Bagaimana Membuat Buku yang “Bercahaya” atau “Bergizi”? Hernowo Penulis 24 Buku dalam 4 Tahun Penulis Bestseller, Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza Instruktur di Sekolah Menulis “Mengikat makna”
“Buku yang kubaca, selalu memberi sayap-sayap baru,membawaku terbang ke taman-taman pengetahuan paling menawan, melintasi waktu dan peristiwa, berbagi cerita cinta, menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai, sambil bermain di lengkung pelangi.” ABDURAHMAN FAIZ
“Setiap kali aku membuka sebuah buku, aku menguak sepetak langit “Setiap kali aku membuka sebuah buku, aku menguak sepetak langit. Dan jika aku membaca sederetan kalimat baru, aku lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas.” Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup dalam Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken
“Buku yang baik adalah buku yang memperkaya diri dan memberikan pelbagai kemungkinan di dalam pikiran para pembacanya.” ANDRE HIRATA, Laskar Pelangi
Buku CTL Karya Elaine B. Johnson, Ph.D.
“Ketika para murid dapat mengaitkan isi (content) dari sebuah mata pelajaran—seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, atau sejarah—dengan pengalaman mereka sendiri (context), mereka menemukan makna, dan makna memberi mereka alasan untuk belajar.” ELAINE B. JOHNSON, PH.D
BUMI TELAH MENJADI VENUS Bumi kini telah menjadi Venus. Dunia Venus adalah dunia yang lebih emosional dan interaktif. Di dunia itu, EQ lebih unggul ketimbang IQ atau—dalam bahasa yang lain—feel lebih penting dari think.
CONTENT DAN CONTEXT Untuk memenangkan persaingan di Venus, Anda harus lebih banyak bermain di context (how to offer). Content—what to offer—yang bagus adalah suatu keharusan. Namun, content yang bagus tidaklah cukup. Content hanyalah ‘tiket’ untuk masuk ke arena persaingan, bukan untuk memenangkan persaingan. Context-lah ‘tiket’ Anda untuk memenangkan persaingan di Venus. -HERMAWAN KARTAJAYA
CONTENT & CONTEXT BUKU PELAJARAN 1+1=2 (atau rumus lain) Perang Diponegoro terjadi pada… Hukum gravitasi Sesuai kurikulum LKS Peta Konsep, dll. Context 1 jagung+ 1 jagung= 2 jagung Apa makna Perang Diponegoro? …. Pengemasan buku
1. Perlu Model Model kemasan Model penyajian Model bahasa Model ukuran/format Model desain isi dan sampul Model tipografi Model “isi” (content), dll.
Contoh
2. Perhatikan Bahasa Tulis Sebuah buku tak akan memberikan manfaat apa-apa jika bahasa-ungkap tulisnya buruk (berantakan) Bahasa tulis, pada saat ini, tidak hanya “menggerakkan” pikiran, tetapi juga menyentuh emosi Bahasa tulis yang mudah dicerna adalah bahasa obrolan (mengalir)
Contoh
3. Menokohkan dan Berkisah Jadikan sebuah buku itu “tidak berjarak” dengan pembacanya Ciptakan tokoh yang dapat mewakili diri sang pembaca Buat sedemikian rupa sehingga buku itu, seakan-akan, mitra dialog pembaca Sisipkan kisah-kisah yang menggugah dan “inspiring”
Contoh
4. Garap Bahasa Rupa Bahasa rupa=bahasa gambar Bahasa rupa ini diakses oleh otak belahan kanan Bahasa rupa merangsang asosiasi dan menggerakkan imajinasi (membayangkan) Bahasa rupa yang sinergis dengan bahasa kata akan mengefektifkan pemahaman
Sumber: Taufiq Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ. KANAN Bebas/ Spontan KIRI Teratur/ Menunggu Roger Sperry menemukan dua belahan otak manusia yang cara bekerjanya sangat berbeda. Otak kiri “otak logis” (suka mengoreksi) dan otak kanan “otak imajinatif” (suka mengacak). Sumber: Taufiq Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ.
irama imajinasi kein-dahan
Peran “Corpus Calossum” Kreativitas muncul dari interaksi yang luar biasa antara “kedua belahan otak”. JOYCE WYCOFF
5. Upayakan Merangsang Seluruh Area Otak
Menurut Gardner, kecerdasan merupakan kumpulan kepingan kemampuan yang ada di beragam otak. Semua kepingan ini saling berhubungan, tetapi juga bekerja sendiri-sendiri. Temuan Gardner ini didasarkan pada penelitian para pakar otak (neurolog) bahwa otak manusia itu terdiri atas area-area atau kepingan-kepingan. Dan yang terpenting, mereka tidak statis atau ditentukan saat lahir. Seperti otot, kecerdasan dapat berkembang sepanjang hidup asal terus dibina dan ditingkatkan.
Contoh Merangsang Area Otak lewat Buku Word smart: ciptakan kata-kata yang menggugah Number smart: jaga alur logika Picture smart: tampilkan gambar-gambar yang indah dan merangsang imajinasi Body smart: aktifkan (gerakkan) pembaca untuk melakukan sesuatu
Self smart: ciptakan kata-kata atau gambar yang mengajak pembaca merenungkan sesuatu yang tinggi dan dalam People smart: ciptakan kata-kata atau gambar yang membuat seorang pembaca dapat “sharing” (berbagi) dan belajar dari pengalaman orang lain Music smart: ciptakan kata-kata yang berirama
“Buku yang kubaca, selalu memberi sayap-sayap baru,membawaku terbang ke taman-taman pengetahuan paling menawan, melintasi waktu dan peristiwa, berbagi cerita cinta, menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai, sambil bermain di lengkung pelangi.” ABDURAHMAN FAIZ
“Setiap kali aku membuka sebuah buku, aku menguak sepetak langit “Setiap kali aku membuka sebuah buku, aku menguak sepetak langit. Dan jika aku membaca sederetan kalimat baru, aku lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas.” Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup dalam Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken