PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Latar Belakang Tujuan pembelajaran matematika (permendiknas no.22 tahun 2006) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Meningkatkan kemampuan Berfikir kristis Berfikir logis Berfikir sistematis Berfikir kreatif
Hasil Survei PISA TIMS (Programme for international student assessment Pada tahun 2003 berada pada posisi 38 dari 40 negara yang disurvei Pada tahun 2006 berada pada posisi 52 dari 57 negara yang disurvei TIMS (The third international mathematic science study) Skor rata-rata berada pada ranking 34 dari 38 negara yang disurvei
Berdasarkan hasil survei dan beberapa pendapat rendahnya hasil belajar dalam matematika disebabkan oleh faktor faktor yang berkaitan dengan Proses pembelajaran Pembelajaran berpusat pada guru Menggunakan metode ceramah Siswa dilatih menyelesaikan banyak soal tanpa pemahaman yang mendalam
Berdasarkan beberapa informasi dan pengamatan awal peneliti di lokasi penelitian, yakni Kabupaten Sumedang, rata-rata skor pelajaran matematika siswa SLTP termasuk rendah. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika (KPMM) siswa.Fakta ini terkait dengan pengetahuan awal matematika (PAM) siswa, sikap siswa dan model pembelajaran yang digunakan guru matematika. Berdasarkan keterkaitan antara PAM dan Model pembelajaran dengan masalah rendahnya KPMM siswa, maka peneliti memandang perlu dilakukan penelitian yang lebih akurat dan empiris tentang “Penerapan Model Pembalajaran Berbasis Masalah dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama”.
Rumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika (KPMM) siswa berdasarkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan Konvensional ditinjau dari : a) keseluruhan ; b)Pengetahuan Awal Matematika (PAM) siswa (tinggi dan rendah) Apakah terdapat perbedaan sikap siswa terhadap penerapan PBM ditinjau dari PAM siswa (tinggi dan rendah) Bagaimanakah keterkaitan antara PAM, KPMM dan Sikap siswa: a) Apakah PAM memberikan pengaruh terhaap KPMM ? b) Apakah KPMM berpengaruh terhadap sikap siswa?
Tujuan Penelitian 1. Untuk menelaah perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konvensional, ditinjau dari: a) keseluruhan, b) PAM siswa (tinggi dan rendah) 2. Untuk menelaah perbedaan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah , ditinjau dari PAM siswa (tinggi dan rendah). 3. Untuk menelaah tentang keterkaitan antara PAM, KPMM dan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa, penerapan model pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu cara untuk melibatkan diri lebih aktif,generatif dan produktif dalam proses pembelajaran matematika. 2. Bagi guru, penerapan model pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu model pembelajaran alternatif yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siwa. 3. Bagi peneliti, penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran matematika dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan proses pembelajaran matematika dalam meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar matematika.
Hipotesis Penelitian Terdapat perbedaan KPMM siswa antara yang dalam pembelajarannya menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dan yang dalam pembelajarannya menerapkan model pembelajaran konvensional, ditinjau dari : a) keseluruhan, b) PAM siswa (tinggi dan rendah). Terdapat perbedaan sikap siswa terhadap model pembelajaran berbasis masalah, ditinjau dari PAM siswa (tinggi dan rendah). Terdapat keterkaitan antara PAM siswa dengan KPMM siswa. Terdapat keterkaitan antara KPMM siswa dengan sikap siswa.
Metode Penelitian Desain Penelitian R O X O R O O Keterangan : -Pretest-Postest Control Group Design R O X O R O O Keterangan : R : Kelompok kelas yang dipilih secara acak O : Tes awal sama dengan tes akhir, yaitu tes berupa kemampuan memecahkan masalah pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol X : Kelas dengan perlakuan model pembelajaran berbasis masalah
SKEMA DESAIN PENELITIAN
Pupolasi dan Sampel - Populasi : Seluruh siswa SMP di Kabupaten Sumedang - Sampel : Siswa kelas VIII SMPN di kabupaten Sumedang sebanyak dua kelas (kelas kontrol dan esecara ksperimen) dengan pengambilan sampel secara random. Secara spesifik, terkait dengan masalah PAM dan PBM, dipilih kelas VIII sebagai sampel dengan alasan telah memiliki waktu dalam iklim belajar di SMP dan telah memiliki PAM yang relatif homogen.
Instrumen Penelitian 1.Tes a. Tes PAM siswa, dengan bentuk tes tipe uraian, b. Tes KPPM siswa, yang terdiri dari pretes dan postes dengan bentuk tes tipe uraian. 2. Non-tes , yang berupa skala sikap likert. Instrumen tes dikembangkan melalui beberapa tahap , yaitu tahap: pembuatan kisi-kisi, pembuatan instrumen; dan Tahap uji coba instrumen untuk menguji: a. validitas soal, b. realibilitas, c. daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal.
Pengolahan Data Tahap pengolahan data : 1. Menguji semua persyaratan statistik sebagai dasar pengujian hipotesis, yaitu uji normalitas sebaran data, pengujian homogenitas varians antar kelompok, 2. Menentukan jenis statistik sesuai dengan permasalahannya.
Keterkaitan permasalahan
JADWAL KEGIATAN
TERIMA KASIH