Awal Daur Hidup Ima yudha perwira
Daur hidup ikan secara garis besar umumnya terdiri dari 6 (enam) fase berikut : (1) eggs (telur); (2) larval; (3) fry; (4) juvenile; (5) adult (dewasa dengan goanada berkembang); dan (6) spawner (dewasa yang sedang memijah)
Telur (ova ) yang telah berhasil dibuahi (fertillized eggs) dapat disepakati sebagai awal daur hidup individu ikan, karena dari fase ini ciri-ciri kehidupan suatu individu organisma telah dimulai, yakni berlangsungnya proses metabolisme, pembelahan dan perbanyakan sel, pembentukan jaringan dan organ tubuh, hingga pembangunan tubuh individu organisme yang siap dikeluarkan dari dalam cangkang telurnya. Proses keluarnya individu muda dari dalam cangkang telur tempat embrio tersebut tumbuh dan berkembang selama masa inkubasi disebut dengan menetas (hatching).
Fertilisasi Awal dari suatu perkembangan adalah meleburnya inti ovum dan inti sperma. Proses pembuahan pada ikan bersifat monospermik, yakni hanya satu spermatozoa yang akan melewati mikropil dan membuahi sel telur. Dalam proses pembuahan, spermatozoa masuk ke dalam telur melalui lubang micropyle yang terdapat pada chorion. Tiap spermatozoa mempunyai kesempatan yang sama untuk membuahi satu telur. Akan tetapi karena ruang tempat terjadinya pembuahan yaitu pertemuan telur dengan spermatozoa pada ikan ovipar sangat besar, maka kesempatan spermatozoa itu untuk bertemu dengan telur sebenarnya sangat kecil. Dalam kondisi yang optimum spermatozoa ikan yang baru dikeluarkan dari tubuh mempunyai kekuatan untuk bergerak dalam air selama 1 – 2 menit.
Setelah telur keluar dari tubuh induk dan kemudian bersentuhan dengan air, maka akan terjadi 2 hal yaitu terjadi ruang perifitellin dimana selaput chorion terlepas dari selaput vitellin karena masuknya air kedalam telur, dan terjadinya ruang pengerasan dimana selaput chorion mengeras sehingga akan mencegah terjadinya oembuahan poly sperma
Telur dan sperma yang baru dikeluarkan dari tubuh induk, mengeluarkan zat kimia yang berguna dalam proses pembuahan. Menurut kebanyakan literatur dari Amerika, zat yang dikeluarkan oleh telur dan sperma dinamakan Gamone. Gamone yang berasal dari telur adalah Gynamone I dan Gynamone II. Gamone yang berasal dari spermatozoa adalah Androgamone I dan Androgamone II. Gynamone I berfungsi untuk mempercepat pergerakan dan menarik spermatozoa dari spesies yang sama secara chemotaksis. Gynamone II berfungsi untuk mengumpulkan dan menahan spermatozoa pada permukaan telur. Telur yang mati warnanya berubah menjadi putih dan keruh karena telur mengeluarkan subtansi yang disebut fertilizin.
Fungsi Androgamone I ialah untuk menekan aktifitas spermatozoa ketika masih berada dalam saluran genital ikan jantan. Sedangkan Androgamone II berfungsi untuk membuat permukaan charion menjadi lembek sebagai lawan dari fungsi Gynamone II. Secara relatif lapisan telur yang sudah dalam air adalah keras dan tidak dapat ditembus oleh spermatozoa kecuali melalui micropyle yang bentuknya seperti corong. Lubang corong yang besar terletak di bagian luar dan lubang yang kecil di bagian dalam. Lubang itu demikian kecilnya sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh sperma lebih dari satu dalam satu waktu. Ketika spermatozoa masuk ke dalam lubang corong, itu merupakan sumbat bagi yang lainnya dan setelah kepala spermatozoa itu masuk, bagian ekornya terlepas. Dengan demikian pembuahan pada ikan umumnya monosperma dimana kalau sudah masuk satu spermatozoa akan cepat terjadi perubahan pada bagian micropyle.
Kalaupun terjadi pembuahan polyspermi, hanya satu spermatozoa yang melebur bersatu dengan inti telur. Sesaat setelah terjadi pembuahan, isi telur agak sedikit mengkerut karena pecahnya rongga alveoli yang terdapat di dalam telur. Dengan kejadian tersebut rongga perivitelline lebih membesar sehingga telur yang telah dibuahi dapat mengadakan pergerakan rotasi selama dalam perkembangannya sampai menetas.
Pembelahan pada Telur Ikan Setelah telurdibuahi sampai dengan menetas maka akan terjadi proses embrilogi (masa pengeraman) yaitu mulai dari 1 sel – 2 sel – 4 sel – 8 sel – 16 sel -32 sel – 64 sel – 128 sel – pra balstula – blastula – gastrula – neorola – embrio – penetasan. Waktu yang dibutuhkan adalah selam 1 – 2 hari yaitu : Fase cleavage selama 4 – 5 jam, Fase blastulasi selama 0.5 jam, Fase gastrulasi selama 1 – 2 jam dan selanjutnya Fase organogenesis ( Sutisna, 1995 ) Pembelahan (fase cleavage) sel zigot pada ikan umumnya adalah tipe meroblastik (parsial) walaupun ada juga holoblastik (total). Pada tipe meroblastik yang membelah hanya inti sel dan sitoplasmanya saja, sedang pada holoblastik kuning telur pun turut membelah diri. Kedua tipe pembelahan sel tersebut ditentukan oleh banyaknya kuning telur dan penyebarannya.
Dari hasil pembelahan sel telolesital ini akan terbentuk 2 kelompok sel. Yang pertama adalah kelompok sel-sel utama (blastoderm) yang akan membentuk tubuh embrio disebut sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells). Yang kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap (trophoblast, periblast, auxiliary cells) yang berfungsi sebagai selaput pelindung dan jembatan penghubung antara embrio dengan induk atau lingkungan luar. Proses pembentukan blastula disebut blastulasi, pada blastula ini sudah terdapat daerah yang akan berdiferensiasi membentuk organ-organ tertentu (presumtife organ forming) seperti sel-sel saluran pencernaan, notochorda, saraf dan epidermis, ectoderm, mesoderm, dan entoderm. Gastrulasi adalah proses pembentukan 3 daun kecambah yakni ectoderm, mesoderm dan entoderm. Gastrulasi ini erat hubungannya dengan pembentukan system syaraf (neurolasi) sehingga merupakan periode kritis. Pada proses ini terjadi perpindahan daerah ectoderm, mesoderm, entoderm dan notokorda menuju tempat definitif.
Organogenesis, yakni proses pembentukan alat-alat tubuh makhluk yang sedang berkembang. System organ-organ tubuh berasal dari 3 buah daun kecambah, yakni ectoderm, entoderm dan mesoderm. Dari ectoderm akan terbentuk organ-organ susunan (system) syaraf dan epidermis kulit. Dari endoderm akan terbentuk saluran pencernaan beserta kelenjar-kelenjar pencernaan dan alat pernapasan. Sedangkan dari mesoderm akan muncul rangka, otot, alat-alat peredaran darah, alat ekskresi, alat-alat reproduksi dan korium kulit.
Faktor yang mempengaruhi proses pembelahan Beberapa faktor mempengaruhi seluruh proses perkembangan menyebabkan keberhasilan atau kegagalan. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kecepatan perkembangan dan menentukan bentuk dan susunannya. Suhu mempengaruhi kecepatan seluruh proses perkembangan atau fraksi-fraksi perkembangan. Periode perkembangan dan periode penetasan umumnya lebih pendek pada suhu yang lebih tinggi. Gas-gas yang terlarut dalam air juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan emberio. Tekanan oksigen dapat mempengaruhi jumlah elemen-elemen meristik. Pada ikan Salmo truta, tekanan yang berkurang pada saat perkembangan embrio akan menyebabkan bertambahnya jumlah tulang punggung.
Sekurang-kurangnya 2 jenis gas yang bersifat racun bagi ikan dan embrionya, yakni CO2 dan amonia. Makin tinggi konsentrasi kedua gas tersebut dalam air makin berbahaya bagi ikan dan embrionya. Salinitas tinggi dapat merusak telur ikan air tawar sebaliknya bagi ikan-ikan air laut. Apabila telur ikan air tawar disimpan dalam salinitas yang tak ditoleransinya telur tersebut akan mengkerut karena air ditarik keluar, akhirnya mati. Sedangkan telur ikan laut bila disimpan dalam air tawar akan menarik air kedalamnya (imbibisi) dan akhirnya telur tersebut akan pecah.