PRINSIP DASAR TEKNIK DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN JEMBATAN PELATIHAN PEMERIKSAAN JEMBATAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Rangka Batang Statis Tertentu
Advertisements

Bismillah hirohman nirohim assalamu’alaikum wr wb
Perencanaan Struktur Baja
Konsep-konsep Dasar Analisa Struktur
TKS 4008 Analisis Struktur I
Rangka Batang Statis Tertentu
Tegangan – Regangan dan Kekuatan Struktur
KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR
Struktur bangunan tingkat tinggi
ARSITEKTUR & KEKOKOHAN
METODA PELAKSANAAN JEMBATAN
KONSTRUKSI BANGUNAN KARAKTER BANGUNAN.
PENULANGAN GESER TEKNIK SIPIL UNSOED 2010 Pertemuan X 1.
GEDUNG BERTINGKAT RENDAH
PENDAHULUAN Struktur Beton SI-3112.
Profil Gabungan Pertemuan 16
Matakuliah : S0094/Teori dan Pelaksanaan Struktur Baja
ARSITEKTUR & KEKOKOHAN
Perencanaan Batang Tarik
Pertemuan Ke-6 Perencanaan Batang Yang Menerima Momen dan Gaya Normal
Matakuliah : S0512 / Perancangan Struktur Baja Lanjut
Pertemuan 05 dan 06 Keseimbangan
Pondasi Pertemuan – 12,13,14 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Beton
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
Pertemuan 3 – Metode Garis Leleh
RENCANA PONDASI msantosa©2008.
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
Hubungan Tegangan dan Regangan (Stress-Strain Relationship) Untuk merancang struktur yang dapat berfungsi dengan baik, maka kita memerlukan pemahaman.
Lentur Pada Balok Persegi
ANALISA GAYA, TEGANGAN DAN REGANGAN
Pengantar MEKANIKA REKAYASA I.
PERTEMUAN 2 PLAT DAN RANGKA BETON.
Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan
TORSI MURNI Pertemuan 19-20
KONSTRUKSI BAJA I NIRWANA PUSPASARI,MT..
Kapasitas Maksimum Kolom Pendek
Pertemuan 10 Tegangan dan Regangan Geser
Teori Ilmu Konstruksi Bangunan Pertemuan 1
TUMPUAN Pertemuan 5-6 Matakuliah : R0474/Konstruksi Bangunan I
PEMBEBANAN dan PRINSIP MEKANIKA
Matakuliah : R0132 – Teknologi Bahan Tahun : 2006
VII. Fender dan Alat Penambat
ANALISIS GEMPA DENGAN SAP
Pertemuan 12 Konstruksi komposit
Perencanaan Batang Tarik Pertemuan 3-6
Kapasitas Maksimum Kolom Pendek
Menggunakan Grafik-Grafik
JONI RIYANTO M. IQBAL PAMBUDI M. NURUL HUDA RIAN PRASETIO
ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR BETON PRATEGANG
KONSEP DASAR TUMPUAN, SFD, BMD, NFD PERTEMUAN II.
Matakuliah : S0362/Konstruksi Bangunan dan CAD II Tahun : 2006 Versi :
II. ANALISIS DAN DISAIN SISTEM PELAT LANTAI
PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS Study Kasus : Proyek Hotel Brawa Residences.
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Paku merupakan alat sambung yang umum dipakai dalam konstruksi maupun struktur kayu. Ini.
Dosen pembimbing Nanang R, Ir.MT SUWARNO ( ) JOKO.J( ) YOSUA ARYA SYAPUTRA ( ) ANDRIAN DWI ULIANTO.
MODUL 4 MATERI III MENENTUKAN MODEL STRUKTUR JEMBATAN BAJA
JEMBATAN BETON BERTULANG DI SUSUN OLEH : DANIEL SITOMPUL DEDEN SUDJADNIKA UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG 2012.
PROPOSAL TESIS TEMA : PERMODELAN SAMBUNGAN BAUT PADA JEMBATAN BALOK GIRDER GUSTI MUHAMMAD RASYID H2A REKAYASA STRUKTURAL PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK.
SEPINTAS SPESIFIKASI UMUM 2018
BANGUNAN PELENGKAP JEMBATAN
Pemeliharaan Berkala.
KERUSAKAN DAN PENANGANAN SIAR MUAI
Kerusakan/Penanganan Landasan Jembatan
Dasar-Dasar Perhitungan Beton Bertulang IKHSAN PANGALITAN SIREGAR, ST. MT.
STRUKTUR KONSTRUKSI BETON BEKISTING PENULANGAN BETON KONVENSI ONAL -BAMBU -PAPAN NON KONVENSI ONAL -SISTIM DOKA -PERI -ALUMA DLL. TULANGAN POLOS ( fy =
Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Bandung, November 2018 Oleh : Giva H. Zahara ( ) Kurnia Dewi Mulyani ( ) TUGAS GEOTEK TANAH.
A. Pengertian dan Fungsi. Pondasi banguan adalah konstruksi yang paling pentingpada suatu bangunan karena pondasi berfungsi sebagai : Penahan seluruh beban.
Transcript presentasi:

PRINSIP DASAR TEKNIK DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN JEMBATAN PELATIHAN PEMERIKSAAN JEMBATAN

 GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA JEMBATAN ;  Beban Mati/Permanen S emua beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan, termasuk segala unsur tambahan tetap yang dianggap merupakan satu satuan

 Beban Hidup (Lalu lintas dan Pejalan Kaki) Beban yang berasal dari berat kendaraan yang bergerak dan pejalan kaki. Beban hidup pada jembatan ada dua macam “T” dan “D”. Beban “T” digunakan untuk perhitungan lantai kendaraan. Beban “D” biasanya digunakan untuk perhitungan gelagar jembatan

Aksi-aksi lainnya : -Penurunan -Deformasi, rangkak, susut -Temperatur -Prategang -Aliran air -Tekanan angin -Gempa

Dengan adanya beban/gaya dengan besaran dan arah tertentu pada struktur jembatan, melalui analisis struktur bisa diketahui reaksi perletakan dan kemudian bisa diketahui bahwa suatu elemen struktur jembatan menahan satu Gaya Aksial, atau satu Momen Lentur, atau satu Gaya Lintang, atau satu Gaya Torsi, atau menahan 2, atau 3, atau semua gaya-gaya tersebut pada waktu bersamaan

Gaya aksial adalah gaya yang bekerja pada pusat aksis (sumbu) elemen struktur Gaya lintang atau gaya geser bekerja tegak lurus terhadap aksis (sumbu) elemen struktur

Regangan : perubahan relatif ukuran/ bentuk benda yang mengalami tegangan, sebuah batang yang mengalami regangan akibat gaya tarik F. Tegangan,  = F/A Regangan,  =  L /L o Gaya yang terjadi pada elemen batang rangka adalah gaya aksial tarik atau tekan Jembatan gantung

PERGERAKAN STRUKTUR JEMBATAN

METODE PERENCANAAN  Desain Tegangan Izin (ASD : Allowable Stress Design) Konsep ASD (Allowable Stress Design) adalah tegangan yang terjadi harus lebih kecil dari tegangan ijin. Tegangan yang terjadi dihitung berdasarkan pada beban yang terjadi pada struktur atau member sedangkan tegangan ijin didapat dari kekuatan maksimum material dibagi dengan safety factor. Jadi : Tegangan yang terjadi <= Kekuatan maksimum material / Safety Factor

 Desain Kekuatan Batas LRFD (Load and Resistance Factor Design) Konsep LRFD adalah beban kerja yang telah dikalikan dengan suatu Faktor Beban ( Load Factor) harus lebih kecil atau sama dengan beban ijin yang telah dikalikan dengan suatu Faktor Reduksi (Reduction Factor) Faktor Beban nilainya > 1 sedangkan Faktor Reduksi nilainya < 1 Jadi : Faktor Beban x Beban Kerja <= Faktor Reduksi x Beban Ijin

PENILAIAN KONDISI JEMBATAN  Penilaian beban jembatan digunakan untuk menentukan kapasitas beban hidup yang ada pada jembatan  Setiap elemen jembatan mempunyai nilai yang berbeda, dan penilaian beban jembatan tergantung pada kondisi elemen yang paling kritis

 Penilaian beban jembatan ini dinyatakan dalam satuan ton dan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

 Penilaian inventarisasi Menyatakan kondisi eksisting jembatan dan kondisi material yang digunakan sehubungan dengan kerusakan yang terjadi  Penilaian kondisi jembatan pada saat berfungsi Penilaian beban pada saat jembatan berfungsi secara umum menyatakan kondisi beban hidup yang diizinkan melewati jembatan  Penilaian kendaraan Penilaian kendaraan beban truk merupakan penilaian beban pada saat jembatan berfungsi

KLASIFIKASI JEMBATAN Bentang sederhana

Bentang menerus

Kantilever

HUBUNGAN LANTAI DENGAN GELAGAR Tidak komposit Komposit

FONDASI Fondasi dangkalFondasi dalam Tiang Pancang atau Tiang Bor

KOMPONEN DAN ELEMEN JEMBATAN Lantai Jembatan : Menahan langsung beban lalu lintas Bangunan Atas : Menahan dan meneruskan beban lantai ke bangunan bawah melalui perletakan Bangunan bawah : Menahan dan meneruskan beban dari bangunan atas ke fondasi Fondasi : Menahan seluruh beban jembatan dan meneruskan ke dalam tanah Siar muai : Mengakomodasi muai susut struktur bangunan atas, kontraksi dan rotasinya

SAMBUNGAN Baut mutu tinggi :  ASTM A307 – low carbon steel  ASTM A325 – high strength steel  ASTM A490 – high strength alloy steel

SIAR MUAI ( EXPANSION JOINT)

PANJANG JEMBATAN Yang dimaksud dengan jembatan adalah struktur dengan panjang lebih dari 6 meter (20’)

BANGUNAN ATAS Gelagar pelat beton Gelagar baja Gelagar rangka baja Gelagar beton bertulang Gelagar beton prategang

Jembatan Pelengkung beton Jembatan Pelengkung rangka baja Jembatan kabel

SISTEM STRUKTUR BANGUNAN BAWAH JEMBATAN  Kepala Jembatan  Pilar  Fondasi Pangkal Jembatan Pilar

JALAN PENDEKAT Bagian yang menghubungkan konstruksi perkerasan jalan dengan kepala jembatan (Abutment) Penyebab terjadinya penurunan jalan pendekat :  Pemadatan yang kurang sempurna pada saat pelakasanaan, akibat tebal pemadatan tidak mengikuti ketentuan pelaksanaan atau kadar air optimum tidak terpenuhi.  Karena air mengalir keluar, dimana terjadi kapilerisasi pada lapisan atau kelurusan air melalui saluran drainase sehingga ada perubahan tegangan efektif.  Pemadatan lapisan timbunan jalan pendekat yang berlebih, dimana terjadi perubahan kadar air yang mengakibatkan pengembangan lapisan tanah yang dapat mendesak permukaan perkerasan ke atas. Jalan pendekat turun

BANGUNAN PENGAMAN JEMBATAN Bisa berupa : krib (bangunan pengarah aliran air), pengendali dasar sungai (groundsill atau bottom controller), talud, turap, fender, dinding penahan tanah dan pengaman dasar sungai. Pengaman pangkal jembatan yang sudah rusak