HUKUM ACARA PENGUJIAN UU

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SOP PPID DAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK
Advertisements

Masukan PSHK terhadap RUU tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum 27 September 2011.
BERACARA DI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA zen zanibar m.z.
POKOK – POKOK PTUN & BERACARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
Kekuasaan Kehakiman Pokok Bahasan 5.
HUKUM ACARA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK
HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
MATERI DISAMPAIKAN OLEH: MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA
PUTUSAN PENGADILAN.
MK DAN KEWENANGAN PEMBUBARAN PARTAI POLITIK
Pengertian Peradilan, Pengadilan
KEBIJAKAN BIRO HUKUM DAN KLN DALAM BIDANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Perihal Peninjauan Kembali Putusan Pengadilan
II. Tindakan-tindakan Sebelum dan Selama Sidang
BANTUAN HUKUM Dan PROSEDUR MENGAJUKAN GUGATAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA Oleh: Krepti Sayeti, SH.
I Dewa Gede Palguna Pendidikan dan Pelatihan HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI Jakarta, 20 Juni 2011.
HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI
PRAKTEK HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi `
KEWENANGAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI
Perihal Kasasi.
HUKUM ACARA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK
PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM
PRAKTEK HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI
ASPEK HK ACARA MK.
PRAKTEK HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI
Penyelesaian Sengketa Hubungan Industrial melalui Pengadilan Bag. 2
PRINSIP-PRINSIP HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM
PEMBUKTIAN DAN ALAT BUKTI
HUKUM ACARA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK
Hukum acara MEMUTUS PENDAPAT DPR DALAM PROSES PEMBERHENTIAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN DALAM MASA JABATANNYA OLEH Jazim Hamidi.
HUKUM ACARA SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA
Pertemuan #7 BANDING DAN BADAN PERADILAN PAJAK (BPP)
HUKUM ACARA PEMBUBARAN PARPOL
HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI
Hukum Acara MK Oleh : Syamsul Bachrie.
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI
HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI
PUTUSAN PENGADILAN.
HUKUM ACARA PERDATA Hukum acara perdata disebut juga hukum perdata formil yaitu aturan-aturan hukum yang mengatur cara bagaimana orang harus bertindak.
HUKUM ADAT DALAM SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN (Dulu & Sekarang)
KESIMPULAN DAN PUTUSAN
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG R.I NOMOR 2 TAHUN 2015
HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI
UPAYA HUKUM.
HUKUM ACARA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK
Federasi Serikat Buruh
HUKUM ACARA PHPU (berdasarkan UU MK dan Peraturan MK)
HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI
PUTUSAN.
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
PUTUSAN HUKUM ACARA PERDATA.
Pengujian Materi Peraturan Perundang-undangan
Hukum acara pidana Pengantar ilmu hukum.
Judicial Review di Mahkamah Konstitusi
UPAYA HUKUM.
KELOMPOK III Nama Anggota 1. Rengku Diga D
Pengadilan Pajak Pengadilan Pajak Gugatan Banding
HUKUM ADAT DALAM SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN (Dulu & Sekarang)
HUKUM ACARA SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA
HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI
HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA
UPAYA HUKUM.
PUTUSAN PENGADILAN PAJAK DAN PENINJAUAN KEMBALI
HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI
Hukum Acara Peradilan Konstitusi
PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT.
HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI. ASAS DAN SUMBER HUKUM ACARA MK Pembahasan: Asas-Asas Hukum Acara MK Sumber Hukum Acara MK.
Transcript presentasi:

HUKUM ACARA PENGUJIAN UU Muchamad Ali Safa’at

ISTILAH Judicial Review  Toetsingrecht Legislative Review Executive Review JUDIAL REVIEW LEGAL REVIEW CONSTITUTIONAL REVIEW

PENGUJIAN UU UUD 1945 FORMIL (Proses dan Bentuk, Batas Waktu, Putusan No 27/PUU-VII/2009) MATERIIL (Norma dalam materi) UNDANG-UNDANG Produk hukum DPR dan Presiden (Pasal 20 UUD 1945) Semua UU (tidak terbatas sesudah Perubahan Pertama UUD 1945) Perppu RUU yang belum disahkan? Sudah pernah diajukan (NO, alasan berbeda)

PEMOHON PERORANGAN WNI KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT Kelompok; KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT BADAN HUKUM PUBLIK ATAU PRIVAT LEMBAGA NEGARA

KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT Pasal 18B Ayat (2) UUD 1945 sepanjang masih hidup; dan sesuai dengan perkembangan masyarakat; dan sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.

KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT Pasal 3 UU Nomor 5 Tahun 1960 UUPA sepanjang menurut kenyataan masih ada; sesuai dengan kepentingan nasional, dan tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. Pasal 67 UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan masyarakatnya masih dalam bentuk paguyuban (rechtsgemeenschap); ada kelembagaan dalam bentuk perangkat penguasa adatnya; ada wilayah hukum adat yang jelas; dan memiliki pranata.

MASYARAKAT HUKUM ADAT (Putusan Nomor 31/PUU-V/2007) MASIH HIDUP adanya masyarakat yang warganya memiliki perasaan kelompok (in-group feeling); adanya pranata pemerintahan adat; adanya harta kekayaan dan/atau benda-benda adat; dan adanya perangkat norma hukum adat; khusus pada kesatuan masyarakat hukum adat yang bersifat teritorial, harus memiliki unsur adanya wilayah tertentu.

MASYARAKAT HUKUM ADAT (Putusan Nomor 31/PUU-V/2007) Sesuai dengan perkembangan masyarakat Diakui berdasarkan UU yang berlaku sebagai pencerminan perkembangan nilai-nilai yang dianggap ideal dalam masyarakat dewasa ini. Hak tradisional diakui dan dihormati oleh warga kesatuan masyarakat yang bersangkutan maupun masyarakat yang lebih luas, serta tidak bertentangan dengan HAM.

MASYARAKAT HUKUM ADAT (Putusan Nomor 31/PUU-V/2007) Tidak mengganggu eksistensi NKRI Keberadaannya tidak mengancam kedaulatan dan integritas Negara Kesatuan RI. Substansi norma hukum adatnya sesuai dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

ISI PERMOHONAN IDENTITAS PEMOHON Dan/atau KUASA: Nama Tempat Tanggal Lahir/Umur Agama Pekerjaan Kewarganegaraan Alamat Lengkap Telpon/Faksimili/HP/Email

ISI PERMOHONAN URAIAN DASAR PERMOHONAN: Kewenangan Mahkamah Kedudukan Hukum Pemohon  Ada hak dan/atau kewenangan konstitusional yang dilanggar Alasan permohonan (POSITA) argumentasi bahwa ketentuan yang dimohonkan bertentangan dengan ketentuan tertentu dalam UUD 1945 dan kerugian yang diderita

URAIAN LEGAL STANDING (Putusan Nomor 006/PUU-III/2005 ) Adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional Pemohon yang diberikan oleh UUD 1945; Hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut oleh Pemohon dianggap dirugikan oleh berlakunya UU yang dimohonkan pengujian; kerugian hak dan/atau kewenangan konstitutiosional tersebut harus bersifat spesifik (khusus) dan aktual atau setidak-tidaknya potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi; Adanya hubungan sebab-akibat (causal verband) antara kerugian dimaksud dan berlakunya UU yang dimohonkan pengujian; Adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan, maka kerugian hak dan/atau kewenangan konstitutsional seperti yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi;

ISI PERMOHONAN HAL YANG DIMOHONKAN (PETITUM): Pengujian Formil: mengabulkan permohonan Pemohon; menyatakan bahwa pembentukan undang-undang dimaksud tidak sesuai dengan ketentuan pembentukan undang-undang berdasarkan UUD 1945; menyatakan undang-undang tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

ISI PERMOHONAN HAL YANG DIMOHONKAN (PETITUM): Pengujian Materiil: mengabulkan permohonan Pemohon; menyatakan bahwa materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari undang-undang dimaksud bertentangan dengan UUD 1945; menyatakan bahwa materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari undang-undang dimaksud tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Tanda tangan Pemohon atau Kuasanya

PROSEDUR Pemohon Belum Lengkap Panitera Pemeriksaan Kelengkapan 7 Hari dilengkapi Pemohon Belum Lengkap Hard Copy dan Softcopy Panitera Pemeriksaan Kelengkapan Lengkap Permberitahuan Registrasi di BRPK Pengumuman 14 Hari Penetapan Jadwal Sidang Pertama SIDANG

TAHAPAN PERSIDANGAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN PEMERIKSAAN PERSIDANGAN PUTUSAN

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN Penyampaian Pokok-Pokok Permohonan Secara Lisan. Penyampaian Nasihat Oleh Hakim Penyampaian Perbaikan Permohonan

PEMERIKSAAN PERSIDANGAN pemeriksaan pokok permohonan; pemeriksaan alat-alat bukti tertulis; mendengarkan keterangan Presiden/Pemerintah; mendengarkan keterangan DPR dan/atau DPD; mendengarkan keterangan saksi; mendengarkan keterangan ahli; mendengarkan keterangan Pihak Terkait; pemeriksaan rangkaian data, keterangan, perbuatan, keadaan, dan/atau peristiwa yang bersesuaian dengan alat-alat bukti lain yang dapat dijadikan petunjuk; pemeriksaan alat-alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu. Penyampaian Kesimpulan

PIHAK-PIHAK YANG DIMINTAI KETERANGAN WAJIB: Pemohon; DAPAT: MPR DPR Presiden Lembaga Negara terkait; Badan hukum publik/privat, organisasi kemasyarakatan, pihak lain yang diperlukan (ad informandum judicem)

JENIS PUTUSAN PUTUSAN SELA Putusan Nomor 133/PUU-VII/2009 PUTUSAN AKHIR

AMAR PUTUSAN Tidak Dapat Diterima (Niet Ontvantkelijk Verklaard) Ditolak Dikabulkan Konstitusional Bersyarat (Conditionally Constitutional) Tidak Konstitusional Bersyarat (Conditionally Unconstitusional) Penundaan Keberlakuan Putusan Perumusan Norma dalam Putusan

STRUKTUR PUTUSAN Setiap putusan Mahkamah Konstitusi harus memuat: kepala putusan berbunyi ”DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”; identitas pihak; ringkasan permohonan; pertimbangan terhadap fakta yang terungkap dalam persidangan; pertimbangan hukum yang menjadi dasar putusan; amar putusan; dan hari dan tanggal putusan, nama hakim konstitusi, dan panitera.

PERTANYAAN Apakah yang dimaksud dengan subyektum litis dalam perkara SKLN? Apakah yang dimaksud dengan obyektum litis? Apakah yang menjadi obyek dalam perkara SKLN? Lembaga negara manakah yang dapat berperkara SKLN?