PENDIDIKAN KEJURUAN : JEMBATAN MASYARAKAT DAN DUNIA KERJA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
E - Government  Elviera Fella  Anggun Dwi Fitria  Muhammad Rayhan  Sherly Mareta  Ryan Darmasaputra
Advertisements

MANAJEMEN PERSONALIA Oleh : Asep Jalaludin, S.T.M.M. Pertemuan-I
KGS REINVENTING GOVERNMENT con's Teaching Material
Oleh : KOKOM KOMARIAH Wenrich and Galloway (1988: 11) The term vocational education, technical education, occupational education.
PENGENDALIAN DALAM KONTEKS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
MANAJEMEN SEKOLAH KATOLIK
PowerPoint Presentation by Charlie Cook
TEORI PERILAKU ( Peranan Pemimpin)
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
RENCANA STRATEGIS LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEPADA MASYARKAT
General Management Leading M-8.
KEPEMIMPINAN ( LEADING).
Human Resource Management Introduction M-1 1Tony Soebijono.
Apb-mpkppm/training humanitarian leadership for changes,10/05/ KEPEMIMPINAN MASYARAKAT SIPIL (Pengalaman dari Keterlibatan di Muhammadiyah) Asep.
Information Systems, Organizations, and Strategy
SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA
Birokrasi dan Pelayanan Publik
Managing Software Requirements (manajemen kebutuhan perangkat lunak)
SAP 1 : PENGENALAN MANAJEMEN
DeSAIN OrgANISASI & SDM Perencanaan SDM II (lanjutan)
Ir. Endah Rahayu Lestari, MS
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
KARAKTERISTIK ORGANISASI SOSIAL
Azas-Azas Manajemen M. Noor Fuadi,S.Sos.,M.AP.
Struktur Penyelenggara Pemerintahan Daerah : Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
Dasar-dasar Manajemen
NEW PUBLIC MANAGEMENT SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA.
Drs. Surjadi.M.Si-Widyaiswara Utama Bandiklat Prov. Jatim
Leadership II By: Erry Yudhya Mulyani, M.Sc. Leader The leader: the person responsible for the productivity of the employee and the work group. A Leader:
What is Bureaucracy? Literal  dari bahasa Perancis “Bureau” = meja tempat pejabat bekerja  Muncul pada abad-18 menjelang terjadinya revolusi Perancis.
METODE PENELITIAN KEBIJAKAN (POLICY RESEARCH) Sugiyono, FT UNY,
The New Public Service.
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Konsep Good Governance
KEPEMIMPINAN Ahmad Nizar Yogatama, S.E., M.M.
E - Government Elviera Fella Anggun Dwi Fitria
MANAJEMEN BURSA KERJA KHUSUS SECARA PROFESIONAL
DEFINISI KEBIJAKAN PUBLIK Prof. Dr. Suratman Nur, M.Si
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
KEPEMIMPINAN Program Studi Sistem Informasi
MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
Etika Bisnis dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
KONSEP ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
Perencanaan (Planning)
Ir. Endah Rahayu Lestari, MS
Perkembangan Paradigma Birokrasi
KEWAJIBAN PARA PUBLIC RELATIONS (TOUR OF DUTY) Pertemuan 3
MEWIRAUSAHAKAN BIROKRASI
BIROKRASI PEMERINTAHAN INDONESIA oleh : Nia Karniawati, S.IP.,M.Si.
RUANG LINGKUP METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN
PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
M I P METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN
RUANG LINGKUP METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN
M I P METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN
Actuating /Penggerakan /Kepemimpinan
Muji Sulistyowati Pemasaran sosial Muji Sulistyowati
Administrasi Pembangunan Dalam Konsep Kekinian
The Administration of Development & The Development of Administration
KEPEMIMPINAN Pertemuan kesebelas.
KEPEMIMPINAN BAHAN PERKULIAHAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN PPS UNIPA SURABAYA PROF. DR. H. A. SONHADJI K.H., M.A.
Assalamualaikum Para Penerus Bangsa 
Manajemen Tatap Muka 11.
ACTUATING / LEADING Management Functions.
Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta REINVENTING GOVERNMENT DALAM PERSPEKTIF MERIT SYSTEM Disampaikan pada Acara Pembekalan bagi PNS Generasi Milenial.
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
PENGERTIAN Kepemimpinan
Pengantar Perencanaan Strategi Komunikasi
Transcript presentasi:

PENDIDIKAN KEJURUAN : JEMBATAN MASYARAKAT DAN DUNIA KERJA KOKOM KOMARIAH Email: kokom@uny_ac.id

MASYARAKAT DUNIA KERJA PENDIDIKAN Ahli Teknisi Juru Teknik Tenaga Kasar Juru Teknik Pembantu Juru Teknik Teknisi Ahli MASYARAKAT PENDIDIKAN

MANAJEMEN PENDIDIKAN PROSES PENGELOLAAN SUMBER DAYA UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN

Bukan angkatan Kerja 47,9 jt jam kerja Normal > 35 j/m 60,2 jt setengah penganggur 12,90jt Penduduk Usia Kerja 148,7 jt Bekerja 47,9 jt jam kerja di Bawah norml < 35 j/m 28,9 jt Bekerja parauh waktu 16,9 jt Sementara tdk Bekerja 0 j/m 2,5 jt Angkatan Kerja 100,8 jt Penganggur

MANAJEMEN PENDIDIKAN KEJURUAN NASIONAL PROVINSI MANAJEMEN PENDIDIKAN KEJURUAN KABUPATEN/KOTA INSTITUSI

KEBIJAKSANAAN KEBIJAKAN (POLICY)

POLICY/KEBIJAKAN Rue & Byars (2000) menyatakan bahwa policy adalah: general guide to action that direct the attainment of objectives. Policy does not tell organizational members exactly what to do, but they do establish the boundaries within which they must operate”. Kebijaksanaan adalah merupakan arahan untuk bertindak dalam rangka pencapaian tujuan. Policy tidak menunjukkan secara pasti anggota organisasi untuk bertindak, tetapi hanya memberikan batas-batas (ruang lingkup) untuk bertindak

KEBIJAKAN 2 Coulter & Robbins (1999) menyatakan bahwa “policy is a guide that establish parameters for making decisions”. Kebijakan adalah merupakan panduan yang berupa parameter-parameter yang dapat digunakan untuk membuat keputusan

KEPUTUSAN2 /PERENCANAAN KEBIJAKAN

POLICY 3 George C Edward III (1978) memberikan definisi kebijaksanaan negara adalah "Policy is government say and do, or do not do. It is the goals or purposes of government program.” Kebijaksanaan adalah apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Kebijaksanaan negara itu berupa sasaran atau tujuan dari program-program pemerintah

KEBIJAKAN 4 Kebijakan publik pada dasarnya adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu, mengatasi masalah tertentu, melakukan tujuan tertentu, yang dilakukan oleh instansi yang berwewenang dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan negara (Mustapadidjaja, 2002: 5).

KEBIJAKAN PUBLIK Kebijakan publik pada dasarnya adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu yang dilakukan oleh instasi yang berwewenang dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan

PROSES KEBIJAKAN POLICY FORMULATION POLICY IMPLEMENTATION POLICY OUTPUT POLICY OUTCOME

PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN KEBIJAKAN Ideologi INTEREST GROUP Politik Ekonomi POLICY MAKER POLICY FORMULATION POLICY IMPLEMANTATION Sosial Budaya POLICY OUTCOME POLICY OUTPUT Hankam PRESURE GROUP Lingkung- an PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN

REINVENTING GOVERNMENT SOCIAL WELFARE REINVENTING GOVERNMENT PEMERINTAH MILIK MASYARAKAT PEMERINTAH KATALIS PEMERINTAHBERORIENTASI MISI PEMERINTAH YG KOMPETITIF PEMERINTAH BERORIENTASI PELANGGAN PEMERINTAH ORIENTASI HASIL PEMERINTAH ANTISIPATIF PEMERINTAH WIRAUSAHA PEMERINTAH BERORIETNASI PASAR SEMUA MENJADI SATU

REINVENTING GOVERNMENT Pemerintahan Katalis : mengarahkan ketimbang mengayuh (Catalytic Government : Steering rather than rowing) Pemerintahan Milik Masyarakat : memberi wewenang ketimbang melayani (Community-Owned Government : Empowering rather than Serving) Pemerintahan yang kompetitif : Menyuntikkan persaingan ke dalam pemberian pelayanan (competitive government : injecting Competition in to service delivery) Pemerintahan yang digerakkan oleh Misi : mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan (Mission driven government : transferring rule-driven organization)

REINVENTING GOVERNMENT Pemerintahan yang berorientasi hasil : Membiayai hasil, bukan masukkan (Result oriented government : funding outcome, not input) Pemerintahan berorientasi pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan bukan birokrasi (Customer-driven government : Meeting the needs of the customer, not bureaucracy)\ Pemerintahan Wirausaha : Menghasilkan ketimbang membelanjakan (Enterprising Government : Earning rather than spending

REINVENTING GOVERNMENT Pemerintahhan Antisipatif : Mencegah daripada mengobati (Anticipatory Government : prevention rather than cure) Pemerintahan berorientasi Pasar : mendongkrak perubahan melalui pesar (Market-oriented Government : leveraging change through out the market) 10.Mengumpulkan semua menjadi satu (Put it all together)

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN 1. ISI 6. BIAYA 2. PROSES 7. SKL MANAJEMEN 3.TENAGA 5. EVALUASI 4. SARPRAS SUGIYONO, FT UNY

Posisi Perencanaan KONDISI YG DIHARAPKAN Kondisi sekarang Perencanaan

SYSTEM SOCIAL : GETZEL INSTITUSI PERANAN HARAPAN PERILAKU YANG TAMPAK SISTEM SOSIAL INDIVIDU KEPRIBA- DIAN KEBUTUHAN

ASAS-ASAS ORGANISASI (FAYOL) Pembagian kerja Ada wewenang dan tanggungjawab Kesatuan perintah Kesatuan arah Kepentingan individu di bawah kepentingan umum Gaji pegawai Sentralisasi Keadilan Keterlibatan Ketertiban Kestabilan masa kerja

LEADERSHIP Leadership is a tool of management. Manager exercise leadership to influence employee to achieve organizational goal Leadership is the process of influencing other people for the purpose of achieving shared goal Managership is the authority to carry out these management function

UNIVERSITY OF MICHIGAN TEORI SIFAT OHIO STATE UNIVERSITY UNIVERSITY OF MICHIGAN TEORI PERILAKU MANAGERIAL GRID TEORI KEPEMIMPINAN DIRECTIVE FIEDLER’ CONTINGENCY SUPPORTIVE TEORI KONTINGENCY PATH GOAL THEORY PARTICIPATIVE ACHEVEMENT ORIENTED

MANAGERIAL GRID (Blake and Mouton) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Country Club Management (1.9) Perhatian pada bawahan Tinggi (9) produktivitas Rendah (1) Team Management (9.9) Perhatian pada bawahan Tinggi (9) produktivitas Tinggi (9) Organization man Management (5.5) Perhatian pada bawahan Sedang (1) produktivitas Sedang (1) Perhatian pada orang Sweatshop Management (9.1) Perhatian pada bawahan Rendah (1) produktivitas Tinggi (1) Impoverished Management (1.1) Perhatian pada bawahan Rendah (1) produktivitas Rendah(1) Perhatian pd produkktivitas

HUNAIAN KEPADATAN ATAP LANTAI USED FACTOR DAYA GUNA KAPASITAS BESAR RUANGAN PATOKAN DLM PERENCANAAN FISIK BANGUNAN KONDISI LINGKUNGAN STRUKTUR FISIK ISOLASI VENTILASI TATA RUANG PENCAHAYAAN FLEKSIBELITAS ESTETIKA

MODEL PENYUSUNAN ANGGARAN FUND APPROACH PROGRAM APPROACH MODEL EMPIRIS MODEL ANALITIS

MODEL ANGGARAN SURPLUS BERIMBANG DEFISIT

PENGAWASAN Merupakan salah satu fungsi manajemen, yaitu suatu proses kegiatan untuk mengetahui sejauh mana rencana dapat dilaksanakan dan hasilnya tercapai

HAKEKAT PENGAWASAN Mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, dan kegagalan dalam mencapai tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi