PEMETAAN PERMASALAHAN PENYEDIAAN AIR MINUM DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN SYSTEM INTERRELATIONSHIP MODEL
Penulis asli: Made Widiadnyana Wardiha dan Pradwi Sukma Ayu Putri Nama :Vitta Shela NIM: 41613010053
PENDAHULUAN Kata kunci: nusa tenggara timur, penyediaan air, pemetaan, dan system interrelationship model. Penyediaan air bersih ataupun air minum di Indonesia saat ini masih menjadi masalah. Tujuan dari kajian ini adalah untuk memetakan permasalahan penyediaan air minum di Provinsi NTT. Dalam hal solusi untuk mengatasi permasalahan penyediaan air di NTT sudah banyak hal yang dilakukan baik berupa penelitian maupun tindakan langsung oleh pemerintah. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah ini diantaranya: penyusunan strategi penyediaan air bersih bagi masyarakat di Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, NTT dengan sistem perpipaan gravitasi, penggunaan saringan rumah tangga untuk mengolah air dari sumur gali, serta penampungan air hujan.
METODE Data permasalahan penyediaan air minum di Provinsi NTT, Diskusi dengan pemangku kebijakan dilakukan di dua lokasi yaitu di Kota Kupang mewakili kondisi di Pulau Timor dan di Kabupaten Ende mewakili kondisi di Pulau Flores. data tersebut dikumpulkan dalam bentuk data kuantitatif dan kualitatif yang diolah secara deskriptif dan dipetakan dengan system interrelationship model (SIM).
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Wilayah di Provinsi NTT mempunyai kondisi alam yang cukup berat, khususnya dalam hal potensi sumber daya airnya. Dalam hal kondisi geologi juga, kondisi tanah di NTT kering, berbatu, dan sebagian bertanah kapur
Metode Penyediaan Air di Provinsi NTT Dengan perpipaan baik yang pengaturannya dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat ataupun dilakukan dengan inisiatif masyarakat sendiri, mengambil dari sumur dengan menggunakan pompa pengangkat air seperti pompa hidram, serta ada pula yang mengambil air dengan alat jirigen air pada sumber air yang lokasinya jauh ataupun di bawah permukiman penduduk, juga menampung air hujan dengan menggunakan embung. Embung adalah sebuah penampungan air (reservoir) dengan kapasitas tampung lebih kurang 30.000 m3.
Embung Kebutuhan total: 4000 buah Yang sudah ada: 334 (tahun 2006), 20 (2010), 76 (2011) Lokasi: di seluruh NTT, 70% di Pulau Timor Barat 1 embung dapat memenuhi kebutuhan 1-2 dusun dengan 50-100 KK (100- 250 jiwa) Pemanfaatan air dari embung: konsumsi rumah tangga, pertanian, ternak skala terbatas Lokasi pembangunan embung: outlet daerah tangkapan air, di dataran yang lebih tinggi dari permukiman
Hasil dan pembahasan Sumber informasi Diskusi dengan pemangku kebijakan Permasalahan penyediaan air di Provinsi NTT - Masyarakat di pulau-pulau kecil masih mengkonsumsi air payau atau air sumur yang kualitasnya payau, serta di musim kemarau mengkonsumsi air dari batang pisang; - Penggunaan PAH di pulau-pulau kecil terkendala sulitnya memperoleh material; - Transportasi untuk mengangkut air dari pulau besar ke pulau kecil belum optimal.
Sumber informasi Diskusi dengan masyarakat di permukiman tradisional Permasalahan penyediaan air di Provinsi NTT - Lokasi sumber air berada di bawah permukiman penduduk; - Lokasi kampung di ketinggian menyebabkan akses informasi terhambat; - Kondisi jalan yang menuju permukiman tradisional belum memadai; - Fasilitas MCK tidak terpakai karena masyarakat belum memiliki pasokan air; - Pipa distribusi air sering mengalami kerusakan akibat longsoran tanah; - Program pembangunan terkadang dilaksanakan tanpa diskusi dengan masyarakat terlebih dahulu.
Sumber informasi Kajian literatur Permasalahan penyediaan air di Provinsi NTT - Rata-rata volume curah hujan tahunan hanya sebesar 1000 mm yang menyebabkan krisis air pada musim kemarau yaitu pada bulan April – Oktober; - Penyediaan air dengan embung memiliki beberapa masalah yaitu rendahnya tutupan vegetasi pada daerah tangkapan, laju erosi yang tinggi, dan pembebasan lahan yang diperlukan dalam pembangunan embung masih sulit dilakukan; - sumber air bersih terletak jauh di bawah permukiman
KESIMPULAN komponen-komponen yang berpengaruh terhadap permasalahan dipetakan dengan system interrelationship model yaitu diantaranya curah hujan, tanah, vegetasi, sumber air, lokasi permukiman, embung, kualitas air, sarana dan prasarana penunjang, dan masyarakat.
Saran Hasil dalam tulisan ini lebih bersifat kajian sehingga hasil kajian ini perlu dilakukan penelitian tersendiri terhadap pengaruh komponen-komponen tersebut serta pengaruh intervensi yang dilakukan terhadap perubahan nyata di masyarakat.
THANK U