Prinsip Dasar Pemilihan Pemeriksaan Penunjang Dr. Dini Sri Damayanti,M.Kes
Pendahuluan Dengan adanya teknologi canggih, maka banyak orang mengira bahwa dengan memeriksakan diri di suatu laboratorium dapat menentukan penyakit yang dideritanya, misalnya bila terjadi demam. Asumsi ini tidak benar. Ilmu kedokteran mendiagnosa penyakit terutama dengan cara klinis, dan laboratorium merupakan pelengkap. Sering hasil laboratorium disertai dengan nilai-nilai normal disebelah nilai yang ditemukan, sehingga sangat sugestif bahwa bila nilai yang ditemukan itu di luar batas-batas normal, maka hal itu berarti “abnormal”, dan abnormal diartikan “sakit”.
Guna test penunjang dignostik 1.Tes diagnostik dapat digunakan untuk screening, misalnya untuk mengidentifikasi faktor resiko suatu penyakit. Dengan mengetahui faktor resiko maka dapat segera dilakukan interfensi untuk mencegah terjadinya suatu penyakit
2.Test berguna untuk menentukan diagnosis: Beberapa test digunakan untuk menentukan diagnose awal penyakit setelah muncul keluhan dan gejala, menentukan deferential diagnose dan menentukan stadium atau keparahan suatu penyakit.
3. Test juga berguna untuk menegemen patient: (1) mengevaluasi keparahan suatu penyakit (2) memperkirakan prognose (3) monitoring penyakit (progresifitas, stabilitas, atau resolusi), (4) mendeteksi kekambuhan suatu penyakit (5) pemilihan obat dan penilaian terapi
Kriteria Alat Diagnostik yang Baik Akurat (hasil pemeriksaan valid dan reliabel/ konsisten) Berbiaya murah Nyaman bagi pasien (ketidaknyaman, nyeri, membuat malu, membutuhkan waktu lama, dan sebagainya, merupakan “cost” bagi pasien, disebut intangible cost)
Indikator Validitas Alat Diagnostik Sensitivitas Spesifisitas Nilai Prediktif Positif (PPV) Nilai Prediksi Negatif (NPV)
AKURASI / KETEPATAN Kesesuaian hasil pemeriksaan dengan nilai benar Faktor yang mempengaruhi : Kalibrator, spesifikasi reagen, akurasi pemipetan, panjang gelombang, pelarutas reagen. INAKURASI : Perbedaan nilai rata2 pemeriksaan replikat dengan nilai benar. Inakurasi ( % ) = Mean replikat – nilai benar Nilai benar
PRESISI / KETELITIAN Kesesuaian antara hasil2 pada pemeriksaan berulang : - dalam satu seri ( within run ) dari hari ke hari ( between days ) antar laboratorium pada kadar tertentu antar pemeriksa penyimpangan dari hasil px. terhadap nilai rata2 Koefisien Variasi ( KV ) = SD / Mean x 100 % Reproduksibilitas BAIK : penyimpangan kecil dari seri pemeriksaan ulang dari SD & KV
Tabel 2x2 Untuk Menilai Akurasi Alat Diagnostik Penyakit (Gold Standard) Ya Tidak Hasil pemeriksaan dengan alat diagnostik a b c d a + c b + d a + b c + d True Positive False Positive False Negative True Negative N
Sensitivitas dan Spesitivitas Sensitvitas = persentase pasien yang berpenyakit di antara pasien yang diklasifikasikan positif oleh alat diagnostik Spesifisitas = persentase pasien yang tidak berpenyakit di antara pasien yang diklasifikasikan negatif oleh alat diagnostik a a + c d b b + d
Nilai Prediktif Positif dan Nilai Prediktif Negatif Nilai Prediktif Positif = persentase orang yang benar-benar akan berpenyakit di antara orang-orang yang diklasifikasikan positif oleh alat diagnostik Nilai Prediktif Negatif = persentase orang yang benar-benar akan tidak berpenyakit di antara orang-orang yang diklasifikasikan negatif oleh alat diagnostik a a + b d c + d
Karakteristik Alat Diagnostik yang Akurat Sensitif, yakni menunjukkan sensitivitas tinggi (mendekati 100%) Spesifik, yakni menunjukkan spesifisitas tinggi (mendekati 100%) Menunjukkan Nilai Prediktif Positif yang tinggi (mendekati 100%) Menunjukkan Nilai Prediktif Negatif yang tinggi (mendekati 100%)
Nilai Prediktif Positif dan Prevalensi Nilai Prediktif Positif tergantung prevalensi penyakit yang diteliti Jika prevalensi penyakit rendah, maka Nilai Prediktif Positif juga akan rendah
Indikator Alat Diagnostik dan Validitas Kriteria Sensitivitas, spesifisitas, Nilai Prediktif Positif, dan Nilai Prediktif Negatif, menunjukkan dimensi validitas kriteria sebuah alat diagnostik Validitas kriteria merujuk kepada tingkat kesesuaian antara hasil pemeriksaan alat diagnostik dan status penyakit yang sesungguhnya (atau hasil pemeriksaan alat diagnostik yang dianggap gold standard) Validitas kriteria: (1) Validitas sesaat; dan (2) Validitas prediktif
Indikator Alat Diagnostik,Validitas Sesaat dan Validitas Prediktif Sensitivitas dan spesifisitas merupakan indikator yang menunjukkan validitas sesaat (concurrent validity) alat diagnostik Nilai Prediktif Positif dan Nilai Prediktif Negatif merupakan indikator yang menunjukkan validitas prediktif (predictive validity) alat diagnostik
Contoh Soal: Tes Criatinine Kinase untuk Membantu Diagnosis Infark Otot Jantung Myocardial Infarction Present Absent CK Test Results Positive (>=80IU) 215 16 Negative (<80IU) 15 114 231 a b c d 129 360 230 130
Hasil Perhitungan
Interpretasi Creatinine Kinase dengan cut-off 80IU menunjukkan sensitivitas yang lebih baik daripada spesifisitas Creatinine Kinase dengan cut-off 80IU memiliki nilai prediktif positif yang lebih baik daripada nilai prediktif negatif
JENIS KESALAHAN DALAM PENGUKURAN HASIL LABORATORIUM Kesalahan Acak/ Random Error Presisi kurang baik Tidak dapat dihindari Dapat dikurangi Penyebab : suhu, tegangan listrik, proses pemeriksaan, pemipetan
KESALAHAN KASAR Pra dan pasca analitik Faktor penyebab : persiapan penderita, kesalahan identitas, tertukar, pemakaian antikoagulan, hemolisis, kerusakan sampel, kesalahan perhitungan, transkip hasil
KESALAHAN SISTEMATIK Akurasi yang kurang baik Kesalahan yang harus dihindari
Ilustrasi Kesalahan Kesalahan Sistematis : menyebabkan hasil terlalu tinggi atau rendah
Ilustrasi Kesalahan Kesalahan Kasar : Kehandalan hasil tidak dapat dipakai
Ilustrasi Kesalahan Kesalahan Acak : menyebabakan ketidak pastian
Ilustrasi Kesalahan
Syarat Alat laboratorium yang baik Metodologi harus dicantumkan sehingga dapat diketahui akurasi dan reliabilitas reproduksinya Telah dilAkukan test akurasi dan presisi Harus mempunyai nilai normal yang tetap Sensitifitas dan spesifisitas sesuai dengan gold standart
Angka normal. Angka normal secara klinik menunjukkan bahwa 95% populasi dalam keadaan normal dan hanya 5 % dikatakan abnormal. Nilai normal hasil test dipengaruhi oleh umur, sex, berat badan, diet, waktu pengambilan sampel, aktivitas sehari-hari, atau pun postur tubuh.
Syarat Alat laboratorium yang baik Metodologi harus dicantumkan sehingga dapat diketahui akurasi dan reliabilitas reproduksinya Telah dilkukan test akurasi dan presisi Harus mempunyai nilai normal yang tetap Sensitifitas dan spesifisitas sesuai dengan gold standart
Persiapan pemeriksaan test diagnostik a. Patient Preparation Persiapan untuk pasien terkadang sangat diperlukan untuk melakukan test diagnosis. Contoh : Untuk memeriksa kadar glukosa darah dan trigliserida penderita harus di puasakan terlebih dahulu. Untuk pemeriksaan kadar renin dan aldosteron, pasien harus mengurangi konsumsi sodium Kegiatan/aktifitas yang berlebihan harus dihindari sebelum dilakukan pemeriksaan creatinin kinase
Spesimen Spesiment harus diberi label sesuai dengan identitas penderita dan tanggal pengambilan sampel. Harus menyebutkan waktu pengambilan sampel, misalnya pada saat panas tinggi untuk diagnose typhoid fever. Selama pengambilan sampel darah beberapa hal yang harus diperhatikan : Darah tidak boleh diambil dari vena yang telah dipasang infus intravena Pemasangan torniquet yang terlalu lama akan menyebabkan terjadinya hemokonsentrasi karena pengikatan protein dengan kalsium Beberapa sampel membutuhkan penyimpanan atau tindakan khusus seperti pemeriksaan gas darah. Penundaan pengiriman menyebabkan terjadinya celluler metabolisme yang akan mempengaruhi hasil pemeriksaan ( kadar glukose enjadi lebih rendah)
Daftar Pustaka Diana Nicoll ,2001,The Pocket Guide to diagnostic,3th ed.,San Francisco Bisma, 2008, Memilih alat diagnostik yang tepat, kuliah IKM,Lab. IKM FK-UNS Yuwono, 2006, Menegemen laboratorium, Kuliah PK, Bag. Lab.PK FK-UNS.