Christina Budi Setyaningrum Play In Childhood Christina Budi Setyaningrum
What is play? Tidak satupun definisi bermain dapat menjabarkan secara menyeluruh apa itu bermain karena bermain memiliki kategori yang sangat luas. Bermain dapat berarti bermain ayunan atau perosotan,menggali tanah, bermain musik bahkan bermain rima yang kata – katanya tidak berarti.
Karakteristik Bermain Tingkat Aktivitas Bermain itu aktif, ketika anak – anak bermain, gerakan – gerakan yang dilakukan seringkali melibatkan otot besar dan kecil. Anak – anak yang terlibat dalam sebuah permainan juga mengalami pembelajaran tentang dunia lewat pengkonstuksian pengetahuan yang didapat melalui interaksi dengan orang – orang dan benda – benda di sekitar mereka
Pilihan Bermain adalah pilihan anak. Ketika seorang anak memilih sebuah pekerjaan, maka pekerjaan itu akan menjadi menyenangkan dan berharga, sehingga pekerjaan itu sendiri sepertinya cocok dengan definisi bermain secara luas.
Piaget menyebutnya dengan ludic set. Motif Anak – anak termotivasi untuk bermain karena kesenangan dari permainan tersebut. Didalam bermain ditekankan prosesnya, bukan hasilnya. Tidak ada cara yang benar dan salah dalam bermain sehingga anak dapat mencoba banyak variasi dalam bermain. Aspek yang penting dalam aktivitas permainan adalah bahwa kita perlu mengetahui bahwa bermain adalah jalan untuk perjalanan seorang anak, bukan tempat tujuan. Berilah kebebasan anak untuk mencoba tanpa takut untuk gagal. Mind – set Ketika anak bermain, mereka mengesampingkan hal – hal yang nyata dan menikmati hal – hal yang konyol tapi menyenangkan. Piaget menyebutnya dengan ludic set. Mind set ludic ini membiarkan anak – anak untuk mengesampingkan pengetahuan yang nyata dan melakukan aktivitas yang kreatif, spontan, dan sekali lagi menyenangkan
Beberapa Definisi tentang bermain Friedrich Froebel ( bapak taman kanak – kanak modern) “ the natural unfolding of the germinal leaves of childhood” Beliau mengkarakteristikan bermain sebagai komponen yang paling mendasar dan penting dalam dunia anak – anak. Bermain adalah bagian dari kehidupan anak – anak dan menuntun mereka ke arah pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
John Dewey “ Process oriented, not Product oriented” Ketika anak – anak bermain mereka melakukannya karena prosesnya yang berarti bagi mereka. Apabila ada hasil akhirnya, hasil akhir tersebut tidak berarti banyak bagi anak – anak.
Erik Erikson Bermain = tidak bekerja. “ When man plays he must intermingle with things and people in similarly uninvolved and light fashion. He must do something which he has chosen to do without being compelled by urgent interest or impelled by strong passion. He must feel entertained and free of any fear or hope of serious consequences. He is on vacation from social and economic reality-or as is most commonly emphasized : he does not work.
Jerome Bruner Brumer berkata: Bermain adalah Kesempatan emas bagi anak – anak untuk mengambil resiko tanpa takut salah. Bermain pada masa anak – anak dan aktifitas kreatif mempunyai hubungan yang sangat erat.
Vygotsky Bermain adalah kunci perkembangan keseluruhan anak karena melalui bermain menciptakan zone proximal development anak.
David Elkind Bermain itu berhubungan dengan stres, bermain dapat mengurangi stres. Anak – anak jaman sekarang menghadapi banyak situasi yang menyebabkan stres. Bermain memberikan banyak kesempatan bagi anak – anak untuk mengerti dan bekerja melalui penyebab – penyebab stres ini.
Why Children Play? Tiga pandangan teori klasik Teori Surplus Energy Bermain merupakan sarana untuk menyalurkan energi anak – anak karena kita sering kali menemukan anak – anak yang jelas – jelas telah menghabiskan banyak tenaga tapi tetep ingin melanjutkan permainan mereka. Anak – anak butuh banyak waktu untuk bermain karena mereka tidak memiliki banyak beban seperti yang dialami orang tua.
Teori Relaksasi Berlawanan dengan teori surplus energi, teori ini memandang bahwa bermain sebagai sarana untuk relaksasi. Teori ini menyarankan bermain karena kekurangan energi, sehingga dengan bermain akan menambah energi anak – anak setelah menyelesaikan tugas – tugas baru yang melelahkan. Teori ini cocok untuk anak – anak di masa sekolah dasar.
Teori Pre- exercise Teori ini memandang bermain sebagai kesempatan untuk berlatih ketrampilan – ketrampilan baru yang berguna untuk masa yang akan datang. Misal: Main ibu2an, masak2an dll.
Teori Kontemporer Psychoanalytic Pleasure principle Play as therapy Repetition compulsion Arousal seeking Avoid boredom Stimulus seeking Cognitive Structure Assimilation Play linked to intellectual stage
Tipe – tipe permainan: Permainan Kognitif: Piaget mengembangkan kategori – kategori permainan yang sesuai dengan tahapan perkembangan intelektual. Kemudian, Smilansky memodifikasinya dengan menambahkan tahapan yang keempat.
Permainan Fungsional Sejak lahir hingga berusia 2 tahun, anak telah melakukan beberapa gerakan otot sederhana yang berulang – ulang. Permainan fungsional mengembangkan ketrampilan fisik dan dilakukan karena kegiatan inn menyenangkan. Contoh : anak yang sedang belajar jalan, anak yang bermain ayunan atau berlari.
Permainan Konstruksi Anak – anak pada usia 2 hingga 3 tahun pada dasarnya bermain dengan melibatkan bahan – bahan yang ada di sekitar mereka untuk membuat sesuatu. Kemampuan intelektual yang dibutuhkan seorang anank untuk menyusun balok – balok menjadi sebuah menara merupakan satu tahapan yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan dari permainan fungsional. Permainan ini juga dilakukan oleh anak yang lebih besar tetapi hanya merupakan tipe permainan konstruksi bagi anak berusia 2 tahunan saja.
Permainan Dramatik Pada usia 3 hingga 7 tahun, anak – anak berpura – pura untuk menjadi seeorang lain daripada hanya menjadi seorang anak saja. Misal berpura – pura menjadi dokter. Sewaktu anak ini berpura – pura menjadi dokter dia harus mnggunakan kemam puan untuk membayangkan urutan permainan yang tepat dengan teman sebayanya. Penelitian membuktikan bahwa permainan ini merupakan per mainan yang krusial sebagai dasar untuk pembelajaran akademik nantinya dan sebaiknya dilakukan di tahapan pra-sekolah dan SD awal.
Permainan dengan peraturan Pada usia kurang lebih tujuh tahun, anak – anak memasuki tahapan operasional konkrit dan mulai terlibat dalam per mainan dengan peraturan. Dalam permainan ini anak harus menyetujui satu set peraturan sebelum memulai permainan dan menerima hukuman yang telah ditentukan bila melanggar peraturan tersebut.
Tipe – tipe permainan sosial Permainan Soliter Hingga berusia 2,5 tahun anak – anak bermain sendiri dengan mainan yang berbeda dengan anak – anak yang ada di dekatnya. Level sosialnya masih sangat rendah. Jika anak berhasil melewati tahapan ini maka mereka akan bisa untuk bekerja secara mandiri kelak.
Permainan paralel Dari usia 2,5 hingga 3,5 tahun, anak – anak terus bermain secara mandiri, menggunakan mainan sejenis, bersebelahan tapi dengan sedikit interaksi walaupun mereka menyadari ada yang anak lain didekat mereka. Sedikit lirik – lirikan tapi kebanyakan tetap hanya terlibat pada permainan mereka sendiri. Permainan Asosiatif Anak mulai bermain dengan lain dimulai pada usia 3,5 tahun. Saling meminjam mainan dan mereka bermain dengan satu aktivitas. Dalam tahapan ini, hubungan yang terjalin ini lebih penting daripada aktifitas pe rmainannya.
Permainan kooperatif Permainan ini dilaksanakan dengan bermain secara berkelompok pada anak usia mulai 4,5 tahun. Mereka bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama mereka. Biasanya, mereka membagi peranan sehingga permainan menjadi kooperatif. Hanya saja, permainan ini terkadang bukan tipe permainan yang diinginkan anak – anak. Permainan kooperatif kompetitif Ini merupakan tipe permainan sosial untuk anak pada usia 7/8 tahun. Pola permainan ini resminya pada kemenangan tim. Ketika seorang anak siap untuk melakukan permainan ini, hal ini dapat menjadi sebuah pengalaman belajar yang sangat memotivasi.
Benefits of Play Pertumbuhan intelektual melalui bermain. Ada skema yang terbentuk melalui bermain dengan tiga cara yang penting: Pengalaman Multisensori Melalui pengalaman multisensori dengan benda – benda dan orang – orang disekitarnya dapat meningkatkan perkembangan konsepsual anak.Bermain menyediakan kesempatan yang natural dan menyenangkan sehingga permainan menjadi alat yang utama bagi anak untuk mengerti dunia mereka.
Menguasai simbolisasi abstrak Hal ini terjadi ketika anak melakukan permainan dramatik. Anak – anak yang mampu menguasai simbol abstrak ini sepertinya akan lebih sukses dalam menguasai simbol – simbol disekolah, baik dalam bidang membaca maupun matematika. Problem solving yang efektif Problem solving merupakan aset utama dalam perkembangan intelektual. Anak yang memahami akan masalah yang mereka hadapi dan berusaha melaluinya akan menjadikan anak yang memahami dunianya dan mampu untuk memecahkan masalah mereka dikemudian har. Selama bermain, anak menemukan dan menguasai masaiah baru. Bermain memberikan banyak kesempatan bagi anak untuk berlatih problem solving
Membangun ketrampilan sosial Belajar peran –peran sosial Ketika bermain, anak – anak memiliki kesempatan untuk belajar tentang dunia sosial dimana mereka tinggal. Proses memberi dan menerima yang terdapat ketika anak – anak berinteraksi membantu mereka belajar tentang peran – peran sosial. Mengurangi egosentris Pada usia kurang lebih antara 2 hingga 7 tahun, anak – anak sulit untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Bermain memberikan mereka kesempatan untuk mengurangi egosentris. Ketika mereka bermain peran, anak – anak dipaksa untuk mengetahui sudut pandang orang lain adan beradaptasi dengan sikap yang sesuai.
Memahami interaksi sosial. Bermain juga membuat anak – anak untuk belajar dan melatih prinsip – prinsip yang mendasari pertukaran sosial, seperti saat bicara, mendengarkan, memimpin, bergantian dan lain –lain.
P erkembangan bahasa dan literasi Bermain dengan suara dan bunyi Anak – anak bereksplorasi dengan suara untuk membentuk kata dan bereksperimen dengan menyatukan kata – kata tersebut dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. Bermain dengan sistem linguistik Dengan bermain anak – anak mengerti bagaimana bunyi digabung menjadi kata dan mengenal struktur dan menyusun kata dalam kalimat Rhyming words dan permainan kata yang spontan Melalui permainan ini anak – anak belajar tentang struktur kata dan artinya. Bermain dengan konvensi pembicaraan Anak – anak belajar komunikasi yang efektif dengan meggunakan ataupun melanggar aturan percakapan. Story telling
Perkembangan Fisik Ada empat hal yang dapat dikembangkan yaitu: Kemampuan motorik kasar. Kemampuan motorik halus. Menggabungkan gerakan otot Kesadaran akan tubuh, arah dan alam sekitar
Perkembangan emosional Dalam permainan, anak – anak dapat menguasai masalah – masalah emosional, seperti frustasi, mengatasi konflik, situasi traumatik,dll. Satu hal lagi yang didapat anak adalah perasaan bahwa mereka baik karena tidak ada hal yang benar atau salah dalam bermain, ketika anak mengalami pengalaman yang sukses maka hal ini akan memberikan pengaruh yang positif pada konsep diri mereka.
Bermain dan Kreativitas Terdapat tiga elemen dalam kreatifitas: Personally Characteristic Proses intelektual Produk kreatifitas
Facilitating Childhood Play Orang dewasa tetap harus berperan serta walaupun memang bermain seharusnya adalah proses yang natural. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu: Menyiapkan lingkungan bermain Menciptakan iklim bermain ‘mempromosikan pentingnya bermain Peran serta orang dewasa dalam permainan untuk mengawasi,memberikan informasi, dan menuntun pertanyaan
Enjoy playing The end