Mikrobiologi Lingkungan & Pertanian Bioremediasi (Pengolahan Limbah): Limbah Industri Limbah Rumah tangga Limbah Pertanian Mikrobiologi Pertanian Kesuburan tanah (Biofertilizer) Biodegradasi limbah Biokonversi Penyakit tanaman Pengendalian hayati
PENANGANAN LIMBAH
Limbah Adalah suatu bahan/bentuk tenaga yang secara ekonomis tidak dapat digunakan/didaur-ulangkan lagi pada saat diproduksi. Dengan demikian secara teoritis limbah dapat dibuang langsung ke tanah, air maupun udara.
Tujuan utama penanganan limbah mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan terutama masuknya senyawa-senyawa racun ke dalam tanah mengubah atau mengkonversikan bahan-bahan organik dalam limbah menjadi bahan yang lebih berguna menguraikan senyawa racun dan mematikan mikrobia penyebab penyakit.
Dasar-dasar Penanganan Limbah Penanganan limbah dilakukan 3 cara: 1.Penanganan limbah secara fisik. Limbah padat : pengeringan dan pemotongan Limbah cair: penyaringan, pengumpulan dan sedimentasi. 2.Penanganan limbah secara kimiawi Jarang dilakukan karena tidak efisien dan ekonomis. 3.Penanganan limbah secara hayati Merupakan cara paling efektif dan murah karena cara ini menggunakan daya mikrobia.
Mikrobiologi Penanganan Limbah Hal hal yang perlu dipelajari: Sifat dan komposisi limbah yang akan ditangani (karbohidrat, protein dan lemak). Mikrobia yang aktif berperan dalam perombakan limbah serta kecepatan tumbuh mikrobia tersebut. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan pembentukan produk (pH, suhu, kadar oksigen terlarut dan sebagainya). Sistem proses yang akan digunakan: sekali unduh, berkesinambungan, semi batch, fermentasi padat atau setengah padat. Pemilihan sistem dan teknik yang sesuai dengan keadaan lokal dimana sistem tersebut akan didirikan. Scale-up sistem yang digunakan.
Limbah cair (liquid waste) atau air buangan. Jenis limbah berdasarkan sifat fisik: Limbah padat (solid waste) yang tersusun oleh bahan padat organik dan anorganik. Limbah cair (liquid waste) atau air buangan.
Mikrobia yang aktif dalam proses penanganan limbah secara hayati: Bakteri: aerob dan anaerob Jamur benang: aktif dalam pengomposan Ganggang atau algae Protozoa: berperan dalam penjernihan effluen.
Sistem Penanganan Limbah Secara Hayati Penanganan limbah anaerobik Digesti anaerobik dalam pengolahan limbah adalah suatu proses mikrobia menstabilkan limbah tanpa oksigen Perombakan secara anaerobik dapat dibagi menjadi 6 proses: Hidrolisis polimer (Karbohidrat, protein dan lemak) Fermentasi gula dan asam amino Oksidasi anaerob asam lemak dan alkohol Oksidasi anaerob asam lemak volatil (kecuali asetat) Pembentukan metan dari asam asetat Pembentukan metan dari hidrogen dan CO2. Hidrolisis Asidogenesis Asetogenesis Metanogenesis.
Beberapa hambatan yang terjadi dalam proses anaerobik ialah (a) logam berat (b) ammoniak (c) khloroform (d) pH serta goncangan suhu.
Penanganan anaerobik limbah organik padat: 1. proses pengomposan 2. proses metanogenesis 3. proses fermentasi untuk produksi biofuel (alkohol) dan bahan lain.
Penanganan limbah secara aerobik Trickling filter Filter biologi terdiri gumpalan bakteri pada bahan pembawa. Limbah dialirkan terus-menerus melalui bioreaktor tersebut. Lumpur aktif Sangat tergantung pada mikrobia membentuk gumpalan (flok) dan selalu dipertahankan ada dalam suspensi dengan agitasi atau dengan pemberian tekanan udara.
Perlakuan Tambahan seluruh perlakuan lanjutan dari perlakuan sebelumnya, yang dirancang untuk merubah polutan aorganik nonbiodegradasi dan bahan mineral, khusunya nitrogen dan garam fosphor. Pembuangan limbah yang mengandung posphat dan nitrogen fix dapat menyebabkan eutrophikasi (pengayaan nutrisi) di ekosistem perairan
Disinfeksi Tahap akhir dari pengolahan limbah yang dirancang untuk memusnahkan bakteri enteropatogenik dan virus yang tidak hilang pada tahap sebelumnya dari pengolahan limbah. Disinfeksi biasanya dilakukan melalui klorinasi menggunakan gas klorin (Cl2) atau hipoklorit (Ca[OCl])2 atau NaOCl. Gas klorin bereaksi dengan air akan menghasilkan hipoklorus dan asam hidroklorik, disinfektan sebenarnya.