TEKNIK PENGUKURAN ARAH KIBLAT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PETA dan PEMETAAN Bila ada pertanyaan : Facebook : Heryanto
Advertisements

WAKTU SETEMPAT DAN WAKTU UMUM
Menuju ke bentuk peraturan yang sesederhana mungkin.
Perhitungan dan Penentuan Arah Kiblat
Tim UB Seri: Smart learning in digital era Astronomi Dasar.
TATA KOORDINAT BENDA LANGIT
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
BUMI MELAKIKAN 2 GERAKAN
Penentuan Awal Ramadhan dan Syawal 1430 H Penentuan awal masa shaum dan Idul Fitri biasanya ditentukan oleh pengamatan Hilal, sabit Bulan tipis yang nampak.
Bentuk Koordinat Koordinat Kartesius, Koordinat Polar, Koordinat Tabung, Koordinat Bola Desember 2011.
Tata koordinat horizon Tata koordinat ekuator Tata koordinat ekliptika
Pointing Parabola 1.
PENGOPERASIAN ALAT SIPAT DATAR
Materi Kuliah Kalkulus II
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 2)
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB. SEMARANG, 26 MEI - 4 jUNI 2008.
II. SATUAN ARAH DAN PENENTUAN POSISI DALAM ILMU UKUR TANAH
Cara Mencari Arah Kiblat
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
GERAK & POSISI BENDA LANGIT II
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 3)
Koordinat Kartesius, Koordinat Tabung & Koordinat Bola
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN
PENENTUAN POSISI SUATU TITIK
PENGERTIAN SUDUT JURUSAN
GEODESI GEOMETRI I Bidang Referensi Bola Bumi.
THEODOLIT DAN WATERPASS
Markaz/pusat observasi
THEODOLIT DAN WATERPASS
Pengertian Rotasi Rotasi adalah perputaran benda pada suatu sumbu yang tetap, misalnya perputaran gasing dan perputaran bumi pada poros/sumbunya. Untuk.
Teknologi Dan Rekayasa
Sistem Koordinat dan Proyeksi
BAB 8 TRIGONOMETRI Sumber gambar : peusar.blogspot.com.
TRIGONOMETRI.
SELAMAT DATANG SELAMAT DATANG
PEMBAGIAN WILAYAH WAKTU DI INDONESIA
PETA TOPOGRAFI Peta yang memperlihatkan gambaran dari roman muka bumi yang diperkecil menurut suatu ukuran tertentu.
SUDUT.
Ecliptic Longitude (Bujur Astronomis matahari = Thulus Syams), yaitu jarak matahari dari titik aries diukur sepanjang lingkaran ekliptika. Ecliptic Latitude.
Nama : Thalia Pricilla Agista Kelas : IX - 2 No. Induk :
Peredaran Terbit dan terbenam : Perjalanan Semu Matahari, sejajar equator langit
PENGUKURAN POLIGOON by Salmani, ST.,MS.,MT.
NAVIGASI Susunan Koordinat Bumi Ully Wulandari, Skel MSi.
NAVIGASI DARAT Tekhnik untuk menentukan kedudukan suatu tempat dan arah lintasan perjalanan secara tepat baik di medan sebenarnya atau di peta. Diperlukan.
SAINS BUMI dan ANTARIKSA
LINGKARAN Oleh Purwani.
SATUAN, ARAH, DAN PENENTUAN POSISI DALAM ILMU UKUR TANAH
Balai Diklat Keagamaan Surabaya
Pengantar ILMU FALAK Oleh KHOBIBAH, S.Ag, MA, M.Hum 1.
MAGNET BUMI Shofiana Ana Naili Izzah Dyah Ayu Sekar R
GEODESI GEOMETRI I Pendahuluan.
HISAB AWAL WAKTU SHALAT
SEGITIGA PARALAKS Segitiga Paralaks :
KESETIMBAGAN Pertemuan 10.
Pangkalan SMKN 1 Bondowoso
MARI BELAJAR MATEMATIKA
Jam/Kompas/Tanda Jejak
(Relativitas Gerak Klasik)
Moelki Fahmi Ardliansyah, S.H.I., M.H..  Secara bahasa falak berarti “orbit” atau “lintasan benda-benda langit”.  Ilmu falak adalah ilmu pengetahuan.
Nama kelompok Muhammad Baidlawi Caprio Al amin Bella Khoirunisa Satria Abdi Darma Agung Puput Ari wibowo.
Oleh Otong Suhyanto, M.Si
Pengukuran Sudut Sudut adalah bangun yang dibentuk oleh 2 sinar garis yang bersekutu pada pangkalnya. 2 sinar garis itu disebut kaki sudut. Pangkal kedua.
Koordinat Polar Dalam beberapa hal, lebih mudah mencari lokasi/posisi suatu titik dengan menggunakan koordinat polar. Koordinat polar menunjukkan posisi.
Oleh : Feri Moch. Suandi Pembimbing : Hidayat, M.T.
SEKITAR PERSOALAN MENGHADAP KIBLAT DALAM SHALAT
ROTASI BUMI TATA KORDINAT BUMI.
TEKNIK GEOMATIKA DAN GEOSPASIAL
PENGUKURAN POLIGOON by Salmani, ST.,MS.,MT.
Vernal Equinox Bumi kita bergerak mengelilingi matahari, sehingga menimbulkan kesan semu bahwa matahari–dari sudut pandang kita di Bumi–bergerak mengelilingi.
Arah, Sudut dan Luas Oleh : Rifayani Fadhilah
Transcript presentasi:

TEKNIK PENGUKURAN ARAH KIBLAT OLEH : H. Wendi Herwanto, S.Ag, M.Si Kantor Wilayah Kemenag. Prov. Sumsel Disampaikan pada acara Bimtek Hisab Rukyat Tahun 2019

A. PENGERTIAN Kiblat pada asalnya mempunyai pengertian wijhah yaitu arah, yang dimaksud disini adalah Ka'bah, sinonimnya adalah kata Syatrah, disebut juga As-Simt dalam bahasa latinnya disebut Azimut, yaitu harga sudut suatu tempat yang dihitung sepanjang horizon dari titik Utara ke Timur searah jarum jam. Di seluruh titik permukaan bumi dapat ditentukan kemanah arah kiblatnya dengan cara perhitungan dan pengukuran. Oleh karena itu, perhitungan arah kiblat adalah perhitungan untuk mengetahui dan menetapkan kearah mana Ka'bah di Mekah itu dilihat dari suatu tempat dipermukaan bumi.

B. DASAR HUKUM 1.Al-Qur’an 2.Hadits

sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96], Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

C. HUKUM MENGHADAP KIBLAT 1.Hukum Wajib, yaitu ketika shalat, baik shalat fardlu atau shalat sunat karena menghadap kiblat adalah syarat syahnya shalat. 2.Hukum Sunnah, yaitu ketika membaca Al-Qur'an, berzikir dan lain-lain. 3.Hukum Haram, yaitu ketika buang air besar atau kecil menghadap kiblat. 4.Hukum Makruh, yaitu ketika buang air besar atau kecil membelakangi kiblat.

D. FATWA MUI NO. 5 TAHUN Kiblat bagi orang yang shalat dan dapat melihat Ka'bah adalah menghadap ke bangunan Ka'bah ('ainun Ka'bah). 2.Kiblat bagi orang yang shalat dan tidak dapat melihat Ka'bah adalah arah Ka'bah (jihat al- Ka'bah). 3.Kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke barat laut dengan posisi bervariasi sesuai dengan letak kawasan masing-masing

E. PENENTUAN ARAH KIBLAT 1.Arah Utara Geografis 2.Bayang-bayang ke Ka'bah

A). Arah Utara Geografis Contoh cara menghitung Arah Utara Geogafis Data : Lintang Mekah= 21º 25' LU Bujur Mekah= 39º 50' BT Lintang Palembang= -2º 59' LS Bujur Palembang= 104º 47' BT RUMUS BANTU a= 90º - Lintang Palembang b= 90º - Lintang Mekah c= Bujur Palembang - Bujur Mekah a.= 90º - (-2º 59 ')= 92º 59' b.= 90º - 21º 25' = 68º 35' c.= 104º 47' - 39º 50' = 64º 57'

RUMUS : Cotan B = Cotan b Sin a - Cos a Cotan c Sin c Cotan B = Cotan 68º 35' Sin 92º 59' - Cos 92º 59' Cotan 64º 57' Sin 64º 57 a. Operacional Kalkulator :Casio Fx. 120, 124, º 35' Tan 1/x x 92º 59' Sin = : 64º 57' Sin = - 92º 59' Cos x 64º 57' Tan 1/x = 1/x Inv Tan Inv 00 = 65º 27' 14,87" ( U – B ) = 24º 32' 45,13" ( B - U) = 294º 32' 45,1" UTSB

b. Casio Fx , 3900, º 35' Tan Inv 1/x x 92º 59' Sin = : 64º 68º 35' Tan Inv 1/x x 92º 59' Sin = : 64º 57'Sin = - 92º 59' Cos x 64º 57' Tan Inv 1/x 57'Sin = - 92º 59' Cos x 64º 57' Tan Inv 1/x = Inv 00 = Inv 00 = 65º 27' 14,87" ( U - B ) = 65º 27' 14,87" ( U - B ) = 24º 32' 45,13" ( B - U) = 24º 32' 45,13" ( B - U) = 294º 32' 45,1" UTSB = 294º 32' 45,1" UTSB c.Karce 131 Scientific, Casio Fx. 350 MS SVPAM, 4000 P, 4500 P, 5000 P 4000 P, 4500 P, 5000 P 1 : Tan 68º 35' x Sin 92º 59' / Sin 64º 57' = - Cos 92º 59' x 1 : Tan 64º 57‘ = Shift Tan Ans = Shift 00 = 1 : Tan 68º 35' x Sin 92º 59' / Sin 64º 57' = - Cos 92º 59' x 1 : Tan 64º 57‘ = Shift Tan Ans = Shift 00 = = 24º 32' 45,13" ( B - U) - 90 = 24º 32' 45,13" ( B - U) - 90 = 65º 27' 14,87" ( U - B ) 360 = 65º 27' 14,87" ( U - B ) 360 = 294º 32' 45,13" UTSB = 294º 32' 45,13" UTSB

B). Menentukan Arah Utara Goegrafis Tongkat Istiwa' –Tancapkan tongkat lurus pada pelataran dengan panjang tongkat ± 30 cm diameter 1 cm. –Lukis sebuah lingkaran, berjari-jari ± 20 cm yang berpusat pada pangkal tongkat. – Amati bayang-bayang sebelum tengah hari dan sesudahnya. Semua bayang akan menunjuk ke arah barat. Semakin siang bayang-bayang semakin pendek dan menunjuk kearah timur. Dalam perjalanannya bayang-bayang tongkat akan menyentuh lingkaran dua kali pada dua tempat. Kedua sentuhan inilah diberi tanda lalu dihubungkan satu sama lainnya dengan garis lurus. Garis inilah garis Barat - Timur.

Titik I Titik II T B U S

b. Kompas

1. Mengukur Arah Kiblat Utara Geografis dengan Theodolit

1. Pasanglah Theodolit pada tiangnya. 2. Buatlah garis Barat - Timur dengan bantuan kompas (270º) 3. Hidupkan Theodolit lalu arahkan teropong ke Titik Barat persis pada garis Vertikal teropong 4. Kuncilah Theodolit, tekan "0" atau reset hingga display tampil "nol" 5. Putar Theodolit sebesar Perhitungan Kiblat dari Barat ke Utara 6. Kuncilah Theodolit, bidik kesuatu Titik lalu beri tanda, tarik Garis ke Titik Pusat theodolit, inilah Kiblat yang diukur.

Mengukur Arah Kiblat Utara Geografis dengan Theodolit 1.Pasang dan Hidupkan Theodolit 2.Bidik Titik Pusat Matahari 3.Kuncilah Theodolit 4.Tekan Tombol "O" set atau Reset sehingga display tampil Nol 5.catat waktu Pembidikan (W) misalnya pukul : Konversi Waktu Pembidikan dengan GMT : = di kurang 7 jam 7.Mencari Deklinasi Matahari (d) di Efhemeris (mis. Pukul : 3.00 GMT) 8.Menghitung Meridian Pass (MP) dengan Rumus : MP = (105 - l / 15) + 12 – e 9.Menghitung Sudut Waktu Matahari (to) dengan Rumus to = Wib + e - Kwd : x Menghitung Azimut Matahari (Ao) dengan Rumus = Cos p x tan d : sin t - sin p : tan t = Harga Mutlak =

Contoh Perhitungan Arah Kiblat Utara Sejati (Theodolit) di Kota Palembang pada tanggal 14 Agustus 2019 Pukul 10 Wib. Data  Sudut Kiblat= 65º 27'  Sudut Waktu Matahari= Wib + e - Kwd : x 15  Deklinasi Matahari= 14º 28' 29”  equation of time= -4' 49”  Lintang = -2º 59'  Meridian Past (Mp)= 0 º 0' 52” (-4' 49”)  t (sudut waktu Mh)= 12º 5' 41”  t= 12º 5' 41” - 10(exe) x 15  t= 31º 25' 15”

Lanjutan AZIMUT MATAHARI  Rumus = Cos p x tan d : sin t - sin p : tan t = shif tan (cos -2 º 59' x tan 14º 28' 29” : sin 31º 25' 15” - sin -2 º 59' : tan 14º 28' 29”) Am= 34º 50' 33” = 180 º + 34º 50' 33” + 65º 27' UTS= 280 º 17' 33” 12. Putar theodolit sebesar angka UTS 13. Tekan Tombol 0 reset 14. Putar thedolit Sebesar sudut Kiblat = 294 º

Catatan  Jika dek.mth lebih besar Lintang & pembidikan Sblm Dzuhur = 180º + Am + SK  Jika dek. Mth lebih besar dr lintang & Pembidikan sesudah Dzuhur = SK + Am  Jika Dek. lebih Kecil dr lintang & Pembidikan sblm Dzuhur = 180º - Am - SK  Jika Dek. lebih Kecil dr lintang & Pembidikan sesudah Dzuhur = Am + SK

Mengukur Arah Kiblat Utara Geografis dengan Tangens (Busur Derajat) 1.Buat garis Timur – Barat (T-B) dengan bantuan Kompas atau Theodolit. 2.Tentukan Titik A dan B pada garis (T-B) dengan Jarak 200 cm 3.Hitung Azimut Kiblat dari Barat - Utara 4.tan kiblat (Palembang = tan 24º 33' x 200 = 91,356 dibulatkan 92 cm. 5.tarik Garis sebesar 92 cm dari Ttitk B ke Azimut Kiblat. 6.Tarik garis dari titik A ke Azimut Kiblat. 7.Garis inilah kiblat.

Kiblat Tangens U S Palembang 2 o 59‘LS, 104 o 57’ BT A B C 200 cm 65 o 18’00.00” 9 2 C m

B) Bayang-bayang ke Ka'bah

Palembang Mekah Pada tanggal 27 atau 28 Mei dan 15 atau 16 Juli saat Dzuhur di Mekah dapat dipakai acuan pengamatan bayang-bayang arah kiblat. WIB = Waktu Saudi + 4 jam Zenith (Dzuhur) ( ’ BT, ’ LU) Deklinasi Matahari = Lintang Geografis Mekah

2. Bayang-bayang Kiblat. 1.Menghitung arah (Azimut) kiblat lokasi. 2.Menghitung kapan matahari membuat bayang-bayang. 3.Mengamati lalu melukiskan sebagai arah kiblat.

Bayang-bayang kiblat Kota Palembang tanggal 14 Agustus 2019 Data : 1.Lintang tempat (P)= -2º 59 ' 2.Bujur tempat (L)= 104º 47' 3.Arah Kiblat (Ak)= 24º 33' 4.Deklinasi Mh (dm)= 14º 28' 29” 5.Equation Of Time (e)= -4' 49" 6.Unsur Rumus : Az= 90 – Ak= º 33' = 65º 27' a= 90 – dm= 90 – 14º 28' 29"= 75º 31' 31" b= 90 – P= 90 – (-2º 59 ')= 92º 59' 7. MP= 12 – e= 12 – (- 0º 4' 49")= 12º 4' 49" 8. Intr= L – Ld= º 47'= 0º 0' 52" Rumus : Cotan P= cos b tan Az Cotan P = cos 92º 59' x tan 65º 27'

0perasional Kalkulator : Shift tan (1 / (cos 92º 59' tan 65º 27' ) Exe - 83, Shift 00 P= -83º 29' 59,16" Cos (C-P)= cotan a tan b cos P Cos (C-P)= cotan 75º 31' 31" x tan 92º 59' x cos - 83º 29' 59,16“ Operacional Kalkulator : 1/tan 75º 31' 31" x tan 92º 59' x cos -83º 29' 59,16" exe Shift Cos Ans Exe Shift ºº = 158° 39' 35" C - P = 124° 6' 27,69"

Bayang-bayang Kiblat C – P = 124º 6' 27,69" P = -83º 29' 59,16" + Jlh = 40º 36' 28,53" = 15 : = 2j 42m 25,9d MP = 12j 04m 49d + LMT = 14j 47m 14,9d Kwd = 0j 00m 52d + Wib. = 14j 48m 6,9d

Matahari : Setelah Ashar/Sore Bayangan setelah Ashar/sore T B U S Ka’bah