DWI ANITA SURYANDARI Departemen Biologi Kedokteran FKUI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Advertisements

Kuswanto, Uji Normalitas  Untuk keperluan analisis selanjutnya, dalam statistika induktif harus diketahui model distribusinya  Dalam uji.
Reaksi PCR Drs. Sutarno, MSc., PhD..
Bagaimana mengukur diversitas genetik? - Marka molekuler - Reaksi PCR
OPTIMASI MULTIVARIABEL DENGAN KENDALA KESAMAAN
LATIHAN PENENTUAN BESAR SAMPEL
Pendugaan Secara Statistik()
STATISTIK NONPARAMETRIK Kuliah 2: Uji Binomial dan Uji Runs (Satu Populasi) Dosen: Dr. Hamonangan Ritonga, MSc Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Sebuah pembibitan ikan merekomendasikan bahwa bibit ikan produk hatcherynya pada umur 3 bulan mempunyai berat badan rata-rata 450 gram/ekor. Selanjutnya.
Interval Prediksi 1. Digunakan untuk melakukan estimasi nilai X secara individu 2. Tidak digunakan untuk melakukan estimasi parameter populasi yang tidak.
Distribusi Frekuensi Pokok Bahasan ke-3.
BESAR SAMPEL Oleh Nugroho Susanto.
Uji Non Parametrik Dua Sampel Independen
Sofi Siti Shofiyah Pembimbing: Achmad S. Noer, Ph.D Seminar Tugas Akhir Heteroplasmi pada Gen 12S rRNA mtDNA Penderita Diabetes Mellitus Tipe.
DNA (Gene) Rearrangement
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
10 Uji Hipotesis untuk Dua Sampel.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
TURUNAN DIFERENSIAL Pertemuan ke
BARISAN DAN DERET ARITMETIKA
LATIHAN SOAL DATA TUNGGAL
Bagaimana mengukur diversitas genetik? - Marka molekuler - Reaksi PCR
Adritia Suci Wijayanti
Uji Normalitas.
Pengujian Kesetimbangan Hardy-weinberg
Aprilia uswatun chasanah I/
Analisis DNA Sampel Ikan : Sampel ikan diambil dari ikan yang mati selama perlakuan yang menunjukkan gejala klinis terkena KHV, seperti pada insang terdapat.
Dr.Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc
RISET MAHASISWA JENJANG S2 – S3 TAHUN 2007 Analisis Polimorfisme Gen TCR  dan TCR  : Pengaruhnya Terhadap Expresi Protein BRLF1 pada Penderita Karsinoma.
MARKA GEN DALAM SELEKSI TANAMAN
Disampaikan pada MK. Teknik Bioesai
Petunjuk Materi Isolasi DNA Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung 2014.
Modul 6 : Estimasi dan Uji Hipotesis
Rangkuman Hasil Penelitian Hibah Team Penelitian Pascasarjana (HTPP) 2008 Perubahan Eksistensi DNA Virus Epstein-Barr (EBV) dan Ekspresinya Untuk Memantau.
ANALISIS DATA KATEGORIK
BESAR SAMPEL Setiyowati Rahardjo.
Journal of Agricultural and Food Chemistry, 2004, 52,
HIPOTESIS & UJI PROPORSI
Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA (MEAN) 1 SAMPEL
Slide 1 dari 1626 Mei 2010 Presentasi Seminar TA.
Mc Nemar Test TEMU III DIAKHIR KULIAH MAHASISWA MAMPU MELAKUKAN UJI STATISTIK UNTUK DATA ORDINAL PERPASANGAN: UJI MC NEMAR.
BEBERAPA VARIASI GEN RESEPTOR HORMON REPRODUKSI DAN IMPLIKASINYA PADA FERTILITAS PRIA Oleh : Purnomo Soeharso Departemen Biologi Medik FKUI Jakarta.
ABSTRAKSI PENELITIAN Penulis Nurul Wiqoyah, Widodo Ario Kencono, Theresia Indah Budi Asal Fakultas Kedokteran Sumber Dana DIPA-RM Tahun 2009 Bidang Ilmu.
HIPOTESIS DAN UJI RATA-RATA
Protease Inhibition Assays
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
SIMBOL SILSILAH.
Pemeriksaan gangguan ginjal akut
PERUBAHAN ASAM AMINO GLN MENJADI LEU PADA KODON rpoB513 Mycobacterium tuberculosis L1 RESISTEN RIFAMPIN Puti Syahrani ( ) Pembimbing: A. Saifuddin.
MASTURA NIM : Seminar Penelitian (KI-70Z2), 29 Agustus 2007.
DETEKSI FOOD INGREDIENT DAN CEMARAN PRODUK
PCR 21 Juni 2016.
NASOFARINGOSKOPI UNTUK DETEKSI DINI KARSINOMA NASOFARING
DETEKSI VIRUS MELALUI ENZYME- LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA)
Dr. Henny Saraswati, M.Biomed
APLIKASI BIOLOGI MOLEKULER PADA DIAGNOSIS PENYAKIT
Dr. Henny Saraswati, M.Biomed
KANKER PAYUDARA OLIVIA PUTRI GUMANTI III B.
Teknik Dasar Laboratorium untuk Bioteknologi
Penentuan Akurasi dan Presisi Mikropipet PCR gen aktin dari zebra fish
POTENSI BARU PENGHASIL SENYAWA ANTIMIKROBIAL DARI BAKTERI FILOSFER DAUN REUNDEU (Staurogyne longata)
Analisis DNA Sampel Ikan : Sampel ikan diambil dari ikan yang mati selama perlakuan yang menunjukkan gejala klinis terkena KHV, seperti pada insang terdapat.
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kanker Nasofaringeal
MENGENAL, MENCEGAH & MENGOBATI KANKER PAYUDARA DIAWAL PAGI
Sejarah Bioinformatika
PCR based techniques.
Diagnosis Molekuler & Terapi Gen Purnomo Soeharso Departeme Biologi Medik FKUI.
Teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR) 9 PCR By : Nurjannah Bachri.
POLYMERASE CHAIN REACTION Amplifikasi DNA
Transcript presentasi:

DWI ANITA SURYANDARI Departemen Biologi Kedokteran FKUI DISTRIBUSI GENOTIP CYP2E1 PADA PENDERITA KANKER NASOFARING DARI SUKU SUNDA DAN NON SUNDA DWI ANITA SURYANDARI Departemen Biologi Kedokteran FKUI

KARSINOMA NASOFARING  tumor ganas pada sel epitel nasofaring. Etiologi : infeksi EBV, kekerapan konsumsi makanan mengandung nitrosamin. Diagnosis : berdasar uji serologi,biopsi, PCR. Terapi : radiokemoterapi (efektif).

INFEKSI EBV Hampir 90% populasi manusia di dunia terinfeksi EBV. EBV : (hospes spesifik). Infeksi pada anak-anak  asimptomatik Imunitas Infeksi pada dewasa muda  mononukleosis (L)

PETA DISTRIBUSI KNF Eropa Amerika Utara 1/100rb 1/100rb Cina Selatan Thailand 3/100rb Indonesia 4,7/100rb

MULTIFAKTORIAL KNF K N F INFEKSI EBV FAKTOR & LINGKUNGAN KARSINOGEN NITROSAMIN GEN VIRUS FAKTOR GENETIK POLIMORFISME GEN CYP2E1 GEN PEJAMU

Studi pendahuluan : penderita KNF di Indonesia (RSCM) pada suku sunda lebih banyak daripada suku non Sunda. Masalah : Bagaimana distribusi genotip CYP2E1 pada penderita KNF suku Sunda dan non Sunda? Apakah genotip dan alotip CYP2E1 berasosiasi dengan suseptibilitas individu terhadap KNF?

GEN CYP2E1 Lokasi : 10q24.3-q terminal, 9 exon dan 8 intron (11,8 kb) Polimorfik = Substitusi 7668T-A pada intron 6

PETA RESTRIKSI CYP2E1 C D Dra I 874 pb 121 pb Dra I Dra I 302 pb 572 pb 121 pb

Kontrol negatif (campuran pereaksi PCR tanpa sampel DNA) ISOLASI DNA AMPLIFIKASI GEN CYP2E1 PCR Mix: (Sampel DNA; PCR green Go Taq buffer 1X; 1,5 mM MgCl2; 0,2 mM dNTP; 0,4 pmol/µl primer F, primer R ; 0,25 unit enzim DNA polimerase Taq; dan ddH2O steril sampai volume total 25 µl). ELEKTROFORESIS Gel agarosa 2% (b/v) Kontrol negatif (campuran pereaksi PCR tanpa sampel DNA) - Produk PCR/RFLP Kontrol negatif Penanda berat DNA X174RF/HaeIII Kontrol positif Denaturasi awal Denaturasi Ekstensi akhir 95o C 5’ 94o C 1’ Ekstensi 72o C 2’ 72o C 7’ Elektroforesis dengan tegangan 90 V selama 50 menit. 60o C 2’ Annealing 4o C  Divisualisasikan di bawah iluminator UV dan difoto dengan Film Polaroid 667 ISO 3000 8,5 x 10,8 cm Black and White Instant Pack Film menggunakan kamera Polaroid. 30 siklus

Hasil digesti enzim DraI pada sekuen gen CYP2E1 4 5 6 7 8 500 pb 572 pb 200 pb 121 pb 302 pb 100 pb 874 pb DD DC CC

Sebaran umur kelompok KNF dan Kontrol

Perbandingan distribusi genotip dan alotip gen CYP2E1 pada kelompok KNF dan Kontrol.

tidak ada perbedaan secara bermakna distribusi genotip dan alotip gen CYP2E1 antara kelompok penderita KNF dengan kelompok kontrol.

Perbandingan genotip dan alotip CYP2E1 pada kelompok kontrol suku Sunda dan nonSunda Tidak ada perbedaan secara bermakna genotip dan alotip CYP2E1 pada kelompok kontrol suku Sunda dan non-Sunda.

Perbandingan genotip dan alotip CYP2E1 pada kelompok KNF suku SUnda dan nonSunda

Chi square ,CI 95% , α = 0,05 diperoleh nilai p = 0 Chi square ,CI 95% , α = 0,05 diperoleh nilai p = 0.1846 ( p>0,05)  distribusi alotip antara suku Sunda dengan non-Sunda pada kelompok penderita KNF : tidak ada perbedaan secara bermakna. Gambar 20. Grafik perbandingan distribusi alotip gen CYP2E1 antara suku Sunda dan non-Sunda pada kelompok KNF.

KESIMPULAN Distribusi genotip DD:DC:CC pada kelompok penderita KNF adalah 70%:26%:4% dan distribusi alotip D : C adalah 83% :17%. Frekuensi alel C pada suku Sunda cenderung lebih tinggi daripada non-Sunda dan berbeda bermakna pada p<0,10. Genotip dan alotip CYP2E1 tidak berhubungan dengan suseptibilitas individu terhadap KNF.

MANFAAT PENELITIAN : Hasil penelitian ini merupakan data awal tentang pola distribusi alel gen CYP2E1 pada populasi di Indonesia. Diharapkan data ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian keganasan lainnya yang dihubungkan dengan aktivitas enzim CYP2E1. Dapat dimanfaatkan sebagai bahan konseling bagi keluarga penderita KNF agar dapat mengambil tindakan preventif untuk meminimalkan resiko terkena KNF.

KARSINOGEN DALAM MAKANAN – KEGANASAN IKAN ASIN (NITROSAMIN) NELAYAN HONG KONG (Ho,1972) TIKUS (Huang, 1978) KARSINOMA NASOFARING KARSINOMA KAVUM NASALIS

NITROSAMIN Dapat terbentuk pada saat pemanasan protein terdapat dalam makanan yang diawetkan, diasapi, Dan pada asap rokok

Terbentuknya Nitrosamin NITRAT/ NITRIT SENYAWA AMIN NITROSAMIN G.I. NITRIT ALKILAMIN (IKAN ASIN) NITROSAMIN

Extensive metabolizers FAKTOR GENETIK PEJAMU METABOLISME OLEH CYP NITROSAMIN TUBUH POLIMORFISME GEN CYP2E1 Poor metabolizers (PM) Extensive metabolizers (EM)

Neoplasma t’diferensiasi KARSINOGENESIS ZAT KIMIA PROKARSINOGEN excresi Zat kim yg diexcresi bioaktivasi Metabolit antara Metabolit Reaktif (karsinogen akhir) ZAT KIMIA T’konjugasi Ik.kov dg GSH/fenol P’ikatan thd makromol Makromolekul dlm ∆ (bhn gntk yg b’∆) Makromol yg Telah b’ubah Replikasi perbaikan Inisiasi Sel Tumor Bhn gntk yg pulih (sel Normal) Promosi Neoplasma t’diferensiasi Konversi & pkb KANKER

Hasil sekuensing gen CYP2E1 (dari lembaga Biologi molekuler Eijkman)

Hasil sekuensing (dari LBM.Eijkman)