MSDM – Handout 10 Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kepemimpinan Situasional
Advertisements

Gaya Kepemimpinan IKA RUHANA.
Oleh : Devita Aryasari, S.E., M.SM.
Kepemimpinan Pendidikan
KEPEMIMPINAN Dr.H.KUSWANDI,Msi.,MM.
PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
KEPEMIMPINANRETNO BUDI LESTARI 1. KEPEMIMPINANRETNO BUDI LESTARI 2 Kepemimpinan hanya difokuskan pada sisi pemimpin, bagaimana karakteristik pemimpin.
No one leadership style is good
KEPEMIMPINAN DALAM BERORGANISASI
Oleh Kelompok 7 Dwi Aprianing Yunarti Laras Tri Wahyu D
GAYA KEPEMIMPINAN.
Perubahan dan Perkembangan
PENDEKATAN KONTIGENSI
(PERTEMUAN KE 4) PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
PENDEKATAN TEORI SIFAT,
Erry Yudhya Mulyani, M.Sc
KEPEMIMPINAN DAN PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM MENUNJANG FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN Di Susun Oleh: Hadi Prana Abadi Tulus Suratno Lizza.
Kepemimpinan dan Sumber Daya Manusia dalam Proyek
KEPEMIMPINAN DALAM BERORGANISASI
Pendekatan Teori Sifat, Perilaku dan Hubungan
Kita Bisa Memimpin Disiapkan oleh: O. Solihin
PENDEKATAN PERILAKU KEPEMIMPINAN
PERTEMUAN 12 Kepemimpinan
PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
KEPEMIMPINAN, PENGARUH DAN KOMUNIKASI DALAM BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
PERTEMUAN 9 KEPEMIMPINAN.
Dinnul Alfian Akbar 1 Pertemuan 6 Pendekatan Teori Kontingensi.
Institut Kesehatan Helvetia
Dosen Pengampu : Ali Hanafiah, SE. MM.
KEPEMIMPINAN.
KEPEMIMPINAN & KERJASAMA TIM
TEORI DAN KONSEP KEPEMIMPINAN
MANAJER SEBAGAI PEMIMPIN
KEPEMIMPINAN.
By : DEVI SILVIA dan ERNI SUHERNI
Pertemuan ke-12 KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN Ahmad Nizar Yogatama, S.E., M.M.
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
TOTAL QUALITY MANAGEMENT DI SEKTOR PERPUSTAKAAN
KEPEMIMPINAN PERTEMUAN 9.
PENDEKATAN KONTIGENSI
PENDEKATAN KONTIGENSI
Kepemimpinan Proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Ada tiga implikasi penting dari defenisi.
KEPEMIMPINAN Perilaku Organisasi.
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Erry Yudhya Mulyani, M.Sc
PENDEKATAN KONTINGENSI
KERJASAMA TIM DAN KEPEMIMPINAN
KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN
IK104 Pengantar Manajemen & Organisasi Pertemuan #14
Pengertian Dasar Fasilitasi
Chapter 4 DR. M. IMAM MUTTAQIJN, MM
PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
KEPEMIMPINAN.
(PERTEMUAN KE 4) PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Dasar-Dasar Manajemen
Kepemimpinan (Leadership)
PENDEKATAN KONTIGENSI
PEMBERDAYAAN.
Oleh : Ahmad Sayuti Sistem Informasi UIN SUSKA Riau
SYAFRAWATI, SKM, M. COMM HEALTH SC.
TEORI DAN KONSEP KEPEMIMPINAN
Kita Bisa Memimpin Disiapkan oleh: O. Solihin
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
KEPEMIMPINAN.
E E KEPEMIMPINAN SITUASIONAL. Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard didasarkan pada saling berhubungannya hal-hal berikut ini:
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN by S.PARDOSI.,SKp.M.Si
Transcript presentasi:

MSDM – Handout 10 Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia Disusun oleh: Hamzah Denny Subagyo, SE., SH., MM., MH. untuk perkuliahan Seminar Manajemen SDM di FE Universitas Narotama

Latar belakang Organisasional dan Gaya individual Dalam sessi ini akan disampaikan hal-hal yang terjadi dan berlaku dalam suatu organisasi yang melatar belakangi gaya kepemimpinan. Materi yang berkaitan : Lihat Handout No. 05 Seminar MSDM

Gaya Kepemimpinan Mnrt George R. Terry PERSONAL LEADERSHIP Kepemimpinan Pribadi, dilaksanakan melalui hubungan pribadi. Petunjuk-petunjuk, dorongan atau motivasi dominan diberikan secara pribadi dengan karakter yg kuat oleh pimpinan kepada bawahan. Latar belakang Organisasional; skala perusahaan kecil, hampir semua aspek telah dikuasai pimpinan. Persoalan yang dihadapi nyaris monoton, tidak terlalu menuntut adanya inovasi dan variasi.

OUTCOMES OF THE PERSONAL LEADERSHIP

lanjutan NON PERSONAL LEADERSHIP Segala peraturan dan kebijakan yang berlaku pada perusahaan melalui bawahan. Atasan hanya menetapkan hal-hal yang merupakan Garis besar Kebijakan dan Aturan Organisasi. Semua urusan nyaris diselesaikan di level bawah. Pendelegasian wewenang menjadi warna organisasi ini. Latarbelakang Organisasional ; Perusahaan yang telah lama dan berpengalaman. Banyak posisi jabatan diisi oleh karyawan yang memiliki masa kerja panjang.

lanjutan DEMOCRATIVE LEADERSHIP Kepemimpinan partisipatif, opini-opini diproduktifkan, sumbangsaran diharapkan, dan sesuatu berdasarkan persetujuan kelompok. Latarbelakang Organisasional : Perusahaan memiliki Key Person yang tidak diragukan. Persoalan yang dihadapi Perusahaan dalam detil-detil yang membutuhkan inovasi, kreatifitas tinggi dan variatif. Sistem yang adop biasanya Total Quality Control (TQC), Total Quality Management (TQM)

lanjutan PATERNALISTIC LEADERSHIP Hubungan seperti kebapakan. Ada aktivitas semacam perlindungan atasan terhadap bawahan. Arahan selalu diharapkan bawahan. Atasan sebagai role model senantiasa muncul di segala aktivitas organisasi. Latar belakang organisasional : Skala Perusahaan relatif kecil. Memiliki pimpinan berkategori “Good Boss” yang kompeten. Sering pimpinan juga sekaligus pemilik perusahaan.

lanjutan INDIGENOUS LEADERSHIP and EMERGENT LEADERSHIP (Kepemimpinan yang muncul seketika) Kepemimpinan yang biasanya timbul pada orang-orang dari kelompok organisasi sosial informal. Timbul spontan dari keaslian sifat dan pembawaan. Kharismatik.

Kepemimpinan Transformasional Fokus utama dari gaya kepemimpinan transformasional adalah untuk membuat perubahan terjadi di: Diri kita, Lainnya, Groups, dan Organisasi Gaya transformasional memerlukan sejumlah keterampilan yang berbeda dan erat terkait dengan dua gaya kepemimpinan lainnya: kepemimpinan karismatik dan visioner.

Kharismatik dan Visioner Karisma adalah gaya kepemimpinan khusus yang umumnya terkait dengan kepemimpinan transformasional. Sangat kuat, sangat sulit untuk dipelajari. Kepemimpinan Visioner, Gaya kepemimpinan berfokus pada bagaimana pemimpin mendefinisikan masa depan Organisasi bagi pengikut mereka dan semua anggota bergerak ke arah itu.

Kepemimpinan Strategis Kepemimpinan Strategis Hal ini dilakukan oleh Institusi militer seperti US Army, US Air Force, dan banyak perusahaan besar.  Kepemimpinan Strategis menekankan sifat kompetitif dalam menjalankan organisasi. Hanya hal-hal yang sifatnya strategis saja yang “diurusi” secara kompeten. Hal-hal lainnya diserahkan kepada pihak ketiga.

Kepemimpinan Tim Beberapa tahun yang lalu, sebuah perusahaan besar memutuskan bahwa supervisor tidak lagi dibutuhkan. Sebagai pengganti, mereka yang bertanggung jawab, dibuat suatu tim "pemimpin”.  Saat ini, perusahaan telah mendapatkan pengalaman lebih cerdas lagi tentang bagaimana mengerahkan kepemimpinan tim yang efektif. Kenyataannya masih membutuhkan kepemimpinan kelompok untuk transisi ke dalam tim.

Kepemimpinan Fasilitatif Di jaman yang demokratis, kepemimpinan yang otoriter semakin tidak disukai. Sebaliknya, kepemimpinan yang bisa membangun partisipasi secara sadar dan sukarela merupakan impian bersama. Untuk membangun partisipasi, pemimpin perlu mental dan keterampilan fasilitatif. Hal ini tak lepas dari pentingnya partisipasi penuh dari anggota organisasi dalam upaya mencapai tujuan-tujuan organisasi

lanjutan kepemimpinan fasilitatif memungkinkan semua gagasan relevan muncul dan sekaligus menciptakan lingkungan yang konstruktif bagi dialog yang mengarah ke jalan keluar inovatif (innovative breakthroughs). Terkait dengan kepemimpinan fasilitatif, Jenkins & Jenkins menyebut 3 (tiga) tipe keterampilan yang seyogyanya dimiliki pemimpin, yakni 1) facilitating the environment, 2) facilitating diagnosis, dan 3) facilitating resolution.

facilitating the environment Keterampilan membangun trust dalam organisasi atau tim. Ketika memfasilitasi pertemuan, pemimpin yang fasilitatif harus mampu membangun situasi saling menghargai di antara anggota dan kepercayaan di antara anggota organisasi bahwa pendapat mereka didengarkan dan dipertimbangkan secara serius. Menurut Jenkins & Jenkins, pertanyaan kuncinya adalah “What social/psychological atmosphere is needed to get this job done?”

facilitating diagnosis Kemampuan untuk menjawab pertanyaan diagnostis, “What is going on here?” Di sini, pemimpin harus dapat memahami tantangan dan peluang yang ada. Dalam proses fasilitasi, misalnya dalam sebuah pertemuan dengan anggota, pemimpin harus memahami isi pertemuan (meskipun bukan ahlinya), dan informasi apa yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Dari sisi metodologi fasilitasi, pemimpin harus menyiapkan langkah-langkah yang partisipatif. Dan terakhir, pemimpin harus memperhitungkan nilai-nilai yang dianut dan karakteristik lain dari anggota-anggota yang terlibat.

facilitating resolution Memfasilitasi resolusi kolektif, mengacu pada pertanyaan, “What can be done to improve the situation?” Menurut Jenkins & Jenkins, resolusi semacam itu adalah kombinasi dari tiga hal, yakni situasi masa datang yang bisa dimunculkan, solusi yang disepakati organisasi, dan komitmen untuk mewujudkan kedua hal pertama. Tidak seperti fasilitator umumnya, di sini, pemimpin fasilitatif harus mampu mengelola content (isi dialog), proses, dan orangnya.

Kepemimpinan Lintas Budaya Cross Cultural leadership, adalah gaya kepemimpinan yang dikaitkan dengan budaya yang berlaku pada suatu lokasi di mana organisasi itu ada, tumbuh dan berkembang. Contoh : Kepemimpinan Gaya Asia, Gaya Amerika dll.

lanjutan Dorfman (2003) menggaris bawahi tentang beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam studi kepemimpinan lintas budaya. Terdapat empat hal yang perlu diperhatikan: 1)Budaya tidak statis, mereka dinamik dan secara terus menerus berevolusi. 2)Meskipun pengukuran dalam budaya dikategorikan antara rendah dan tinggi, namun orientasi dan perspektif semacam ini tidaklah cocok untuk semua karakteristik; 3)Setiap individu pasti merefleksikan nilai budaya yang berbeda-beda, mereka tidak selalu mencerminkan nilai indigenous (asli) budaya setempat. 4)Perbedaan antar budaya, negara, cluster budaya merupakan batasan yang harus diperhatikan.

Kepemimpinan Situasional Pertanyaan : Adakah satu Gaya Kepemimpinan yang cocok diterapkan dalam segala situasi ? KEPEMIMPINAN SITUASIONAL adalah kepemimpinan yang didasarkan atas hubungan saling mempengaruhi antara; Tingkat bimbingan dan arahan yang diberikan pemimpin (perilaku tugas) Tingkat dukungan sosioemosional yang disajikan pemimpin (perilaku hubungan) Tingkat kesiapan yang diperlihatkan bawahan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau tujuan tertentu (kematangan bawahan).

lanjutan Gaya kepemimpinan situasional, ada tiga faktor lain yang mempengaruhi gaya kepemimpinan yang digunakan: 1. Latar belakang Individul Manager. Hal-hal yang berkaitan dengan kepribadian, pengetahuan, nilai-nilai, etika, dan pengalaman yang manajer miliki.  2. Para karyawan yang diawasi. Karyawan selaku individu dengan kepribadian dan latar belakang yang berbeda-beda. Gaya kepemimpinan manajer yang bervariasi akan tergantung pada individu karyawan ketika merespon. 3. Organizational Value. Tradisi, nilai-nilai, filsafat, dan kebutuhan perusahaan akan mempengaruhi tindakan manajer.

Penuh semangat Penuh arti ramah

lanjutan Menurut Hersey, Blanchard dan Natemeyer ada hubungan yang jelas antara level kematangan orang-orang dan atau  kelompok dengan jenis sumber kuasa yang memiliki kemungkinan paling tinggi untuk menimbulkan kepatuhan pada orang-orang tersebut. Kepemimpinan situational memAndang kematangan sebagai kemampuan dan kemauan orang-orang atau kelompok untuk memikul tanggungjawab mengarahkan perilaku mereka sendiri dalam situasi tertentu. Maka, perlu ditekankan kembali bahwa kematangan merupakan konsep yang berkaitan dengan tugas tertentu dan bergantung  pada hal-hal yang ingin dicapai pemimpin.

lanjutan Menurut Paul Hersey dan Ken. Blanchard, seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannya sehingga dia akan tidak salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan. Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut: Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak ingin) maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu dengan memberitahukan, menunjukkan, mengistruksikan secara spesifik. Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan adalah Gaya Selling/Coaching, yaitu dengan Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk. Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Partisipatif, yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk  mengambil keputusan. Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating, mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan system control yang baik.

Penelitian dari Ohio State University dan University of Michigan (1950) Penelitian menemukan bahwa tidak ada gaya yang terbaik: pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka dengan situasi serta orang-orang yang dipimpinnya.