Osteoarthritis (OA) Sylvia Rachman.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT REMATIK
Advertisements

BLOK SISTEM NEUROMUSKULOSKELETAL
Assalamualaikum Wr. Wb.
RHEUMATOID ARTHRITIS (RA)
Asam Urat (Gout)
PETA KONSEP RANGKA Tulang Rawan Tulang Keras Jaringan Ikat.
Posterior Interosseous Neuropathy: Electrodiagnostic Evaluation
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT REMATIK
Sistem Gerak Pada Manusia
OSTEOARTRITIS PENYAKIT SENDI KARATERISIK DENGAN PENIPISAN RAWAN SENDI
►Osteologi * Ilmu yang mempelajari tentang tulang (osteum)
LUKA BAKAR.
SISTEM GERAK PADA MANUSIA RANGKA dan OTOT
“FRAKTUR COSTA” LUKY DWIANTORO.
Patologi Umum.
SISTEM GERAK PADA MANUSIA oleh: ida rianawaty
SPONDYLOLISTHESIS.
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
Rematik (Arthritis).
Asuhan Keperawatan CONGENITAL HIPJOINT DISLOCATION
OSTEOPOROSIS MATERI KULIAH.
BAB III SISTEM GERAK MANUSIA
Cidera Olahraga Pada Regio Lutut
SPERMATOCELE Kelompok 4A : 1. Erma Royani 2. Husnani 3. Lusy Agustin
ASKEP PADA PASIEN DENGAN ARTRITIS RHEUMATOID
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
OLEH : AULIANTI IRIANA, S.T
OSTEOPOROSIS AWALLUDIN NABELLA VINA RESTUTI CHOLIF ROSYANA DEVI
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
Osteoarthritis (OA) Sheilla Ratnasari.
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Penyakit Tulang dan Sendi Pada Usia lanjut
Sistem Gerak Pada Manusia
Dr. dr. Zairin Noor Helmi, Sp.OT(K)., M.M., FISC.
PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI
Sistem Gerak Pada Manusia
Peran Farmasis dalam Penatalaksanaan Osteoatritis dan aplikasinya
Sistem Rangka.
JOURNAL READING Sheilla Ratnasari
Jhanis cahyo Rahmanto M. Reyhan Emiriel M. Umar Abdul Aziz XI-IPA 2
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
Bagus Rulianto Vicky Febrian
Sindrom Guillain–Barré
TRAUMA 2.
Berlinda Nurcahya Dea Maudi Parahita Rifdah XI – IPA 2
PRESENTASI KASUS CLOSED FRACTURE
Disusun oleh : Savira syifa M. Frizasqy Nabila Bestari
Carpal Tunnel Syndrome
Artritis Reumatoid Juvenil
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
Claudia Oktaviani Putri Ramadita Alamanda Bastia
ANATOMI Tubuh kita terdiri dari: 206 tulang 230 sendi
KELOMPOK 4 : NADILA RIANA PUTRI .S K PUTRI YANTI K TRIA HARYUNI .D K
Dr. dr. Zairin Noor Helmi, Sp.OT(K)., M.M., FISC.
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
ASKEP PADA PASIEN DENGAN ARTRITIS RHEUMATOID
Penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan tulang rawan sendi.
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
Epidemiologi Penyakit tidak Menular “REMATIK”
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR “OSTEOPOROSIS”
NAMA KELOMPOK ALDI ELARIAN PUTRA ALIFATUR ALIHSAN ARYA HARIYOGA DHIFA ARYA PRAWIRA GENTA ALFAYYADH HERU NUGROHO DARMAWAN IMAN MUTTAQIN.
Anggota : 1. Muhammad Ikzan 2. L. M. Riswandi 3. Hasrianti 4. Reski Rahayu 5. Reski Wahyuni.
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
SISTEM GERAK MANUSIA. TULANG KERAS Compact bone RAWAN Hyalin.
Asam urat adalah penyakit yang berasal dari sisa metabolisme zat purin dari sisa makanan yang kita konsumsi secara berlebihan.
Powerpoint Templates Page 1 Powerpoint Templates SISTEM RANGKA DOSEN dr. AHMAD RAMADHAN, MKM.
Osteoarthritis (OA). 1.1 Latar Belakang Osteoarthritis (OA) adalah jenis arthritis yang umum dan paling sering terjadi di antara penyakit arthritis lainnya.
Transcript presentasi:

Osteoarthritis (OA) Sylvia Rachman

Osteoarthritis menyerang sendi-sendi tertentu 1.1 Latar Belakang Osteoarthritis (OA) adalah jenis arthritis yang umum dan paling sering terjadi di antara penyakit arthritis lainnya Osteoarthritis menyerang sendi-sendi tertentu Dampak fungsional OA terhadap kualitas hidup penderitanya, seringkali tidak dipedulikan Mendiagnosa osteoartritis penting agar penderita bisa dapat penatalaksanaan yang sesuai

1.2 Batasan Masalah Anatomi dan Fisiologi tulang Definisi, Epidemiologi, Etiologi, Klasifikasi Patofisiologi, Patogenesis Gejala Klinis, Diagnosis Pemeriksaan Radiologis Diagnosis Banding Penatalaksanaan Komplikasi Prognosis

2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Tulang berasal dari embrionic hyaline cartilage Melalui proses osteogenesis menjadi tulang Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut osteoblast Tulang terdiri dari sel-sel dan matriks ekstraselular Osteosit, osteoblas dan osteoklas

2.1 Anatomi dan Fisiologi Tulang Tulang Panjang Tulang Pendek (Carpals) Tulang Pendek Datar (Tengkorak) Tulang Yang Tidak Beraturan (vertebeae) Tulang Sesamoid

Fungsi Tulang 1 Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh 2 Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak dan paru-paru) dan jaringan lunak 3 Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan) 4 Membentuk sel-sel darah merah di dalam sum-sum tulang belakang (hematopoiesis) 5 Menyimpan garam mineral, mislanya kalsium, fosfor

2.2 Definisi Osteoarthritis (OA)  bahasa Yunani  arthron = sendi dan itis = inflamasi Osteoartritis (OA)  penyakit degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Sendi penyangga berat badan  vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki

2.2 Definisi Osteoartritis (OA)  Gangguan sendi yang kronis disertai kerusakan tulang rawan sendi, diikuti osteofit dan fibrosis pada kapsul sendi Timbul akibat  Penuaan, trauma, atau akibat kelainan lain. Keadaan ini tidak berkaitan dengan faktor sistemik ataupun infeksi

A. Bila terjadi kerusakan pada tulang sub-artikuler (1), meningkatnya tekanan pada titik tertentu pada tulang rawan (2), sehingga beban yang diterima pada daerah tersebut berlebihan atau kerusakan tulang rawan sendi oleh karena suatu hal (3) dapat menyebabkan osteoartritis B. Gambar skematis tekanan yang diterima akibat beban tubuh pada sendi yang normal

2.3 Epidemiologi OA lutut radiologis di Indonesia  15,5 % pada pria dan 12,7 % pada wanita. Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut usia di Indonesia menderita cacat karena OA Pasien OA biasanya mengeluh nyeri  melakukan aktivitas atau jika ada pembebanan. Lebih berat  terus menerus  mengganggu mobilitas

2.3 Epidemiologi Joern et al (2010) Felson (2008) Melaporkan  satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda-tanda radiologis terhadap OA. OA pada lutut merupakan tipe yang paling umum dijumpai Joern et al (2010) Dewasa kelompok umur 60-64 tahun = 22% Pria 23% OA lutut kanan, 16,3% OA lutut kiri Wanita  24,2% OA lutut kanan, 24,7% lutut kiri

2.4 Etiologi dan Faktor Resiko Umur Jenis Kelamin Suku Bangsa Genetik Kegemukan Penyakit Metabolik Cedera Sendi, Pekerjaan, Olahraga Kelainan Pertumbuhan Faktor Lain

2.5 Klasifikasi OA Primer Idiopatik Sekunder Trauma Genetik Metabolik Osteo nekrosis

2.6 Patogenesis dan Patologis 1 Terjadi penurunan kadar proteoglikan, kolagen masih normal Chondrosit  MMP  kerusakan matrik Rawan sendi rusak  celah sendi 2 Celah makin dalam (mendekati subchondral) 3 Celah mecapai subchondral  pecah Rawan sendi tidak rata 4 Serpihan sendi masuk sinovial Aktivasi sinoviosit  inflamasi Chondropsit mati  Matrik tidak terbentuk

Kelainan Yang Dapat Ditemukan Patologis Kelainan Yang Dapat Ditemukan Tulang Rawan Sendi Tulang Membran Sinovial Kapsul Sendi Badan Lepas Efusi Nodus heberden dan Bouchard

Bertambah Dengan Gerakan 2.7 Gejala Klinis Nyeri Keluhan Utama Bertambah Dengan Gerakan Malam hari Sendi penopang tubuh

Nodus Heberden dan Bouchard 2.7 Gejala Klinis Kekakuan Gangguan Pergerakan Nodus Heberden dan Bouchard Pembengkakan Deformitas

Pembengkakan Sendi yang Seringkali Asimetris 2.8 Diagnosis Pemeriksaan Fisik Hambatan Gerak Pembengkakan Sendi yang Seringkali Asimetris Krepitasi Tanda Peradangan Deformitas Sendi Perubahan Gait

Foto Rontgen Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris Osteofit pada pinggir sendi Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral Kista tulang Perubahan struktur anatomi sendi

Tabel 2.1. Gambaran Radiologis Pada OA Menurut Kellgren & Lawrence Grade of Osteoarthritis Description No radiographic findings of osteoarthritis 1 Minute osteophytes of doubtful clinical significance 2 Definite osteophytes with unimpaired joint space 3 Definite osteophytes with moderate joint space narrowing 4 Definite osteophytes with severe joint space narrowing and subchondral sclerosis Sumber : American Journal of Roentgenology, 29 Juni 2006

Foto Rontgen Lateral Sendi Lutut Normal Foto Rontgen Sendi Lutut Normal Posisi AP Sumber : Atlas Anatomi Sobotta Edisi 22 Jilid 2

- Gambar bawah kanan : ditemukan kista subchondral (tanda panah) - Gambar atas kiri : pandangan anteroposterior menunjukkan menyempitnya celah sendi (tanda panah) - Gambar bawah kiri : pandangan lateral menunjukkan sklerosis yang ditandai terbentuknya osteofit (tanda panah) - Gambar atas kanan : menyempitnya celah sendi (tanda panah putih) menyebabkan destruksi padapada kartilago dan sunchondral (tanda panah terbuka) - Gambar bawah kanan : ditemukan kista subchondral (tanda panah) Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286

Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis panggul Gambar atas : gambar pertama menunjukkan penyempitan celah sendi pada panggul (tanda panah putih), sklerosis subchondral (kepala panah putih), dan terbentuknya kista (kepala panah transparan). Gambar bawah : gambar kedua diambil 2 tahun setelah gambar pertama yang menunjukkan semakin menyempitnya celah sendi (tanda panah putih) dan sklerosis (kepala panah putih). Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286

OA pada jari tangan OA pada jari kaki Gambaran radiologis posteroanterior menunjukkan penyempitan ruang sendi interphalangeal, sklerosis subchondral, dan pembentukan osteofit (panah) Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada lutut Gambaran radiologis anteroposterior lutut menunjukkan penyempitan ruang sendi, sklerosis, dan pembentukan osteofit (panah) Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada pinggul Kedua gambar di atas menunjukkan penyempitan ruang superolateral sendi, sklerosis, kista subkondral, dan pembentukan osteofit (panah) Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada panggul Rheumatoid arthritis dengan osteoartritis sekunder. Gambaran radiologis panggul anteroposterior menunjukkan penyempitan ruang sendi setiap sendi panggul. Perhatikan erosi (anak panah) dan osteofit (panah) Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Adanya pembentukan osteofit dan penyempitan celah sendi pada sendi tungkai Gambaran sendi tungkai normal

Gambaran sendi panggul normal Adanya pembentukan osteofit pada sendi panggul

Osteofit pada sendi jari tangan (DIP 1) Pembentukan sklerosis subkondral

CT Scan dan MRI Gambaran MRI Sendi Lutut yang Normal Sumber : Atlas Anatomi Sobotta Edisi 22 Jilid 2

Radiografi Konvensional pada lutut : menunjukkan terjadinya penyempitan celah sendi pada kompartemen lateral (panah merah). MRI : menunjukkan focal grade 3 cartilage defect

A. Radiografi Konvensional : (sunrise pateilar projection) B. Axial CT Scan : Terdapat kista kecil di bagian apex patela C. MRI : T1 weighted Terdapat kista kecil di bagian apex patella D. MRI : T2 weighted Terjadi cartilage denudation

A. Radiografi Konvensional : tampak adanya sclerosis subchondral, penyempitan ruang sendi, dan osteofit B. MRI : tampak adanya sclerosis subchondral

A. Radiografi Konvensional : pembentukan osteofit B. CT Scan : tampak adanya osteophytosis pada kompartemen medial dan lateral C. MRI : osteophytosis terlihat lebih jelas dan nyata Terdapat intercondylar osteophyte

A. Radiografi Konvensional : tidak tampak tanda tanda pembentukan kista B. CT Scan : tampak kista subchondral yang kecil yang dikelilingi oleh thin sclerotic halo C. MRI : terlihat adanya kista subchondral (panah) yang memiliki intensitas tinggi

Pemeriksaan Lain Pemeriksaan Laboratorium Petanda (Marker)

2.9 Diagnosis Banding Perbadingan OA dengan RA dan Gout Gambaran Radiologi Osteoartritis Artritis Reumatoid Gout Daerah Predileksi Sendi penyangga berat badan seperti coxae, genu, vertebre Mengenai sendi-sendi kecil PIP, MCP, pergelangan siku, pergelangan kaki, dll Paling sering pada MTP 1 Celah sendi Menyempit Baik hingga menyempit Erosi Tidak ada Erosif sekitar sendi Erosi pada pinggir tulang “over hanging lip” Punched out dengan garis sklerotik Simetri Tidak simetris Simetris dan bilateral Asimetris Kista Ada Ada (pseudocyst) Tidak Ada Osteofit Ada pada pinggir sendi Perbadingan OA dengan RA dan Gout

Rheumatoid arthritis Adalah penyakit yang bersifat progresif, kronik, systemic inflamatory, yang mengenai synovial joint, Wanita > pria 3 : 1. Rheumatoid factor . Seronegatif rheumatoid factor

Osteoporosis. Joint space narrowing . Articular erosion . Synovial cyst/pseudo cyst Joint effusion. Soft tissue swlling Marginal erosion. Joint deformity----boutonniere, swan neck deformity Simetris

Erosif yang mengenai tulang karpal dan sendi Metakarpofalangs pada RA Sumber : Brant WE and Helms CA, editors. Fundamentals of Diagnostic Radiology 2nd ed. New York: Lippicott Williams & Wilkins; 2007.p.1135

Sumber : The WHO Manual of Diagnostic Imaging RA OA Sumber : The WHO Manual of Diagnostic Imaging

Perbedaan Gambaran Deformitas yang terjadi pada RA dan OA

Gambaran Radiologi Gout

Pembengkakan dan erosi pada sendi PIP-5 pada Gout Sumber : Berquist, Thomash H. Musculoskeletal Imaging Companion 2nd ed. New York: Lippicott Williams & Wilkins; 2007.p.803-6

2.10 Tatalaksana Terapi Non-Farmakologis Farmakologis Bedah

2.11 Prognosis Atasi nyeri Kasus Berat = Operasi Umumnya Baik

TERIMA KASIH