PENELITIAN PETERNAKAN BERBASIS MASYARAKAT (Sinergi Program Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Peternakan) Solo, 7 Nopember 2006 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI TELEMATIKA DI KALIMANTAN BARAT
Advertisements

Disampaikan Oleh : Dirjen Penataan Ruang
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS)
SISTEM AUDIT INTERNAL APBN
Prof. Dr. Waridin Dr. Ir. Nazaruddin Sinaga
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DALAM TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM
1 DAMPAK PNPM, PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PADA PELUANG KERJA DAN PEMBERANTASAN KEMISKINAN Jakarta – April 12, 2007 Gustav F. Papanek Boston Institute.
Audit Sumber Daya Manusia
STANDAR 6.
Lay Out Kantor Gubernur Gorontalo
Audit Produksi dan Operasi
IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW)
MODEL KEMITRAAN USAHA AGROINDUSTRI JAGUNG
Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN )
Good Governance Ali Rokhman Sumber:
KEBIJAKAN NASIONAL PNPM MANDIRI
SAP 3 EVALUASI PROYEK DESAIN STUDI KELAYAKAN DAN MEMPEROLEH GAGASAN
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
OLEH : EMY APITRIA /A2 D3 MKP.  B. TUJUAN  Secara rinci tujuan tersebut adalah sebagai berikut :  1. Menyediakan suatu referensi bagi perbankan.
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA
PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI Tahun Anggaran 2008.
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT KESEHATAN.
PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT KESEHATAN.
Pertanyaan Sesi 4.
FORM PENATAAN FUNGSI DAN STRUKTUR KPPPA
MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS.
 Melaksanakan identifikasi masalah wilayah irigasi dan bangunan pelangkap lainnya.  Melaksanakan Perencanaan, Pengawasan serta Pembinaan atas Pengelolaan.
MANAJEMEN PROGRAM KESMAVET
Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara
Materi 3 Manajemen RS Smt 7-AKK-Kesmas
MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI, KAKAO DAN TEH INDONESIA
Komunikasi dan Penyuluhan Agribisnis ( )
POKOK PEMBAHASAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Arah Kebijakan Persusuan
PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
PENDAHULUAN.
Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi 2010 menerapkan beberapa prinsip penting yaitu: (PERATURAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 59/Permentan/HK.060/8/2007.
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
RENSTRA SEKRETARIAT DIRJEN PETERNAKAN TAHUN
Relevance of Total Quality Management (TQM) or Business Keunggulan Strategi Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) – A Conceptual Study ROHMA.
SEKOLAH MENENGAH ATAS BERWAWASAN KEUNGGULAN LOKAL KELAUTAN
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Kambing dan Domba
Arah Kebijakan Persusuan
BENTUK KEGIATAN KESMAVET
Arah Kebijakan Persusuan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Kambing dan Domba
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI DAN UMKM
Bahan Kuliah ke 9: UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan
BENTUK KEGIATAN KESMAVET
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Model-Model Usaha Agribisnis
Industri pangan berbasis hasil UNGGAS
KEMENTERIAN PERTANIAN
Arah Kebijakan Persusuan
DEPARTEMEN RADIOLOGI Bab 2 - Analisis Situasi.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Isu Komoditas Sapi Potong Merupakan isu terbesar
KONSEP DASAR ORGANISASI KESEHATAN
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
PENGEMBANGAN SAPI MADURA
Materi : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program PISEW
POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD diy terhadap rkpd diy tahun 2020 H
PENDAHULUAN. LINGKUP KEDUDUKAN LANDASAN HUKUM DEFINISI PERANAN FUNGSI RUANG LINGKUP KEGIATAN DAN KERJA.
Transcript presentasi:

PENELITIAN PETERNAKAN BERBASIS MASYARAKAT (Sinergi Program Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Peternakan) Solo, 7 Nopember 2006 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

PENDAHULUAN 1. Walaupun kriteria/Pengelompokan/Pembagian Penelitian itu bervariasi, misalnya menurut Manfred Oepen (1979) yang mengelompokkan penelitian menjadi 3 (tiga), yaitu : 1).Penelitian Academis,2).Penelitian Mengenai Kebijakan 3).Penelitian Mengenai Partisipasi Tetapi secara umum telah terjadi perkembangan tentang domain penelitian-penelitian yang harus dilakukan oleh Pemerintah. 2.Perkembangan menunjukkan bahwa domain dari public good terhadap penelitian telah berkembang. Pada era an penelitian-penelitian banyak dan selalu dilakukan oleh pemerintah. Sekarang, penelitian-penelitian telah banyak dilakukan oleh Lembaga-Lembaga masyarakat, antara lain : R and D yang dikembangkan oleh swasta bahkan oleh kelompok- kelompok masyarakat.

3.Dalam konteks yang seperti ini, kini dipertanyakan peranan dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian milik pemerintah, dimana domain public good penelitian pemerintah tersebut. 4.Bukti-bukti menunjukkan bahwa dari 45 Negara yang disurvey ternyata 95 % masih dilakukan oleh pemerintah (Umali et al, 1992). Padahal sebenarnya penelitian-penelitian tersebut dapat saja dilakukan oleh swasta dan masyarakat, tentu saja penelitian tersebut tidak melanggar property right.

Untuk Indonesia pembagian penelitian dapat saja dibagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu : 1).Penelitian untuk Kepentingan Pemerintah sendiri dan dilakukan oleh Pemerintah. Penelitian jenis ini tergolong kebijakan public, artinya dibuat atau diproses oleh lembaga pemerintah dan bersifat memaksa atau berpengaruh terhadap tindakan-tindakan masyarakat luas. 2).Penelitian untuk Kepentingan Swasta dan Penciptaan Iklim Investasi. Pemerintah dapat mengalokasikan sebagian sumberdayanya untuk berkolaborasi atau bermitra dengan swasta untuk membantu dan mendorong kemajuan investasi 3).Penelitian untuk Kelompok-Kelompok Masyarakat. Penelitian ini seharusnya menjadi porsi paling besar bagi Litbang Pemerintah, kerana penelitian yang ada ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan memecahkan masalah-masalah yang ada di kelompok- kelompok masyarakat Penelitian-penelitian tersebut harus saling bersinergi untuk kepentingan masyarakat

Penelitian untuk Mendukung Investasi/Swasta Penelitian untuk Pemerintah Penelitian untuk Kel. Masyarakat LITBANG

PENELITIAN PEMERINTAH Swakelola Bisa bersifat Penelitian Dasar Penelitian Kebijakan Porsi Pemerintah % SWASTA Kemitraan/Kolaborasi/KSO Bersifat Mendukung “High Tech” Untuk Mendukung Investasi Swasta Porsi Pemerintah 20 – 30 % MASYARAKAT Block Grant Pemec. Masalah di lapang Innovasi Alt. Baru Pemberdayaan Partisipatif Kelembagaan Terapan Porsi Pemerintah 50 – 60 % Sinergi

TOPIK PENELITIAN ISU POKOK : Ketergantungan thd bhn pakan impor Penurunan Mutu kualitas bibit ternak Emerging dan Reemerging Disease Ancaman Produk Peternakan Impor Ancaman Penurunan Populasi Ternak Lemahnya Sumberdaya Internal

Isu Pokok : Ketergantungan thd bahan pakan impor Penurunan Mutu kualitas bibit ternak Emerging dan Re- emerging disease Ancaman Produk Nak Impor Ancaman populasi ternak Lemahnya Sumberdaya Internal Meningkatkan jaminan keamanan pangan melalui : 1. Pengend. Zoonosis 2. Peningkatan ketersediaan pangan hewani yg ASUH 3.Peningkatan Infrastruktur Kesmavet 4. Sosialisasi Kesejahteraan Hewan 1.Peningkatan ketersediaan bibit ternak 2.Peningkatan kualitas bibit ternak 3. Peningkatan ketersediaan bibit unggul (1,2, 3 mrpk SISBITNAS) Perbibitan Keswan Budidaya Kesmavet SDM Meningkatkan pelayanan Prima pd mayarakat : 1. Peningkatan Kapabilitas SDM 2. Pengemb.sistem perencanaan dan pengawasan 3. Pengemb. Sistem informasi dan kelembagaan 4. Peningkatan efektifitas sistem penganggaran 1.Peningkatan populasi dan produktivitas 2.Pengembangan budidaya ternak 3.Peningkatan ketersediaan Pakan (1,2, dan 3 mrpk SISBUDNAS) Meningkatkan dan mempertahankan status Keswan melalui : 1.Pencegahan, pengendalian dan pemberantasan Penyakit hewan 2. Fasilitasi perdagangan hewan dan pengawasan obar hewan

PERMASALAHAN PENELITIAN PETERNAKAN 1.Hasil penelitian banyak, tetapi adopsi oleh para pengguna (petani/ peternak) rendah 2.Dapatkah Primatani menjadi terobosan ?. Selama ini Primatani belum banyak menjadi faktor solusi 3.Masyarakat tidak pernah merasa memiliki penelitian 4.Innovasi di tingkat peternak lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sendiri atau pihak swasta. Penelitian dimana ? 5.Program desiminasi penelitian belum berjalan lancar

SARAN PEMECAHAN MASALAH 1.Di Tingkat Masyarakat/Peternak 1). Diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat agar masyarakat berani mengusulkan topik-topik penelitian sendiri, sehingga para peneliti diharapkan memfasilitasi, agar masyarakat dapat membuat proposal sendiri 2). Apabila masyarakat sudah dapat mengajukan proposal sendiri, berarti masyarakat sudah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dalam arti tanggungjawab hasil penelitian tidak lagi menjadi beban pemerintah 3). Sebaiknya dana-dana penelitian untuk masyarakat diberikan dalam bentuk block grant, sehingga para peneliti dapat melakukan penelitian sesuai permintaan masyarakat. Tercapai kepuasan pelanggan 4). Tentunya proses ini didahului proses-proses pemberdayaan dan perencanaan dari T-2

2. Di Tingkat Penelitian untuk Investasi 1). Dana dapat diberikan dalam bentuk BOT atau “menyewa” para Peneliti sesuai dengan peraturan yang ada, atau sepenuhnya penelitian ini dibiayai oleh swasta melalui dana corporate governance sebagai wujud pertanggungjawaban perusahaan kepada masyarakat 2).Hasil-hasil penelitian selain bermanfaat bagi perusahaan tersebut juga bermanfaat pada peneliti dan masyarakat. 3). Saat ini penelitian oleh lembaga-lembaga swasta masih sangat minim, sehingga perlu terus didorong. 4). Dana yang dapat dialokasikan dapat berupa dana kemitraan.

3.Penelitian untuk Kepentingan Pemerintah 1). Penelitian ini sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah dan dilakukan oleh peneliti pemerintah, namun perencanaannya harus melibatkan Stake holder untuk melihat, misalnya penelitian tentang kebijakan yang merupakan domain public good 2). Penelitian dapat dilakukan secara swakelola. Jenis penelitian bersifat penelitian dasar dan kebijakan, misalnya penelitian tentang pewilayahan sumber bibit, penelitian tentang persilangan ternak atau pembentukan breed baru. 4. Agar Penelitian Efektif Agar dapat dicapai efektifitas penelitian, maka di setiap level penelitian, misalnya pada level penelitian untuk masyarakat perlu dibentuk Komite-komite penelitian