Mengelola Piutang Dagang
Piutang Dagang : Tagihan kepada Pelanggan Besarnya Investasi pd Piutang ditentukan oleh: % Penjualan kredit terhadap total penjualan Jangka waktu kredit Kualitas (kemampuan) pelanggan Usaha penagihan Piutang Dagang = Penjualan Kredit X Jangka waktu penagihan (hari)
Kebijakan Penjualan Kredit tergantung : Periode Kredit (credit term) : ketentuan mengenai periode kredit dan diskon yag diberikan Periode Kredit : Jangka waktu pembayaran yang diberikan kepada pelanggan Potongan Tunai : pengurangan harga barang yang diberikan untuk mendorong pelanggan agar membayar lebih cepat.
Standard Kredit : standar yang menetapkan kemampuan financial minimum dari calon pelanggan agar dapat memperoleh pembelian secara kredit Kebijakan Penagihan : prosedur yang ditempuh perusahaan untuk menagih piutang usaha
Syarat Penjualan Adalah : Ketentuan mengenai periode kredit dan diskon yang diberikan Misal : 3/30 net 60, berarti: “diskon 3% jika pembayaran dilakukan dlm 30 hari, selain itu pembayaran dilakukan maksimum 60 hari”
x Syarat Penjualan 1 - a c - b Biaya oportunitas tahunan melepaskan diskon : a 360 1 - a c - b x
Syarat Penjualan
Syarat Penjualan x a 360 1 - a c - b
x Syarat Penjualan 1 - a c - b a 360 B. kesempatan jika melepaskan diskon utk 3/30 net 60 :
x x Syarat Penjualan 1 - a c - b a 360 B. kesempatan jika melepaskan diskon utk 3/30 net 60: .03 360 1 - .03 60 - 30 x
x x Syarat Penjualan 1 - a c - b = 37.11% a 360 B. kesempatan jika melepaskan diskon utk 3/30 net 60 : .03 360 1 - .03 60 - 30 = 37.11% x
Penilaian Kredit (Credit Scoring) Lima “k” kredit : lima faktor yang digunakan untuk menevaluasi risiko kredit Karakter (Character) : Mengacu sampai sejauh mana pelanggan berusaha memenuhi kewajiban kreditnya (informasi dari pemasoknya, pelanggannya, bahkan pesaingnya, list black list) Kapasitas (Capacity) :penilaian subjektif mengenai kemampuan pelanggan utk membayar. Bisa dari lap keu dimasa lalu, peninjauan lapangan.
3. Kapital Modal (Capital) : dilihat dari analisis laporan keuangan perusahaan, terutama rasio lancar, rasio kemampuan membayar bunga 4. Kolaterial / agunan/ jaminan (collaterial) : setiap aktiva yang ditawarkan pelanggan sebagai jaminan agar memperoleh kredit 5. Keadaan (Conditions) : menacu pada kecendrerungan umum perekonomian serta perkembangan yang terjadi di daerah terntentu atau pada sektor ekonomi tertentu yang bisa mempengaruhi kemampuan pelanggan ntuk memenuhi kewajibannya.
Sumber Informasi Kredit : di Indonesia “Biro Kredit” www.birokredit.com berdiri 19 Agustus 2003 menginformasikan histori kredit dan pola pembayaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan kredit Laba yang dihasilkan Pertimbangan hukum dalam pemberian kredit Perangkat Kredit : Open Account : perangkat kredit yang hanya terdiri dari faktur semata yang ditandatangani oleh pembeli etelah baang diterima, kemudian dilanjutkan dengan pencatatannya pada pembuakuan pembeli dan penjual
Promes (promissory note) : dokumen yang menyebutkan jumlah preentase suku bunga, jadwal pembayaran, dan syarat serta kondisi lain atas suatu pinjaman. Wesel (commercial drat) : wesel yag ditarik oleh dan demi keuntungan penjual yang harus ditandatangani oleh perusahaan pembeli agar mendapat hak kepemilikan atas barang yang dibeli.
Wesel ats unjuk : wesel yang harus segera dibayar setelah diaksep oleh pembeli Wesel berjangka : wesel yang dibayar pada tanggal tertentu dimasa mendatang Aksep bank : wesel berjangka yang dijami oleh bank, yang merupakan promes yang diterbitkan siterutang akibat adanya suatu transaksi usaha, dengan mengendorsenya diasumsikan bahwa bank menjamin pembayarannya pada saat jatuh tempo
Mamantau posisi piutang Kontrak penjualan bersyarat : suatu metode pembiayaan dimana penjual tetap memegang hak milik atas barang sampai pembeli melunasi sesuai jadwal. Mamantau posisi piutang Skedul umur piutang (Aging Schedule) : Laporan yang menunjukkan berapa lama umur piutang dengan memberikan persentase pada kelompok piutang yang belum jatuh tempo dan kelompok piutang yang jatuh temponya telah melewati periode tertentu
Peranan Manager Kredit agar dapat meningkatkan penjualan yang menguntungkan dengan memberikan kredit kepada pelanggan yang layak menerimanya, sehingga mmberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Menganalisis perubahan dalam variabel kebijakan penjualan kredit Biaya Penyediaan Piutang = Jumlah piutang rata2 x rasio biaya variabel x biaya modal (suku bunga) (DSO) x (penjualan/hari) x (rasio biaya variabel) x (biaya modal)
Contoh : Jika sebuah perusahaan membeli sebuah kredit dagang dengan syarat 2/10 net 50 dan memutuskan untuk tidak mengambil diskon kredit dagang dan membayar pada hari net, berapakah biaya tahuan efektif dari pengabaian diskon?
a 360 1 - a x c - b = 18,37% Biaya jika melepaskan diskon utk 2/10 net 50 : .02 X 360 1 - .02 50 - 10 = 18,37%
Perubahan Kebijaksanaan Kredit Melibatkan keseimbangan Biaya dna Keuntungan. Jika kebijaksanaan kredit diperlunak, penjualan dan laba dari penanggan naik. Sebaliknya, Pelunakan kebijakan kredit dapat melibatkan naiknya piutang tak tertagih, tambahan dana yang terikat dalam piutangdagang dan persediaan, dan tambahan biaya dari pelanggan yang mengabil diskon kas. Dengan biaya ini, kapan tepat bagi perusahaan mengubah kebijaksanaan kreditnya?
Jawabannya adalah Jika kenaikan penjualan yg menghasilkan laba > dari kenaikan biaya perubahan. Analisis marjinal atau Inkremental : Metode analisis pemilihan kebijaksanaan kredit dimana keuntungan inkremental dibandingkan dengan tambahan biaya
Contoh : PT. Elektron sekarang memiliki penjualan tahunan, semua kredit Rp. 8.000.000 dan periode penagihan rata-rata 30 hari. Tingkat piutang tak tertagih sekarang Rp. 240.000 dan biaya oportunitas perusahaan atau tingkat pengembalian yang disyaratkan 15%. Perusahaan hanya memproduksi satu produk, dengan biaya variabel 75% harga jual. Perusahaan mempertimbangkan perubahan syarat kredit dari syarat sekarang net 30 menjadi 1/30 net 60.
Jika perubahan dibuat, diharapkan setengah pelanggan akan mengambil diskon dan membayar dihari ke 30, sementara setengahnya melewatkan diskon dan membayar dihari ke 60. Ini akan meningkatkan periode penagihan rata-rata dari 30 menjadi 45 hari. Alasan utama perusahaan mempertimbangkan perubahan ini adalah akan meningkatkan laba baru, juga meningkatkan piutang tak tertagih; tapi, diasumsikan tingkat piutang tak tertagih dari penjualan awal konstan, dan tingkat piutang tak tertagih penjualan baru 6% dari penjualan itu. Sebagai tabahan untuk memenuhi penjualan baru, dibutuhkan peningkatan tingkat persediaan rata-rata dari Rp. 1.000.000 menjadi Rp. 1.025.000
Langkah 1 : Memperkirakan perubahan laba (kenaikan penjualan X margin laba)-(kenaikan penjualan X % piutang TT atas penjualan baru) = (1.000.000 X 0,25) – ( 1.000.000 X 0,06) = Rp. 190.000
Langkah 2 : Perkirakan biaya investasi tambhan dalam piutang dan persediaan = (tambahan Piutang + tambahan persediaan) X (tingkat pengembalian yg disyaratkan sblm pajak) Tambahan Piutang = (Penjualan harian baru X periode penagihan baru) – (penjualan harian awal X periode penagihan awal)
= (9.000.000/360 X 45) – (8.000.000/360 X 30) = Rp. 458.340 Tambahan Biaya Investasi = (Tambahan Piutang + Tambahan Persediaan) X Tk pengembalian yg disyaratkan = (Rp. 458.340 + Rp. 25.000) X 0,15 = Rp. 72.501
Langkah 3 : Perkirakan perubahan biaya dalam diskon kas = (Penjualan baru X % diskon kas baru X % pelanggan yg ambil diskon) – (penjualan awal X % diskon kas awal) X % pelanggan yg ambil diskon) = (9.000.000 X0,01 X 0,5) – (8.000.000 X 0 X 0) = Rp. 45.000
Langkah 4 : Perbandingan Laba inkremental dg biaya inkremental Perubahan laba netto sblm pajak = perubahan laba – (tambahan biaya investasi dlm piutang dan persediaan + tambahan biaya perubahan diskon kas) = Rp. 190.000 – (72.501 + 45.000) = Rp. 72.499
Manajemen Persediaan
Mengelola Persediaan Terlalu banyak persediaan, adalah Mahal dan wasteful. Persediaan yang kurang juga bisa membuat kerugian dari kesempatan menjual. Penghentian produksi menghasilkan kenaikan biaya Penundaan pengiriman dapat menghilangkan pelanggan
Mengelola Persediaan Persediaan Bahan Baku (RM) – Bahan baku ygn digunakan perusahaan untuk membuat barang jadi. Barang dalam Proses (WIP) – barang setengah jadi. Barang Jadi (Finished-goods) – barang yang siap untuk dijual Persediaan Kas – Kas yang tersedia untuk membayar tagihan2.
Pertanyaan Penting dalam persediaan Berapa banyak setiap jenis persediaan yang harus disimpan? Berapa banyak yang harus dipesan (diproduksi) pada waktu tertentu? Kapan sebaiknya persediaan dipesan (diproduksi?)
Biaya Persediaan (1) Total Biaya Persediaan = Total Biaya Penyimpanan + Total Biaya Pemesanan Total Biaya Persediaan = (Q/2) C + (S/Q) O
Biaya Persediaan (2) Total Biaya Penyimpanan (Carrying Cost) : biaya yang berhubungan dengan penyimpanan persediaan yang mencakup biaya pergudangan, biaya modal dan biaya penyusutan Biaya Penyimpanan (Total Carrying Cost / TCC) = (Persediaan rata2) X (biaya penyimpanan/unit) = (Q/2) C Dimana : C = Biaya penyimpanan per unit Q = Jumlah pemesanan persediaan dlm unit
Biaya Persediaan (3) Biaya pemesanan total = = (Jumlah pemesanan) (biaya pemesanan/pesanan) = (S/Q) (O) Dimana : S = Jumlah kuantitas persediaan yg dibutuhkan dalam periode perencanaan O = biaya pemesanan per pesanan
Mengelola Persediaan Pemesanan Persediaan yang Optimal : the Economic Order Quantity (EOQ) model:
Q* = Mengelola Persediaan C Pemesanan Persediaan yang Optimal : the Economic Order Quantity (EOQ) model: 2SO C Q* =
Q* = Mengelola Persediaan 2SO C Q* = Kuantitas barang yg dipesan yg Optimum C = Biaya penyimpanan per unit S = total kuantitas permintaan barang selama periode anggaran O = Biaya pemesanan per sekali pesan
Grafik Persediaan Total Biaya Persd = (Q/2)C+(S/Q)O Biaya Penyimpanan = (Q/2) C Biaya (RP) Biaya Pemesanan = (S/Q)O EOQ Ukuran Pemesanan Persd (Q)
Kuantitas Pemesanan yang Optimal (EOQ) Adalah : kuantitas persediaan yang optimal atau yang menyebabkan biaya persediaan mencapai titik terendah
Contoh Sebuah Perusahaan mengharapkan permintaan total (S) untuk produknya selama periode perencanaan adalah 5.000 unit, sementara biaya pemesanan per pemesanan (O) adalah Rp. 200 dan biaya penyimpanan perunit adalah Rp. 2. (C) Berapa jumlah pemesanan barang yang paling optimum? (total biaya paling minimum)
Contoh : Mengelola Persediaan 2SO C Q* = Q = Kuantitas barang yg dipesan C = Biaya penyimpanan per unit = Rp. 2 S = total kuantitas permintaan barang selama periode anggaran = 5.000 units O = Biaya pemesanan per sekali pesan = Rp. 200
Contoh : Mengelola Persediaan
Contoh : Mengelola Persediaan 2SO C Q* =
Contoh : Mengelola Persediaan 2SO C 2x200x5.000 2 Q* = Q* =
Contoh : Mengelola Persediaan 2SO C 2x200x5.000 2 = 1.000 units Q* = Q* =
Asumsi yg digunakan model EOQ Permintaan konstan atau seragam Harga unit konstan Biaya penyimpanan konstan Biaya pemesanan konstan Pengiriman barang / persediaan langsung Pemesanan indenpenden
Titik Pemesanan kembali (Reorder Point) Adalah titik dimana pemesanan harus dilakukan lagi untuk mengisi persediaan Titik pemesanan kembali / Reorder Point = waktu tunggu X tingkat penggunaan
Barang dalam Perjalanan Jika pemesanan baru harus dilakukan sebelum pemesanan terdahulu diterima, maka akan timbul persediaan barang dalam perjalanan Persediaan barang dlm perjalanan akan timbul jika : Waktu yang normal menungggu pengiriman lebih panjang daripada waktu antara pemesanan yang satu dengan pemesanan berikutnya. Waktu Tunggu (Lead Time) Waktu Pesan kembali
Barang dalam perjalanan Barang dalam perjalanan : barang yang sudah dipesan tapi belum diterima Shg Titik Pemesanan Kembali/ Reorder Point = (waktu tunggu X tingkat penggunaan) – barang dalam perjalanan
Persediaan Pengaman / Safety Stock Adalah Persediaan tambahan yang dimiliki untuk berjaga-jaga terhadap perubahan tingkat penjualan atau kelambatan produksi/pengiriman Reorder Point = (waktu tunggu X tingkat penggunaan) + Safety Stock
Q Penimbunan kembali persediaan (EOQ) EOQ habisnya stok slm pengiriman Stok Pengaman waktu kirim reorder point Waktu
Sistem Pengendalian Persediaan Metode Garis Merah (Red Line Method) : suatu prosedur pengendalian dengan cara menggambar suatu garis merah disekeliling bagian dalam peti / kotak tempat menyimpan persediaan untuk menandai titik pemesanan ulang.
Metode dua peti (Two bin method) : Suatu prosedur pengendalian persediaan dimana titik pemesanan ulang dicapai manakala salah satu dari dua peti penympanan persediaan kosong.
Sistem pengendalian persediaan dengan komputer (Computrized inventory control system Adalah suatu sistem pengendalian persediaan dengan menggunakan komputer untuk menentukan titik pemesanan ulang dan untuk mengatur keseimbangan persediaan
Just In Time System (JIT) Adalah sutau sistem pengendalian persediaan dimana produsen mengkoordinasikan produksinya dengan pemasok sehingga bahan baku dan komponen-komponen tiba persis pada saat dibutuhkan dalam proses produksi
Contoh 1: Suatu toko kado lokal mencoba untuk menentukan berapa banyak gelas anggur yang hendak dipesan. Perusahaan merasa akan menjual kurang lebih 800 set dalam tahun depan dengan harga Rp.18 per set. Harga dari pedagang besar yang dibayar oleh toko tersebut adalah sebesar Rp.12. Biaya untuk pengangkutan 1 set gelas diperkirakan sebesar Rp. 1,5 per tahun dimana biaya pemesanan diperkirakan sebesar Rp. 25
Ditanya : Berapa nilai EOQ untuk menentukan jumlah gelas anggur? Berapa biaya persediaan tahunan bagi perusahaan bila ia memesan pada kuantitas ini? (Asumsi permintaan konstan dan pengiriman cepat serta tidak ada stok pengaman.
Jawab : EOQ = ((2.800.25)/1,5) = 163 unit per pesanan Total biaya = biaya penyediaan + biaya pemesanan = (Q/2)C + (S/Q)O =122,25 +122,70 = 244,95
Contoh 2 : Informasi persediaan dan hubungannya untuk PT. BIMA adalah sebagai berikut : Pemesanan hanya dapat dilakukan dalam kelipatan 100 unit Penggunaan unit pertahuan adalah 300.000 (asumsi 1 th = 50 minggu) Biaya pengakutan adalah sebesar 30% dari biaya pembelian barang tersebut Harga pembelian adalah Rp. 10 per unit Biaya pemesanan adalah Rp. 50 untuk setiap pemesanan Stok aman yang diinginkan adalah 1.000 unit Waktu pengiriman = 2 minggu
Berdasarkan informasi tersebut: Berapakah tingkat EOQ yang optimal? Berapa banyakkah pemesanan yang akan dilakukan setiap tahun? Pada tingkat persediaan berapakah pemesanan ulang sebaiknya dilakukan?
EOQ = (2.300.50)/(3) = 3.162 unit, namun krn pemesanan hrs dlm lot 100, maka EOQ = 3.200 unit Jumlah pemesanan = 300.000/3.200 = 93.75 kali pemesanan pertahun Titik pemesanan kembali (Reorder Point) = (waktu kirim x pemakaian) + stok pengaman = (2 mg x (300.000/50)) + 1.000 = 13.000 unit