Sistem Moneter Internasional

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
CHAPTER 34 : Open-Economy Macroeconomics: The Balance of Payments and Exchange Rates © 2007 Prentice Hall Business Publishing Principles of Economics 8e.
Advertisements

II. SISTEM MONETER INTERNASIONAL
PEREKONOMIAN TERBUKA Samuelson Ch.30
MANAJEMEN KEUANGAN MULTINASIONAL
Nilai Tukar & Sistem Keuangan Internasional
KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Keuangan Internasional
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
ekmakro08-ittelkom-mna
Makroekonomi Perekonomian Terbuka: Konsep Dasar
STANDAR KOMPETENSI Memahami perekonomian terbuka KOMPETENSI DASAR
PERDAGANGAN INTERNASIONAL (INTERNATIONAL TRADE)
Pemerintah dan Nilai Tukar
TRANSLASI VALUTA ASING
MANAJEMEN KEUANGAN MULTINASIONAL
MATERI EKONOMI MONETER PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
Manajemen Keuangan Multinasional
MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
STANDAR MONETER Dr. Lana Sularto.
Bab 2 Sistem Moneter Internasional
Sistem Nilai Tukar.
Materi 4 – SISTEM MONETER INTERNASIONAL (Business International)
PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL
PENGARUH PEMERINTAH ATAS NILAI TUKAR
SISTEM NILAI TUKAR RUPIAH
EKONOMI INTERNASIONAL
MANAJEMEN KEUANGAN MULTINASIONAL
Pasar Valuta Asing.
BANK INDONESIA - II.
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
Sistem Moneter Internasional
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN
Penentuan Kurs Mata Uang
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Sistem Moneter Internasional
Penyesuaian Neraca Pembayaran Internasional (BOP)
By: Inggrita Gusti Sari Nst SE, MSI
THE INTERNATIONAL MONETARY SYSTEM
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Manajemen Keuangan Internasional
TEORI NILAI TUKAR (KURS)
THE REVALUATION OF THE CHINESE YUAN
MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
KURS.
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
Bab 2 Sistem Moneter Internasional
DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
Makroekonomi Perekonomian Terbuka: Konsep Dasar
PERDAGANGAN INTERNASIONAL VALUTA ASING DAN NERACA PEMBAYARAN
KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN
Sistem Keuangan Global
EKONOMI MONETER I NILAI TUKAR.
Penentuan Kurs Mata Uang
Bank dan Lembaga Keuangan
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
BAB 31 ILMU EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA : KONSEP-KONSEP DASAR
EKONOMI MONETER I NILAI TUKAR.
SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA
Mekanisme Penentuan Kurs
KELOMPOK 6 MAKROEKONOMI
EDISI KEDELAPAN BUKU II EUGENE F. BRIGHAM JOEL F. HOUSTON
BISNIS GLOBAL OLEH: ELVIRA AZIS, SE.,MT
Bab 2 Sistem Moneter Internasional
NERACA PEMBAYARAN KURS VALUTA ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
TEORI NILAI TUKAR (KURS)
Transcript presentasi:

Sistem Moneter Internasional Idham Cholid

PENDAHULUAN Kurs tukar mata uang suatu negara dipan-dang dari sisi MNC dapat berpengaruh terhadap posisi persaingan dan risiko atas investasinya. Sistem kurs tukar yang dianut suatu negara dapat berpengaruh terhadap aktivitas bisnis MNC. IMS: kerangka kerja kelembagaan di mana pembayaran internasional dibuat, pergerakan modal diakomodasikan, dan kurs di antara mata uang ditentukan.

PENDAHULUAN (2) IMS meliputi: instrumen, lembaga, kesepakatan yang menghubungkan mata uang, pasar uang, sekuritas, real estate, dan pasar komoditas dunia. Tujuan IMS: untuk mendesain kurs tukar mata uang antar negara di dunia stabil. Kurs tukar valas: harga suatu mata uang negara lain yang dinilai dengan mata uang negara tertentu.

Sistem Moneter Internasional Standar Emas (1821-1914) Terdapat dua konsep tradisional mengenai konvertibilitas mata uang : Nilai mata uang yang tertera (nilai nominal) sama dengan nilai logam pembuatnya (nilai intrinsik) Nilai mata uang yang tertera tidak ada hubungannya dengan nilai logam pembuatnya.

3. Standar Kurs Mengambang 2. Standard Kurs Tetap. Standar ini identik dengan Sistem Bretton Woods yang menerapkan standar dolar emas Bank sentral secara aktif akan menarik atau melepaskan cadangan mata uang pada saat mata uang mengalami depresiasi atau apresiasi 3. Standar Kurs Mengambang Kurs ditentukan berdasarkan interaksi permintaan dan penawaran dari mata uang Ada dua macam kurs mengambang; free floating yang tidak memerlukan cadangan devisa dan managed floating yang memerlukan cadangan devisa.

4. Standars Kurs Alternatif Pegged exchange rate mendasarkan nilai mata uang dengan suatu mata uang atau sekelompok mata uang yang merupakan mitra dagang utamanya. Basket exchange rate, nilai mata uangnya ditetapkan berdasarkan sistem paket pengumpulan yang berperan untuk membiaya perdagangannya, denga tujuan stabilitas mata uangnya Sistem dewan mata uang (CBS), yaitu manajemen nilai tukar mata uang oleh satu lembaga keuangan resmi yang diberikan wewenang mutlak untuk menerbitkan atau mencetak mata uang dasar.

BIMETALISM

BIMETALISM: SEBELUM 1875 (1) Bimetalism: penggunaan standar ganda dalam pembuatan uang logam bebas yang meliputi emas dan perak. Inggris: menggunakan bimetalism hingga 1816 (setelah perang Napoleon). AS: mengadopsi bimetalism dengan Coinage Act of 1792, dan mempertahankannya sampai 1873. Prancis: menggunakan bimetalism dan memper-tahankannya dari Revolusi Prancis hingga 1878.

BIMETALISM: SEBELUM 1875 (2) China, India, Jerman, dan Belanda menggunakan standar perak. Dalam bimetalism, emas dan perak digunakan sebagai alat pembayaran internasional dan kurs tukar di antara mata uang ditentukan dengan isi emas dan peraknya. 1870: Pound Inggris vs Franc Prancis (standar emas); Franc Prancis vs Mark Jerman (standar perak).

STANDAR EMAS KLASIK

STANDAR EMAS KLASIK: 1875-1914 (1) Columbus: “Emas merupakan kekayaan, dan siapa yang menguasainya mempunyai semua yang ia butuhkan di dunia”. Inggris: penggunaan standar emas pertama kali, namun, tidak menetapkan sampai 1921, ketika wesel Bank Inggris dibuat secara penuh dapat ditebus dengan emas. Prancis: menggunakan standar emas secara efektif mulai 1850-an dan secara formal pada 1875.

STANDAR EMAS KLASIK: 1875-1914 (2) Jerman: mengganti dengan standar emas pada 1875, dan menghentikan pembuatan uang perak. AS: mengadopsi standar emas pada 1879. Rusia dan Jepang: mengadopsinya pada 1897.

STANDAR EMAS KLASIK: 1875-1914 (3) Standar emas internasional dikatakan ada jika kebanyakan negara utama memenuhi tiga syarat: Hanya emas yang dijamin dalam pembuatan uang logam yang tidak dibatasi; Ada dua cara konvertabilitas antara emas dan mata uang nasional pada rasio yang stabil; Emas mungkin secara bebas diekspor dan diimpor. Di bawah standar emas, ketidakselarasan kurs tukar secara otomatis akan dikoreksi dengan arus emas lintas batas. Ketidakseimbangan pembayaran internasional juga akan terkoreksi secara otomatis (price-specie-flow mechanism).

PERIODE SELAMA PERANG: 1915-1944 (1) Pada Agustus 1914 standar emas klasik berakhir, karena negara-negara utama (Inggris, Prancis, Jerman, dan Rusia) menghentikan penebusan wesel bank dalam emas dan mengembargo ekspor emas. Setelah perang Dunia I, beberapa negara menderita hiperinflasi. Kurs tukar antar mata uang berfluktuasi pada awal 1920-an. Selama periode ini, negara2 secara luas menggunakan depresiasi yang “ganas” atas mata uangnya untuk mendapatkan keunggulan dalam pasar ekspor dunia.

PERIODE SELAMA PERANG: 1915-1944 (2) Pada akhir 1920-an terjadi kesalahan dalam menerapkan standar emas: negara2 utama memprioritaskan pada stabilisasi ekonomi domestik (dengan kebijakan sterilisasi emas). Akibat tidak mematuhi aturan main, mekanisme penyesuaian otomatis standar emas tidak dapat bekerja. Pengembalian ke standar emas diperburuk oleh terjadinya Depresi Besar pada 1929. Akibat Depresi Besar bank-bank di Austria, Jerman, dan AS mengalami penurunan nilai portofolionya, & terjadi penghindaran atas bank.

PERIODE SELAMA PERANG: 1915-1944 (3) Inggris mengalami arus keluar emas besar2-an, yang dihasilkan dari defisit neraca pembayaran yang kronis dan hilangnya kepercayaan terhadap pound sterling. AS meninggalkan standar emas setelah bank mengalami kesulitan dan arus keluar emas. Prancis meninggalkan standar emas pada 1936, karena pelarian dari franc, yang merefleksikan ketidakstabilan ekonomi dan politik.

SISTEM BRETTON WOODS (SBW)

SISTEM BRETTON WOODS (SBW): 1945-1972 (1) SBW dihasilkan dari pertemuan 44 wakil negara di Bretton Woods, New Hampshire, pada Juli 1944. Lembaga yang dihasilkan: IMF dan IBRD/World Bank, yang keduanya mempunyai tanggung jawab berbeda. SBW berusaha mencegah berulangnya nasionalisme ekonomi dengan kebijakan destruktif “memiskinkan negara tetangga” dan mengarah pada kekurangan peraturan2 yang jelas atas terganggunya permainan selama perang.

SISTEM BRETTON WOODS (SBW): 1945-1972 (2) Standar tukar dollar berdasarkan emas menjadi tidak efektif karena menghadapi kebijakan moneter ekspansif dan meningkatnya inflasi di AS. Pada 1970 US$ overvalued, khususnya relatif terhadap GDM dan JP¥. Pada Agustus 1971, Presiden Nixon menghentikan konvertibilitas US$ ke dalam emas dan memberlakukan biaya tambahan impor sebesar 10%. Untuk mengatasi retaknya SBW, 10 negara utama (Kelompok Sepuluh) bertemu di Smitsonian Institute di Washington D.C. pada Desember 1971.

REGIM KURS TUKAR FLEKSIBEL: 1973-SEKARANG (1) Dengan matinya SBW, pada Januari 1976 anggota IMF bertemu di Jamaika untuk menyetujui peraturan SMI yang baru. Tiga elemen kunci Persetujuan Jamaika: 1. Kurs fleksibel dideklarasikan bagi anggota IMF; 2. Emas secara resmi dibebaskan sebagai aset cadangan internasional; 3. Negara2 nonpengekspor minyak dan negara kurang berkembang diberi akses lebih besar terhadap dana IMF.

REGIM KURS TUKAR FLEKSIBEL: 1973-SEKARANG (2) IMF menyediakan bantuan kepada negara2 yang menghadapi kesulitan neraca pembayaran dan kurs tukar Kondisi nilai tukar US$ terhadap 21 negara industri: menurun, meningkat, dan puncak. Pada September 1985, negara2 G-5 (Prancis, Jepang, Jerman, Inggris, dan AS) bertemu di Hotel Plaza, New York. Untuk membahas persetujuan bahwa anggota G-5 akan mendepresiasi US$ terhadap mata uang paling utama untuk memecahkan masalah defisit perdagangan AS.

REGIM KURS TUKAR FLEKSIBEL: 1973-SEKARANG (4) Hasilnya berupa Louvre Accord, yang meliputi: 1. Negara2 G-7 akan bekerjasama untuk mencapai stabilitas kurs tukar yang lebih besar; 2. Negara2 G-7 menyetujui untuk berkonsultasi dan berkoordinasi lebih erat atas kebijakan2 makro-ekonomi. Louvre Accord menandai lahirnya sistem mengambang terkendali dalam mana negara2 G-7 akan bekerjasama mengintervensi dalam pasar valas untuk mengkoreksi over atau under valuation atas mata uang.

PENETAPAN-PENETAPAN KURS TUKAR SEKARANG (1) Tiga persyaratan mata uang ideal (trinitas yang tidak mungkin): 1. Stabilitas kurs tukar, 2. Integrasi keuangan penuh, dan 3. Kebebasan moneter. Mayoritas mata uang di dunia ditambatkan terhadap mata uang tunggal, terutama US$ dan €, atau sekeranjang mata uang seperti SDR. Rencana kurs tukar sekarang diklasifikasikan oleh IMF (2005) dapat dilihat pada Gambar 2.4.

PENETAPAN2 KURS TUKAR SEKARANG (2) Mengambang terkendali dengan tidak menerabas pengumuman sebelumnya untuk kurs tukar: otoritas moneter mempengaruhi pergerakan kurs tukar melalui intervensi aktif di pasar valas tanpa pengkhususan, atau komitmen sebelumnya terhadap, terabasan yang diumumkan sebelumnya untuk kurs tukar. Mengambang bebas: kurs tukar ditentukan pasar, dengan intervensi valas ditujukan pada kurs moderat atas perubahan & mencegah fluktuasi dalam kurs tukar daripada mempertahankan suatu levelnya.

Lanjutan Pada Juli 2005, jumlah terbesar negara (36), termasuk Australia, Kanada, Jepang, Inggris, dan AS, mengijinkan mata uangnya untuk mengambang secara independen terhadap mata uang lain. 40 negara, termasuk Cina, India, Rusia, dan Singapura, mengadopsi bentuk sistem “mengambang terkendali”. 41 negara tidak mempunyai mata uang nasionalnya. 7 negara, termasuk Bulgaria, Hong Kong, & Estonia, mempertahankan mata uangnya tetapi secara permanen menetap pada mata uang keras, seperti US$ atau €. Negara2 sisanya mengadopsi mengkombinasikan regim kurs tukar tetap dan mengambang.

Sistem Moneter Eropa

SISTEM MONETER EROPA Memantapkan “zona stabilitas moneter di Eropa Sistem Moneter Eropa (SME), awalnya diusul-kan oleh Kanselir Jerman Helmut Schmidt, dan secara formal diperkenalkan pada Maret 1979. Tujuannya adalah: Memantapkan “zona stabilitas moneter di Eropa Mengkoordinasi kebijakan-kebijakan kurs tukar terhadap mata uang-mata uang non EMS Membuka jalan untuk akhirnya menjadi uni moneter Eropa. Mata uang: Euro, pada awalnya melibatkan 11 negara anggota.

Peralihan ke Euro Menurut perjanjian (Maastricht Treaty) peralihan dari mata uang nasional dan ECU ke Euro akan dimulai 1 Januari 1999. Dalam sebuah skenario, mata uang nasional dan euro akan ada bersama hingga tahun 2002 dan studi seorang Perancis meramalkan “periode transisi yang sangat rumit”. Studi itu melihat berbagai masalah bagi banyak perusahaan apabila mereka diminta untuk membayar para pemasok dalam euro sementara pelanggan mereka membayarnya dalam franc.

Euro berpengaruh atas Dolar AS Pada saat Euro muncul, maka kondisinya sama pentingnya dalam sistem moneter dan keuangan internasional seperti dolar AS. Dalam sebuah estimasi, dolar akan menjadi lebih lemah terhadap euro dalam skala global. Akan ada diversifikasi portofolio sekitar $500 miliar sampai $1 triliun kedalam euro yang dampaknya akan sangat berarti atas kurs selama periode transisi yang agak panjang.

Konvertibilitas Mata Uang Faktor-faktor yang mempengaruhinya: Tingkat fleksibilitas suatu mata uang untuk dikonversikan ke dalam mata uang lain Ada tidaknya pasar yang bebas dan aktif bagi suatu mata uang Besarnya hambatan dalam transfer mata uang ke dalam dan ke luar negara asalnya

Dalam sistem moneter saat ini maka dikenal ada 2 jenis mata uang: 1. Mata Uang Kuat (hard currency); dapat diterima secara luas sebagai bukti pembayaran internasional atau sebagai media dalam transaksi internasional (mata uang dari negara-negara maju) 2. Mata Uang Lemah (soft currency); tidak dapat diterima secara luas sebagai bukti pembayaran internasional atau sebagai media dalam transaksi internasional (mata uang dari negara-negara berkembang)

Siklus Bisnis Internasional Ekspor Lisensi/Franchising Distributor/Trader Representatif/Branch Kontrak Manajemen/Manufaktur Foreign Direct Investment (FDI); ada tiga strategi, yaitu merebut pangsa pasar yang lebih besar, efisiensi biaya produksi dan meningkatkan daya siang

KURS ( Nilai Tukar)

Definisi Nilai Tukar Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai mata uang lainnya (Salvatore 1997:9). Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing. Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang asing.

Sejarah Nilai Tukar Sistem nilai tukar yang digunakan untuk pertukaran mata uang asing pada awalnya adalah Gold Standard. Dikarenakan terdapat beberapa kekurangan terhadap Gold Standar, maka selanjutnya diberlakuan sistem kurs tetap, dan kemudian menjadi sistem kurs mengambang.

Gold Standar Dari tahun 1876 sampai 1913, kurs tukar ditentukan oleh gold standard, dimana setiap mata uang dapat ditukar ke emas pada harga tertentu. Oleh karena itu, kurs tukar antara dua mata uang ditentukan oleh tingkat pertukaran relatif per ons emas mereka. Setiap negara menggunakan emas untuk menjaga mata uangnya. Sistem ini disuspensi ketika Perang Dunia I dimulai pada tahun 1914. Beberapa Negara kembali pada gold standard pada tahun 1920-an, tetapi kemudian meninggalkan sistem tersebut akibat kepanikan perbankan di Amerika dan Eropa selama Great Depression. Pada tahun 1930-an, beberapa negara berupaya mengikat mata uang mereka ke dolar atau poundsterling, namun seringkali perubahan dilakukan. Ketidakstabilan di pasar mata uang asing dan banyaknya pembatasan transaksi internasional selama periode ini telah menurunkan volume perdagangan internasional.

Penggolongan Tingkat Tukar mata Uang Gold Standar Kurs Mint Parity Menunjukkan perbandingan berat emas yang dikandung mata uang – mata uang yang berbeda Kurs ekspor emas Nilai tukar pada titik ini merupakan kurs tertinggi dalam sistem standar emas yang ditandai adanya aliran emas keluar dari negara tersebut Kurs titik impor emas Ditandai adanya aliran emas masuk ke negara tersebut dan merupakan kurs terendah dalam sistem e Kurs valuta asing yang terjadi

Penentu Nilai Tukar Mata Uang Banyak faktor yang menentukan nilai tukar mata uang, dan kesemuannya berkaitan dengan hubungan perdagangan antara dua negara. Yang perlu diingat adalah bahwa nilai tukar ini relatif, dan diekspresikan sebagai sebuah perbandingan dari mata uang dua negara. Faktor-faktor ini juga tidak dalam susunan tertentu, seperti banyak aspek di ekonomi, kepentingan relatif dari faktor-faktor ini masih menjadi subyek dari banyak debat ahli ekonomi.

a. Laju inflasi relatif Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Misalnya, jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap barang dagangan relatif mengalami penurunan.

b. Tingkat pendapatan relatif Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan dengan supply yang tersedia.

c. Suku bunga relatif Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadinya penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan di luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau di luar negeri. Dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri.

d. Kontrol pemerintah Menurut Madura (2003:114), bahwa kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk : a. Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing. b. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri. c. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang. Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah : Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan. Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan. Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara. Mempengaruhi variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan.

e. Ekspektasi Faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi atau nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar. Kemudian menurut Madura (2003:111-123), untuk menentukan perubahan nilai tukar antar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara yang bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta asing dan expectations (perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan datang).

Sistem-Sistem Nilai Tukar Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah, ada beberapa jenis, antara lain : Fixed exchange rate system Sistem nilai tukar yang ditahan secara tahap oleh pemerintah atau berfluktuasi di dalam batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka pemerintah akan mengintervensi untuk memeliharanya dalam batas-batas yang dikehendaki. Freely floating exchange rate system. Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh tekanan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.

Lanjutan Managed floating exchange rate system. Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed system dan freely floating, tetapi mempunyai kesamaan dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah bisa melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata uang tidak berubah terlalu banyak dan tetap dalam arah tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating, managed float masih lebih fleksibel terhadap suatu mata uang. Lalu menurut Krugman dan Obstfeld (2000:485), managed floating exchange rate system adalah sebuah sistem dimana pemerintah mengatur perubahan nilai tukar tanpa bermaksud untuk membuat nilai tukar dalam kondisi tetap. Pegged exchange rate system Sistem nilai tukar dimana nilai tukar mata uang domestik dipatok secara tetap terhadap mata uang asing.

Persiapkan Diri Anda