Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian PTM di Jawa Timur DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR “Pelatihan PANDU Penyakit Tidak Menular ” 14 Oktober 2019
Transisi Epidemiologi Berdasarkan DALYs Lost Menurut 3 Kelompok Penyakit 1997-2017 (Indonesia BOD Study)
PERGESERAN BEBAN PENYAKIT 20 Peringkat teratas DALYs Tahun 1990 dan 2017 di Indonesia Sumber: IHME Global Burden of Disease, 2017 Anung untuk Diseminasi Serobrokardiovaskular
TREN PTM DAN FAKTOR RISIKONYA Indikator obesitas pada dewasa yaitu IMT ≥ 27,0 Indikator obesitas sentral, yaitu lingkar perut perempuan > 80 cm dan Laki-laki > 90 cm
2.6 PENDAHULUAN
Proporsi Hipertensi di Jawa Timur berdasarkan pengukuran Riskesdas 2018
THE MISSING MEN Hanya 3 dari 10 penderita PTM yang terdeteksi, selebihnya tidak mengetahui bahwa dirinya sakit karena PTM Dari 3 penderita PTM tersebut hanya 1 orang yang berobat teratur. Riskesdas 2018
PEMBIAYAAN KATASTROPIK P2PTM 1.Penyakit Jantung: 52% (10,5 T) 2. Kanker: 17% (3,4 T) 3. Stroke : 13% (2,6 T) 4. Gagal Ginjal Kronik: 12% (2,4 T) 5. Thalasemia: 2% (490 M) 6. Haemofilia: 2% (358 M) 7. Cirosis Hepatis: 2% (334 M) 8. Leukemia: 2% (333 M) Pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2018 menunjukkan sebanyak 1,3 juta orang atau 0,8% peserta JKN mendapat pelayanan untuk penyakit Katastropik, yang menghabiskan biaya sebanyak 20,4 triliun rupiah
Tantangan Pembangunan Kesehatan Kurang bergerak, konsumsi rendah serat dan tinggi GGL, merokok, alkohol, stres. Penyakit Menular masih merupakan masalah dan PTM semakin meningkat Usia produktif dan usia lanjut meningkat yang rentan terhadap PTM Masalah gizi buruk / kurang, kurus dan pendek (Stunting), kegemukan dan obesitas pada anak, remaja dan dewasa
TRANSISI PERILAKU OBESITAS Minum alkohol Merokok usia 10-18 th Kurang aktivitas fisik Kurang konsumsi sayur dan buah Merokok usia 10-18 th Minum alkohol OBESITAS 21,8% 3,3% 9,1% 15,4% 3% 95,5% 7,2% 33,5% 93,5% Riskesdas, 2013 Riskesdas, 2018 26,1%
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN (2005-2024) RPJMN I 2005-2009 RPJMN II 2010-2014 RPJMN IV 2020-2024 RPJMN III 2015-2019 Universal Coverage Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan Upaya Kuratif Upaya Preventif, Promotif Sebagai upaya mencapai komitmen global serta peningkatan kualitas SDM kedepan, arah pembangunan kesehatan Indonesia dari tahun 2005 – 2024 didorong ke arah upaya promotif dan preventif, serta peningkatan universal health coverage menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Untuk PTM promotif dan preventif dilaksanakan untuk mengubah perilaku dan deteksi dini FR PTM Pendukung/penunjang Upaya promotif dan preventif, serta peningkatan universal health coverage menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Dalam pengendalian PTM Upaya Promotif dan Preventif PTM dilaksanakan untuk mengubah perilaku masyarakat dan deteksi dini F R PTM
Peningkatan upaya promotif dan preventif KEBIJAKAN dan STRATEGI PENCEGAHAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI JAWA TIMUR UU 36/2009 ttg Kesehatan Peningkatan upaya promotif dan preventif Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat Peningkatan peran multidisiplin dan lintas sektoral: kemitraan & jejaring kerja Penguatan peran pemerintah /pemerintah daerah : kearifan lokal/karakteristik Pendekatan berjenjang dari masyarakat - ke pelayanan kesehatan tersier dengan rujuk balik : pendekatan siklus kehidupan Dukungan ketersediaan infrastruktur dengan kendali mutu pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang profesional pada setiap tatanan. RPJMN 2015-2019 RENSTRA KEMENKES 2015-2019 PERDA PROV. JATIM NO 1/2016 TTG SISTEM KESEHATAN PROVINSI Kebijakan dan Strategi Pengendalian PTM dengan memperhatikan UU kesehatan, RPJMN, Renstra termasuk target Global dan regional untuk pengendalian PTM PERDA PROV. JATIM NO 2/2016 TTG UPAYA KESEHATAN
Kurang aktivitas fisik FOKUS STRATEGI PTM Pengukuran Obesitas Cek TD, Gula darah sewaktu, UKBM: POSBINDU Kurang aktivitas fisik Merokok Alkohol Pola Makan Tidak Sehat Lingkungan Tidak Sehat Faktor Risiko Detect PKP/Klinik SADANIS dan IVA Prevent KTR di sekolah Imunisasi Respon PANDU PTM + Rujukan Krio terapi Konseling UBM dan Quitline PKP/Klinik
PENDEKATAN PELAYANAN MELALUI SIKLUS KEHIDUPAN BAYI DAN BALITA KELUARGA ANAK USIA SEKOLAH KELUARGA INSTITUSI SEKOLAH USIA PRODUKTIF KELUARGA INSTITUSI TEMPAT KERJA LANSIA KELUARGA STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDEKATAN KELUARGA INTEGRASI UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT INTEGRASI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
INDIKATOR PIS-PK RPJMN SPM RENSTRA P2PTM 1. Prevalensi tekanan darah tinggi 25,8% 23,4% 2. Mempertahankan prevalensi obesitas 15,4% 3. Prevalensi merokok pada penduduk usia ≤ 18 tahun 7,2% 5,4% 1. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu 2. Persentase desa / kelurahan yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM 3. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim pada perempuan usia 30-50 th 4. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), minimal 50% sekolah 5. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak INDIKATOR RPJMN INDIKATOR RENSTRA INDIKATOR P2PTM Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur 2. Anggota keluarga tidak ada yang merokok INDIKATOR PIS-PK INDIKATOR SPM 1. Pelayanan kesehatan pada usia produktif 2. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 3. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus
PREVALENSI KANKER BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER MENURUT PROVINSI (PER MIL), 2013-2018 1.4 2013 : wawancara semua umur berdasarkan diagnosis dokter (belum ada provinsi Kalimantan Utara) 2018 : wawancara semua umur berdasarkan diagnosis dokter
KEBIJAKAN UMUM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KANKER PENCEGAHAN PREMORDIAL PENCEGAHAN PRIMER PENCEGAHAN SEKUNDER PENCEGAHAN TERSIER SURVEILANS PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO REGULASI YANG EFEKTIF DAN TEGAS PROMOTIF PREVENTIF PENEMUAN DINI DAN PENGOBATAN YANG ADEKUAT JEJARING PENGOBATAN DAN RUJUKAN PARADIGMA SEHAT (genital hygiene) IVA TES CRYO TERAPI IMUNISASI
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KANKER PAYUDARA DAN LEHER RAHIM DI JAWA TIMUR
TUJUAN PENGENDALIAN KANKER DI INDONESIA 1 Meningkatkan deteksi dini, penemuan dan tindak lanjut dini kanker RESPOND PREVENT DETECT HEALTH PROMOTION SPECIFIC PROTECTION EARLY DX & PROM TX DISABILITY LIMITATION REHABILITATION Leavel & Clark 3 2 Menurunkan angka kematian akibat kanker Meningkatkan kualitas hidup penderita kanker
Kegiatan pencegahan dan Pengendalian Kanker serviks dan Payudara di Jawa Timur MELAKUKAN SOSIALISASI MENGENAI KANKER SERVIKS PADA WANITA MELAKUKAN SOSIALISASI DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA WANITA MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK PADA WANITA USIA 30 – 50 TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE IVA TES DI PUSKESMAS DAN PONKESDES MELAKUKAN KEGIATAN DETKSI DINI KANKER SERVIKS DI INSTANSI PEMERINTAH DAN SWASTA JUGA ORGANISASI MASYARAKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE IVA TES
PEMERIKSAAN IVA TEST 2015 - 2018
3 PILAR PEMBANGUNAN KESEHATAN DI TINGKAT OPERASIONAL MENTERI KESEHATAN TERINTEGRASI DAN TERKOORDINASI meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya dan kesehatan keluarga pada khususnya, pembiayaan kesehatan yang efektif melalui JKN, optimalisasi pencapaian SPM, serta tercapainya target SDGs 2030
FOKUS STRATEGI PERCEPATAN Pengukuran Obesitas Cek TD, Gula darah sewaktu UKBM: POSBINDU Rokok Alkohol Pola Makan Tidak Sehat Lingkungan Tidak Sehat Faktor Risiko Kurang aktivitas fisik Detect SADANIS dan IVA PIS-PK PKP KTR di sekolah Imunisasi HPV, HB Prevent PANDU PTM + Rujukan dan PRB Krio terapi Konseling UBM Response
PANDU PTM SEBAGAI PENDEKATAN FAKTOR RISIKO PTM TERINTEGRASI DI FKTP Peningkatan tatalaksana faktor risiko utama (Konseling Upaya Berhenti Merokok, Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas dll) di fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas, Dokter Keluarga, Klinik/Praktek Swasta). Peningkatan Respons Cepat Kegawatdaruratan PTM di masyarakat dan fasilitas kesehatan tingkat pertama . Tatalaksana terintegrasi Hipertensi dan Diabetes melalui pendekatan Faktor Risiko. Prediksi risiko penyakit Jantung dan Pembuluh Darah dengan Charta WHO PEN.
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) (Instruksi Presiden Republik Indonesia No.1/2017) Tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat. Tujuan : untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.
Konsumsi Buah dan Sayur GERMAS dilakukan melalui : Peningkatan aktifitas fisik. Peningkatan perilaku hidup sehat. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit. Peningkatan kualitas lingkungan, dan Peningkatan edukasi hidup sehat. FOKUS KEGIATAN Aktifitas Fisik Konsumsi Buah dan Sayur Deteksi Dini
MARI MENUJU MASA MUDA SEHAT HARI TUA NIKMAT TANPA PTM DENGAN PERILAKU CERDIK Ajak masyarakat ke Posbindu PTM untuk deteksi lebih dini faktor risiko PTM Cek kondisi kesehatan anda secara berkala Enyahkan asap rokok Rajin aktifitas fisik Diet yang sehat dan seimbang (rendah gula, garam dan lemak serta tinggi serat) Istirahat yang cukup Kelola stres Cegah Sekarang juga
KENDALA RASA MALU PADA RESPONDEN YANG AKAN DIPERIKSA. KURANG SADARNYA MASYARAKAT MENGENAI PENTINGNYA DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DAN PAYUDARA MASIH BANYAK PETUGAS BARU DI PUSKESMAS YANG BELUM PERNAH MENGIKUTI PELATIHAN IVA TES DAN SADANIS.
PENUTUP Upaya P2PTM sebagai bagian dari Program P2P diarahkan pada upaya- upaya Detect, Prevent dan Response melalui Pendekatan Keluarga dalam siklus kehidupan dan pendekatan institusi (sekolah, fasum, tempat kerja dll). Pencegahan dan Pengendalian PTM dilakukan melalui upaya promotif dan preventif dengan pendekatan faktor risiko PTM, penemuan dini penyakit dan pencegahan kecacatan serta penatalaksanaan yang adekuat. SPM, Pendekatan Keluarga dan Germas dapat memperluas cakupan pengendalian faktor risiko penyakit. Peningkatan dan perluasan Upaya Deteksi Dini Faktor Risiko melalui Posbindu PTM Promotif dan preventif sebagai upaya pencegahan dan pengendalian PTM dilakukan di FKTP melalui Pelayanan Terpadu (Pandu) PTM.
Terima Kasih Matur Nuwun