LARUTAN & ELIKSIR Oleh : Klp. 4 (Empat) Aulya Adira Nurul Putri Lis Marlisya.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ABSORBERS Sri Widya Ningsih ( )
Advertisements

Teknologi pengolahan limbah
SALEP MATA dan GEL (Kuliah FTS CSP ).
MATERI DAN PERUBAHANYA
PERUBAHAN MATERI PENDEFINISIAN PERUBAHAN MATERI
OLEH : SANTI DWI ASTUTI ,.S.Farm.,Apt. SMK KESEHATAN DONOHUDAN
KAPSUL FARMASETIKA DASAR.
Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
HARI / TANGGAL : KAMIS MATA PELAJARAN : KIMIA
SOLUTIO (LARUTAN) TIK :
FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
PENGOLAHAN DENGAN GARAM, ASAM, GULA DAN BAHAN KIMIA
Fitri Rahma Yenti, S.Farm.,Apt POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG PROGRAM STUDI DIII FARMASI 5/30/20171.
PEMURNIAN Lanjutan.
Teknologi Biogas.
Larutan.
SOLUTIO (LARUTAN).
Kuliah FTS CSP tanggal 5 Februari 2012
GRAVIMETRI Analisis gravimetri: proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau.
Larutan.
Pengolahan dan pengawetan susu
SIRUP Disusun oleh : Marsaulina Damanik ( )
PENGOLAHAN KELAPA.
FARMASETIKA - sUsPeNsi -
SUSU KONSENTRASI (SUSU KENTAL)
tentang UNSUR,SENYAWA,DAN CAMPURAN
SALEP MATA dan GEL (Kuliah FTS CSP ).
BENTUK SEDIAAN OBAT CAIR
Mempengaruhi Stabilitas Obat
21. Al Anbiyaa' Pemisahan Campuran QS. Al Anbiyaa‘ [21] : 30.
SUPPOSITORIA FARMASEUTIK.
Selamat Datang di Evaluasi
SEDIAAN TETES MATA STERIL atropine
HASIL SEDIAAN DAN EVALUASI SNEDD IBUPROFEN
ANALISIS BAHAN PENGAWET ALAMI PADA MINUMAN
Larutan Farmasetik Dasar.
MACAM MACAM SEDIAAN OBAT
LARUTAN By Vera Amalia, S.Si, Apt..
SUSPENSI By Vera Amalia, S.Si, Apt..
Formulasi SNEDDS formula 7
ELIKSIR Nama Kelompok: Kinanthi Sekartanjung P. ( )
Praktikum FTS- Cair Semi Padat Krim Vitamin C Kelompok 5 Grassella (I ) Rizki Wahyudi (I ) Armi Rusmariani (I ) Erlinda (I )
TEKNOLOGI LEMAK DAN MINYAK
FOMULASI SNEDDS DISUSUN OLEH : 1.Lutfatul Amalia ( )
Asisten klp : LA HAMIDU, S.Farm
MACAM MACAM SEDIAAN OBAT
Pembuatan Sediaan Obat Cair
Nama kelompok Relin yesika
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
Praktikum Kimia Anorganik
SUSPENSI Kelompok 3 Anggota : Destiana Wijaya.
PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
Khusnul Hatimah Ilham N Farmakognosi Analitik (A)
14/09/2018.
SABUN TRANSPARAN Penyusun Sartika Dewi (25) Siska Ira Apriliawati (27)
Penyimpanan Obat harus disimpan sehingga tercegah cemaran dan peruraian, terhindar pengaruh udara, kelembaban, panas dan cahaya. Obat yang mudah menguap.
ELIKSIR (FI III) Sediaan berupa larutan yg mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula atau zat pemanis lainnya,
KRIM.
SEDIAAN PADAT TABLET : - Tablet Inti, Tablet Salut, Tablet Effervescent, Tablet Kunyah, Tablet Hypodermik, KAPSUL: - Kapsul Keras, Kapsul Lunak (Gelatin,
Ahmad Farih Azmi, S.Kep., Ns, M.Si. Pengantar Kimia Farmasi.
SINATRIA BAGUS PURWAWIDYA ( ) OKIE PRASETYO WIBOWO ( ) LUBECK SURYANDA ( ) NURSYAEFULLOH PURNOMO ( ) SUSILO.
PENGUAPAN DAN PENGERINGAN
Sediaan Larutan Teknologi Sediaan Liquid & Semisolid.
FORMULASI SEDIAAN LARUTAN
This presentation uses a free template provided by FPPT.com TABLET EFFERVESCENT Andriyani, Pitria M.Si Apt.
PREFORMULASI SEDIAAN LIQUID & SEMISOLID
SOLUTIO AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Kenti Prahmanti, M.Biotek, Apt.
MATA KULIAH TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMISOLID DOSEN PENANGGUNG JAWAB YUSNITA USMAN, S.Si., M.Si., Apt. BOBOT (JUMLAH SKS) 1 T, 3 P ( 4 SKS) LARUTAN.
SALEP LUKA BAKAR. LATAR BELAKANG Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, yang sakit atau terluka dimaksudkan untuk.
Transcript presentasi:

LARUTAN & ELIKSIR Oleh : Klp. 4 (Empat) Aulya Adira Nurul Putri Lis Marlisya

LARUTAN

DEFINISI LARUTAN Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Halaman 32 Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Menurut Formularium Nasional Halaman 332 Larutan adalah sediaan air yang dibuat dengan melarutkan 1 jenis obat atau lebih dalam pelarut, dimaksudkan untuk digunakan sebagai obat dalam rongga tubuh, disesuaikan dengan tujuan pengunaan, larutan dibagi dalam larutan steril dan larutan tidak steril. Menurut Ilmu Resep Halaman 332 Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair.

PEMBUATAN LARUTAN Menurut Ansel Hal. 316 Beberapa bahan kimia yang mungkin dapat larut dalam suatu pelarut secara perlahan- lahan dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melarut. Mempercepat kecepatan proses melarut (disolusi), seorang ahli farmasi dapat menggunakan beberapa teknik. Dia dapat menggunakan panas, mengurangi ukuran partikel dari zat terlarut, menggunakan suatu bahan pembantu pelarut, atau dilakukan pengadukan yang keras selama mempersiapkan larutan. Sebagian besar bahan- bahan kimia dapat lebih mudah larut pada suhu yang dinaikkan daripada temperatur kamar, atau diturunkan karena suatu reaksi endotermik diantara zat terlarut dan pelarur menggunakan energi dari panas untuk meningkatkan proses disolusi (melarut).

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN LARUTAN A. Keuntungan 1). Menurut DOM Hal.502 -Sebagai bentuk pengobatan larutan mempengaruhi beberapa keuntungan dibandingkan sediaan lain. -Larutan sebagai campuran homogen terdistribusi secara merata. -Dosis dapat divariasikan -Aksi obat terjadi cepat karena obat terabsorbsi lebih cepat ketika diberikan dalam larutan. -Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung ketika diberikan dalam sediaan tablet atau kapsul. Iritasi ini dapat dikurangi ketika obat diberikan dalam larutan karena faktor pengenceran.

B. Kerugian 1). Menurut Scoville’s Hal. 125 Beberapa kerugian dalam larutan sebagai bentuk pengobatan, rasa dari obat lebih dirasakan dalam larutan, baik dari pelarut dan kekentalan larutan memberikan bentuk obat yang kurang praktis dibawah dari pelarut dan kekentalan larutan memberikan bentuk obat yang kurang praktis dibawa dari sediaan kering dan pekat seperti serbuk dan tablet.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN Menurut Lachman II Hal. 943 pH Sejumlah besar zat kemoterapi adalah asam lemah atau basa lemah kelarutan zat-zat ini dapat dengan nyata dipengaruhi oleh PH lingkungannya, melalui pemakaian kokain aksi massa, kelarutan obat-obat asam lemah atau basa lemah dapat diramalkan sebagai suatu fungsi PH dengan derajat tetapan yang besar. Konstanta dielektrik Pendekatan yang lebih praktis, walaupun kurang tepat diterima terhadap masalah kelarutan mungkin didapatkan dalam apa yang dikenal sebagai persyaratan dielektrik untuk kelarutan. Menurut teori ini setiap zat terlarut menunjukkan suatu kelarutan maksimum dalam setiap system pelarut tertentu pada satu atau lebih konstanta dielektrik spesifik. Solubilisasi ( penglarutan) Solubilisasi didefinisikan oleh Mr. Baim sebagai lewatnya molekul-molekul zat terlarut yang larut dalam air secara spontan ke dalam larutan air secara spontan ke dalam larutan air dari suatu satuan atau deterjen, dimana bentuk suatu larutan yang stabil secara termodinamika.

Kompleksasi Senyawa-senyawa organik dalam larutan umumnya cenderung bergabung satu sama lain sampai tingkat tertentu. Sering kali penggabungan ini terlalu lemah untuk dideteksi dengan tehnik-tehnik standar. Dalam hal ini penggabungan antar molekul atau kompleks dapat dengan mudah diamati dan diukur kuantitasnya dengan satu atau beberapa tehnik yang publikasikan.

ELIKSIR

Apa itu Elitsir ? (Farmakope Indonesia edisi III hal 8). Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat pewangi, dan zat pengawet; digunakan secara oral. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat dapat ditambahkan gliserol, sorbitol, dan propilenglikol; sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup gula.

(Anief, 2007) Eliksir berupa larutan obat dengan zat tambahan seperti gula, zat pengawet, zat pewarna dan zat pewangi, sehingga mempunyai rasa dan bau yang sedap. Eliksir ini digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama adalah etanol 90% dan dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol. Karena eliksir bersifat hidroalkohol maka dapat menjaga obat baik yang larut dalam air etanol dalam larutan eliksir. Kadar etanol berkisar antara 3% sampai 44%, dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10%

Ansel, 1989 Proporsi jumlah alkohol pada eliksir bergantung pada keperluan. hal ini dikarenakan masing-masing komponen eliksir mempunyai sifat kelarutan dalam alkohol dan air yang berbeda. Tiap eliksir memerlukan campuran tertentu dari alkohol dan air untuk mempertahankan semua komponen dalam larutan. Untuk eliksir-eliksir yang mengandung zat yang kelarutannya dalam air buruk, banyaknya alkohol yang dibutuhkan lebih besar daripada eliksir yang dibuat dari komponen komponen yang kelarutan dalam airnya baik. Eliksir paling baik disimpan dalam wadah-wadah yang tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan. Disebabkan karena eliksir mengandung alkohol.

Jenis- jenis Eliksir Medicated Elixir yaitu mengandung bahan berkhasiat obat pemilihan cairan pembawa bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alkohol. Contoh medicated elixir adalah Dexamethasone Elixir, Acetaminophen Elixir, Diphenhydramin HCL Elixir, Diguxin Elixir, dan sebagainya.

Non-Medicated Elixir yaitu sebagai zat tambahan, ditambahkan pada sediaan dengan tujuan meningkatkan rasa, sebagai bahan pelarut. Elixir bukan obat digunakan untuk : menghilangkan rasa tidak enak dan untuk pengenceran eliksir untuk obat. Dalam pengenceran eliksir untuk obat dengan elixir bukan obat, harus diperhatikan bahwa kadar etanol sama, juga bau dan rasanya tidak saling bertentangan dan semua zat yang terkandung dapat saling tercampur baik secara fisika maupun kimia. Contoh : Compound Benzaldehyde Elixir, Iso- alcoholic Elixir, dan Aromatic Elixir.

Tujuan Pembuatan Tujuan pembuatan sediaan eliksir Meningkatkan kelarutan zat berkhasiat Jaminan homogenitas Zat berkhasiat lebih mudah terabsorbsi dalam keadaan terlarut Sediaan berasa manis dan aroma lebih sedap Dapat digunakan oleh pasien yang sukar menelan obat

Pembuatan Elitsir Elitsir biasanya dibuat dengan larutan sederhana dengan pengadukan dan atau dengan pencampuran dua atau lebih bahan bahan cair. Komponen yang larut dalam alkohol dan dalam air umumnya dilarutkan terpisah di dalam alkohol dan air seara berturut-turut. Kemudian larutan air ditambahkan kelarutan alkohol dan sebaliknya. Bila dua larutan selesai di campur, campuran dibuat sesuai dengan pelarut atau pembawa tertentu. Sering campuran air akan tidak jernih, tetapi keruh, terutama karna pemisahan beberapa minyak pemberi rasa dengan menurunnya sedikit konsenterasi alkohol. Bila ini terjadi elitsir terpaksa disaring, dengan dibiarkan dahulu selama beberapa jam. Selama proses penyaringan kertas saring harus dibahasi dengan larutan alkohol yang mempunyai kadar alkohol yang sama.

Kerugian Eliksir Mengandung kadar gula yang rendah sehingga kurang efektif dibanding sirup untuk menutup rasa obat yang kurang menyenangkan. Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak. Mengandung bahan yang mudah menguap, maka harus disimpan di dalam botol tertutup kedap dan jauh dari sumber api Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme

Keuntungan Mudah ditelan dibanding tablet atau kapsul Rasanya enak Larutan jernih, tidak dikocok lagi Waktu absorpsi lebih cepat sehingga kerja obat lebih cepat (tidak butuh desintegrasi dahulu)

Formula umum Formula umum sediaan elixir R/ Zat Berkhasiat Pelarut Utama ( etanol dan air dengan perbandingan tertentu sesuai dengan daya melarut zat berkhasiat ) Pelarut tambahan (gliserol, sorbitol, propilen glikol) Bahan Pembantu ( pemanis; pewangi; pengawet; anticaploking agent; penstabil kimia seperti pendapar, pengompleks, antioksidan)

Komponen Eliksir Zat Aktif Yaitu zat utamazat berkhasiat dalam sediaan eliksir. Pelarut Yaitu cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut zat pembawa. Pelarut utama digunakan etanol untuk mempertinggi kelarutan. Pemanis dan Pewarna Yaitu ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada eliksir. Dapat dita mbahkan gliserol, sorbitol propilenglikol sebagai pengganti gula Cap-locking ini merupakan salah satu manifestasi dari kristalisasi sukrosa yang ditandai dengan terbentuknya kristal pada leher dan tutup botol. Untuk mencegah terjadinya cap-locking/ anticaplocking, sukrosa sering diganti ataupun dikombinasikan dengan bahan lain seperti gliserin, sorbitol, dan propilen glikol.

Zat Penstabil Yaitu untuk menjaga agar eliksir dalam keadaan stabil. Penggunaan pelarut khusus dalam kebanyakan eliksir sering diperhitungkan terhadap pertimbangan stablitas, tetapi diperlukan penambahan penstabilisasi, sebagai contoh Neomiksin Eliksir BPC yang diatur pH 4-5 dengan asam sitrat untuk mengurangi timbulnya warna hitam saat penyimpanan, ditambahkan juga Na EDTA sebagai pemisah terhadap logam yang mengkatalisa penguraian antibiotik. Sebagai pengatur pH untuk sediaan oral biasa digunakan NaOH, asam sitrat, dapar phosphat. Sedangkan sebagai antioksidan biasa ditambahakn asam askorbat 0,01-0,1 dengan pH stabilitas 5,4 dan sodium metabisulfit 0, Pengawet Yaitu untuk menjaga agar eliksir tahan lama dan tetap stabil dalam penyimpanan yang lama. Eliksir dengan kadar alkohol dapat berfungsi sebagai pengawet.

Hal-hal yang perlu diperhatikan Pemilihan bahan baku, termasuk air yang digunakan Kebersihan wadah dan alat atau mesin produksi yang digunakan Karakteristik bahan baku, baik secara kimia maupun secara fisik Prosedur pencampuran (harus memperhatikan derajat kelarutan) Kecepatan pengadukan atau pencamputan Penyaringan Suhu larutan antara 50-70˚C Bahan mudah menguap, pada suhu kamar maks. 30 ˚C

Terima kasih