Dr. Yuliana Uganda, SpS EPILEPSI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FIRST AID “Pertolongan Pertama Selamatkan Jiwa” Anchi PP KSR Dasar
Advertisements

Pertemuan ii Kesiapsiagaan Terhadap Bahaya Gempa Bumi
Hipertensi (Darah Tinggi)
A. Pengertian 1. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa yang : Onsetnya akut ( 2 minggu) Sindrom polimorfik Ada stresor.
SOSIALISASI DAN PENGENALAN PENYAKIT RABIES
Peran keluarga / caregiver dalam perawatan pasien dengan epilepsi
Senam Hamil; Langkah bijak mempersiapkan persalinan
DIABETES MELLITUS DYAH UMIYARNI P, SKM, M.Si.
Batu Empedu Sering Dikira Sakit Maag
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
KESEHATAN TENTANG DIARE.
ENCEPHALITIS.
Dr.Galuh Ramaningrum,Sp.A SMF Anak RS.Tugurejo
Kenali dan Kendalikan Obesitas Obesitas (kegemukan) merupakan salah satu masalah yang ditakuti remaja, khususnya remaja putri. Mereka merasa kehilangan.
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
Kanker Payudara. Pengertian dan Penyembuhan
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
OBAT ANTIEPILEPSI/KONVULSI
Patologi Umum.
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
DIACONT.
SELAMAT DATANG PMI DAERAH MAKASAR.
PELAYANAN PASIEN DENGAN RESIKO TINGGI
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
PROSEDUR PEMERIKSAAN PENYAKIT
ASMA BRONKHIALE Suharno, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
Epilepsi.
ELEKTRO CONVULSIVE THERAPY
Apa Tindakan Kita Saat Terjadi Gempa Bumi
DIABETES MELLITUS.
Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
EPILEPSI FARMAKOTERAPI II
Ada 2 jenis cegukan, yaitu :
ASKEP ANAK DENGAN FEBRIS KONVULSI
KEJANG DEMAM Rahma Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNTAD
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
Petolongan Pertama Psikologis Psychological First Aid (PFA)
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
Sindrom Guillain–Barré
E P I L E P S I.
ASKEP PARKINSON.
Ega Pramudita Rizky Fauziah XII IPA 2
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
MYASTHENIA GRAVIS.
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
Baiq Reski Setiagarini
- FIRST AID - PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
DEMENSIA.
ENDANG SULISTYARINI GULTOM OBAT ANTIEPILEPSI DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA EPILEPSI : STUDI DI RUMAH SAKIT RAWATAN TERSIER.
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
Anggota : 1. Muhammad Ikzan 2. L. M. Riswandi 3. Hasrianti 4. Reski Rahayu 5. Reski Wahyuni.
EPILEPSI DEFINISI : Gangguan paroksimal keatas fungsi otak yang mengakibatkan sawan yang bermula & berakhir dengan spontan.
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
-FIRST AID- PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN dr. Margaretha.
Migrain Without Aura; A New Definition
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KERJA
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin.
Transcript presentasi:

dr. Yuliana Uganda, SpS EPILEPSI

Pengertian Epilepsi adalah : Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan berulang (≥ 2 bangkitan, > 1 occasion) Akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermitten disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron

Manifestasi klinik dari bangkitan serupa (stereotipik) Berlangsung secara mendadak dan sementara Dengan atau tanpa perubahan kesadaran Bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut (unprovoked)

Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja di seluruh dunia Bukan merupakan penyakit menular atau penyakit jiwa Bukan pula sebagai akibat kutukan/ guna-guna Dapat diobati sehingga penyandang epilepsi dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik

Bangkitan parsial Cetusan yang tidak sinkron pada beberapa bagian sel saraf

Bangkitan umum Cetusan mengenai kedua hemisfer secara bersamaan

Gambaran Klinis

Bangkitan parsial sederhana Tidak terjadi gangguan kesadaran Bangkitan dapat berupa gerakan motorik, sensorik, otonom, atau psikis Bangkitan tergantung pada lokasi bangkitan di dalam otak. Bangkitan dapat berupa gerakan motorik yang dimulai dari tangan, kaki atau muka yang kemudian menyebar pada sisi yang sama

Video EEG\Video\14 partial-focal motor (postural).mpg

Bangkitan parsial kompleks Terdapat gangguan kesadaran Dapat diawali dengan aura Sering diikuti oleh gerakan yang tidak bertujuan seperti mengunyah, menelan, dan kegiatan motorik lainnya tanpa tujuan yang jelas Terdapat periode bingung setelah kejang berhenti Video EEG\Video\20 complex-CPS (temporal).mpg Video EEG\Video\21 partial-CPS (temporal with dystonia).mpg

Bangkitan parsial umum sekunder Berkembang dari bangkitan parsial sederhana atau kompleks yang dalam waktu singkat menjadi bangkitan umum Bangkitan umum yang terjadi biasanya bersifat kelojotan keempat anggota gerak

Video EEG\Video\22 seizures- aura+CPS+2GTCS.MPG

Bangkitan Umum

Bangkitan umum lena (absence) Gangguan kesadaran secara mendadak , berlangsung beberapa detik Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti dan pasien diam tanpa reaksi Mata memandang jauh ke depan Mungkin terdapat automatisme Pemulihan kesadaran segera tanpa perasaan bingung Sesudah itu pasien melanjutkan aktivitas semula Video EEG\Video\11 seizures-absence (HV & automatisms.mpg Video EEG\Video\09 seizures-absence (motion arrest).mpg

Bangkitan mioklonik Gerakan mioklonus berupa gerakan seperti menyentak, yang tiba-tiba, sangat singkat, Tidak semua gerakan mioklonus adalah kejang Dapat berlangsung single atau berturutan Benda yang dipegang di tangan dapat terlempar Video EEG\Video\05 seizures-myoclonic (jerk).MPG

Bangkitan umum klonik Gerakan yang bersifatberulang-ulang, ritmis Pola yang bergantian antara gerakan –istirahat (jerk- relax, jerk-relax,...) Video EEG\Video\04 seizures-clonic.mpg

Bangkitan umum tonik Kontraksi otot yang kaku pada tubuh atau anggota gerak Umumnya berlangsung sekitar 30 detik Mata mendelik ke atas atau ke satu sisi Selama terjadinya bangkitan, wajah dapat terlihat distorsi oleh karena adanya kontraksi otot, dan nafas terganggu Dapat diikuti dengan kebingungan setelah kejang Video EEG\Video\02 seizures-tonic.mpg

Bangkitan umum tonik klonik Dapat didahului dengan jeritan, sentakan Pasien kehilangan kesadaran, kaku (fase tonik) selama 10- 30 detik, diikuti gerakan kejang kelojotan pada kedua lengan dan tungkai (fase klonik) selama 30-60 detik, dapat disertai mulut berbusa atau mengompol Selesai bangkitan pasien menjadi lemas dan tampak bingung Pasien sering tidur setelah bangkitan Video EEG\Video\01 generalised-generalised tonic- clonic.mpg

Bangkitan atonik Tiba-tiba hilangnya tonus postural Head drop Dapat jatuh  drop attack Berlangsung sangat singkat Video EEG\Video\08 seizures-atonic head nod.mpg

Etiologi epilepsi 1. Idiopatik : penyebabnya tidak diketahui, umumnya mempunyai predisposisi genetik. Kelainan genetika ini tidak selalu berarti diturunkan 2. Kriptogenik : Dicurigai terdapat faktor penyebab namun tidak dapat ditemukan 3. Simptomatik : disebabkan oleh kelainan pada otak, kelainan kongenital, tumor otak, gangguan peredaran darah otak, kelainan akibat proses penuaan

DIAGNOSIS Ada 3 langkah untuk menuju diagnosis epilepsi, yaitu : 1. Memastikan apakah kejadian yang bersifat menunjukkan bangkitan epilepsi atau bukan epilepsi 2. Apabila benar bangkitan epilepsi, maka tentukan termasuk jenis bangkitan apa 3. Pastikan epilepsi apa yang ditunjukkan oleh bangkitan tadi, dan tentukan etiologinya

Diagnosis epilepsi ditegakkan atas : Adanya gejala dan tanda klinis dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimum 2 kali) Ditunjang gambaran gelombang epilepsi pada EEG

3. Pemeriksaan penunjang 3.1 Pemeriksaan Elektroensefalografi (EEG) Sebaiknya dilakukan pada saat bangun, tidur, dengan stimulasi fotik, hiperventilasi, stimulasi tertentu sesuai pencetus bangkitan.

Semua kasus yang diduga ada kelainan struktural 3.2. Pemeriksaan pencitraan otak (brain imaging) Semua kasus yang diduga ada kelainan struktural Adanya perubahan bentuk bangkitan Terdapat kelainan pada pemeriksaan saraf Bangkitan pertama di atas usia 25 tahun

Neuroimaging Computerized tomography (CT) Magnetic resonance imaging (MRI) Lesi Struktural

3.3. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah , meliputi hematologi lengkap, elektrolit, kadar gula, fungsi hati, fungsi ginjal, dan lainnya atas indikasi Pemeriksaan cairan serebrospinal, bila dicurigai infeksi otak

TERAPI Tujuan terapi : Tercapainya kualitas hidup optimal untuk pasien Menghentikan bangkitan Mengurangi frekuensi bangkitan Mencegah timbulnya efek samping obat Menurunkan angka kesakitan dan kematian

TERAPI Pada keadaan tertentu atau bila pengobatan medikamentosa tak berhasil , perlu dipertimbangan tindakan bedah Epilepsi fungsional Penderita mengalami kondisi refrakter Penderita dengan lesi yang mungkin baik bila dilakukan pembedahan

Beberapa macam Obat Epilepsi: Phenobarbital Levetiracetam Carbamazepine Oxcarbazepine Phenytoin Acetazolamide Sodium Valproate Clobazam Clonazepam Lamotrigine Topiramate

Penghentian OAE Syarat umum untuk menghentikan OAE : 1. Bebas dari bangkitan selama minimal 2 tahun 2. Gambaran EEG normal 3. Harus dilakukan secara bertahap yang diatur oleh dokter

PROGNOSIS Faktor yang mempengaruhi remisi antara lain : lamanya bangkitan, etiologi, tipe bangkitan, umur awal terjadinya bangkitan, kepatuhan penderita Penderita epilepsi yang berobat teratur, 1/3 akan bebas bangkitan minimal 2 tahun 60-70% dapat terkontrol dengan obat epilepsi first line 10% terkontrol dengan golongan obat baru

Bila lebih dari 5 tahun sesudah bangkitan terakhir, obat dihentikan dan penderita tidak mengalami bangkitan lagi, maka dikatakan telah mengalami remisi Sekitar 30% penderita tidak akan mengalami remisi Sesudah terjadinya remisi masih terdapat kemungkinan terjadinya bangkitan ulang atau relaps di kemudian hari.

Status Epileptikus Suatu keadaan di mana penderita mengalami bangkitan yang berkepanjangan atau mengalami bangkitan berturut-turut tanpa diselingi oleh pulihnya kesadaran  segera dibawa ke rumah sakit

Aspek Psikososial Beberapa kendala penderita epilepsi dalam hubungan sosial : Persepsi masyarakat terhadap penyakit, misalnya kutukan, turunan Kekeliruan perlakuan keluarga, misalnya overproteksi, penolakan Kekeliruan perlakuan masyarakat Keterbatasan pasien epilepsi akibat penyakit

Pekerjaan Prinsip pilihan pekerjaan : Disesuaikan dengan jenis, frekuensi, waktu bangkitan Risiko kerja yang paling minimal Tidak bekerja sendiri, memerlukan pengawasan Jadwal kerja yang teratur Lingkungan kerja tahu kondisi pasien dan dapat memberikan pertolongan awal yang baik

Olahraga Penyandang epilepsi masih diperbolehkan melakukan olahraga Pilihan jenis olahraga mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : Dilakukan di lapangan/ gedung olah raga Olahraga yang dilakukan di jalan umum, di ketinggian sebaiknya dihindari. Pengawasan khusus dan alat bantu diperlukan untuk beberapa jenis olahraga seperti : renang, atletik, senam

Keluarga dan Lingkungan Keluarga harus dapat mengerti dan menerima kondisi penyandang. Penolakan, overproteksi akan mempengaruhi kehidupan sosial penyandang Rasa malu, cemas, depresi, kurang percaya diri akan membuat penyandang menarik diri dari lingkungan dan mempengaruhi kualitas hidup penyandang Penerimaan dan dorongan semangat sangat diperlukan

Mengemudi Pemberian SIM kepada pasien epilepsi didasarkan atas prinsip sebagai berikut : Bangkitan epilepsi telah terkontrol dengan OAE Masa bebas bangkitan dalam jangka waktu tertentu (24 bulan berdasarkan pedoman POLRI) Hukum dan peraturan asuransi yang berlaku

Pertolongan pertama pada pasien kejang

1. Jangan takut, jangan panik, utamakan keselamatan dan bertindak tenang Pindahkan barang-barang berbahaya yang ada di dekat penyandang Jangan pindahkan penyandang kecuali berada dalam bahaya Longgarkan kerah kemeja atau ikat pinggang agar memudahkan pernafasan

2. Jangan masukkan apapun ke dalam mulut penyandang, atau benda keras di antara gigi Hal ini berbahaya karena benda tersebut dapat melukai penyandang Bila penyandang muntah atau mengeluarkan banyak liur, miringkan kepala penyandang ke salah satu sisi

3. Observasi kondisi kejang Perhatikan keadaan kesadaran, warna wajah, posisi mata, pergerakan keempat anggota gerak, suhu tubuh Perhatikan waktu saat kejang mulai, dan lamanya kejang

4. Tetap di samping penyandang sampai penyandang pulih sepenuhnya Bila setelah kejang berakhir penyandang tidak ada keluhan atau kelemahan maka penyandang dapat dikatakan telah pulih Bila penyandang mengalami sakit kepala, terlihat kosong atau mengantuk, biarkan penyandang melanjutkan istirahatnya Jangan mencoba memberi stimulasi pada keadaan penyandang belum sepenuhnya sadar . Biarkan penyandang untuk kembali pulih dengan tenang

5. Obat supositoria (diazepam/ stesolid) dapat diberikan sebagai pengobatan untuk menghentikan kejang

Pasien perlu dibawa ke rumah sakit : Kejang terus berlangsung selama 2-3 menit Kejang yang diikuti kejang berikutnya tanpa ada fase sadar diantaranya Penyandang terluka saat kejang

Strategi hidup bersama epilepsi

Cari pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang epilepsi Minum obat sesuai yang dianjurkan dokter Hindari faktor pemicu serangan Cukup istirahat Coba atasi stress Catat episode kejang dalam buku catatan / diary

Terima kasih