Analisis keterkaitan (linkage analysis)
Jenis analisis keterkaitan Backward Linkage Forward Linkage Beberapa aplikasi: Multiplier product matrix (MPM) analysis Extraction method
Backward linkage – keterkaitan ke belakang Peningkatan output sektor tertentu akan mendorong peningkatan output sektor-sektor lainnya, melalui dua cara. Pertama peningkatan output sektor i akan meningkatkan permintaan input sektor i tersebut. Input sektor i tadi ada yang berasal dari sektor i sendiri, ada pula yang berasal dari sektor lain, katakan (di model dua sektor) sektor j. Sektor i meminta output sektor j lebih banyak dari sebelumnya, yang berarti harus ada peningkatan output sektor j. Peningkatan output sektor j ini, pada gilirannya, akan meningkatkan permintaan input sektor i itu sendiri, Begitu seterusnya, terjadi keterkaitan antarsektor industri tersebut. Keterkaitan antarsektor industri yang seperti ini disebut dengan keterkaitan ke belakang (backward linkage), karena keterkaitannya bersumber dari mekanisme penggunaan input produksi
Ukuran backward linkage Direct backward linkage : diagonal matriks leontief invers Total backward linkage Terdiri dari komponen efek langsung = DBL dan efek tidak langsung = TBL - DBL, di mana b adalah elemen Leontief inverse
Forward linkage – keterkaitan ke depan Peningkatan output sektor tertentu akan mendorong peningkatan output sektor-sektor lainnya, melalui dua cara. Pertama peningkatan output sektor i akan meningkatkan distribusi output sektor i tersebut. Hal ini membuat sektor lain memiliki input produksi yang lebih banyak. Karena itu sektor-sektor lain akan meningkatkan pula proses produksinya, yang pada gilirannya mendistribusikan output produksi yang lebih banyak lagi Keterkaitan antarsektor industri yang seperti ini disebut dengan keterkaitan ke depan (forward linkage), karena keterkaitannya bersumber dari mekanisme penggunaan output produksi
Ukuran forward linkage Direct forward linkage : diagonal matriks leontief Total forward linkage Terdiri dari komponen efek langsung = DFL dan efek tidak langsung = TFL - DFL, di mana b adalah elemen Leontief inverse
Contoh kasus hipotetis transaksi antarsektor transaksi antarsektor transaksi antarsektor tahun 1 tahun 2 tahun 3 10 30 40 90 3 2 4 12 19 13 9 1 160 70 130 15 37 45 95 13 22 25 8 14 21 32 9 150 170 190 230 25 30 40 95 23 32 35 38 24 33 31 22 19 15 155 190 200 250
forward linkage backward linkage
Multiplier product matrix (MPM) Beberapa analisis melihat keterkaitan antarsektor lebih dari sekedar penghitungan keterkaitan ke belakang dan ke muka. Satu metode analisis yang dapat digunakan ialah dengan menghitung multiplier product matrix atau MPM. Penghitungan MPM ini dilakukan dengan membuat dua indeks seperti yang diusulkan oleh Rasmussen. Pertama ialah power dispersion for the backward linkage (indeks daya penyebaran, IDP), dan kedua ialah index of sensitivity of dispersion for forward linkage (indeks derajat kepekaan, IDK)
BL dan FL, sekali lagi … Power dispersion for the backward linkage Indices of sensitivity of dispersion for forward linkage Kedua indeks BL dan FL ini dinormalisir dengan rata-rata elemen matriks kebalikan Leontief Membandingkan total kolom/baris matriks kebalikan Leontief bisa jadi bukan perbandingan yang setara. Kesetaraan didapat dengan menormalisir total kolom/baris tersebut dengan suatu nilai rata-rata yang didapatkan dari matriks kebalikan Leontief yang bersangkutan
Formula MPM MPM pada prinsipnya adalah suatu teknik penyajian peringkat sektor-sektor berdasarkan nilai forward dan backward linkage. Secara formal rumusannya ialah sebagai berikut
Karakteristik MPM Matriks M ini memiliki karakteristik yang identik dengan karakteristik matriks kebalikan Leontief perekonomian yang bersangkutan. Berdasarkan penjumlahan kolom Berdasarkan penjumlahan baris
Teknik penyajian Kolom dan baris matriks M dapat diperingkatkan menurut peringkat backward linkage (untuk kolom) dan peringkat forward linkage (untuk baris). Dengan demikian kita dapatkan gambaran mengenai hirarki sektor-sektor produksi di perekonomian berdasarkan keterkaitannya baik ke muka maupun ke belakang
Kasus hipotetis terdahulu tahun 1 tahun 2 tahun 3
MPM Indonesia - 19 sektor 1985 1990 1995