SLA Martoba/PTASN Staff Meeting Conference Room, Minggu 22 Juni 2008 Oleh: Pdt. R. W. Sagala
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Istilah “segenap hatimu” ditemukan dalam Alkitab PL dan PB sebanyak 21 kali 18 kali dihubungkan dengan Tuhan, diantara dalam hal: -mencari Tuhan -mengasihi Tuhan -beribadah kepada Tuhan -melakukan peraturan Tuhan -mendengarkan suara Tuhan -berbalik kepada Tuhan -insyaf kepada Tuhan -percaya kepada Tuhan 3 kali dihubungkan dengan sesama kita, diantaranya dalam hal: -Mengampuni saudara -pelayanan -mengasihi sesasama
8 BAGIAN I
Sikap adalah merupakan sesuatu yang sifatnya menular 1
Melayani 2
Hargai regu/tim mu 3
Jangan Pernah Berhenti Belajar dan Bertumbuh 4
Bawalah hal ITU 5
Lakukan pekerjaan dengan senang hati! 6
Jujur 7
Miliki Tujuan dalam setiap pekerjaan mu 8
APAKAH ANDA SEORANG YANG CERDAS DALAM EMOSI? ATAU ANDA MASIH BERFIKIR (BUKAN MERASA) BAHWA MASALAH IQ LEBIH PENTING DARI EQ BAGIAN II: EQ
APA YANG DIMAKSUD DENGAN EMOSI ? – Kebahagiaan, ketakutan, kemarahan, kasih sayang, malu, menjijikkan, mengejutkan, bernapsu, kesedihan, kegembiraan, cinta, frustrasi, ketertarikan, kegagalan, prestasi dll. – Sifat diatas adalah merupakan emosi yang langsung mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Ada 2 dimensi emosi: Physiological side: Emosi adalah merupakan suatu keadaan pikiran manusia yang kompleks, yang disertai dengan adanya perubahan jasmani dan karakter yang tersebar luas seperti: ambil nafas, detak jantung, membilas muka, telapak tangan yang berkeringat, denyut nadi yang kencang, dll Psychological side, suatu keadaan gangguan atau kegembiraan yang ditandai dengan adanya suatu perasaan yang kuat.
Apa yang dimaksud dengan EQ Emotional Quotient didefinisikan sebagai: mengetahui apa yang rasanya baik, apa yang rasanya tidak baik, dan bagaimana cara untuk menjadikan yang tidak baik itu menjadi baik. Mengetahui emosi anda dan mengetahui emosi orang lain. Itu mengacu kepada ketrampilan dalam mengatur emosi yang dapat menyeimbangkan antara kemampuan emosi dan alasan agar supaya dapat memaksimalkan kebahagiaan dalam jangka panjang.
Emotional Intelligence adalah “kapasitas untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, untuk memotivasi diri kita, dan untuk mengatur emosi yang baik di dalam diri kita dan di dalam hubungan kita. Kecerdasan emosional menguraikan kemampuan yang beda dari IQ, tetapi saling melengkepai dengan IQ.” Daniel Goleman (1998)
Apakah pendidikan EQ diajarkan di sekolah TIDAK. Sistem pendidikan di sekolah memberikan penekanan kepada masalah IQ saja dan tidak pada masalah EQ. Kepada kita di sekolah diajarkan mata pelajaran Sejarah, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggeris, Geography, Fisika, anthropology, Biology, Computers, Ilmu Kedokteran, Tehnik dll. Kita tidak DIAJAR bagaimana mengatasi frustrasi, ketertarikan, tekanan, kegagalan, tekanan, burnout, inferiority complex, permasalahan ego Kepada kita tidak diajarkan bagaimana mengatur emosi misalnya bagaimana untuk: berinteraksi, mengkoordinasi, menyesuaikan diri, berkomunikasi Kita diharapkan belajar semuanya hal ini dari orangtua kita, teman kita atau orang yang kita jadikan sebagai model Kemudian dalam langkah hidup kita selanjutnya kita dianjurkan untuk dapat mengatur emosi kita supaya kita sukses.
IQ v/s EQ (Intelligence Quotient v/s Emotional Quotient) Riset menunjukkan bahwa IQ hanya dapat menolong anda 20% untuk sukses dalam hidup ini, sedangkan EQ 80% kesuksesan anda ditentukan oleh EQ anda. 80% EQ 20% IQ
GETS YOU HIRED GETS YOU FIRED/PROMOTED THE PROFESSIONAL SUCCESS
EQIQ THE PERSONALITY The HEAD The HEART
Characteristics of a High EQ Person A time to wait and a time to watch, A time to be aggressive and a time to be passive, A time to be together and a time to be alone, A time to fight and a time to love, A time to work and a time to play, A time to cry and a time to laugh, A time to confront and a time to withdraw, A time to speak and a time to be silent, A time to be patient and a time to decide.
Characteristics of a low EQ Person “If only I had a different job … …” “If only I had finished graduation … …” “If only I had been handsome/beautiful …” “If only my spouse had stopped drinking …” “If only I had been born rich and famous…” “If only I had good contacts…” “If only I had better friends …” “If only I had married someone else …”
KEDEWASAAN EMOSI Kesadaran diri Mengembangkan orang lain Menunda Kepuasan Kemampuan beradaptasi dan fleksibelitas
KESENSITIPAN EMOSI Mengerti batas penimbunan emosi Empati Meningkatkan hubungan antar pribadi Mampu mengkomunikasikan emosi
DAPATKAH EQ DIKEMBANGKAN? Ya. Kamu dapat MENGEMBANGKAN EQ mu dengan cara meng-upgrade ketrampilan emosional mu. Pemikiran populer yang mengatakan bahwa seluruh EQ itu diturunkan adalah salah. Kecerdasan Emosional tidaklah ditetapkan pada saat kelahiran. Tidak ada gen kecerdasan emosional seperti yang kita ketahui saat ini. EQ adalah merupakan sesuatu yang dipelajari orang.
KUTIPAN: “Anyone can be angry—that is easy. But to be angry with the right person, to the right degree, at the right time, for the right purpose, and in the right way — that is not easy.”
Jangan menunggu sebuah senyuman terlebih dahulu…. Untuk berbuat baik. BAGIAN III: JANGAN MENUNGU
Jangan menunggu dicintai terlebih dahulu, untuk menyintai.
Jangan menunggu sampai kesepian untuk merasakan nilai dan kehangatan seorang teman.
Jangan menunggu untuk mendapatkan pekerjaan yang terbaik untuk memulai bekerja
Jangan menunggu memiliki banyak untuk membagikan sedikit yang ada.
Jangan menunggu sampai terjatuh untuk mengingat nasihat yang ada
Jangan menunggu sampai menderita untuk mempercayai kuasa doa.
Jangan menunggu sampai mempunyai waktu untuk dapat melayani.
Jangan menunggu orang lain sakit hati, untuk memohon maaf.
... Atau perpisahan untuk meluruskan kembali
Jangan tunggu... Karena anda tidak tahu berapa lama diperlukan untuk melakukan hal-hal itu.
Tuhan, Jadikanlah aku sebagai alat damai-Mu. Dimana ada benci, aku taburkan cinta; Dimana ada salah, aku taburkan ampun; Doa Santo Fransiscus dari Asisi
Dimana ada keraguan, aku taburkan iman; Dimana ada putus asa, aku taburkan harapan; Dimana ada gelap, aku taburkan terang; Dimana ada nestapa, aku taburkan gembira. Doa Santo Fransiscus dari Asisi
Oh, Tuhan Yang Mahakudus, Berilah agar aku tidak minta dihibur tapi menghibur; Tidak minta dimengerti tapi berusaha mengerti; Tidak minta dicintai tapi belajar mencintai Doa Santo Fransiscus dari Asisi
“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga,”