Bab 8 Ellyawan Arbintarso

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Fatique Testing (Pengujian Lelah)
Advertisements

Perpatahan dan Kelelahan (Fracture and Fatigue)
Konsep-konsep Dasar Analisa Struktur
TKS 4008 Analisis Struktur I
KERJA BANGKU.
LUBRICANT MINYAK PELUMAS
Perancangan Mekanika Perpatahan Elastis Lurus (Linear Elastic Fracture Mechanics, LEFM) Bab 5 Ellyawan Arbintarso.
Tempering Tujuan proses tempering adalah :
KETANGGUHAN IMPAK James Marrow Alih bahasa: Arbintarso dan Nurnawati
Bab 6 Ellyawan Arbintarso
Tegangan – Regangan dan Kekuatan Struktur
Mekanika Perpatahan III
BAB 8 ALIRAN KALOR DI DALAM TANAH
OLEH IR. INDRAWANI SINOEM, MS.
PEMBENTUKAN LOGAM (METAL FORMING)
TERMODINAMIKA. Derajat dari reaksi biokimia pada suatu organisme dipengaruhi oleh: Temperatur (organisme dan lingkungan) Penyebaran radian kalor laten.
Bab 2 Ellyawan Arbintarso
PENULANGAN GESER TEKNIK SIPIL UNSOED 2010 Pertemuan X 1.
Beton Baja Tulangan Non-Prategang
MEKANIKA PERPATAHAN II
Pertemuan 10 Elastisitas
Bab IV Balok dan Portal.
BANTALAN (BEARING).
PROSES PENGECORAN.
MODUL 8 Deformasi Logam 1. Deformasi elastis logam
DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
MM FENOMENA TRANSPORT Kredit: 3 SKS Semester: 5
PENERAPAN METODE TAGUCHI UNTUK PROSES OPTIMISASI TERHADAP DAYA TAHAN SPOT WELDING OLEH : NOVI RAMADHANNY
Uji Tarik Gabriel Sianturi MT.
Hubungan Tegangan dan Regangan (Stress-Strain Relationship) Untuk merancang struktur yang dapat berfungsi dengan baik, maka kita memerlukan pemahaman.
ILMU BAHAN Material Science
ANALISA GAYA, TEGANGAN DAN REGANGAN
MODUL 7 PERILAKU MEKANIKA MATERIAL 7.1 Prosedur pengujian mekanik
Implementasi Metode Taguchi pada Proses EDM dari Tungsten Carbide Tugas Resume Sebelum UAS Kuliah Pengendalian dan Penjaminan Mutu Disusun Oleh: Isarmadriani.
SIFAT-SIFAT MATERIAL TKI-112 PENGETAHUAN BAHAN Pertemuan 2 Oleh :
Peningkatan Kekuatan Baja dengan Perlakuan Panas
MM FENOMENA TRANSPORT Kredit: 3 SKS Semester: 5
MODUL 3 Fasa-fasa Struktural: Pembentukan dan Transisinya
Pengerjaan Panas (Hot Working)
ELASTISITAS Pertemuan 16
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
Pengerjaan Dingin.
Getaran dan Gelombang ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS BANDUL.
TEKNIK PEMBENTUKAN MATERIAL
KONSTRUKSI MESIN (3 SKS)
GENERATOR INDUKSI.
MEMBERSIHKAN DAN MEMOTONG LOGAM COR/ TEMPA
Squeeze Casting (Liquid Metal Forging)
PROGRES 1. Stress Corrosion Cracking Stress corrosion cracking (SCC) adalah pertumbuhan pembentukan retak di lingkungan yang korosif. Hal ini dapat menyebabkan.
SISTEM DAN PERSAMAAN KEADAAN SISTEM
GARIS EKUIPOTENSIAL.
Bab 8 Ellyawan Arbintarso
PENILAIAN KEANDALAN BERDASARKAN UMUR KELELAHAN JEMBATAN REL KERETA API
PEMBENTUKAN LOGAM (METAL FORMING)
ARUS LISTRIK DAN RANGKAIAN DC
POROS Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin, hampir semua mesin meneruskan tenaga bersam-sama dengan putaran. Poros ini dapat.
Kesetimbangan benda tegar Elastisitas dan Patahan
Termodinamika Nurhidayah, S.Pd, M.Sc.
METALURGI FISIK.
STRUKTUR BETON PRATEGANG
Tugas Mekanika Batuan Tawakkal Mursyid
CAMPURAN BERASPAL Campuran  Beraspal  Panas  adalah  campuran  aspal  dan  batuan  yang dicampur di  Unit  Pencampur  Aspal  (AMP),  dihampar  dan  dipadatkan.
ANGIN PERSENTASI OLEH : 1.Maula Khitlana Sa’adah / Rizky Maulidiyah /
Getaran dan Gelombang ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS BANDUL.
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
Pertemuan 8 Tegangan danRegangan Normal
Oleh: ASROFUL ANAM, ST., MT.
Presentasi Laboratorium Metalurgi II Kelompok 24 : Greynaldi Gasra ( ) Adam Andi Nugroho ( )
03/08/ Pada Saat Tangan Kita Didekatkan Pada Sebuah Benda Yang Lebih Panas Dari Tubuh Kita, Maka Kita Akan Merasa Hangat. Rasa Hangat Ini Berasal.
PENGERJAAN DINGIN. PROSES PENGERJAAN DINGIN PADA LOGAM ( COLD WORKING ) Pengerjaan dingin (cold working) yang merupakan pembentukan plastis logam di bawah.
Transcript presentasi:

Bab 8 Ellyawan Arbintarso FATIK (FATIGUE) Bab 8 Ellyawan Arbintarso

Pendahuluan Kelelahan (Fatik - fatigue) adalah kegagalan dibawah beban berulang Terdapat tiga fase dalam perpatahan fatik: permulaan retak, penyebaran retak, dan patah Fatik menduduki 90% penyebab utama kegagalan pemakaian Ellyawan Arbintarso

Pendahuluan (lanjutan) Suatu bagian dapat dikenakan berbagai macam kondisi pembebanan, termasuk tegangan berfluktuasi, regangan berfluktuasi, temperatur berfluktuasi (fatik termal), atau dalam kondisi lingkungan korosif atau temperatur tinggi Kebanyakan kegagalan pemakaian terjadi sebagai akibat tegangan-tegangan tarik. Ellyawan Arbintarso

Pendahuluan (lanjutan) Tiga jenis siklus tegangan yang umum terjadi diperlihatkan pada gambar 1: pembalikan sempurna (gambar a) – dimana fluktuasi tegangan berkisar suatu rata-rata (mean) nol dengan amplitudo konstan; pengulangan (gambar b) – dimana fluktuasi tegangan berkisar suatu rata-rata (mean) tidak sama dengan nol tetapi dengan amplitudo konstan; dan rumit (gambar c) – dimana kedua pertukaran dan rata-rata beban berubah, bisa secara acak maupun berpola tertentu. Ellyawan Arbintarso

Pendahuluan (lanjutan) B C Ellyawan Arbintarso

Pendahuluan (lanjutan) Kegagalan fatik bermula prioritas terhadap permulaan suatu retak. Dengan pengulangan pembebanan, lokalisasi daerah pengembangan slip/luncuran (deformasi plastik) Woods memperlihatkan dimana suatu rangkaian instrusi dan ekstrusi berkembang selama siklus tegangan Ellyawan Arbintarso

Pendahuluan (lanjutan) ketika slip terjadi, berada permukaan bebas sebagai suatu langkah disebabkan oleh perpindahan logam sepanjang bidang slip. Ketika tegangan berbalik, slip yang terjadi dapat menjadi negatif (berlawanan) dari slip awal, secara sempurna mengesampingkan setiap efek deformasi. Deformasi ini ditekankan oleh pembebanan yang berulang, sampai suatu retak yang dapat terlihat akhirnya muncul Ellyawan Arbintarso

Pendahuluan (lanjutan) Retak mula-mula terbentuk sepanjang bidang slip. Pertumbuhan retak berorientasi secara kristalografi sepanjang bidang slip untuk suatu jarak yang pendek dianggap sebagai Tahap I pertumbuhan retak Arah penyebaran retak menjadi tegak lurus secara makrokopik terhadap tegangan tarik maksimum dianggap sebagai Tahap II penyebaran retak, dan hal itu merupakan sebagian besar umur penyebaran retak Ellyawan Arbintarso

Pendahuluan (lanjutan) Siklus relatif untuk permulaan retak dan penyebarannya tergantung pada tegangan yang dikenakan Ketika tegangan meningkat, fase permulaan retak menurun Pada tegangan-tegangan yang sangat rendah (fatik siklus tinggi), sebagian besar dari umur fatik digunakan untuk memulai suatu retak Ellyawan Arbintarso

Pendahuluan (lanjutan) Pada tegangan-tegangan sangat tinggi (fatik siklus rendah), retakan terbentuk lebih dini Fatik dapat dibagi menjadi dua kategori, siklus tinggi dan siklus rendah Daerah siklus rendah adalah merupakan hasil dari tegangan-tegangan dimana sering cukup tinggi untuk berkembang menjadi regangan plastik yang signifikan Terdapat perbedaan gambaran antara fatik siklus tinggi (tegangan rendah) dan fatik siklus rendah (tegangan tinggi) Ellyawan Arbintarso

Data Tegangan – Siklus Data fatik biasanya disajikan dalam bentuk kurva T – S, dimana Tegangan yang diberikan (T) diplot terhadap siklus kegagalan (S) Dalam kurva T-S, jumlah total siklus kegagalan, yaitu, termasuk siklus untuk permulaan ditambah siklus penyebaran Ketika tegangan menurun, siklus mencapai kegagalan meningkat Ellyawan Arbintarso

Data Tegangan – Siklus (lanjutan) Batas ketahanan adalah tegangan dimana tidak akan menyebabkan kegagalan dalam 107 siklus Ellyawan Arbintarso

Data Tegangan – Siklus (lanjutan) Yang mempengaruhi karakteristik sifat fatik dari bahan: umur pada suatu tegangan khusus atau batas ketahanan kondisi pemakaian Untuk merancang suatu komponen dimana “tidak terdefinisikan akhirnya” (last indefinitely), batas ketahanan harus dipertimbangkan Ellyawan Arbintarso

Data Tegangan – Siklus (lanjutan) Jika suatu komponen tidak diperkirakan terhadap tidak terdefinisikan akhirnya (last indefinitely), misal, jika terdapat alur pasak pada tegangan yang tinggi terlokalisir atau kondisi tegangan dimana dapat menyebabkan peretakan awal, penerapan umur terhingga perlu dipertimbangkan Ellyawan Arbintarso

Faktor Mekanik yang Mempengaruhi Umur Fatik Konsentrasi Tegangan Peningkatan tegangan menurunkan umur fatik Pemicunya dapat secara mekanis (misal: fillet atau alur pasak) maupun metalurgi (misal; porositas atau inklusi). Kegagalan fatik selalu dimulai pada peningkatan tegangan, biasanya pada atau dekat dengan permukaan Ellyawan Arbintarso

Konsentrasi Tegangan (lanjutan) Efek dari takikan dievaluasi dengan membandingkan data T-S bertakik dengan tidak bertakik Untuk menjelaskan suatu kurva T-S untuk sebuah benda uji bertakik, tegangan jaringan diplot faktor takikan fatik (Kf) Ellyawan Arbintarso

Konsentrasi Tegangan (lanjutan) dari Kf, sensitifitas takikan, q, dapat dihitung Dimana Kc = faktor konsentrasi tegangan Meningkatnya kekuatan tarik, jari-jari takikan dan bagian ukuran, dan menurunnya ukuran butir, meningkatkan sensitifitas takikan q Ellyawan Arbintarso

Konsentrasi Tegangan (lanjutan) Efek jari-jari takikan terhadap sensitifitas takikan untuk beberapa bahan Ellyawan Arbintarso

Konsentrasi Tegangan (lanjutan) Efek dari kekuatan tarik merupakan kebalikan yang menonjol dalam benda uji yang halus, yaitu dimana meningkatnya kekuatan, meningkatkan umur fatik Dalam konsep mekanika perpatahan, ketika peningkatan kekuatan menurunkan ukuran retak kritis, dan kegagalan terjadi pada suatu panjang retak terpendek Ellyawan Arbintarso

Ukuran Struktur Meningkatnya ukuran benda uji, umur fatik kadang-kadang menurun Kegagalan fatik biasanya dimulai pada permukaan Penambahan luas permukaan dari benda uji besar meningkatkan kemungkinan dimana terdapat suatu aliran, yang akan memulai kegagalan dan menurunkan waktu untuk memulai retak Ellyawan Arbintarso

Ukuran Struktur (lanjutan) Peningkatan ukuran benda uji juga menurunkan gradien tegangan sehingga lebih banyak bahan memungkinkan menegang lebih tinggi Data pengujian kadang tidaklah konsisten secara menyeluruh; beberapa peneliti tidak menuliskan efek dari ukuran. Mungkin terdapat suatu efek dari jenis pengujian yang digunakan. Dalam Baja Karbon murni, batang halus tidak menunjukkan efek dimana batang bertakik berpengaruh Ellyawan Arbintarso

Efek Permukaan Dalam banyak pengujian dan aplikasi pemakaian, tegangan maksimum terjadi pada permukaan Umur fatik, oleh karena itu, sensitif terhadap kondisi permukaan Beberapa faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan, seperti sifat-sifat permukaan dan tegangan sisa permukaan Ellyawan Arbintarso

Efek Permukaan (lanjutan) PENGERJAAN AKHIR PERMUKAAN (KEKASARAN PERMUKAAN) Ketika pengerjaan akhir permukaan menjadi besar (coarser), kedalaman takikan meningkat. Oleh karena itu, permukaan menjadi lebih kasar (rougher), umur fatik menurun Ellyawan Arbintarso

Efek Permukaan (lanjutan) Hubungan antara kekasaran pengerjaan akhir dengan umur fatik untuk SAE 3130 dibawah tegangan pembalikan sempurna pada 95.000 psi, mengambarkan efek ini Operasi pengerjaan akhir Kekasaran permukaan (mm) Umur Fatik (siklus) Mesin bubut 105 24.000 Pemolesan sebagian dg tangan 6 91.000 Pemolesan dg tangan 5 137.000 Gerinda 7 217.000 Gerinda dan pemolesan 2 234.000 Ellyawan Arbintarso

Efek Permukaan (lanjutan) SIFAT-SIFAT PERMUKAAN Efek pemrosesan permukaan dapat dibagi kedalam bagian dimana menurunkan umur dan meningkatkan umur Pelapisan (electroplating) selalu menurunkan umur fatik Peretakan permukaan (berkembangnya tegangan tarik ) Pengetasan hidrogen (pembebasan hidrogen dari katoda) Ellyawan Arbintarso

Efek Permukaan (lanjutan) Dekarburisasi (penghilangan karbon) baja terjadi pada perlakuan panas tanpa atmosfir atau selama proses pemadatan pengecoran tanam dapat mengurangi umur fatik Karburisasi meningkatkan umur fatik, seperti nitridisasi dan pengerasan permukaan nyala api dan induksi. terjadi dengan penguatan permukaan bahan atau dengan pembangkitan tegangan-tegangan tekan sisa Ellyawan Arbintarso