Classful/Classles Routing & VLSM Variable Length Subnet Mask Internetworking Concept
Classfull Routing Routing yang protokol routingnya hanya mengerti tentang “Base Class IP Address” (hanya berbasis Class Default, Routing Update tidak membawa Subnet-Mask). Misalnya Protokol RIPv1 dan IGRP. Keuntungan : Routing Cepat Kelemahan : Sub Jaringan Tidak Terdeteksi misalnya Jaringan 172.16.8.0 dan 172.16.4.0 tidak dapat dibedakan, Router Hanya tahu bah ini masuk pada 172.16.0.0
Classles Routing Protokol routing yang mengelola routing table nya tanpa memperhatikan “Base Class”. Contoh Protokol ini RIPv2, IGRP (EIGRP),OSPF dan BGP.
Routing 2 buah routers yang menghubungkan jaringan 172.16.4.0 dengan 192.168.1.0. Protokol yang mengatur pertukaran informasi ini dinamakan Routing Protocol, contoh protokol RIP (Routing Information Protocol), IGRP (Interior Gateway Routing Protocol), OSPF (Open Shortest Path First) dan BGP (Border Gateway Protocol).
Subnetting? Protocol RIPv1 dan IGRP tidak mengerti Subnetting Informasi tentang Netmask tidak dibawa pada paket update routing RIPv1 dan IGRP disebut sebagai Classful Routing Protocol
Classless Routing Protocol RIPv2, EIGRP, OSPF, BGP, IS-IS membawa Netmask pada routing update
Masalah Classful Routing komputer A mengirim paket ke jaringan 172.16.4.0, R2 akan sulit untuk mengambil keputusan, apakah paket tersebut diteruskan melalui interface s0 atau s1 ?
VLSM (Variable Length Subnet Mask) VLSM pengembangan mekanisme subnetting. Kelemahan subnetting adalah adanya nomor jaringan yang invalid (subnet zeroes & ones) dan alokasi nomor IP yang tidak efisien.
Alokasi nomor IP point-to-point antara R1 dan R2 , R2 dan R3 memerlukan subnet dengan jumlah host yang terlalu banyak. Jaringan tersebut hanya butuh 2 Host saja !
Fitur VLSM VLSM mengenal subnet zeroes dan ones, sehingga nomor IP di subnet tersebut adalah valid (dapat digunakan). Bekerja dengan VLSM dimulai dengan menghitung jumlah Hosts terbanyak yang dibutuhkan.
Studi Kasus class B 172.16.0.0/16. Buat 5 buah sub-jaringan masing-masing 100 hosts, 3 sub- jaringan masing-masing 2 hosts
Hitung 100 Hosts Untuk mempunyai minimal 100 Hosts diperlukan 7 bits (27 - 2 =126), dengan demikian subnets yang dapat diambil adalah 16 - 7 = 9 bits. Jumlah jaringan yang dapat dibuat adalah 29 yaitu 512 subnets. 1010 1100 0001 0000 0000 0000 0000 0000 = 172.16.0.0 1010 1100 0001 0000 0000 0000 1000 0000 = 172.16.0.128 1010 1100 0001 0000 0000 0001 0000 0000 = 172.16.1.0 1010 1100 0001 0000 0000 0001 1000 0000 = 172.16.1.128 1010 1100 0001 0000 0000 0010 0000 0000 = 172.16.2.0 1010 1100 0001 0000 0000 0010 1000 0000 = 172.16.2.128 Netmask dari subnet 255.255.255.128 atau dengan bitcount = 25
Alokasi IP
Alokasi IP max 2 Hosts Untuk 3 buah sub-jaringan @ 2 host per-jaringan, dapat dikembangkan subnet berikutnya yaitu 172.16.2.128. Nomor jaringan ini mempunyai 7 bits sebagai bagian dari Hosts. Untuk memenuhi kebutuhan 2 host per jaringan, maka dibutuhkan 2 bits saja, sehingga 7 - 2 = 5 bits dapat dimanfaatkan untuk subnet id. 1010 1100 0001 0000 0000 0010 1 000 0000 = 172.16.2.128 1010 1100 0001 0000 0000 0010 1 000 0100 = 172.16.2.132 1010 1100 0001 0000 0000 0010 1 000 1000 = 172.16.2.136 Subnet mask 255.255.255.252, atau dengan bitcount = 30.
Hasil
CIDR (Classless Interdomain Routing) CIDR adalah teknik yang digunakan router untuk menginformasikan jaringan dan sub- jaringan yang dikelolanya melalui penyederhanaan rute (route summarization).
ISP mengelola IP Address 202.159.16.0/26 202.159.16.64/26 202.159.16.128/26 202.159.16.192/26
Regional ISP - Gateway
Latihan VLSM Buat alokasi VLSM 192.168.9.0/24 untuk 6 jaringan @ 12 hosts dan 6 jaringan @ 2 host (point-to-point).