Bab 8. Manajemen Risiko Bank Syariah

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Administrasi Pelayanan Publik
Advertisements

Manajemen Risiko.
POLA TATA KELOLA Bogor, 4 Oktober 2011.
Sertifikasi Manajer Risiko
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Good Governance Bab 12.
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PERSEPEKTIF TEORI AGENSI
KESELURUHAN RENCANA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT
Integrated Risk Management For Managing Bank As a Holding Company
o j k Otoritas jasa keuangan
PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
CORPORATE GOVERNANCE BY SUYATMI.
Mata Kuliah : CSI 402 , IT Governance
TANGUNG JAWAB SOSIAL KORPORATE (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
Corporate Social Responsibility
- BANK MANAGEMENT- REVIEW PERBANKAN DI INDONESIA
RISK BASED AUDIT (Audit Berbasis Risiko)
Hanifah : Nurul Linawati : Nini Karlina : Leni Rusilawati:
Penerapan Manajemen Risiko
SIMULASI Analisis Proses bisnis
BAB IV PERENCANAAN.
Etika Bisnis dan Konsep Good Corporate Governance (GCG)
PENGERTIAN KESEHATAN BANK
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah
ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN
Good Corporate Governance
Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN
Good Corporate Governance
CAMEL, CAMELS & RBBR Mata Kuliah : Manajemen Resiko Bank Syariah Dosen Pengampu: Gita Danupranata, S.E., M.M.   Disusun oleh: Muhammad Ramdhan ( )
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK CAMEL-CAMELS-Risk Management-RBBR
RESIKO NEXT.
G o o d C o r p o r a t e G o v e r n a n c e ( G C G )
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
GCG (Good Corporate Governance)
Pengukuran Risiko Amalia Ilmiani.
Manajemen risiko Tim Dosen.
Yuni Mustika .S ( ) Astri Tia Anggini ( )
Kelompok 6 : Kurniawati ( ) Siti Endang P. ( )
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
API (Arsitektur Perbankan Indonesia)
Good Corporate Governance
PROFIL RESIKO Mata Kuliah : Manajemen Resiko Bank Syariah Dosen Pengampu: Gita Danupranata, S.E., M.M.   Disusun oleh: Muhammad Ramdhan ( ) Yuyun.
MANAJEMEN RESIKO BANK SYARIAH
Faktor Self Assesment GCG Mata Kuliah : Manajemen Resiko Bank Syariah Dosen Pengampu: Gita Danupranata, S.E., M.M.   Disusun oleh: Muhammad Ramdhan ( )
Disusun Oleh: Kelompok 8
Penilaian Kesehatan Bank Berdasarkan Permodalan/Capital Mata Kuliah : Manajemen Resiko Bank Syariah Dosen Pengampu: Gita Danupranata, S.E., M.M. Kelompok.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Pelaporan dan Pengungkapan Keuangan
RISK MANAGEMENT Kelompok 6 : AKUNTANSI C Dina Ariandari ( )
Tinjauan Prinsip-Prinsip Corporate Governance
SELF ASSESMENT PELAKSANAAN GCG
Risiko Operasional Mata Kuliah : Manajemen Resiko Bank Syariah Dosen Pengampu: Gita Danupranata, S.E., M.M.   Disusun oleh: Muhammad Ramdhan ( )
PROFIL RESIKO Mata Kuliah : Manajemen Resiko Bank Syariah Dosen Pengampu: Gita Danupranata, S.E., M.M.   Disusun oleh: Muhammad Ramdhan ( ) Yuyun.
Pelaksanaan GCG yang memenuhi prinsip Transparancy, Accountability, Responsibility, Indepedency, dan Fairness (TARIF) Mata Kuliah : Manajemen Resiko.
Kelompok 9 Elvia Cahya ( ) Ratih Kuntari Dewi ( )
Manajemen Resiko (Hubungan Camel,Camels+Risk Manajemen dan RBBS)
Manajemen Risiko Gita Danu Pranata
ANALISIS MASALAH BANK CENTURY; PROFIL RISK, GCG, CAPITAL DAN EARNING
Kelompok 2 Anita Sari ( ) Ayuk Nur Cahyati ( )
MATERIALITAS DAN RISIKO
ANALISA KINERJA PERBANKAN.
Risk Based Internal Audit
Good Corporate Governance
Kesehatan Bank.
MANAJEMEN RISIKO PASAR
MANAJEMEN RISIKO KORPORASI (ERM)
Transcript presentasi:

Bab 8. Manajemen Risiko Bank Syariah Oleh Gita Danupranata

proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendali risiko Pemetaan Risiko Bisnis Alat Modeling Teknik mengidentifikasi dan menilai risiko Peran Internet/Intranet

Pemetaan Risiko Bisnis Membuat daftar berbagai risiko yang ada, dengan mengelompokkannya ke dalam sebuah kuadran tergantung tinggi-rendahnya tingkat kemungkinan terjadi, dan dapat berdampak kepada rugi yang besar atau kecil. Membuat peta yang menyajikan kajian perbandingan antara Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, dan Risiko Operasional yang dihadapi Bank. Dengan membandingkan risiko pada sebuah matriks antara dampak dan frekuensinya, manajemen akan dapat melihat gambaran menyeluruh dari semua risiko berikut keterkaitannya satu sama lain.

Alat Modeling Alat modeling ini akan memudahkan para manajer untuk mengelola ketidakpastian. Analisis scenario dan model proyeksi merupakan model yang paling sering digunakan.

Teknik mengidentifikasi dan menilai risiko Kelompok teknik ini akan membantu Manajemen dalam hal menetapkan focus/memberikan perhatian dan mengakomodasi seluruh kegiatan pengelolaan Risiko.

Peran Internet/Intranet Pemakaian Internet/Intranet semakin meningkat dalam mengelola Risiko. Alat ini digunakan untuk mempromosikan kewaspadaan dan pengelolaan Risiko, untuk mendapatkan informasi mengenai Risiko untuk area tertentu, berkomunikasi dengan pegawai, berbagai informasi mengenai Manajemen Risiko dengan Bank lain, dan mengkomunikasikan tujuan Manajemen Risiko Bank kepada publik

Bagaimana memperlakukan resiko Dihindari, apabila resiko tersebut masih dalam pertimbangan untuk diambil, misalnya karena tidak masuk kategori Resiko yang diinginkan Bank atau karena kemungkinan jauh lebih besar dibandingkan keuntungan yang diharapkan Diterima dan dipertahankan, apabila resiko berada pada tingkat yang paling ekonomis Dinaikkan, diturunkan atau dihilangkan, apabila resiko yang ada dapat dikendalikan dengan tata kelola yang baik, atau melalui pengoperasian exit strategy Dikurangi, misalnya dengan mendiversifikasi portofolio yang ada, atau membagi (share) resiko dengan pihak lain Dipagari (hedge), apabila resiko dapat dilindungi secara atificial, misalnya resiko dinetralisir sampai batas tertentu dengan instrumen derivatif.

PENGUKURAN RISK-BASED BANK RATING (RBBR) Tanggal 5 Januari 2011 Bank Indonesia mengeluarkan peraturan baru mengenai penilaian tingkat kesehatan bank umum melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011 yang menyebabkan terjadinya perubahan tata cara penilaian dan pelaporan bank. Munculnya peraturan ini adalah dalam rangka meningkatkan efektivitas penilaian tingkat kesehatan bank dengan pendekatan berdasarkan risiko dan menggunakan 4 faktor pengukuran yaitu profil risiko (risk profile), good corporate governance (GCG), rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital). Keempat faktor ini adalah satu kesatuan nilai yang akan menjadi hasil akhir peringkat tingkat kesehatan bank.  

Dalam PBI yang mengatur RBBR ini menyebutkan bahwa bank wajib memelihara dan/atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usaha.

RBBR merupakan integrasi antara 2 sistem rating yg berbeda yaitu CAMELS dan risk profile dimana sebelumnya pada risk profile ada 9 item risiko dan 6 poin pada CAMELS yang menjadi 4 faktor penilaian RBBR menjadi single rating system

Pada tataran implementasi, tantangan yang teridentifikasi baik dari pihak Bank Indonesia maupun dari pihak bank adalah: Mengubah mindset dari kuantitatif menjadi analytical thinking yang didasari oleh analisis atas fakta-fakta Mengubah konsep dan aplikasi risiko inheren (inherent risk) Konsep analisis dan rasio-rasio baru Metodologi baru untuk mengaitkan modal dengan risiko 

Konsep Risk Based Bank Rating (RBBR) Penilaian RBBR mencakup empat faktor yaitu : i). Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG), ii). Profil Risiko, iii). Earning (pendapatan) & iv). Capital (permodalan).

Pelaksanaan Good Corporate Governance Pertama, transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Kedua, akuntabilitas (accountability)yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Keempat, independensi (independency)yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hakstakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.