Pembuatan Film Pendek Bergenre Romantisme Komedi Berjudul Tandhak Yurizko Septiryan 08.51016.0107
Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Pagelaran ludruk tetap menarik untuk ditonton, ludruk juga kadang kala masih muncul di stasiun televisi dalam negeri dan radio. Meskipun sebagian besar penikmatnya tetap masyarakat kelas menengah kebawah. (Kasemin,1999:19-20) Didalam karya WJS Poerwadarminta yaitu Bpe Sastra (1930) ludruk artinya penari wanita dan badhut artinya pelawak. Dari ciri khas menarik itulah beserta realita yang terjadi pada saat ini mengenai seni pertunjukan ludruk yang semakin tergerus jaman maka topik tentang ludruk menarik untuk dijadikan sebuah karya film pendek. Asumsi ini juga didukung dengan pernyataan dari Gotot Prakosa (2008:3) film pendek tak akan sama dengan dunia film cerita komersial. Melalui film pendek, bisa didapatkannya kajian film yang dapat mencerminkan kejujuran pembuatnya dalam mengkespresikan pemikiran serta kehidupan manusia.
Merujuk pada pembuatan film pendek berjudul “Tandhak”, film ini nantinya akan dibuat film bergenre romantisme komedi. Di dalam film pendek berjudul “Tandhak” tidak hanya menggunakan genre romantisme saja, tetapi juga digabung dengan genre komedi agar terlihat unsur humornya sebagaimana konsep ludruk.
Metode pembuatan Pembuatan film pendek ini diawali dengan pencarian ide dan ditambah data yang berasal dari studi literatur, studi eksisting dan wawancara. Setelah fix, konsep pun jadi. Maka langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis. Sinopsis berkembang menjadi skenario. Pada skenario yang telah final, bisa diketahui shot list, setting lokasi, peralatan syuting yang akan dipakai dan dana yang diperlukan. Semua itu masuk ke dalam proses pra produksi. Untuk produksi, yang dilakukan adalah merekam gambar dan suara. Untuk memudahkan editing, saat syuting, jangan lupa menulis laporan pada script continuity report. Pada proses pasca produksi, dilakukan pemilihan gambar, yang lalu disusun sesuai skenario, dan diberi audio yang mendukung. Jika telah fix, maka langkah selanjutlah adalah render.
Konsep dan Ide Cerita Ide pembuatan film ini berawal dari keprihatinan terhadap perkembangan seni teater rakyat ludruk di Jawa Timur khusunya Surabaya. Masyarakat seakan meminggirkan seni teater rakyat Jawa Timur ini yang sudah berdiri dari berpuluh tahun yang lalu. Ludruk juga kebanyakan diangkat hanya menjadi film dokumenter,dari sini peluang untuk menciptakan film ludruk yang bergenre romantisme komedi lebih menarik untuk dibuat. Serta ide terbentuk karena interaksi langsung yang terjadi dengan salah pemeran ludruk yang masih eksis di surabaya dan seorang mahasiswa di salah satu Universitas Negeri di Surabaya. Konsep film pendek ini menceritakan tentang kemelut perjuangan cinta antara Pono, Djamino dan Ningsih. Seorang tokoh utama Pono akan diperankan oleh seorang tandhak ludruk asli. Setting lokasi sebagian besar berada dalam area panggung tempat pergelaran ludruk. Konsep komedi dibuat natural tanpa melebih-lebihkan visual effect yang akan diterapkan dalam film ini. Ludruk digunakan sebagai cerita utama filmnya.
Penokohan Pono Pemuda berusia 23 tahun, seorang tandhak, introvert, protagonis,polos, tapi pemberani Ningsih Cewek berumur 21 tahun, pecinta ludruk khusunya seorang tandhak,protagonis, ekstrovert, supel, cerdas, dan baik hati Djamino Pemuda berusia 24 tahun, anak juragan bawang merah,Antagonis, egois, sok pede, licik, penakut, rada melambai. Amir Anak berusia 6 tahun, protagonis, suka ingin tahu, ekstrovet, anak dari Pono dan Ningsih Suep Pemuda berusia 22 tahun, antagonis,bego,polos, ajudan Djamino Marpuah Wanita berusia 27 tahun, seorang dukun pelet, tegas, dan jahat Seh Wanita berusia 25 tahun, rada gila, polos Santik Tandhak berumur 52 tahun, sahabat pono, protagonis emosi,pemberani. Santo Tandhak berumur 70 tahun, sahabat Pono, protagonis
Produksi Setelah semua persiapan pra produksi selesai selanjutnya adalah tahap produksi, yaitu shooting. Pelaksanaan shooting sesuai pada rundown shooting.
Pasca Produksi Editing Colour Grading Scoring film Rendering
Kesimpulan Seluruh proses produksi yang telah dikerjakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Serangkaian hasil dari penelitian terhadap seni pertunjukan ludruk, dapat dikemas menjadi film pendek bergenre romantisme komedi dengan durasi 15 menit Genre romantisme komedi dipilih dalam film karena mengandung kisah percintaan yang dilengkapi dengan unsur sandiwara. Memberikan pesan terhadap audien tentang seni pertunjukan ludruk Film Pendek adalah salah satu media komunikasi yang dapat menyampaikan pesan kepada audien secara singkat, dan lebih mudah untuk dipahami.
Saran Berdasarkan seluruh hasil produksi yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran untuk penelitian ini, yaitu: Memberikan perhatian terhadap seni pertunjukan tradisional yang ada di Indonesia Lebih mengeksplorasi tema seni pertunjukan tradisional dalam konsep membuat film, sehingga perfilman Indonesia tidak hanya berkutat kepada tema cinta dan horror yang selama ini beredar.