Manajemen Keuangan & akuNTANSI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING)
Advertisements

Aset Tetap dan aset Tak Berwujud
SEWA GUNA USAHA.
METODE HASIL PRODUKSI Dasar teori yg digunakan adalah bahwa aktiva digunakan untuk berproduksi, shg beban depresiasi didasarkan pd hasil produksi Umur.
ANALISA BIAYA DAN PENDAPATAN
MANAJEMEN KEUANGAN LITERATUR :
Perencanaan Bisnis Perikanan dan Kelautan
ANALISIS PENYUSUTAN ASET TETAP
AKTIVA TETAP BERUJUD Pengertian Prinsip Penilaian AT Berujud
PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
Kewajiban pencatatan pajak M-2
ANALISIS FINANSIAL / KELAYAKAN USAHA
BAB II LAPORAN KEUANGAN, ARUS KAS dan PAJAK
Laporan Keuangan Ir. Budi Purwanto, M.E..
ANALISA FINANSIAL DAN EKONOMI
LAPORAN KEUANGAN Catur Iswahyudi Manajemen Informatika (D3)
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Pengertian Investasi sebagai dasar DCF
Aspek Keuangan.
ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING)
Aktiva Tetap dan Aktiva Tidak Berwujud
KONSEP PENILAIAN INVESTASI
PUSAT INVESTASI.
Lecture Note: Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
AKTIVA TETAP BERWUJUD (1)
Penganggaran Modal (Capital Budgeting)
Rika Kharlina Ekawati, S.E., M.T.I
Topik 9-10 MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO.
LAPORAN KEUANGAN Budi Sulistyo.
AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD
Aset Tetap dan aset Tak Berwujud
Aspek Keuangan dalam Business Plan
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
FUNFSI MANAJEMEN KEUANGAN
ASPEK KEUANGAN.
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2
Manajemen Pajak Penyusutan.
Investasi dalam aktiva tetap
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1
Investasi dalam aktiva tetap
LAPORAN ARUS KAS (CASH FLOW REPORT) 1/23/2018.
ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING)
Investasi Return Of Investment
MODUL 8 ASPEK KEUANGAN (ASPEK KEUANGAN : ALIRAN KAS)
ANGGARAN PENANAMAN MODAL
AKUNTANSI KOPERASI JUNAIDI, SE
AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD
BAB IV PEMBENTUKAN INVESTASI ( Pertemuan ke-5 )
PRINSIP – PRINSIP INVESTASI MODAL
ANALISIS KEUANGAN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS
5/19/2018 PENGELOLAAN BISNIS DARI ASPEK KEUANGAN.
AKUNTANSI.
Aktiva tetap, Perolehan dan Depresiasi
ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING)
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN Budi Sulistyo.
ANGGARAN KAS 10th Lecture.
FUNGSI KEUANGAN (PEMBELANJAAN) DALAM PERUSAHAAN
Aktiva Tak lancar.
ASPEK KEUANGAN Asri Nur Wahyuni, SE., M.M..
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT INVESTASI
Studi aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas proyek bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana.
Penganggaran Modal (Capital Budgeting)
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1
Aktiva Tetap, Perolehan dan Depresiasi
LAPORAN KEUANGAN MEMPROSES LAPORAN KEUANGAN.
Transcript presentasi:

Manajemen Keuangan & akuNTANSI PELATIHAN MANAJEMEN PERUSAHAAN AIR MINUM TINGKAT MUDA Manajemen Keuangan & akuNTANSI Disampaikan oleh : Ambar Muryati, S.E., M.M. Pandanaran Semarang, 5 Maret 2013

Selalu ingat Fungsi-fungsi Manajemen Yang Paling Simple Planning Organizing Actuating Controling

Planning Organizing Adanya Master Plan Adanya Corporate Plan Adanya Busines Plan Tersusunnya RKAP Organizing Struktur Organisasi Ramping dan Multi fungsi SOP Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Kepegawaian

Actuating Controling Manajemen Sumber Daya Manusia Pembentukan Tim Pelaksana untuk Kegiatan – kegiatan yang penting Pemberian Tunjangan-tunjangan : Tunjangan Disiplin Tunjangan Kinerja Tunjangan Humas Controling SPI dan Pengawasan Melekat Adanya Tim Pemeriksa Pekerjaan Pengawas Pekerjaan

“Kesuksesan seseorang dipengaruhi oleh : Knowledge Skill Attitude 20 % = knowledge + skill 80 % = attitude

Nilai Dasar Hati Nurani Jujur Bertanggung Jawab Disiplin Visioner Kerjasama Adil Peduli

PEMIMPIN YANG BAIK Harus dicintai  Pandai menjalin hubungan Harus dipercaya  Integritas / Kejujuran Harus Bisa Diikuti  Harus suka menolong Harus Bisa Mengkader  Pandai Membimbing Pemimpin Abadi  Representasi Hati

KAIZEN Buang yang jelek Ambil yang baik Ciptakan yang baru

Melaksanakan Perencanaan Keuangan

Alur Pembuatan Anggaran DIREKSI TEAM ANGGARAN Standarisasi harga SUB SIE PERC. KEU SEMUA SUB SIE UNIT - UNIT BADAN PENGAWAS BUPATI

Alur Pembuatan Anggaran Perusahaan PDAM Klaten Sub Sie Perencanaan Keuangan , bulan Mei mulai survey harga barang serta melihat dari nota – nota pembelian untuk membuat Standarisasi Harga Barang dan Jasa bekerja sama dengan Sub Sie Perenc. tehnik untuk dasar pembuatan RKAP . Awal bulan Juni Sub Sie Perencanaan Keuangan membagikan blangko RKAP ( Blangko kosong sesuai RKAP tahun sebelumnya bila ada kurang/lebih dapat ditambahkan) ke semua Sub Seksi dan Unit unit yang ada, dan pengisiannya melihat kondisi Existing th. Berjalan, dengan jadwal pengumpulan kembali RKAP tersebut pada bulan Juli. Setelah semua masuk kembali ke Sub Seksi Perencanaan Keuangan , data tersebut kita masukkan se- suai data masing-masing . ( waktu ± 1 bulan ) Setelah masuk menjadi Draf awal murni Bulan Juli Team Anggaran rapat membahas RABOP per Seksi / Unit ,expose didepan Direksi mempertanggung jawabkan RABOP yang telah dibuat antara lain rencana sambungan baru yang dikaitkan dengan besarnya investasi ( Air baku dan pelengkapnya , jaringan termasuk dengan wilayah yang mau dikembangkan, ajuan Inventaris yang dianggarkan dikonfirmasikan dengan inventaris yang masih ada, Biaya2 operasi dan pemeliharaan ) setelah selesai menjadi Draf RKAP kedua.

Draf kedua selesai kita rapat dengan Direksi ( bulan Agustus ) beberapa kali, apabila draf tersebut masih ada perbaikan kita perbaiki dan setelah kita perbaiki dan disetujui Direksi RKAP Draf sementara selesai. Langkah selanjutnya Direksi bersama Team Anggaran mengadakan rapat dengan Badan Pengawas PDAM Klaten ( Oktober ) untuk membahas Draf RKAPsementara , dimana biasanya dalam rapat dengan Badan Pengawas ada masukan2 dan saran pendapat untuk dimasukkan RKAP th. Yang bersangkutan . Dari hasil rapat dengan Badan Pengawas kita perbaiki RKAP yang dibahas menjadi RKAP .Dan selanjutnya untuk dapat disetujui oleh Badan Pengawas dan selanjutnya dimintakan pengesahan oleh Bupati ( Oktober ). Setelah disahkan oleh Bupati RKAP kembali ke PDAM Klaten, untuk selanjutnya dijadikan pedoman kerja pada tahun yang bersangkutan. Langkah selanjutnya Sub Seksi Perencanaan Keuangan membagikan RKAP masing–masing Sub Seksi dan Unit – unit yang telah disetujui Bupati dan dijadikan pedoman untuk tahun berjalan. Untuk selanjutnya setiap Tri Wulan Sub Seksi Perencanaan Keuangan mengadakan evaluasi anggaran dengan Team Anggaran , dan minimal setahun dua kali juga mengadakan rapat evaluasi dengan Badan Pengawas

Fungsi Manajemen Keuangan Untuk mengelola arus dana yg masuk maupun keluar, dari suatu perusahaan seefisien dan seefektif mungkin. - fungsi penggunaan dana (allocation of funds) - fungsi mendapatkan dana (raising of funds)

A. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akuntansi. Laporan yang digunakan untuk memaparkan status finansial perusahaan adl : - Neraca (Balance sheet) - Laporan rugi-laba (Income statement) - Laporan aliran kas (Cash flow statement)

A.1. NERACA Tujuan : menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan, pd suatu tanggal tertentu. Neraca hrs selalu seimbang, dinyatakan dg persamaan : AKTIVA = KEWAJIBAN

A.1. NERACA Aktiva ( asset) ~ Aktiva lancar ~ Aktiva tetap Total harta = Aktiva tetap + Aktiva lancar

A.1. NERACA Utang Modal Utang lancar Utang jangka panjang Utang = Utang lancar + Utang jangka panjang Modal Modal = Modal Saham + Laba yg ditahan

Keterbatasan Neraca : Neraca tdk mencerminkan nilai yg tengah berlaku, krn para akuntan menerapkan biaya-biaya historis pd landasan perhitungan & pelaporan nilai-nilai aktiva-pasiva Pada tingkat tertentu, perhitungan dilakukan secara kira-kira (tdk pasti) Depresiasi diperhitungkan tetapi apresiasi diabaikan Banyak hal yg memiliki nilai finansial tdk dimasukkan, seperti SDM.

A.2. LAPORAN RUGI-LABA Laporan rugi lapa merupakan ringkasan dari pendapatan yg diterima perusahaan, yg diimbangi dg biaya-biaya operasional yg terjadi barang-barang / jasa terjual pada waktu yg sama. Merupakan upaya utk mengukur hasil bersih yg dihasilkan operasi perusahaan selama selang waktu tertentu, bisa selama tiga (3) bulan atau satu tahun.

2. LAPORAN RUGI-LABA Prinsip Umum Laporan Rugi-Laba : Bagian pertama, menunjukkan penghasilan yg diperoleh dari usaha pokok perusahaan Bagian kedua, menunjukkan biaya-biaya operasional Bagian ketiga, menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, diikuti biaya-biaya yg terjadi Bagian keempat, menunjukkan laba / rugi yg insidentil sehingga diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

A.3. LABA BERSIH dan CASH FLOW Perbedaan antara Laba, Rugi dan Cash Flow

Rasio-Rasio Keuangan Likuiditas Hutang Efisiensi Profitabilitas Nilai Dasar

B.1 Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas mengukur kemampuan suatu perusahaan utk memenuhi hutang-hutang lancar yg harus dibayar. Dapatkah perusahaan membayar tagihan-tagihan lancarnya? Rasio Likuiditas mencakup : Rasio Lancar Quick Ratio Rasio Modal Kerja

Rasio Lancar Merupakan Rasio yg sering kali dipakai utk mengukur Likuiditas, Rasio ini merupakan rasio antara Aktiva Lancar dg Hutang Lancar. Quick Ratio Rasio Modal Kerja

Melaksanakan Akuntansi Keuangan

Kebutuhan Penerimaan Seberapa besar kebutuhan penerimaan yang dibutuhkan perusahaan air minum Pendekatan biaya : Utilitas harus menentukan biaya pelayanan Dua cara pendekatan yang biasa digunakan : Pendekatan Utilitas Pendekatan Kebutuhan Kas

Kebutuhan Penerimaan Dua Kategori Utama : Biaya Operasional dan Perawatan (OM) Biaya-biaya rutin atau berkala yang timbul dalam penyediaan pelayanan saat ini Kebutuhan-kebutuhan Modal Peralatan atau fasilitas yang memberikan manfaat lebih dari satu tahun

Pendekatan Utilitas Pendekatan ini umumnya digunakan jika pemerintah bertanggung jawab di dalam mengesahkan tarif air untuk suatu perusahaan penyedia air swasta Metode mengijinkan untuk memperoleh keuntungan Membolehkan utilitas untuk menutup biaya operasional dan kebutuhan modal sebagimana ditetapkan oleh prinsip-prinsip umum sistem akuntansi Berdasarkan atas pendekatan perolehan akunting

Tinjauan Pendekatan Utilitas Utilitas dibolehkan untuk memperoleh pengembalian atas modal yang diinvestasikan Kebutuhan-kebutuhan penerimaan dihitung untuk suatu tahun dasar histori Pengembalian dikalkulasikan dengan menerapkan suatu tingkat pengembalian yang diijinkan atas suatu tarif dasar. Tingkat pengembalian merupakan gabungan dari “biaya hutang” dan biaya modal

Pendekatan Utilitas RR = OM+D+T+r*B RR : Kebutuhan penerimaan OM : Biaya Operasional dan Pemeliharaan D : Depresiasi T : Pajak R : Tingkat Pengembalian B : Tarif Dasar

Contoh Pendekatan Utilitas Biaya operasional dan pemeliharaan selama satu tahun diperkirakan 25 Milyar Pajak perusahaan selama satu tahun diperkirakan 5 Milyar Barang-barang Pokok (perlengkapan dan fasilitas pengolahan) sebesar 100 Milyar Tingkat pengembalian yang wajar atas barang yang diinvestasikan untuk perusahaan adalah 10% Rate base perusahaan saat ini akan didepresiasikan dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun

Contoh Pendekatan Utilitas, Kalkulasikan Kebutuhan Penerimaan Perusahaan Rincian Jumlah Biaya OM Rp. 25 M Depresiasi Rp. 5 M Pajak Rp. 5 M Keuntungan = Tk Keuntungan * Tarif Dasar Rp. 10 M Kebutuhan Penerimaan Rp. 45 M

Pendekatan Kebutuhan Kas Perkiraan kebutuhan anggaran tunai digunakan sebagai dasar untuk penentuan tarif Beberapa kebutuhan-kebutuhan modal secara tipikal dimasukkan di dalam kebutuhan penerimaan sebagai berikut : Membayar hutang (poko dan bunga) Modal Kontribusi untuk dana cadangan Barang-barang modal yang besar biasanya dimasukkan dengan penerbitan surat berharga atau penggunaan dana cadangan

Contoh Pendekatan Kebutuhan Kas Biaya operasional dan pemeliharaan selama satu tahun diperkirakan 25 Milyar Pajak perusahaan selama satu tahun diperkirakan 5 Milyar Bunga pinjaman dan pokok sampai setahun kedepan sebesar 3,5 Milyar dan 9,5 Milyar Perusahaan mengharapkan dapat mngadakan barang modal skala kecil dari dana 1 Milyar tanpa pinjaman Perusahaan merencanakan untuk melakukan kontribusi dalam rangka mencadangkan uang bagi penggantian peralatan dimasa datang sebesar Rp. 800 juta, untuk perluasan Rp. 600 juta, untuk pembayaran obligasi dimasa datang Rp. 500 juta dan tujuan stabilisasi Rp 600 juta

Contoh Pendekatan Kebutuhan Kas: Biaya operasional dan pemeliharaan 25 M Pajak 5 M Bunga pinjaman 3,5 M Pokok pinjaman 9,5 M Modal 2 M Kontribusi dana cadangan 0,8 M Kontribusi dana cadangan 0,6 M Kontribusi dana cadangan 0,5 M Kebutuhan Penerimaan 47,5 M

Perbedaan Pokok Pendekatan Utilitas dan Kebutuhan Kas KEB. KAS UTILITAS Biaya operasional dan pemeliharaan 25 M 25 M Pajak 5 M 5 M Depresiasi 5 M Bunga pinjaman 3,5 M Pokok pinjaman 9,5 M Keuntungan yang layak 10 M Modal 2 M Kontribusi dana cadangan 0,8 M Kontribusi dana cadangan 0,6 M Kontribusi dana cadangan 0,5 M Kebutuhan Penerimaan 47,5 M 45,0 M

PENYUSUTAN Aktiva Tetap (Fixed Assets) yang merupakan aktiva berwujud yang digunakan dalam perusahaan yang sifatnya permanen atau relatif tetap, meliputi peralatan, mesin, bangunan secara bertahap menyusut atau kemampuan kegunaannya akan semakin berkurang dengan berlalunya waktu.

1. SIFAT PENYUSUTAN Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan manfaat dibagi 2 kategori : Penyusutan Fisik, yang mencakup keusangan karena pemakaian dan keausan karena gerakan elemen-elemen. Penyusutan Fungsional, yang meliputi ketidaklayakan (inadequency) dan ketinggalan jaman (obsolescence)

Akuntansi Penyusutan Faktor yang mempengaruhi beban penyusutan periodik : Harga pokok semula Nilai residu Umur manfaat aktiva tersebut.

Hubunga antara ke 3 faktor ini dengan beban penysutan periodik disajikan dalam diagram berikut : Harga pokok awal Nilai Residu Harga Pokok Yang Dapat Disusutkan Beban Penyusutan Periodik Umur Manfaat

METODE PERHITUNGAN PENYUSUTAN a. Metode Garis Lurus (Straight – Line Method) Metode Unit Produksi (Units-of-Production Method) Metode saldo – Menurun (Declining Balance Method) Metode Jumlah angka Tahun (Sum of the years digits method)

Metode Garis Lurus (Straight-Line Method) Metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aktiva tersebut. Misal, harga perolehan aktiva yang dapat disusutkan sebesar 16.000, nilai residu ditaksir sebesar 1.000 dan estimasi umur selama 5 tahun. 16.000 – 1.000 = 3.000 / tahun 5

Metode Unit Produksi ( Units-of-Production Method) Metode unit produksi menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda menurut jumlah penggunaan aktiva Misal, sebuah mesin dengan harga perolehan sebesar 16.000 dan estimasi nilai residu 1.000 diharpakan memiliki umur selama 10.000 jam mesin. Jadi penyusutan per unit untuk satu jam mesin dihitung sbb: 16.000 – 1.000 = 1,50 / jam mesin 10.000

Metode Saldo Menurun ( Declining Balance Method) Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan Periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi Aktiva itu. Tahun Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan Awal Tahun Nilai Buku Tarif Untuk Thn. Berjalan Akhir Tahun 1 2 3 4 5 16.000 - 6.400 10.240 12.544 13.926 9.600 5.760 3.456 2.074 40 % 3.840 2.304 1.382 829 1.244

Metode Jumlah Angka Tahun ( Sum of the Years Digits Method) Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti yang dihasilkan metode saldo menurun. Tahun Harga Perolehan Dikurangi Nilai Residu Tarif Penyusutan Untuk Tahun Berjalan Akumulasi Akhir Tahun Nilai Buku 1 2 3 4 5 15.000 5/15 4/15 3/15 2/15 1/15 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 9.000 12.000 14.000 11.000 7.000

Perbandingan Metode-Metode penyusutan Pembebanan sama selama umur aktiva: Metode garis lurus dan Metode unit produksi Pembebanan tidak sama (menurun) atau dipercepat: Metode saldo menurun Metode jumlah angka

AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTAN Aktiva tetap dinilai dengan harga perolehan, harga belinya termasuk semua biaya yang dikeluarkan sampai dengan aktiva tetap siap digunakan, sedang untuk perhitungan penyusutan aktiva tetap menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan Nomor 7 tahun 1983 jo. UU No. 10 tahun 1994, telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang No. 17 tahun 2000 secara rinci diatur dalam surat edaran Dirjen Pajak Nomor: SE-07/PJ.42/2002 tanggal 8 Mei 2002.

RETURN ON INVESTMENT Terdapat dua kelompok kriteria penilaian : Kelompok pertama tidak memperhitungkan faktor waktu terhadap nilai uang, seperti : Pay Back Period (Periode Pengembalian) Return on Investment (ROi, Pengembalian atas Investasi) Kelompok kedua mengikuti konsep ekivalen dengan memberikan bobot kuantitatip faktor waktu terhadap nilai uang Net Present Value (NPV, Nilai sekarang Neto) Internal Rate of Return (IRR, Arus Pengembalian Internal) Index Profitabilitas.

KRITERIA EVALUASI YANG TIDAK MEMPERHATIKAN NILAI WAKTU UANG Pay Back Period ( Periode Pengembalian) Diartikan sebagai jangka waktu yang diperlukan untuk megembalikan modal suatu investasi dari aliran kas bersih per tahun. Aliran Kas Tahunan dengan Jumlah tetap Aliran Kas Tahunan dengan Jumlah Tidak Tetap Keuntungan dan Keterbatasan Keuntungan : - Sederhana - Berlaku seperti indeksi resiko bagi investor Keterbatasan : - Tdk memberikan gambaran situasi aliran kas stlh periode pengembalian selesai - Tdk mempertimbangkan nilai waktu dari uang - Tdk memberikan indikasi profitabilitas

Return On Invesment( Pengembalian atas Ivestasi) Adalah perbandingan antara pemasukan (income) per tahun dengan dana investasi. Keunggulandan Keterbatasan Keunggulan ROI: Mudah dipahami dan mudah perhitungannya Menjangkau seluruh umur investasi Keterbatasan ROI: Tdk menunjukkan profil laba thdp waktu Tdk mempertimbangkan nilai waktu dari uang ROI = Pemasukan X 100 % Investasi

Contoh Perhitungan ROI Suatu usaha memerlukan biaya pertama Rp. 26 juta dengan perkiraan nilai sisa Rp. 6 juta, pada akhir tahun ke-4. Adapun proyeksi pemasukan bersih sebelum pajak setiap tahun adalah sbb: Tahun ke Pemasukan neto (Rp) 1 3,0 2 4,0 3 5,5 4 3,0 Hitung ROI ?

Jawaban : Pertama-tama dihitung pemasukan neto rata-rata per tahun sebelum pajak. (3,0 + 4,0 + 5,5 + 3,0) ------------------------------ = 3,875 4 Kemudian a. 3,875 ------- = 14,9 % 26,0 b. 3,875 ---------------------- = 24,2 % (½) ( 26,0 + 6,0) c. Bila dimisalkan besar pajak = 30% maka ROI setelah pajak menjadi (3,875) (1 – 0,3) 2,7125 ---------------------- = ----------- = 16,9 % (½) ( 26,0 + 6,0) 1,6

Kriteria Evaluasi Yang Memperhatikan Nilai Waktu Uang. Net Present Value (Nilai Sekarang Neto) Internal Rate Of Return (IRR) Indeks Profitabilitas Nilai sekarang aliran kas masuk Nilai sekarang aliran kas keluar n n NPV = (C) t (Co) t ∑ ∑ ( 1 + i ) t (1 + i ) t t=0 t=0 n n (C) t (Co) t ∑ = ∑ (1 + i ) t (1 + t ) t t=0 t=0

CARA PALING SEDERHANA MENGHITUNG KELAYAKAN INVESTASI PDAM Berapa jumlah sambungan yang bisa terpasang dengan adanya investasi tersebut ? Berapa m3 jumlah air yang bisa dijual atau rata-rata m3 per sambungannya ? Berapa biaya rata-rata operasional per m3 - nya ( full cost ) Berapa rata-rata tarif per m3 - nya ? Kalau sudah diketahui rata-rata biaya dan tarif per m3 – nya, selanjutnya berapa selisihnya. Kalau negatif maka proyek tidak layak, sedangkan kalau positif berapa persen selisihnya. Dalam kriteria ROI minimal 10%. Berapa FIRR, NPV – nya dan berapa tahun investasi itu akan kembali ? (untuk menghitung BEP rata-rata biaya per m3 adalah biaya sebelum depresiasi)

Contoh Perhitungan PBP SR Jumlah sambungan rumah yg akan dipasang = 5 buah Biaya sambungan rumah / sambungan = Rp. 700.000 Pendapatan Sambungan Rumah (Rekening) min = Rp. 11.000 Biaya Pemasangan Jaringan Distribusi = Rp. 3 juta Perhitungan PBP : Tanpa Bunga Dengan Bunga (50%) 3 juta 3 juta + (50%x3 jt) x 1 th = 4,5 th = 6,8 th 5 x 11.000 x 12 5 x 11.000 x 12 Dimisalkan PBP yang dikehendaki = 3 tahun, maka tiap pelanggan dibebani dengan biaya tambahan untuk pemasangan jaringan distribusi sebesar Rp. 500.000 Tanpa Bunga 3 juta – (5x500.000) x 1 th = 0,76 tahun = 9 bulan 5 x 11.000 x 12 Dengan Bunga (50%) 4,5 juta – (5x500.000) x 1 th = 3,03 tahun

SIKLUS AKUNTANSI PDAM Akuntansi / Pembukuan: Suatu kegiatan pengklasifikasian pencatatan berebagai transaksi Keuangan secara kronologis dan sistematis yang terjadi sampai Pada tersusunnya laporan keuangan pada perusahaan. DOKUMEN BUKU BESAR BUKU JURNAL HARIAN LAPORAN KEUANGAN KEGIATAN / TRANSAKSI NRC LAJUR NERACA LABA/RUGI ARUS KAS RINCIAN BIAYA ` Buku Pembantu Laporan Pendukung

Kegiatan / transaksi yang terjadi di PDAM : Pembelian material Pemasangan Sambungan Baru Pembuatan / Penjualan Rekening Pemakaian Bhn Instalasi & Kimia Pengelolaan Kas Kecil dan transaksi lainnya.

JURNAL Jurnal Umum Jurnal Khusus : Voucher ( DVHD) Bayar Kas ( JBK ) Penerimaan Kas ( JPK ) Rekening ( JR ) Pemakaian Bhn Intalasi & Kimia ( JPBIK )

PENCATATAN TRANSAKSI : 1. PEMBELIAN / PENGADAAN BARANG Jurnal Pengadaan / Pengakuan Hutang : (D) Biaya (D) Aktiva (K) Utang Yang Masih Harus Dibayar Jurnal Pembayaran Utang : (D) Utang Yang Masih Harus Dibayar (K) K a s 2. PEMAKAIAN BHN INSTALASI DAN KIMIA Dibebankan sebagai biaya (D) Biaya (K) Persediaan

(K) Aktiva Dalam Penyelesaian Dibebankan sebagai Aktiva : (D) Aktiva Dalam Penyelesaian (K) Persediaan Jurnal Balik : (D) Aktiva (K) Aktiva Dalam Penyelesaian 3. SAMBUNGAN BARU Jurnal Piutang : (D) Piutang Non Air (D) Samb. Baru Yang Akan Ditagihkan (K) Pendapatan Samb. Baru (K) Uang Jaminan Langganan (K) PPN Non Air Jurnal Penerimaan : (D) K a s (K) Piutang Non Air Jurnal Angsuran : (K) Samb. Baru Yang Akan Ditagihkan

4. PENERBITAN REKENING AIR. Jurnal Piutang Rekening Air (D) Piutang Rekening Air (K) Pendapatan Air (K) Cadangan Dana Meter Jurnal Penerimaan Piutang Rek Air : (D) K a s (K) Pitang Rekening Air 5. Transakasi-transaksi Lainnya : Pengelolaan Kas Kecil Pembukuan Saldo Awal/ Akhir Bhn Bakar & ATK Pendapatan Jasa /Biaya Bank Biaya Penyusutan dan lainya.

Pendekatan Kebutuhan Kas Perkiraan kebutuhan anggaran tunai digunakan sebagai dasar untuk penentuan tarif Beberapa kebutuhan-kebutuhan modal secara tipikal dimasukkan di dalam kebutuhan penerimaan sebagai berikut : Membayar hutang (poko dan bunga) Modal Kontribusi untuk dana cadangan Barang-barang modal yang besar biasanya dimasukkan dengan penerbitan surat berharga atau penggunaan dana cadangan

Contoh Pendekatan Kebutuhan Kas Biaya operasional dan pemeliharaan selama satu tahun diperkirakan 25 Milyar Pajak perusahaan selama satu tahun diperkirakan 5 Milyar Bunga pinjaman dan pokok sampai setahun kedepan sebesar 3,5 Milyar dan 9,5 Milyar Perusahaan mengharapkan dapat mngadakan barang modal skala kecil dari dana 1 Milyar tanpa pinjaman Perusahaan merencanakan untuk melakukan kontribusi dalam rangka mencadangkan uang bagi penggantian peralatan dimasa datang sebesar Rp. 800 juta, untuk perluasan Rp. 600 juta, untuk pembayaran obligasi dimasa datang Rp. 500 juta dan tujuan stabilisasi Rp 600 juta

Contoh Pendekatan Kebutuhan Kas: Biaya operasional dan pemeliharaan 25 M Pajak 5 M Bunga pinjaman 3,5 M Pokok pinjaman 9,5 M Modal 2 M Kontribusi dana cadangan 0,8 M Kontribusi dana cadangan 0,6 M Kontribusi dana cadangan 0,5 M Kebutuhan Penerimaan 47,5 M

Perbedaan Pokok Pendekatan Utilitas dan Kebutuhan Kas KEB. KAS UTILITAS Biaya operasional dan pemeliharaan 25 M 25 M Pajak 5 M 5 M Depresiasi 5 M Bunga pinjaman 3,5 M Pokok pinjaman 9,5 M Keuntungan yang layak 10 M Modal 2 M Kontribusi dana cadangan 0,8 M Kontribusi dana cadangan 0,6 M Kontribusi dana cadangan 0,5 M Kebutuhan Penerimaan 47,5 M 45,0 M