PENGELOLAAN BALAI BENIH IKAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Jakarta, 7 – 8 November 2013 Seminar Insentif Riset SINas, Kementerian Riset dan Teknologi “Membangun Sinergi Riset Nasional untuk Kemandirian.
Advertisements

SOAL-SOAL RESPONSI 9 STAF PENGAJAR FISIKA.
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Unit Pelayanan Area mempunyai tugas pokok :
Manajemen Kualitas Air
Manajemen Pemeliharaan Unggas: Improvement
Ilmu Produksi Aneka Ternak
KULTUR Chaetoceros sp SECARA MASSAL DI UNIT PEMBENIHAN UDANG BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO TAUFIK HERMAWAN P Dosen Pembimbing : Dr. Ir.
JANTUNG KORONER Satu dari dua kematian yang terjadi disebabkan oleh penyakit Jantung Koroner Dari data statistik WHO , untuk negara yang berpenduduk 200.
SOP Penggunaan dan Perawatan Alat Semprot Bertekanan Tinggi
PEMBENIHAN : SEGALA KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PEMATANGAN GONAD, PEMIJAHAN BUATAN DAN PEMBESARAN LARVA HASIL PENETASAN SEHINGGA MENGHASILAKAN BENIH.
TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA
PANEN, PENGEMASAN, PENGANGKUTAN & PEMASARAN IKAN
TEKNOLOGI PODUKSI TANAMAN PANGAN UTAMA
DEFINISI BENIH / BIBIT Dr
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Teknis Budidaya Tanaman Cabe
PERENCANAAN PRODUKSI TERNAK DOMBA DAN KAMBING
SANITASI BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU

SKEMA PENERAPAN SISTEM KEAMANAN PANGAN PADA TIAP TAHAPAN PRODUKSI
KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUNGAI SALAK
PEMBUATAN PAKAN TERNAK KAMBING SISTEM KERING
Peralatan dan Teknik Analisis Laboratorium
K O M P O S T I N G.
KAPASITAS PRODUKSI.
Tanaman Obat.
Pujianto DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014
PERUMUSAN MASALAH PENDEKATAN IMPACT POINT
Penerimaan &Penyimpanan
Dasar Pengelolaan Sampah Kota
JAGUNG Jagung merupakan komoditi tanaman pangan utama
ANALISA PEMELIHARAAN Contoh analisa usaha sapi perah dengan 5 ekor induk 1. Biaya bibit 5 ekor x Rp Rp Kandang Rp
JARINGAN MAKANAN DI DALAM KOLAM
PENGELOLAAN INDUK PATIN
USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI PERAH
oleh: Mentari Rahma DPS ( ) Maryanto ( )
PEMBENIHAN IKAN LELE.
KELOMPOK TANI SUMBER TANI PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
Tahapan pada budidaya ikan 2
Tentang Saya Nama : Eko Widayanto Nugroho, S.Pi Tempat/tgl Lhr : Temanggung, 14 Juni 1983 Kantor : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Brebes Jl. Yos Sudarso.
Cara praktis membuat /membiakkan EM4 (Efektif mikroorganisme yang bermanfaat)
MATA KULIAH : DASAR-DASAR BUDIDAYA
Arifah Rizqiani (D /2006) (Ketua)
Pembenihan Ikan Lele (Clarias gariepenus)
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungannya
IPTEK PENGOLAHAN BMT PAKAN LENGKAP
PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO
PERIKANAN + PER + IKAN + AN
PENGELOLAAN BALAI BENIH IKAN
BUDIDAYA IKAN SIDAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN PAD DAERAH MELALUI DIKLAT JARAK JAUH DI SEKOLAH UNAGI Anguilla sp.
Pakan sebagai faktor penunjang produktivitas sapi potong
Tahapan pada budidaya ikan
“Pakan Sebagai Faktor Penunjang Produktivitas Domba”
Oleh :.
Nama : Andre J Ifnia Asrilia M. Jaelani M Ryan Ilham Yulia.S
SISTEM PRODUKSI SAPI PERAH
BUDIDAYA SAYUR ORGANIK
JUKNIS UNIT PEMBENIHAN IKAN MULTI SPESIES
SHRIMP BRUST STOCK AND CARE IN HATCHERY
BUDIDAYA IKAN NILEM DI KOLAM
LAPORAN KERJA PRAKTEK Juni 2016.
CARA PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK
MENGENAL GARUT (Maranta arundinacea) LEBIH DEKAT
Oleh Yana Suryana. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang dapat hidup dalam kondisi linkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas.
Persiapan kolam Ikan Gurami Persiapan kolam Ikan Gurami Disusun oleh: Kang Sudik.
1 MEMAHAMI KANDANG TERNAK Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Ruminansia.
PERMENKES RI NO. 37 TAHUN 2012 dr. Melinda Wilma Dinas Kesehatan Kota Padang 17 Oktober 2019 KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN DI LABORATORIUM PUSKESMAS.
Transcript presentasi:

PENGELOLAAN BALAI BENIH IKAN (BBI)

Benih Ikan Salah satu faktor penentu dalam usaha peningkatan produksi bidudaya perikanan Tersedianya benih yang terjamin pengadaannya: Species Tempat Jumlah Mutu Ukuran Waktu Dan harga Keberhasilan Budidaya

Benih Induk BBI adalah sarana pemerintah untuk menghasilkan Bermutu Jumlah yang memadai Baik dalam Sarana uji lapangan

Tugas dan Fungsi BBI Penghasilan induk – induk unggul dalam rangka menunjang Usaha Pembenihan Rakyat (UPR) dan pengendalian mutu benih Penghasilan benih untuk keperluan penebaran di perairan umum dan bila perlu untuk mengisi kekurangan benih yang dihasilkan oleh rakyat Tempat melaksanakan adaptasi teknik – teknik pembenihan yang lebih baik BBI juga diharapkan sebagai : Perintis pembangunan Pengembangan budidaya ikan air tawar di daerah tawar

Hasil Evaluasi BBI (1983) Tidak berfungsi sebagaimana fungsinya Tidak dapat mencapat target produksi Faktor teknis Disebabkan oleh : Faktor non teknis Faktor teknis Lokasi yang tidak memenuhi syarat Luas area terlalu kecil Fasilitas / sarana penunjang belum lengkap Teknik pembenihan belum benar – benar dikuasai

Faktor non teknis Status BBI yang belum jelas Belum ada ketegasan hubunga kerja antara BBI Sentral, Lokal, Dinas Perikanan Propinsi Dati I dan II Tidak ada penyedia biaya yang memadai Tenaga kerja yang kurang memenuhi syarat keterampilan dan ketekunan Pengelolaannya kurang mendapatkan perhatian Solusi Peninjauan dan pemecahan kembali secara mendasar Untuk BBI yang masih memenuhi syarat, masih diperkenankan beroperasi sebagai BBI Untuk BBI yang tidak memenuhi syarat, akan dilakukan langkah pengalihan fungsi atau penghapusan sebagai BBI

Pengalihan Fungsi Penampungan Distribusi Sarana Praktek Lapangan Petugas BBI Penggantian komoditi ikan Program pendukungnya (Program penyuluhan) Hal lain yang perlu diperhatikan Mengupayakan agar fasilitas yang disediakan dapat memenuhi fungsinya untuk memproduksi benih yang optimal dengan cara pengelolaan yang efektif dan efisien

Mewujudkan keseragaman Maksud dan Tujuan Mewujudkan keseragaman BBI dalam struktur Ruang lingkup Status dan pola operasional BBI perlu dilengkapi Komponen Sarana operasional Teknologi pembenihan yang lebih maju Penebaran komoditi ikan produktifitas tinggi Peningkatan sistem pendederan Penekanan mortalitas Peningkatan produktifitas Penyediaan Induk unggul Benih unggul Penyempurnaan sturktur organisasi

Persyaratan Pembangunan BBI Ketinggian dan kemiringan Kriteria teknik Tinggi < 700 m dpl Kemiringan tanah 1 – 5 % Sistem pengairan Sumber Mata air Sumur artesis/bor Tanah Debit air Min 20 lt/HA/detik (kolam induk) 250 l/detik/100 m (kolam air deras) 2 Subur Tidak berbatu Kuat Tidak poreus

Pendekatan dengan pihak pengairan Irigasi Bak pengendapan Bak filter Luas 10% dari kolam pedederan Pendekatan dengan pihak pengairan

Fisika dan kimia air Fisika Suhu optimal 25 – 30 C Kekeruhan 25 – 100 JTU Suspensi 25 – 400 ppm Kecerahan > 10 % Kimia pH 6,7 – 8.0 Nitrit (NO2) 0,2 ppm, maksimum Kadmium (Cd) 0,01 ppm, maksimum Phosphat 0,01 ppm, maksimum Timbal (Pb) 0,02 ppm, maksimum Alkalinitas 50 -500 ppm Sulfida (S) 0,002 ppm, maksimum Amoniak (NH3) 0,02 ppm, maksimum Oksigen terlarut (DO) > 3 ppm

Kriteria Sosial Ekonomi Daerah pengembangan budidaya ikan Area cukup luas Luas perkolaman ikan 25 Ha Luas perkolaman ikan minimum 100 Ha/luas perairan 100 Ha Jumlah usaha pembenihan rakyat (UPR) 10 unit Atau berlokasi di dalam daerah potensi budidaya air tawar

Persyaratan jenis ikan Cepat tumbuh Efisien Tahan penyakit Disukai masyarakat Mudah dipelihara Tidak mengganggu lingkungan Nilai ekonomi dan pasaran yang baik

Pemasaran Benih dan induk dibutuhkan oleh masyarakat Mempunyai nilai ekonomis penting Prasarana Hubungan lalu lintas dengan daerah sekitar lancar Letak BBI tidak terlalu jauh dari lokasi budidaya ikan dan pasar benih Perkembangan kota dan industri Lokasi BBI tidak terkena daerah pemekaran Tidak tercemar kegiatan industri dalam jangka waktu kurang lebih 20 tahun Luas BBI BBI sentral minimal 5 Ha Luas keseluruhan BBI lokal minimal 2 Ha

ORGANISASI BBI A. BBI Sentral Tugas pokok dan fungsi BBI sentral Tugas Bimbingan terhadap BBI lokal dan UPR sekitar Fungsi Menyediakan dan menyalurkan induk ikan Menghasilkan benih Melaksanakan uji lapangann teknologi Menyebarluaskan teknologi yang teruji

Stuktur organisasi BBI sentral KEPALA BBI SENTRAL (1 orang) Urusan Pelayanan Administrasi 1 orang Kepala 3 orang pembantu 1 orang juru tik 1 orang penjaga kantor 1 orang supir Formasi : 25 orang SUB SEKSI PRODUKSI BENIH 1 orang Kepala 2 orang pembantu 2 orang pekerja kolam 1 orang penjaga kolam SUB SEKSI TEKNIK PEMBENIHAN 1 orang Kepala 2 orang pembantu 2 orang pekerja kolam 1 orang penjaga kolam SUB SEKSI BIMBINGAN KETERAMPILAN 1 orang Kepala 2 orang pembantu utama 2 orang pekerja

Personalia BBI Sentral Kepala BBI Sentral Bertugas memimpin, merencanakan, mengkoordinir dan melaporkan segala kegiatan BBI sentral sesuai dengan tujuan dan sasarannya, yang meliputi : Menyusun Rencana Kerja dan Rencana Operasional Tahunan BBI sentral Memantau produksi, distribusi, dan permasalahan Membantu Sub Dinas Budidaya, DPPD tingkat I Melaksanakan bimbingan dan pembinaan teknis BBI lokal Menyusun laporan triwulan dan tahunan BBI sentral

Membawahi Sub Seksi Produksi Benih Sub seksi Teknik Pembenihan Sub Seksi Bimbingan Keterampilan Pembenihan Urusan Pelayanan Administrasi Bertanggung jawab langsung kepada Kepala DPPD Tingkat I Syarat Pendidikan Sarjana perikanan jurusan budidaya, masa kerja minimal 2 tahun / sarjana muda perikanan jurusan budidaya / yang sederajat dengan masa kerja minimal 8 tahun talah mengikuti latihan manajemen BBI dan Sepala

Kepala Sub Seksi Produksi Benih Bertugas Memproduksi benih Memperbanyak induk unggul Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh : 2 orang pembantu utama, lulusan SUPM budidaya 5 orang pekerja kolam 1 orang penjaga kolam Bertanggung jawab langsung kepada Kepala BBI Sentral Syarat pendidikan Sarjana Muda Perikanan Budidaya (pengalaman kerja 1 tahun) / SUPM budidaya (masa kerja 5 tahun)

Kepala Sub Seksi Teknik Pembenihan Bertugas melaksanakan kegiatan uji coba dan uji lapangan teknologi pembenihan yang dihasilkan oleh BBAT Dibantu oleh : 2 orang pembantu utama (lulusan SUPM Budidaya) 2 orang pekerja kolam (minimal SMP) 1 orang penjaga kolam Bertanggung jawab langsung kepada Kepala BBI Sentral Syarat pendidikan Sarjana Muda Perikanan (pengalaman kerja 1 tahun) / SUPM budidaya (pengalaman kerja 5 tahun)

Kepala Sub Seksi Bimbingan Keterampilan Pembenihan Bertugas Bimbingan keterampilan pembenihan ikan (demonstrasi, diskusi, latihan praktis) Menyusun pedoman – pedoman teknis sebagai bahan penyuluhan Dibantu oleh 2 orang pembantu utama (lulusan SUPM budidaya) 2 orang pekerja kolam Bertanggung jawab langsung kepada Kepala BBI Sentral Syarat pendidikan Sarjana Muda Perikanan Budidaya (pengalaman kerja 1 tahun) / SUPM Budidaya (pengalaman kerja 5 tahun)

Kepala Urusan Pelayanan Administrasi Bertugas pelayanan ketatausahaan BBI pengadaan peralatan / perlengkapan BBI pengadaan sarana komunikasi Dibantu oleh 3 orang pembantu utama 1 orang juru tik 1 orang penjaga kantor 1 orang sopir Betanggung jawab langsung kepada Kepala BBI Sentral Syarat Pendidikan Sarjana Muda Administrasi (pengalaman kerja 1 tahun) / SMEA (pengalaman kerja 5 tahun

BBI Lokal Tugas pokok dan tujuan BBI lokal Tugas Melaksanakan bimbingan langsung terhadap UPR di daerah kerjanya, dalam rangka peningkatan produksi dan mutu benih serta peningkatan tekknik pembenihan Fungsi Membantu BBI Sentral untuk pengadaan dan penyaluran Induk unggul Menghasilkan benih Membantu BBI Sentral dalam melaksanakan uji lapangan teknologi pembenihan menyebarluaskan teknologi pembenihan yang telah teruji

Struktur organisasi BBI Lokal KEPALA BBI LOKAL (1 orang) PELAKSANA URUSAN PELAYANAN ADMINISTRASI 1 orang Kepala 2 orang pembantu utama 1 orang penjaga kantor 1 orang supir Formasi : 15 orang PELAKSANA URUSAN PRODUKSI BENIH 1 orang Kepalla 4 orang pekerja kolam 1 orang penjaga kolam PELAKSANA URUSAN DISTRIBUSI 1 orang Kepala 1 orang pekerja

Personalia BBI Lokal Kepala BBI Tugas Memimpin, merencanakan, mengkoordinir dan melaporkan segala kegiatan BBI Lokal sesuai dengan tujuan dan sasarannya, yang meliputi : Menyusun Rencana Kerja dan Rencana Operasional Tahunan BBI Lokal Memantau produksi, distribusi, dan permasalahan Membantu Seksi DPPD tingkat II Melaksanakan bimbingan dan pembinaan teknis UPR Menyusun laporan triwulan dan tahunan BBI Lokal

Membawahi 3 urusan Urusan Pelayanan Administrasi Urusan Produksi Benih Urusan Ditribusi Benih Betanggung jawab Kepada Kepala DPPD Tingkat II Syarat Pendidikan Sarjana Muda Perikanan Budidaya (masa kerja minimal 1 tahun) / SUPM ( masa kerja 5 tahun)

Pelaksana Urusan Administrasi Tugas Tata usaha BBI Lokal termasuk keuangan Pengadaan dan perawatan perbekalan BBI Dibantu 2 orang pembantu utama 1 orang supir 1 orang penjaga kantor Bertanggung jawab langsung kepada Kepala BBI Lokal Syarat Pendidikan SMEA / SLTA yang telah mendapat kursus tata usaha

Pelaksana Urusan Produksi Benih Tugas Pengadaan induk unggul dan mendistribusikan Memproduksi benih Dibantu oleh 4 orang pekerja kolam 1 orang penjaga kolam Bertanggung jawab langsung kepada Kepala BBI Lokal Syarat Pendidikan SUPM Budidaya (pengalaman 1 tahun / SLTA (masa kerja 1 tahun dan telah dilatih dibidang pemenihan ikan air tawar)

Pelaksana Urusan Distribusi Benih Tugas Menangani kegiatan penyaluran induk dan benih Dibantu oleh 2 orang pekerja Bertanggung jawab langsung kepada Kepala BBI Lokal Syarat Pendidikan SUPM (masa kerja 1 tahun) / STLA (masa kerja 1 tahun dan telah dilatih dibidang pembenihan ikan air tawar)

DESIGN DAN KONSTRUKSI BBI Perkolaman Standar Perkolaman No Macam kolam BBI Lokal BBI Sentral Jumlah Luas (m²) Satuan Total 1 Kolam induk 4 250 1.000 8 2.000 100 400 12 1.200 2 50 200 6 300 3 - 1.500 9.000 10 10.000 5 500 2.500 3.000 25 6.000 7 32 17.250 68 36.100

Tata Letak Kolam BBI Lokal (2 Ha)

Konstruksi Kolam Berbentuk empat persegi panjang / disesuaikan dengan kondisi lapangan Bentuk penampang pematang trapesium sama kaki dengan kemiringan 1 : 1 Ukuran sisi atas 1 – 1,5 m dan tinggi 1 – 1,5 m, sedangkan dasar pematang 3 – 4, 5 m ( tergantung keperluan dan kondisi Pematang yang tingginya > 1 m sebaiknya dibuat anak pematang (berem) sebagai penguat Badan pematang berupa tanah homogen yang dipadatkan dan bebas dari benda lain Bagian pematang yang tidak terkena air ditanami rumput (mencegar erosi) Dasar kolam berupa tanah gembur, berlumpur, subur yang cukup tebal (5 – 20 cm), dan tidak poreus Selisih ketinggian dasar kolam antara inlet dan outlet air berkisar antara 20 – 30 cm Sebelum di jadikan kolam ada baik nya tanah diolah terlebih dahulu Diantara inlet dan outlet air terdapat parit dengan lebar 40 cm dan sedalam 20 cm Pintu air berupa bangunan Letak pintu inlet dan outlet air sebaiknya berhadapan secara diagonal.

Contoh Konstruksi Pematang

Contoh Konstruksi Pintu Pemasukan

Contoh Konstruksi Pintu Pengeluaran Sistim Sifon Dan Saluran Pembuangan

Standar bak pembenihan Macam bak BBI Lokal BBI Sentral Keterangan Jml Ukuran (m³) Bak pemijahan (sistem hapa) 3 3x5x1 5 Tiap bak diberi 8 kran Bak penetasan (sistem corong) 2 1,5x3x1 4 Tiap bak diberi saringan sortasi Bak sortasi benih 0,5x4x0,5 6 Tiap bak diberi aerator Bak pengobatan (treatment) 1x2x0,5 Bak penampungan / pemberokan 1x3x0,7 Bak pedederan intensif 1 4x2,5x0,7 Bak pematangan gonad induk ikan - 6x2x1 Termasuk bak filter 2 m² Bak kultur pakan alami 2x2x1 Bentuk kerucut Jumlah volume 81,3 176,6 Jumlah luas 93 m² 205 m² Jumlah bak 17 33

Contoh Konstruksi Bak Pemijahan

Bak Penetasan Sistim Corong

Bak Sortasi

Bak Pengobatan

Bak Penimbunan Benih

Bak Pendederan Intensif

Bak Pematangan Gonad

Bak Makanan Alami Dari Kayu

Tata Letak Di Bangsal Pembenihan BBI Lokal

Tata Letak Di Bangsal Pembenihan BBI Sentral

Debit air rata² dalam 1000 m² (lt/dt) Pengairan Macam bak/ Kolam Debit air rata² dalam 1000 m² (lt/dt) BBI Lokal BBI Sentral Luas (m²) Jumlah (lt/dt) Kolam induk 1,5 1.400 2,1 3.200 4,8 Kolam pemijahan 10 200 2 300 3 Kolam pendederan 13.000 19,5 23.500 35,25 Kolam calon induk dan donor 400 0,6 8.000 12 Kolam makanan alami 0,5 500 0,25 1.000 Kolam air deras 1.500 - 100 150 Bangsal pembenihan/ pemberokan 20 75 127 2,54 Jumlah 15,575 25,95 36,327 208,09

Bangunan Pengontrol Air

Unit Bak Filter dan Reservoir

Saluran Pemasukan dan Pembuangan

Petunjuk Tata Air

b. Ikan donor untuk hyphopisasi Sarana BBI Penyediaan bahan 1. Induk ikan dan donor a. Induk Produktif Jenis ikan BBI Lokal (kg) BBI Sentral (kg) Jantan + Betina Ikan Mas 75 125 150 200 Ikan Tawes 50 100 b. Ikan donor untuk hyphopisasi Diperlukan 100 kg ikan di BBI Sentral dan 50 kg di BBI Lokal

2. Bahan baku makanan ikan (pelet) Contoh bahan Sumber Protein Tepung ikan, cincangan bekicot, ampas tahu dan tepung banawa Sumber Karbohidrat dan Lemak Bekatul, dedak, singkong, bungkil kacang dan kedelai Sumber Mineral Tepung tulang, darah dan cangkang kerang – kerangan Sumber Serat Daun singkong, daun gamal dan daun petai cina Sumber Perekat Tepung kanji Vitamin dan Mineral

Komposisi Sumber Makanan Ikan Jenis komposisi Kuantitas Remah untuk benih ikan mas Dedeak halus 35% Tepung ikan 25% Tepung kedelai 27% Tepung daun 10% Vitamin dan mineral 3% Pelet untuk ikan mas ukuran konsumsi dan induk Dedak halus 30% 23% 15% Tepung tulang 5% Silase ikan Bungkil kelapa 2% Makanann untuk ikan tawes Tepung daun (petani cina) Tepung jagung

3. Pupuk Pupuk Organik Memperbaiki kesuburan dan struktur dasar kolam, berupa pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau Pupuk An - organik Memperbaiki kesuburan lebih cepat, berupa pupuk yang mengandung N dan P Pedoman Kebutuhan Pupuk Untuk BBI BBI Sentral 30 ton/tahun Pupuk Organik Pada kolam pendederan saja BBI Lokal 15 ton/tahun BBI Sentral 30 ton/tahun Pupuk an-organik Pada kolam pendederan saja BBI Lokal 15 ton/tahun

4. Kapur BBI Sentral 60 ton/tahun Kapur tohor (CaO3) BBI LOkal 30 ton/tahun 5. Insektisida BBI Sentral 100 lt Insektisida BBI Lokal 50 lt

6. Bahan pereaksi kimia Nama Bahan Jumlah BBI Sentral BBI Lokal Bahan pereaksi kmia dan obat - obatan ± 2 kg KMnO4 1 kg KMnO4 Aceton/alkohol 10 lt 5 lt Hormon buatan (HCG) 30.000 IU 15.000 IU Aquadest ± 50 lt ± 20 lt Bahan anestesia (MS. 222) 1 lt 0,5 lt Antibiotik (terramycine Kemicitine) 500 gram 150 gram

Peralatan 1. Peralatan pembenihan 9. Freezer 1 buah 10. Thermos es No. Peralatan BBI Sentral BBI Lokal Jumlah 1. Timbangan - Kapasitas 1 kg 2 buah 1 buah - Kapasitas 10 kg - Kapasitas 50 kg 2. Mistar (ukuran 50 cm) 4 buah 3. Fish bush (krembeng) 4. Kreneng 5. Aerator 6. Kaca pembesar 7. Alat hypophisasi - Jarum suntik Centrifuge - Centrifuge electrik - - Mortar homogenizer - Alat bedah 4 set 2 set - Kain handuk - Cawan porselin/ email - Pengaduk telur/ bulu ayam Secukupnya secukupnya - kel. Hypophysa 8. Gelas ukur (5, 10, 25 cc) 9. Freezer 1 buah 10. Thermos es 2 buah 11. Happa (2x1x0,75 cm dan 2x4x0,75 cm) 20 set 10 set 12. Kakaban 20 buah 10 buah 13. Corong penetas (Ø 0,5 m ; h. 0,5 m) 50 buah 25 buah 14. Pipet 8 buah 4 buah 15. Selang plastik Secukupnya 16. Counter 17. Pisau bedah 4 set 2 set 18. Gergaji/ bor

2. Peralatan perkolaman No. Peralatan BBI Sentral BBI Lokal Jumlah 1. Cangkul 6 buah 5 buah 2. Sekop 3 buah 3. Garpu 4. Bakul dan pikulan 4 set 2 set 5. Golok 6. Parang 7. Ember 8. Traktor kecil/ penggaru 4 buah 2 buah 9. Waring 8 buah 10. Geser 11. Cawan email 1 buah 12. Sprayer (kap. 10 liter) 13. Sabit 14. Pakaian lapangan 20 set 10 set

Peralatan distribusi benih / induk No. Peralatan BBI Sentral BBI Lokal Jumlah 1. Tabung oksigen (kap. 1 dan 2 m³) 4 buah 2 buah 2. Kantong plastik secukupnya Secukupnya 3. Tali plastik dan karet 4. Kotak kartun 5. Ember plastik bertutup 6. Fish-bus (krembeng) 15 buah 10 buah 7. Aerator 8. Kendaraan roda 4 (pick-up 0,75 ton) 1 buah 9. Buffer, es batu, dry ice

Peralatan lainnya No. Peralatan BBI Sentral BBI Lokal Jumlah 1. Pompa air diesel 10 PK 2 buah 1 buah 2. Blower 1-2 inci 3. Alat- alat pembuat makanan ikan/ pellet. Kompor - Tapisan / saringan Ember 4 buah Nyiru - Timbangan 1 kg, 50 kg - Mesin penggiling kering - - Mesin penggiling basa/ berminyak - Mesin penyaring - Mesin pengaduk - Mesin pencetak pellet - Mesin peremah 4. Generator 10 KVA atau PLN 5.000 watt 5. Generator 20 KVA atau PLN 10.000 watt 6. Mesin pembabat rumput 7. Sepatu lapangan dan senter 8 stel 4 stel 8. Alat transport - Sepeda motor 3 buah 2 buah - sepeda 8 buah 5 buah 9. Alat audiovisual 1 unit - 10. Buku petunjuk pelaksanaan secukupnya - Jenis ikan dan gambarnya - Tehnik pembenihan ikan - Perawatan benih/ induk - Pengangkutan dan distribusi - Tehnik perkolaman Pemupukan - Pemberantasan hama - Penyediaan makanan hidup dan makanan buatan 11. Meja tulis, lemari, kursi, kardek, peta, dsb

Bangunan Gedung Macam Bangunan BBI Lokal BBI Sentral Banyaknya Luas (m²) Satuan Jumlah Kantor 1 50 75 Garasi 20 40 Gudang 15 30 - Rumah generator 9 - Rumah mesin pellet dan gudang makanan - Rumah pimpinan - Rumah staf 3 36 108 4 200 - Rumah pekerja tetap (kopel) 6 216 8 288 - Rumah jaga 2 Asrama - 120 Aula 80 16 534 22 1.003

A. Target produksi benih dan calon induk OPERASIONAL BBI A. Target produksi benih dan calon induk No. Jenis ikan Ukuran (cm) 1-3 3-5 5-8 8-12 12-15 15-20 1. Ikan mas 10,7 1,20 0,51 0,31 0,23 0,21 2. Ikan tawes 6,4 1,83 0,85 0,43 - No. 490 Jenis ikan Ukuran Calon Induk (betina + jantan) Induk 1. Ikan Mas 3.275 575 2. Ikan Tawes 1.650 490 No. Jenis ikan Ukuran 1-3 3-5 5-8 8-12 12-15 1. Ikan Mas 9,62 1,20 0,46 0,28 0,21 2. Ikan Tawes 5,77 1,70 0,77 -

B. Pengelolaan Kolam 1. Pengelolaan tanah dasar kolam 2. Pemupukan dan pengapuran 3. Pengaturan air

C. Teknik Pembenihan 1. Seleksi induk Ciri – ciri calon induk ikan mas yang baik untuk dipijahkan : Kepala relatif kecil bila dibandingkan tinggi badan Sisik teratur, lengkap dan tersusun seperti genteng Garis linea lateralis (L.L) tidak terputus dan tidak menyudut Sirip dada, punggung, perut, dan ekor sempurna Pangkal ekor tidak cacat Mata bening Tinggi pangkal ekor lebih kecil daripada panjang pangkal ekor Ekor berbentuk sempurna dan tidak cacat Induk betina yang matang gonad, tampak perut bagian bawah membesar, lembek bila di tekan dan lubang genital berwarna merah Induk jantan yang matang gonad, apabila di stripping dpada kkeluar cairan sperma berwarna putih susu Seluruh tubuh dilapisi mucosa/lendir sehingga seluruh tubuh berwarna mengkilat

2. Pematangan gonad induk ikan dengan resirkulasi air Tahap – tahap pelaksanaan Contoh miniatur nya A. Persiapan bak pemeliharaan B. Persiapan bak filter Pipa paralon Pasir dan ijuk Ijuk Kerikil Batu kali Hubungkan

C. Perlakuan induk 2,0 kg/m² Protein 20% sebanyak 3,5% bobot induk sehari Induk ikan mas

3. Pemijahan dan penetasan telur Contoh miniaturnya

D. Pendederan P1, padat penebaran 400 ekor/m², masa pemeliharaan 2 minggu, mortalitas selama pemeliharaan diperkirakan 45 – 50% P2, padat penebaran 200 ekor/m², masa pemeliharaan 3 minggu, mortalitas selama pemeliharaan diperkirakan 50% P3, padat penebaran 7 ekor/m², masa pemeliharaan 4 minggu, mortalitas selama pemeliharaan diperkirakan 40% P4, padat penebaran 5 ekor/m², masa pemeliharaan 3 minggu, mortalitas selama pemeliharaan diperkirakan 40% P5, padat penebaran 4 ekor/m², masa pemeliharaan 3 minggu, mortalitas selama pemeliharaan diperkirakan 20%

D. Tehnik pemeliharaan dan produksi calon induk 1. Intensif Ukuran kolam 72 m² Kedalaman 1,5 m Terbagi 6 unit 2. Semi Intensif Pengerjaan kolam 3 – 7 hari Diberi pupuk 250-700 gram/m² Diberi garam kapur CaO/m² Makanan tambahan (pelet) dengan dosis 3%/berat populasi Kedalaman air ± 1 m Suplai air terus menerus Padat penebaran 3 – 4 ekor/m²

E. Penyediaan pakan 1. Kultur pakan alami a. Kultur rotifera ¾” ¾” µ µ b. Kultur Daphnia sp. 2. Makanan buatan

F. Pengendalian hama dan penyakit ikan 1. Pencegahan a. Penyakit bakterial Hindarkan perlakuan buruk pada ikan Menjaga kualitas air Memberi pakan dengan jumlah yang cukup dan bergizi b. Ektoparasit Untuk pencegahan Ichtyopthirius sp Kolam dikeringkan Dijemur antara 4 – 7 hari Pengapuran dasar kolam Pengendalian Trichodina sp Pengeringan kolam (4-7 hari) pengapuran dasar kolam secara merata

Pengendalian cacing monogennea (Dactylogrus dan Gyrodactulus) Hindari padat penebaran yang terlalu tinggi Perlakuan yang baik terhadap ikan (memberi pakan dan kualitas air) Pengendalian jamur (Saprolegnia) Hindari tindakan yang menimbulkan luka pada tubuh ikan Penanganan telur dengan baik dan bersih c. Hama predator benih Pengendalian Notonecta Dilakukan penetasan diluar happa Suplai air diberi filter Pengendalian Ucrit Pemberian filter pada suplai air Hindari penebaran benih yang baru menetas ke dalam kolam yang digenangi air lebih dari seminggu

2. Pemberantasan / pengobatan a. Penyakit bacterial (penyuntikan) Diobati dengan Terramycine dengan dosis 50 mg/1 kg (sebaiknya pada ikan yang memiliki bobot lebih dari 0,5 kg Dipelihara di dalam bak/kolam yang berisi air bersih sampai sembuh Pemberian obat melalui pakan Pakan ikan dicampur dengan obat 5 – 7 gram Terramycine / 1 kg (10 hari) b. Ektoparasit Ichtyopthirius sp Menggunakan 0,1 gram malachite green + 25 cc formalin/m³ dan dibiarkan selama 24 jam Trichodina sp Menggunakann larutan formalin sebanyak 25 ppm dalam waktu lama (prolong time)

Cacing monogenea (Dactylogyrus dan Gyrodactylus Merendam benih ikan di dalam larutan formalin 100-200 cc/m³ (30-60 menit) Dapat pula disemprotkan formalin ke kolam dengan dosis 25 cc/m³ (24 jam) Hama predator ikan Notonecta sp Menyemprotkan insektisida organophosfat (agrothion, dipterex) ke kolam dengan dosis 0,5-1,0 cc/m³ (24 jam) Ucrit Belum dapat ditemukan 3. Perkarantinaan Ikan yang akan dikirim, diberok (dipuasakan) selama 2-3 hari Ikan yang akan ditebar dikolam perlu dimandikan (treatment) dengan larutan KMnO4 (10-20 ppm) selama 0,5 jam

PETUNJUK PENYUSUNAN RENCANA KERJA BBI CONTOH rencana 1 (satu) tahun Rencana triwulan / bulanan Rencana mingguan