimbulkan kecelakaan/kerugian. Bentuk tindakan penanganan risiko dapat dilakukan sebagai berikut : ☻Hindari risiko ☻Kurangi/minimalkan risiko ☻Transfer risiko ☻Terima risiko

HIRARKI PENGENDALIAN ELIMINASI SUBSTITUSI PENGENDALIAN ADMINISTRATIF APD REKAYASA/ ENGINEERING

Hirarki Pengendalian Risiko K3 ☻Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya ☻Substitusi Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta Proses menyapu diganti dengan vakum Proses menyapu diganti dengan vakum Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan ☻Rekayasa Teknik Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding) Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding) Pemasangan general dan local ventilation Pemasangan general dan local ventilation Pemasangan alat sensor otomatis Pemasangan alat sensor otomatis

Hirarki Pengendalian Risiko K3 ☻Pengendalian Administratif Pemisahan lokasi Pemisahan lokasi Pergantian shift kerja Pergantian shift kerja Pembentukan sistem kerja Pembentukan sistem kerja Pelatihan karyawan Pelatihan karyawan ☻Alat Pelindung Diri Helmet Helmet Safety Shoes Safety Shoes Ear plug/muff Ear plug/muff Safety goggles Safety goggles

4/9/ TEKNIK IDENTIFIKASI RESIKO

4/9/ Teknik Identifikasi Resiko 1.Identifikasi Awal 2.Daftar Periksa 3.Job Hazard Analysis (JHA) ; Job Safety Analysis (JSA) 4.Failure Mode Effect Analysis ( FMEA) 5.Hazard Operability Study ( HAZOP)

4/9/ Identifikasi Awal PenyebabResiko yg Mungkin Langkah Pencegahan Kegagalan pada rantai/tali/pengge rek Kejatuhan beban Runtuhnya lengan crane Pemeriksaan rutin sebelum pemakaian,Penguji an scr reguler

2. Daftar Periksa NoKOMPONEN YES NON/A 1Welder memperoleh training OHSv 2APD sesuai dengan hazard yang adav 3Apakah daerah kerja bebas dari bahanmudah terbakar? v 4Apakah alat pemadam tersedia di lokasi? v

Teknik JSA..? 1.Menentukan jenis pekerjaan yg akan dianalisis 2.Menyusun urutan prosedur kerjanya 3.Identifikasi bahaya di setiap tahapan berbagai kemungkinan yg berpotensi celaka. 4.Rekomendasi pengendalian pada masing-masing yg diidentifikasi

4/9/ Failure Mode Effect Analysis Rumit Mengandaikan kegagalan salah satu elemen dalam suatu sistem Ditelusuri penyebab kegagalan Diberi alternatif Pengendalian

2021/4/9 33 HAZOP ( Hazard Operability Study) Berguna untuk identifikasi “ rangkaian proses” Alat bantu analisis menggunakan “ Guide Words/ Kata-kata petunjuk” sbb: 1.More 2.None 3.Less of 4.Part of 5.More than 6.Other than

2021/4/9 34 Pelaku HAZOP –Manajer Plant –Pengawas Proses –Plant engineer –Manajer Perlengkapan –Ahli B3 /K3 –Konsultan Hazop

4/9/ Tahap Perencanaan Instalasi Proses Sebelum dioperasikan proses instalasi Adanya perubahan dalam instalasi Untuk tujuan Pemeliharaan Akan dihentikan Proses

4/9/ KUALITATIF DAN KUANTITATIF KUANTITATIF R = Konsekuensi x Frekuensi (How big is the impact x How often)

ESTIMASI RESIKO SECARA KUALITATIF

4/9/ Estimasi Tingkat Resiko

4/9/ Estimasi Tingkat Keparahan NoTingkat Keparahan KONDISI 1Fatal (Sangat Besar) Kematian > 1 orang, gangguan proses produksi, Proses macet total 2SeriusKehilangan salah satu bagian tubuh, cacat permanen 3Cukup SeriusPerawatan rumah sakit > 3 hari 4RinganLecet, tergores, P3K.

4/9/

4/9/ ALARA RISK CALCULATOR A B C D E Sumber: ALARA Risk Management National Safety Council Australia

4/9/ TINGKAT KEPARAHAN NoKONDISI 1Kematian, Cacat permanen 2Luka Parah 3Hilang waktu kerja rata-rata > 3 hari 4Luka Ringan 5Perawatan Ringan ( Betadin)

4/9/ Tingkat Keseringan (Frekuensi) HurufFrekuensi ASering sekali BPernah terjadi CBisa Terjadi DKemungkinan Kecil terjadi ETidak mungkin terjadi

4/9/ TINGKAT RESIKO TINGGI : NILAI SEDANG : NILAI RENDAH : NILAI

4/9/ Severity Kelas 3 A minor hazard within an acceptable level of risk. Remedial action only when it does not disrupt operations Frequency Kelas 2 A moderate hazard requiring remedial action as soon as practicable Probability Kelas 1 A serious hazard requiring immediate remedial action Total Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1

4/9/ ScoreFrekuensi 50 Fatality – Blindness Permanent disability, amputation, Mutilation Fracture, Dislocation, Laceration requiring stiches Requires medical treatment (more than First Aid), severe strain, sprains, bruises, burns Repeated first aid treatment, deep abrasions, burn degree Once only first aid, minor scratch, minor bruises, dust in eye, slight abrasion, small burn (level 1) 0 No injury

4/9/ ScoreFrekuensi 25 Several employees several times a shift One or two employees once per shift or 3 times per week Once per month 5-9 Every few months 1-4 Once or twice a year 0 never

4/9/ ScoreFrekuensi 25 Certainty Significant chance Possible 5-9 Possible but very unlike 1-4 Extremely unlike

4/9/ RISK ASSESSMENT CALCULATOR

Diagram Alir Penilaian Risiko - Pokok kegiatan - Sumber bahaya - Akibat - Kendali - Pengukuran peluang - Pengukuran konsekuensi - Perhitungan risiko - Penetapan skala dan rating - Penetapan profil Pengendalian risiko Identifikasi Evaluasi

51 Tahap Identifikasi Bahaya terdiri dari 3 kegiatan,yaitu: –Pengenalan Kegiatan adalah tahapan menemukan, mengenali dan mendeskripsikan tahapan kegiatan dari suatu pekerjaan yang dilakukan oleh suatu unit yang menghasilkan atau mendukung produk atau jasa. –Pengenalan Bahaya adalah tahapan untuk menemukan, mengenali, dan mendeskripsikan potensi bahaya yang terdapat dalam setiap tahapan kegiatan atau pekerjaan. Baik yang muncul dari mesin, alat dan bahan; lingkungan kerja; cara kerja; sifat pekerjaan dan proses produksi. –Validasi daftar Bahaya adalah tahapan memasukan setiap sumber bahaya dalam suatu daftar bahaya. Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya 1 1 Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko 2 2 Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko 3 3

52 Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya 1 1 Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko 2 2 Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko 3 3 Apa yang harus diketahui?Bagaimana mendapatkan informasi?  Dimana pekerjaan dilakukan?  Denah lokasi pekerjaan/lay out  Siapa yang melakukan pekerjaan?  Data pekerja, Observasi  Peralatan dan bahan yang digunakan?  Daftar alat dan bahan yang digunakan, LDKB dll  Bagaimana urutan pekerjaan?  Diagram alir/Instruksi Kerja  Tindakan kendali yang telah ada?  Laporan kecelakaan /PAK  Apakah ada peraturan terkait yang mengatur?  Peraturan Perundang-undangan, Standar, dan Pedoman  Wawancara, Inspeksi, Audit dll

LANGKAH 1 : Tentukan Tim Anda (min 3 orang) dan Pilih Ketua Kelompok LANGKAH 2: Tentukan unit kerja yang akan dinilai, kemudian bagilah kedalam sub pekerjaan/kegiatan (min 3 sub kegiatan) LANGKAH 3: Tentukan Bahan/Alat/Lingkungan Kerja yang terlibat dalam setiap sub kegiatan (min. 3 bahan/alat/pesawat) LANGKAH 4: Tentukan Akibat (kecelakaan kerja/PAK) yang mungkin muncul dari setiap bahan/alat/lingkungan kerja yang terlibat 53 PELAKSANAAN PENILAIAN RISIKO

54 No Tahapan Kegiatan Utama Potensi Bahaya Akibat Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja 1234 Form Identifikasi Bahaya Unit Kerja: Tanggal : Pekerjaan Utama: Penilai:

Formulir Identifikasi Bahaya (Form-1) Unit : Bengkel/Workshop Maintenance Pekerjaan : Pengelasan NoKegiatan UtamaPotensi BahayaAkibat Kecelakaan/PAK Persiapan Alat dan Bahan Uap C 2 H 2 Keracunan kronik Kebakaran/Peledakan Botol BajaCedera/Luka Memar Material besiCedera/Luka Memar PanasDehidrasi/Heat Stress 2PengelasanUap C 2 H 2 Keracunan Kebakaran/Peledakan Botol BajaCedera/Luka Memar Partikel GramGangguan pernafasan & mata PanasDehidrasi/Heat Stress Kilatan Sinar/SparksFotokeratitis 3Penyelesaian Pekerjaan Uap C 2 H 2 Keracunan Kebakaran/Peledakan Botol BajaCedera/Luka Memar PanasDehidrasi/Heat Stress

56 Evaluasi risiko pada dasarnya adalah melakukan pengukuran. Pengukuran dalam pedoman ini dilakukan dengan metode semi- kuantitatif, yaitu dengan menilai seberapa besar Peluang dan Konsekuensi apabila suatu risiko benar-benar terjadi. Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya 1 1 Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko 2 2 Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko 3 3

LANGKAH 5: Lakukan pemeriksaan lapangan a. Apakah terdapat sumber bahaya di area kerja? b. Bagaimana pemaparannya? c. Berapa orang yang terpapar dan berapa lama? d. Apakah tindakan pengendalian yang telah ada? LANGKAH 6: Lakukan Pengukuran terhadap Peluang dan Konsekuensi LANGKAH 7: Hitunglah Tingkat Risiko 57

58 Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya 1 1 Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko 2 2 Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko 3 3 TABEL – 1: PELUANG SkalaSifat RutinNon Rutin 1 Secara teori bisa terjadi, tetapi belum pernah mengalami atau pernah mendengar terjadi. Secara teori bisa terjadi, tetapi yakin tidak akan terjadi selama pekerjaan berlangsung 2 Pernah terjadi sekali pada suatu waktu yang tidak diketahui dengan pasti Bisa terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinan akan terjadi sekali selama pekerjaan berlangsung 3 Pernah terjadi dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir Bisa terjadi paling banyak 1 kali selama pekerjaan berlangsung 4 Pernah terjadi dalam masa 3 (tiga) tahun terakhir Bisa terjadi 2-3 kali selama pekerjaan berlangsung 5 Pernah terjadi dalam masa 1 (satu) tahun terakhir Bisa terjadi lebih dari 3 kali selama pekerjaan berlangsung

59  Pengukuran peluang:  Penentuan skala peluang dengan melihat jenis kegiatan, yaitu:  kegiatan operasional rutin yang berulang setiap waktu atau dengan hasil kegiatan yang sama atau hampir sama, atau  kegiatan operasional non-rutin yang tidak berulang yang dilakukan untuk masa tertentu dengan hasil kegiatan yang tidak-sama.  Jika suatu sumber risiko dinilai mempunyai skala peluang berbeda, maka yang digunakan adalah skala peluang yang paling tinggi.  Penentuan peluang kejadian dilakukan menggunakan Tabel-1. Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya 1 1 Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko 2 2 Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko 3 3

60 Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya 1 1 Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko 2 2 Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko 3 3 TABEL – 2: KONSEKUENSI SkalaSub Konsekuensi ManusiaPendapatanKerusakan Aset LingkunganGangguan Usaha 1 Tindakan P3K < 5%< 5% nilai aset< BML<5% < 2 X 24 jam 2 Perawatan medis 5-15%5-15% nilai aset Dapat pulih dengan sendirinya < setahun 5-15% > 2 X 24 jam 3 Cacat permanen 1 orang 15-30%15-30% nilai aset Dapat dipulihkan dengan intervensi manusia dalam waktu <12 bulan 15-30% > 2 X 24 jam 4 Kematian 1 orang; cacat permanen > 1 orang 30-50%30-50% nilai aset Dapat dipulihkan dengan intervensi manusia dalam waktu lama >12 bulan 30-50% > 2 X 24 jam 5 Kematian > 1 orang >50%>50% nilai asetTidak dapat dipulihkan dengan cara apapun. >50% > 2 X 24 jam

61 Pengukuran konsekuensi:  Skala Konsekuensi ditentukan berdasarkan penjumlahan terhadap 5 (lima) sub konsekuensi yaitu dampak terhadap manusia, Pendapatan, Kerusakan Aset, dan Lingkungan serta Gangguan Usaha,.  Jika suatu sumber risiko dinilai mempunyai skala konsekuensi berbeda, maka yang digunakan adalah skala konsekuensi yang paling tinggi;  Untuk skala sub konsekuensi pendapatan dan kerusakan aset mengikuti skala manusia, apabila belum ditetapkan nilai dari suatu unit kerja oleh pengurus;  Penentuan skala konsekuensi dilakukan menggunakan Tabel-2. Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya 1 1 Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko 2 2 Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko 3 3

62 Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya 1 1 Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko 2 2 Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko 3 3 R = P X Σ (K1+K2+K3+K4+K5) RatingSkalaKeterangan A5-19Risiko dapat diterima, langkah pengendalian dinilai efektif B20– 39Risiko belum dapat diterima, perlu tindakan pengendalian C40– 69Risiko tidak dapat diterima, harus tindakan pengendalian D 70– 99Risiko sangat tidak dapat diterima, harus tindakan pengendalian segera E Risiko amat sangat tidak dapat diterima, harus dilakukan tindakan pengendalian segera

63 Langkah penetapan risiko dengan cara:  Mengumpulkan semua rating risiko yang didapatkan (A, B, C, D dan E);  Jika hanya terdapat rating A, B, dan C ditetapkan dengan memilih yang terbanyak yaitu C;  Jika terdapat rating D dan E, ditetapkan dengan memilih yang terburuk, yaitu E Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya 1 1 Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko 2 2 Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko 3 3

64 Identifikasi Bahaya Identifikasi Bahaya 1 1 Evaluasi Risiko Evaluasi Risiko 2 2 Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko 3 3 Eliminasi Substitusi Rekayasa Teknis Rekayasa Administratif Alat Pelindung Diri

LANGKAH 8: Lakukan Pengendalian Berdasarkan Rating Risiko (A. B, C, D atau E) LANGKAH 9: Memantau dan Mendokumentasikan setiap penilaian dan perubahan risiko LANGKAH 10: Kaji ulang Risiko 65

TABEL – 1: PELUANG Skala Sifat RutinNon Rutin 1 Secara teori bisa terjadi, tetapi belum pernah mengalami atau pernah mendengar terjadi. Secara teori bisa terjadi, tetapi yakin tidak akan terjadi selama pekerjaan berlangsung 2 Pernah terjadi sekali pada suatu waktu yang tidak diketahui dengan pasti Bisa terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinan akan terjadi sekali selama pekerjaan berlangsung 3 Pernah terjadi dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir Bisa terjadi paling banyak 1 kali selama pekerjaan berlangsung 4 Pernah terjadi dalam masa 3 (tiga) tahun terakhir Bisa terjadi 2-3 kali selama pekerjaan berlangsung 5 Pernah terjadi dalam masa 1 (satu) tahun terakhir Bisa terjadi lebih dari 3 kali selama pekerjaan berlangsung TABEL – 2: KONSEKUENSI Skala Sub Konsekuensi ManusiaPendapa tan AsetLingkunganGangguan Usaha 1 Tindakan P3K < 5%< 5% nilai aset < BML<5% < 2 X 24 jam 2 Perawata n medis 5-15%5-15% nilai aset Dapat pulih dengan sendirinya < setahun 5-15% > 2 X 24 jam 3 Cacat permanen 1 orang 15-30%15-30% nilai aset Dapat dipulihkan dengan intervensi manusia dalam waktu <12 bulan 15-30% > 2 X 24 jam 4 Kematian 1 orang; cacat permanen > 1 orang 30-50%30-50% nilai aset Dapat dipulihkan dengan intervensi manusia dalam waktu lama >12 bulan 30-50% > 2 X 24 jam 5 Kematian > 1 orang >50%>50% nilai aset Tidak dapat dipulihkan dengan cara apapun. >50% > 2 X 24 jam R = P X Σ (K1+K2+K3+K4+K5) RatingSkala A5-19 B20– 39 C40– 69 D 70– 99 E

67 Formulir Penilaian Risiko U nit Kerja:Tanggal: Pekerjaan:Penilai: No Tahapan Kegiatan Potensi Bahaya Akibat Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja Kendali Risiko Skala Rating Risiko Pelu ang Kon sek

68 No Pokok Kegiatan Potensi Bahaya Akibat Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja Kendali Risiko Skala Rating Risiko PeluangKonse k Persiapan Alat dan Bahan PestisidaKeracunan Akut/kronikSarung tangan31751C SprayerCedera/Luka MemarSepatu Boot2510A EmberCedera/Luka MemarSepatu Boot3515A 2Formulasi Pestisida PestisidaKeracunan Akut/kronikSarung tangan, Stik Pengaduk 41768C Pencemaran ke lingkungan5840C ErgonomisGangguan Tulang Belakang51050C 3Penyemprotan pestisida PestisidaKeracunan Akut/kronikSarung tangan51785D Ular/Binatang BuasKeracunan AkutSepatu boot21734B PanasDehidrasi/Heat StressPakaian Kerja51050C 4Penyelesaian Pekerjaan PestisidaKeracunan Akut/kronikSarung tangan3824B SprayerCedera/Luka MemarSepatu Boot2510A EmberCedera/Luka MemarSepatu Boot3515A

4/9/ PENUTUP Penilaian Resiko berguna untuk meminimalisasi kemungkinan timbulnya kerugian Kuantifikasi risiko akan memudahkan dalam penafsiran biaya kerugian akibat suatu kejadian atau kecelakaan Dapat memberikan tolok ukur cost yang dapat ditekan.

TERIMA KASIH Dr. Agus Triyono,S.Si, M.Kes – Kementerian Ketenagakerjaan R.I Phone : Mobile :

Ergonomi/Agust.Doc71 SHORT CURICULUM VITAE Nama : Dr. Agus Triyono, S.Si, M.Kes Instansi : Kasubdit Pengembangan SDM K3 - Direktorat Bina K3 – Kementerian Ketenagakerjaan HP HP Pendidikan K3: 1. Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia 2. S-2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja – UGM 3. Improvement of Industrial Safety & Health - Japan 4. Safety Officer – Singapore 5. OSH on SME’s – Philipina 6. Ahli K3 7. Pengawas Ketenagakerjaan 8. Operator Radiografi 9. Ahli Radiografi 10. Instrumentasi Nuklir 11. OHSAS Social Acountability Manajemen System Energy Efisiency 14. Assessor Kompetensi 15. Assessor Licensi 16. Lead Auditor OHSAS 18001

KK/Agust.Doc72 Pengalaman Kerja Dosen K3 pada : 1.Universitas Indonesia - Jakarta 2.Universitas Indonusa Esa Unggul - Jakarta 3.Universitas Pembangunan Nasional (UPN) – Jakarta 4.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKIM) – Jakarta 5.STIE Lembaga Administrasi Negara – Jakarta 6.Magister Manajemen Kesehatan – Univ Muhamadiyah Jakarta. Organisasi K3 1.Deputy Sekjen Assosiasi Hiperkes dan KK Pusat – Jakarta ( ) 2.Deputy Sekjen Assosiasi Profesi dan Keahlian Higiene Industri Pusat – Jakarta. 3.Deputy Manajer Mutu Laboratorium K3 Pusat K3 – Jakarta 4.Kepala Sub Bagian Program & Anggaran Pusat K3 Jakarta 5.Kepala Bagian Perlengkapan Biro Umum Sekretariat Jenderal. 6.Kepala Subdit Pengembangan SDM K3 – Direktorat Bina K3