Collaborative Learning Dasar Pemikiran, Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaannya Oleh: Bagus Takwin
Apa itu CL? Proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.
Dasar Pemikiran CL Piaget: Konflik individu dengan lingkungan akan menimbulkan ketidakseimbangan yang mendorong individu mencari solusi bagi konflik & membentuk skema baru. Vygotsky: Artikulasi (verbal) dari pengetahuan meningkatkan penguasaan atas pengetahuan.
Dasar Pemikiran CL Vygotsky: Dasar proses pembelajaran adalah aktivitas sosial. Vygotsky: Internalisasi atau ‘pembelajaran pengetahuan melalui partisipasi secara verbal’ meningkatkan kemampuan individu untuk menyusun pengetahuan secara terstruktur .
Dasar Pemikiran CL Vygotsky: Tanggapan dari lingkungan sosial atas kinerja individu memfasilitasi individu untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerjanya. Piaget: Akomodasi (yg berperan dlm pembentukan skema baru) akan lebih mudah jika didasarkan pada asimilasi.
Dasar Pemikiran CL Piaget: Regulasi (pengaturan) skemata dan struktur kognitif menjadikan pengetahuan lebih komprehensif, mudah diakses dan tahan lama. Regulasi juga memfasilitasi individu untuk meningkatkan kemampuan metakognisinya.
Dasar Pemikiran CL ‘Socially shared cognition‘ Approach: “members (of group or society) learn to think interactively: thinking is not only manipulating mental objects, but also interactions with others and with the environment.”
Konsep-konsep Penting General Mental Processing Ability Memory Metamemory Metacognition Algorythm Heuristic Shared Cognition
Mekanisme CL Konflik dan Ketidaksepakatan Proposal alternaltif Self-explanation (Artikulasi) Internalisasi Appropriasi Berbagi beban kognitif Mutual regulation Social grounding
Konflik dan Ketidaksepakatan Individu-individu dlm kelompok dipancing untuk mengalami konflik akibat dari ketidak-sepakatan mereka dalam penyelesaian masalah. Ketidaksesuaian antara pendapat satu individu dan individu lainnya menyebabkan kondisi disequilibrium yang menuntut adanya equilibrasi.
Proposal alternaltif Perbedaan pendapat memberikan kesempatan pada individu untuk mengetahui adanya pendapat (proposal) lain. Individu dihadapkan pada alternatif-alternatif yang berbeda yang memancing kognisinya berakomodasi
Self-explanation (Artikulasi) Individu menyusun penjelasan baru bagi penyelesaian masalah dalam kognisinya Pengetahuan yang dipahami secara konseptual dalam kognisi individu akan lebih dikuasai dan terstruktur jika diartikulasikan kepada orang lain.
Internalisasi Penjelasan satu individu ditanggapi oleh individu lain sehingga terjadi percakapan verbal dan aktivitas saling menanggapi. Dari percakapan itu, masing-masing individu belajar lebih banyak daripada jika ia belajar sendiri (internalisasi).
Appropriasi Pendapat individu mendapat tanggapan dari orang lain sehingga pendapat itu semakin baik (terutama jika orang lain itu lebih ahli). Dengan tanggapan perbaikan (apropriasi) dari orang lain individu memahami mana pendapat yang memadai (apropriate) & mana yg tidak.
Berbagi beban kognitif Bersama kelompok, individu dapat membagi beban kognitifnya sehingga penyelesaian masalah (tugas) dapat lebih mudah dilakukan. Individu tinggal melakukan regulasi dan strukturisasi pengetahuan.
Mutual regulation Bersama kelompok, individu lebih mudah melakukan regulasi skemata & struktur kognitifnya karena dapat saling memberikan masukan terhadap pendapat yg dikemukakan setiap individu. Regulasi mutual ini membantu peningkatan aktivitas metakognisi.
Social grounding Dalam kelompok, individu mendapat penegasan atas apa yang dipahami melalui tanggapan dari kelompok. Individu mendapat penegasan bahwa orang lain memahami apa yang dipahaminya dan pengetahuannya diterima oleh kelompok (lebih jauh lagi: masyarakat).
Kondisi Efektif Bagi CL Tiga Faktor yg menentukan efektivitas CL Komposisi kelompok Jenis dan bentuk tugas Media komunikasi
Komposisi Kelompok Kelompok kecil (4-8 orang) lebih baik daripada kelompok besar. Untuk pembelajaran pada anak-anak, akan lebih baik jika anggota kelompok terdiri beragam tahap perkembangan. Heterogenitas kelompok memfasilitasi efektivitas pembelajaran.
Jenis dan Bentuk Tugas Tugas-tugas yg menghasilkan efektivitas tinggi dlm CL adalah tugas-tugas yang dapat memancing munculnya tanggapan dari berbagai sudut pandang, memicu ketidak-sepakatan & konflik kognitif serta menuntut artikulasi, berbagi beban kognitif, apropriasi dan kerja sama.
Media komunikasi Media komunikasi yg digunakan anggota kelompok berinteraksi harus memungkinkan mereka saling berhubungan scr aktif & saling menanggapi. (Penting utk kelompok yg berhubungan jarak jauh, mis: via internet atau korespondensi) Paling efektif jika para anggota kelompok dapat langsung bertemu.
Peran mahasiswa dalam CL Dianjurkan: Mengarahkan Merangkum Menerangkan Mencatat Bertanya Penengah Mengkritik
Peran mahasiswa dalam CL Hindarkan: Free-rider Sucker Mendominasi Menghindari tugas
Peran pengajar dalam CL Fasilitator: mengatur lingkungan fisik memberikan /menunjukkan sumber-sumber info menciptakan iklim kondusif, yang mendorong mahasiswa utk mememiliki sikap & tingkah laku ttn. merancang tugas
Peran pengajar dalam CL Pemberi contoh (Model) Memberi contoh perilaku belajar efektif Mencontohkan penggunaan strategi belajar think aloud untuk mencontohkan jalan berpikir
Peran pengajar dalam CL Pelatih (Coach) memberikan petunjuk umpan balik pengarahan
Prosedur CL Kelompok dibagi sesuai dengan kriteria kondisi efektif. Berikan tugas yang memenuhi kriteria kondisi efektif. Rancang media komunikasi yang efektif.
Prosedur CL (Jigsaw) Masing-masing peserta didik ditempatkan dalam dua kelompok: focus group dan home group. Focus group diberi satu tugas spesifik yg merupakan sub-materi dari keseluruhan materi yg harus dikuasai.
Prosedur CL (Jigsaw) Home group diberi tugas untuk menguasai materi secara menyeluruh. Jumlah focus group disesuaikan dengan jumlah sub-materi yg hendak dipelajari. Jumlah home group disesuaikan dengan jumlah focus group.
Prosedur CL (Jigsaw) Setelah masing-masing focus group menguasai sub-materi yang menjadi tugas mereka, masing-masing anggotanya masuk ke home group yg sudah ditentukan. Setiap anggota home group ditugaskan untuk menjelaskan (menampilkan) sub-materi yang dikuasainya.
Prosedur CL (Jigsaw) Kelompok diminta menanggapi penjelasan dari tiap anggotanya tentang sub-materi tertentu. Setelah penjelasan masing-masing anggota selesai dan dapat dipahami oleh kelompok, home group ditugaskan menyelesaikan masalah tertentu yg menuntut penguasaan keseluruhan materi.
Prosedur CL (Jigsaw) Selama proses CL, fasilitator mengawasi dan memotivasi peserta didik untuk aktif terlibat dalam aktivitas kelompok. Fasilitator memberi tanggapan dan umpan-balik terhadap presentasi tugas setiap home group
Prosedur CL (Jigsaw) Bahan-bahan dan nara-sumber yang dibutuhkan tiap kelompok untuk menyelesaikan tugas harus tersedia dan mudah dijangkau/diakses oleh mereka. Setiap peserta didik harus dapat dengan mudah mengakses bahan-bahan dan nara-sumber.