PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Provinsi DIY 2012
Menurunnya kesadaran berbangsa dan bernegara Ketidakharmonisan interaksi antar lembaga-lembaga negara (DPR dengan KPK, misalnya) Konflik kekerasan antar aparat pemerintah (tentara versus polisi, misalnya) Interkasi antar sekelompok masyarakat tertentu dg pemerintah sering berujung tindak anarkis Eksekusi hukum oleh pemerintah hampir selalu berujung kekerasan Kekerasan antar antar pihak dalam kelompok warga menjadi pemandangan umum Munculnya teroris yang berlabel perjuangan agama. Merebaknya aktivitas kelompok NII (Negara Islam Ind.) Gerakan separatis ( Papua, isalnya) dll.
Hancurnya negara krn pelapukan moral warganya : Cicero, seorang filsuf dan negarawan Yunani, menyatakan bahwa “kesejahteraan suatu bangsa ditentukan oleh karakter warga negaranya” Toynbee, sejarawan Inggris,menyatakan bahwa sembilan belas dari dua puluh satu peradaban besar dimuka bumi ini hancur bukan karena penaklukan dari negara laintetapi karena pelapukan moral dari dalam.
KONDISI YG DEMIKIAN DAPAT JUGA TERJADI PADA NEGARA KITA ? Kondisi semakin menurunnya kesadaran berbangsa dan bernegara ini jika terus didiamkan tentu akan membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia (NKRI) Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk membangkitkan kembali kesadaran berbangsa dan bernegara. Bagaimana peran perempuan untuk berpartisipasi dalam membangkitkan kesadaran berbangsa dan bernegara akan dikaji dalam kesempatan ini ?
Pengertian Bangsa Ernest Renan : bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai kehendak untuk hidup bersama Faktor yg melatarbelakangi kehendak hidup bersama ada 2, yaitu: a. secara alami (sosiologis antropologis) b. secara buatan (politis)
Bangsa alami Bangsa dalam pengertian alami arti sosiologis antropologis (cultural unity) adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri yang masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama dan adat istiadat. Jadi mereka menjadi satu bangsa karena disatukan oleh kesamaan ras, budaya, keyakinan, bahasa , keturunan dan sebagainya. Contoh ; bangsa Ambon, bangsa Jawa, bangsa Batak, bangsa Sasak. Bangsa dalam pengertian politik (political unity) adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Bangsa dalam arti politik adalah bangsa yang sudah bernegara. Contoh; bangsa Indonesia, bangsa India, bangsa Jerma
Bangsa Indonesia (bangsa secara politis) di dalamnya ada: Bangsa Jawa, bangsa Batak, Bangsa Lombok, Bangsa Minang, Bangsa Sasak, dsb (lebih dari 350 bangsa) yang oleh Bung Karno disebut dengan istilah suku bangsa (suku dalam bhs jawa = kaki. Suku bangsa = kaki bangsa) Bangsa Indonesia didalamnya terdiri suku bangsa-suku bangsa . Suku-suku bangsa harus saling berkerjasama sebagai kaki yang kuat menopang bangsa Indonesian (nation state), tidak boleh saling menendang, menjegal, menjatuhkan.
IDENTITAS BANGSA Bangsa memiliki penanda, jati diri atau identitas yang bisa membedakan atau dibedakan dengan bangsa lain Bangsa alamiah ditandai oleh adanya kesamaan dalam hal ras, suku, agama, adat dan budaya, keturunan (darah) dan daerah asal (homeland). Identitas bangsa alamiah dapat disebut pula identitas kesukubangsaan. Identitas yang dimiliki oleh sebuah bangsa alamiah kurang lebih bersifat askriptif (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah (bawaan) , primer dan etnik. Setiap anggota bangsa alamiah memiliki kesetiaan atau loyalitas pada identitasnya. Misal setia pada sukunya, pada agamanya, pada budayanya , pada kerabatnya, pada daerah asal dan pada bahasanya Loyalitas pada identitas kelompok (etnik) pada umumnya kuat dan langgeng (bertahan lama)
IDENTITAS BANGSA BANGSA BUATAN merujuk pada bangsa dalam pengertian politik yaitu bangsa yang telah bernegara. Negara baru perlu menciptakan identitas yang baru pula untuk bangsanya. Identitas itu merupakan identitas kebangsaan atau nasional negara yang bersangkutan Identitas kebangsaan itu merupakan kesepakatan dari banyak bangsa (suku) didalamnya. Identitas itu bersifat buatan, sekunder, etis dan nasional. Identitas nasional itu dapat saja berasal dari identitas sebuah bangsa didalamnya yang selanjutnya disepakati sebagai identitas nasionalnya. Beberapa bentuk identitas nasional adalah; bahasa nasional, lambang nasional, semboyan nasional, bendera nasional, dan ideologi nasional.
LOYALITAS GANDA Seorang warga dalam sebuah negara bangsa pada dasarnya memiliki dua identitas yaitu identitas kesukubangsaan dan identitas nasional Ia memiliki identitas kesukubangsaan oleh karena sebagai warga dari BANGSA ALAMI. Ia juga memiliki identitas kebangsaan/ nasional karena ia adalah warga dari suatu BANGSA BUATAN. Setiap identitas menuntut loyalitas (kesetiaan). Karena memiliki 2 identitas maka memiliki pula dua loyalitas (loyalitas ganda) Kesetiaan pada identitas nasional ( bahasa nasional, lambang nasional, semboyan nasional, bendera nasional, dan ideologi nasional) amat penting karena dapat mempersatukan warga bangsa itu sebagai satu bangsa dalam satu negara. Karena itu sebuah negara bangsa perlu adanya national caracter building yang terus menerus dalam diri warga negara
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau istilah yang menunjukkan seseorang individu terikat dan atau menjadi bagian dari suatu bangsa (nation) dan Negara (state) tertentu. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Sosialisasi kesadaran berbangsa dan bernegara Dalam teori sosialisasi atau pendidikan ada sejumlah sarana/media/agen/jalur yang dapat digunakan untuk membangun atau meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, yakni: keluarga, teman sebaya/pergaulan, sekolah, organisasi, dan media massa. Semua dapat berperan dengan kelebihan dan kekurangannya.
Sosialisasi melalui keluarga Keluarga batih atau inti merupakan unsur utama dan sangat penting terbentuknya kelompok masyarakat dan bangsa. Melalui keluarga maka nilai-nilai kehidupan dikenalkan pada anak. Melalui keluarga maka anak dapat belajar hidup dan akan mewariskan nilai-nilai kehidupan dan budaya yang dianut dalam suatu keluarga, masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, keluarga harus mempunyai landasan yang kuat dan watak yang jelas agar dapat memberi warna yang berkarakter pada pribadi anak.
Peran Orang Tua : Pertama, orang tua harus mempunyai kesadaran dan memberikan contoh bersikap dan berperilaku yang menjunjung tinggi pluralitas. Bahwa manusia diciptakan Tuhan dengan segala atributnya tidak sama, bersuku-bersuku, berbangsa-bangsa dengan ajaran keyakinan dan budaya yang berbeda-beda bukan untuk bermusuhan. Tetapi agar saling mengenal dan membina persatuan dan kesatuan. Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman yang harus saling dijaga dan dihormati hak-haknya. Dengan demikian, tidak ada sikap inklusif diantara kelompok. Semua aturan harus berlaku sama untuk semua.
Peran Orang Tua : Kedua, Kedua, orang tua harus mempunyai semangat dan sikap berdemokrasi. Keluarga adalah cermin Negara. Orang tua yang dapat membangun budaya berdemokrasi dalam keluarga akan membawa pengaruh positif pada kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara. Budaya diktator dan otoriter telah terbukti Bangsa Indonesia terpuruk berkali-kali. Sejelek-jeleknya demokrasi kita saat ini, tak ada alternatif kecuali untuk membuatnya berhasil. Untuk itu, budaya demokrasi harus dibangun dari keluarga.
PERAN ORANG TUA: KETIGA, keluarga harus sejahtera. Sejahtera dengan indikator tercukupinya kebutuhan dasar hidup (papan, pangan, sandang) secara layak yang dilandasi taat pada ajaran agama yang diyakini, maka hal ini akan menjadi basis awal untuk dapat mengembangkan potensi keluarga yang berwawasan kebangsaan melalui pendidikan yang baik. Dengan kondisi keluarga yang sejahtera maka akan lebih mudah untuk diajak berpartisipasi dan memahami kehidupan di luar dirinya yang juga sangat penting.
Sosialisasi melalui PERGAULAN Memberikan keteladanan keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia. mempunyai semangat dan sikap berdemokrasi dalam pergaulan mempunyai kesadaran dan memberikan contoh bersikap dan berperilaku yang menjunjung tinggi pluralitas.
Sosialisasi melalui Organisasi Memberikan keteladanan keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia. mempunyai semangat dan sikap berdemokrasi dalam pergaulan mempunyai kesadaran dan memberikan contoh bersikap dan berperilaku yang menjunjung tinggi pluralitas. Menyelenggarakan seminar-seminar, pelatihan, penataran tentang wawasan kebangsaan, seperti yang kita laksanakan saat ini.
Sosialisasi melalui pendidikan Dapat berpartisipasi aktif dalam proses penyusunan kurikulum pendidikan yang bermuatan kesadaran berbangsa dan bernegara. Dapat berpartisipasi langsung sebagai tenaga pendidikan (guru) yang berwawasan kebangsaan. (data menunjukkan lebih dari 50 % guru di Indonesia adalah kaum perempuan ) Menjadi teladan siswa dalam rangka meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
Sosialisasi melalui media massa Media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membangun masyarakat multikultur karena perannya yang sangat potensial untuk mengangkat opini publik sekaligus sebagai wadah berdialog antar lapisan masyarakat.Terkait dengan isu keragaman budaya (multikulturalisme), peran media massa seperti pisau bermata dua, berperan positif sekaligus juga berperan negatif. Kaum perempuan harus berperan aktif untuk meningkatkan peran positif media massa bagi upaya meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara
Peran negatif media massa: (1) media memiliki dan kekuatan penghakiman sehingga penyampaian yang stereotype, bias, dan cenderung imaging yang tidak sepenuhnya menggambarkan realitas bisa nampak seperti kebenaran yang terbantahkan; (2) media memiliki kekuatan untuk menganggap biasa suatu tindakan kekerasan. Program-program yang menampilkan kekerasan yang berbasiskan etnis, bahasa dan budaya dapat mendorong dan memperkuat kebencian etnis dan perilaku rasis; (3) media memiliki kekuatan untuk memprovokasi berkembangnya perasaan kebencian melalui penyebutan pelaku atau korban berdasarkan etnis atau kelompok budaya tertentu; (4) pemberitaan yang mereduksi fakta sehingga menghasilkan kenyataan semu (false reality), yang dapat berakibat menguntungkan ...
Peran positif media massa berupa: (1) kontribusi dalam menyebarluaskan dan memperkuat kesepahaman antarwarga; (2) pemahaman terhadap adanya kemajemukan sehingga melahirkan penghargaan terhadap budaya lain; (3) sebagai ajang publik dalam mengaktualisasikan aspirasi yang beragam; (4) sebagai alat kontrol publik masyarakat dalam mengendalikan seseorang, kelompok, golongan, atau lembaga dari perbutan sewenang-wenang, (5) meningkatkan kesadaran terhadap persoalan sosial, politik, dan lain-lain di lingkungannya.