IV KANDUNGAN AL-QUR'AN A. Fungsi al-Qur'an Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw., sebagai petunjuk bagi umat manusia. Allah berfirman:QS.Al-Baqarah.185.
B. Pokok-pokok kandungan al-Qur'an Al-Qur'an diturunkan untuk menjadi pegangan hidup bagi umat manuia yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Al-Qur'an tidak diturunkan hanya untuk suatu bangsa atau untuk suatu masa, tetapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa. Karena itu ajaran-ajaran al-Qur'an begitu luas meliputi seluruh umat manusia
Ada 5 Pokok Kandungan Al-Qur’an 1. توحيد الله: ini adalah ajaran terpenting yang dibawa oleh Nabi ketika menghadapi kaumnya yang memiliki banyak sesembahan sebagai sekutu Allah. Maka tauhid mengajak manusia untuk selalu bersikap, bertindak dan beribadah hanya kepada Allah. 2. العبادة : yakni semua perbuatan yang disenangi dan diridloi oleh Allah serta dilakukan sesuai dengan petunjuk-petujukNya. Ibadah-ibadah ini yang akan menjadikan tauhid semakin hidup di dalam hati dan semakin mantap di dalam jiwa. .
3. الوعد والوعيد: Janji adalah balasan pahala yang akan diberikan kepada orang-orang yang mau menjalankan ajaran-ajaran Allah, sedangkan ancaman adalah balasan siksa yang akan diterima oleh mereka yang menentang dan manantang Allah. 4. : المبينات في سعادة الدارينPenjelasan-penjelasan untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. 5. القصائص: meliputi kisahnya orang-orang yang menjalankan ajaran-ajaran Allah, seperti para Nabi, Rasul dan orang-orang salih atau kisah orang-orang yang mengingkari Allah.
C. Surat dan ayat 1. Surat. A.Pengertian surat Secara etimologis kata surat yang jamaknya adalah suwar mempunyai arti "al-Mazilah"posisi, kedudukan atau tempat yang tinggi. Sedangkan secara terminologis , surat adalah sekelompok ayat yang berdiri sendiri, mempunyai awal dan akhir serta batas-batas tertentu.
B.Jumlah surat Para ulama tidak sepakat dalam menetapkan jumlah surat-surat dalam al-Qur'an. Mujahid, misalnya, mencantumkan 113 surat dalam mushhafnya karena al-Anfal dan at-Taubat dijadikan satu surat dengan alasan kedua surat itu tidak dibatasi oleh basmalah dan isi keduanya hampir sama. Mushaf Abdullah bin mas'ud hanya mencantumkan 112 surat dalam mushhafnya karena dua surat al-Muawwidzatain (al-Falaq dan an-Nas) tidak dimasukkan, menurutnya tidak masuk bagian dari al-Qur'an sebab keduanya mirip dengan mantra ( li syubhati ar-ruqyah). Sebaliknya mushhaf Ubay bin Ka'ab berisi 116 surat dengan memasukkan do'a iftitah dan qunut sebagai dua surat al-Qur'an.
Dalam menanggapi perbedaan ini pada umumnya para ulama cenderung berpendapat bahwa surat-surat al-Qur'an itu berjumlah 114 sesuai dengan yang tercantum di dalam Mushhaf Usmani. Ini didukung oleh fakta sejarah yang menyebutkan adanya keikhlasan para sahabat untuk memusnahkan mushhaf masing-masing dan menerima mushhaf Usmani sebagai mushhaf yang terpercaya. Dari keseluruhan 114 surat tersebut, para ulama membuat empat kategori:
Ulama mengelompokkan surat menjadi 4 kelompok: C. Pengelompokan Surat. Ulama mengelompokkan surat menjadi 4 kelompok: 1. At-Thiwal : yaitu surat-surat yang panjang. Ada tujuh surat yang di sebut as-sab'u ath-thuwal, yakni al-Baqarah, Ali 'Imran, an-Nisa, al-Maidah, al-An'am, al-A'raf dan yang terakhir ada yang mengatakan al-anfal bersama al-Bara'ah ada yag mengatakan surat Yunus. 2. Al-Mi'un : yaitu surat-surat yang mempunyai sekitar seratus ayat, seperti surat Hud, Yusuf dan lain-lain. 3. Al-Matsani (diulang-ulang) : yaitu surat-surat yang kurang dari seratus ayat, dan biasanya surat-surat ini sering dibaca di dalam shalat, seperti surat as-Sajadah, al-Insan dan lain-lain.
4. Al-Mufashshal : yaitu surat-surat yang pendek 4. Al-Mufashshal : yaitu surat-surat yang pendek.Dinamakan Al-Mufashshal karena banyaknya fasl(pemisahan) diantara surah-surah tersebut dengan basmalah.al-Mufasshal ada tiga : a. Thuwal al-Mufashshal: dari surat Qaf sampai surat an-Naba/al-Hujurat s/d al-Buruj. b. Ausath al-Mufashshal: dari surat an-Naba sampai surat ad-Dluha/at-Thariq s/d al-Bayyinah c. Qishar al-Mufashshal: dari surat ad-Dluha sampai akhir al-Qur'an/az-Zalzalah s/d an-Nas
Ayat terpanjang adalah ayat tentang utang piutang. Surah terpanjang adalah surah al-Baqarah. Pembagian seperti ini dapat mempermudah orang menghafalnya, mendorong mereka untuk mengkaji lebih dalam.
2. Ayat. A. Pengertian. Kata " الايات " merupakan bentuk jamak dari kata " الاية ", sedang kata " الاية " secara etimologis memiliki beberapa arti: 1. Mukjizat.QS.Al-Baqarah:211 2. Tanda.QS.Al-Baqarah:248 3. Pelajaran atau Ibrah.QS.an-Nahl:67 4. Hal yang mengagumkan.QS.al-Mukminun:50 5. Bukti dan Dalil.QS.ar-Rum:21
Adapun secara terminologisnya,ayat diartikan sejumlah huruf yang tersusun hingga membentuk kata atau kalimat yang diketahui lewat bimbingan dan petunjuk Allah. Dari definisi ini bisa difahami bahwa ayat al-Qur'an tidak harus satu kalimat sempurna, melainkan satu kata saja cukup seperti " ن " , , bahkan beberapa huruf saja pun dapat dipandang sebagai satu ayat sempurna, seperti " الم " yang terletak pada surat al-Baqarah.
B. Jumlah ayat Cara mengetahui ayat hanyalah dengan "tauqifi dari Syar'I" .ulama kufah menghitung setiap pembuka surat yang memuat huruf Hijaiyah sebagai satu ayat, dan ulama selain kufah tidak menghitungnya secara mutlak bagaimanapun jumlah hurufnya. Maka kita tidak perlu bingung dengan adanya dengan adanya silang pendapat karena masing-masing bertumpu pada dalil yang sampe pada mereka. Mengenai jumlah ayat, Imam an-Nawawi (at-Tibyan) menjelaskan bahwa jumlah ayat dalam al-qur'an disepakati jumlahnya di perhitungkan 6200 ayat, hanya saja kelebihannya diperselisihkan. Seperti
Ulama madinah diantaranya, imam Ulama madinah diantaranya, imam. Nafi', berkata 6217 buah; Abu Ja'far menyatakan 6210; Syaibah 6214. Ulama kufah, Hamzah az-Zayyat 6236; Ulama makkah Ibnu Katsir menyatakan 6220; Ulama Basrah, 'Ashim al-Jahdariy 6205. Ulama Syam, Yahya ibn al-Harits 6226. Menurut hitungan al-Alusi dalam tafsir Ruh al-Ma'ani, jumlah bilangan ayat al-Qur'an yang dimasyhurkan adalah 6616 ayat. Pendapat inilah yang disangka bilangan yang tepat oleh sebagian para muballigh di Indonesia.
Walaupun sangat bervariasi pendapat para ulama tentang jumlah ayat, namun hal itu tak akan merusak kesempurnaan kitab suci al-Qur'an sebab yang berbeda adalah jumlah bilangan ayatnya, sedangkan ayat-ayatnya tetap sama. Sebab Timbulnya perbedaan bilangan ayat ini sebagai akibat logis dari cara Nabi menyampaikan al-Qur'an kepada para sahabat. Ketika Nabi membaca satu ayat, beliau sering berhenti untuk memberikan kesempatan kepada para sahabatnya menghafal dan memahami isinya, kemudian setelah mereka kuasai ayat tersebut, lalu Nabi meneruskan bacaannya. Di tempat Nabi berhenti itu, ada sahabat yang menganggapnya akhir suatu ayat, dan ada pula yang mengangagapnya waqaf biasa. Dengan demikian, menurut pendapat yang pertama, ayat itu ialah dua buah, sedangkan menurut pendapat yang kedua ayat itu adalah satu buah karena makna kedua potong ayat itu berkaitan erat dan Nabi pun meneruskan bacaannya sampai ke ujungnya.
3. Susunan ayat dan surat. Ijma' ulama mengatakan bahwa susunan ayat-ayat al-Qur'an adalah tauqifiy, yakni mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Nabi. Adapun mengenai susunan atau tertib surat, menurut pemeriksaan para ulama, dilakukan oleh badan penyusun Mushhaf yang dibentuk oleh Khalifah Usman.