Prinsip Dasar Pemilihan Pemeriksaan Penunjang

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI DIAGNOSIS PADA SECRINING
Advertisements

Created by : Aria Gusti SCREENING TEST Created by : Aria Gusti
Konsep dan strategi pelaksanaan dan pelatihan Deteksi dini kanker leher rahim dan payudara Dr. Achmad suparmono ,spog.
SKRINING SAWITRI.
I Made Kardena Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Bali
1 SEMUA RESEARCH DILIBATKAN DLM PERLAWANAN TERHADAP ERROR Sampling error Error karena nonresponse Error dlm prosesing dan statistical analisis Kesalahan.
Validitas dan Reliabilitas
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
SKRINING dr. Fazidah A Srg Mkes.
Prodi Kesehatan Masyarakat
Mugi Wahidin, M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa unggul 2014/2015.
Feedback SPSS Advance Naldo Sofian LPP – BEM IKM FKUI.
Dr. Muhamad Ibnu Sina TIM UKMPPD FKU MALAHAYATI
Ria Hartini Sitompul G1B011054
EPIDEMIOLOGI DISKRIPTIF EPIDEMIOLOGI ANALITIK
VALIDASI ROC KURVA ANALISIS REGRESI
SKRINING.
QC (QUALITY CONTROL) KONTROL KUALITAS KIMIA KLINIK LABORATORIUM KLINIK
VALIDASI METODE ANALISA
Pendekatan diagnosis Demam pada anak
VALIDITAS Indah Mulyani.
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Kardiovaskuler
Validitas & Reliabilitas Instrumen
HIPOTESIS, VARIABEL PENELITIAN PENGUKURAN VARIABEL.
Stadium klinis HIV/AIDS
Validitas dan Reliabilitas Pengukuran
PENGUKURAN DALAM PEMANTAUAN MUTU
Reliabilitas dan Validitas Pengukuran
KULIAH V PENGUKURAN ADHI GURMILANG.
由NordriDesign提供
Syarat Tes dan Alat Penilaian yang Baik
SYARAT-SYARAT TES YANG BAIK
Pengukuran Pencegahan
SKRINING By. Nur Alvira.
PEDOMAN MENILAI SISTEM SURVEILANS
OLEH: KELOMPOK 3 ABDUL ZAHIR MUKHTAR MUSTAMIL
INSTRUMENT PENELITIAN
Cryptococcal Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome after Antiretroviral Therapy in AIDS Patients with Cryptococcal Meningitis: A Prospective Multicenter.
PENEMUAN PENYAKIT DENGAN ‘SCREENING’
DEASY ROSMALA DEWI, SKM,MKES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BIOMEDIS
SKRINING.
Mutu Sistem S-R KesMas Kuliah FETP, 23 Sept 2011.
Comparison of Real Time IS6110-PCR, Microscopy, and Culture for Diagnosis of Tuberculous Meningitis in a Cohort of Adult Patients in Indonesia Nama :
METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI DIAGNOSIS PADA SECRINING
PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI
BAB 8 VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Aplikasi Validitas dan Reliabilitas
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Mertien Sa’pang; Laras Sitoayu; ILMU GIZI / FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PENANDA TUMOR (TUMOR MARKER)
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
KELOMPOK 2 : Abdul mahmud yumassik Deny saputra Eko setiawan
KESIMPULAN/KEPUTUSAN YANG BENAR DATA VALID RELIABEL
SCREENING By: Nurul Hidayah, S.KM.
PERTEMUAN KE -7 & 8 DDESEMBER 2009
METODE PENELITIAN KUANTITATIF (12) FIKOM UNIVERSITAS BUDILUHUR.
SCREENING By: Nurul Hidayah, S.KM.
Kriteria suspek tb/mdr DAN PEMERIKSAAN DAHAK sps
Kemampuan suatu fasilitas penyaringan dapat memproses 1000 orang perminggu. Dengan asumsi bahwa prevalensi suatu penyakit sebesar 4 %, saudara diminta.
Penyusunan Instrumen.
Journal Reading Intranasal Lidocaine for Primary Headache Management
Pembimbing : dr. Yudi Eko Prasetyo, MSi. Med. Sp.B
Chapter 07 Desain Pengukuran Sikap dan Teknik Pembuatan Skala
EVALUASI SISTEM SURVEILANS
Mutu Sistem S-R KesMas Kuliah FETP, 21 Sept 2012.
UJI DIAGNOSTIK.
Oleh : Damas Herdinsyah dr. Nurtakdir Setiawan Sp.S M.Sc
Skrining Pengertian Usaha untuk mengidentifikasi penyakit- penyakit yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan pemeriksaan tertentu atau prosedur.
Peranan Epidemiologi dalam pengelolaan penderita.
Transcript presentasi:

Prinsip Dasar Pemilihan Pemeriksaan Penunjang Dr. Dini Sri Damayanti,M.Kes

Pendahuluan Dengan adanya teknologi canggih, maka banyak orang mengira bahwa dengan memeriksakan diri di suatu laboratorium dapat menentukan penyakit yang dideritanya, misalnya bila terjadi demam. Asumsi ini tidak benar. Ilmu kedokteran mendiagnosa penyakit terutama dengan cara klinis, dan laboratorium merupakan pelengkap. Sering hasil laboratorium disertai dengan nilai-nilai normal disebelah nilai yang ditemukan, sehingga sangat sugestif bahwa bila nilai yang ditemukan itu di luar batas-batas normal, maka hal itu berarti “abnormal”, dan abnormal diartikan “sakit”.

Guna test penunjang dignostik 1.Tes diagnostik dapat digunakan untuk screening, misalnya untuk mengidentifikasi faktor resiko suatu penyakit. Dengan mengetahui faktor resiko maka dapat segera dilakukan interfensi untuk mencegah terjadinya suatu penyakit

2.Test berguna untuk menentukan diagnosis: Beberapa test digunakan untuk menentukan diagnose awal penyakit setelah muncul keluhan dan gejala, menentukan deferential diagnose dan menentukan stadium atau keparahan suatu penyakit.

3. Test juga berguna untuk menegemen patient: (1) mengevaluasi keparahan suatu penyakit (2) memperkirakan prognose (3) monitoring penyakit (progresifitas, stabilitas, atau resolusi), (4) mendeteksi kekambuhan suatu penyakit (5) pemilihan obat dan penilaian terapi

Kriteria Alat Diagnostik yang Baik Akurat (hasil pemeriksaan valid dan reliabel/ konsisten) Berbiaya murah Nyaman bagi pasien (ketidaknyaman, nyeri, membuat malu, membutuhkan waktu lama, dan sebagainya, merupakan “cost” bagi pasien, disebut intangible cost)

Indikator Validitas Alat Diagnostik Sensitivitas Spesifisitas Nilai Prediktif Positif (PPV) Nilai Prediksi Negatif (NPV)

AKURASI / KETEPATAN Kesesuaian hasil pemeriksaan dengan nilai benar Faktor yang mempengaruhi : Kalibrator, spesifikasi reagen, akurasi pemipetan, panjang gelombang, pelarutas reagen. INAKURASI : Perbedaan nilai rata2 pemeriksaan replikat dengan nilai benar. Inakurasi ( % ) = Mean replikat – nilai benar Nilai benar

PRESISI / KETELITIAN Kesesuaian antara hasil2 pada pemeriksaan berulang : - dalam satu seri ( within run ) dari hari ke hari ( between days ) antar laboratorium pada kadar tertentu antar pemeriksa penyimpangan dari hasil px. terhadap nilai rata2 Koefisien Variasi ( KV ) = SD / Mean x 100 % Reproduksibilitas  BAIK : penyimpangan kecil dari seri pemeriksaan ulang  dari SD & KV

Tabel 2x2 Untuk Menilai Akurasi Alat Diagnostik Penyakit (Gold Standard) Ya Tidak Hasil pemeriksaan dengan alat diagnostik a b c d a + c b + d a + b c + d True Positive False Positive False Negative True Negative N

Sensitivitas dan Spesitivitas Sensitvitas = persentase pasien yang berpenyakit di antara pasien yang diklasifikasikan positif oleh alat diagnostik Spesifisitas = persentase pasien yang tidak berpenyakit di antara pasien yang diklasifikasikan negatif oleh alat diagnostik a a + c d b b + d

Nilai Prediktif Positif dan Nilai Prediktif Negatif Nilai Prediktif Positif = persentase orang yang benar-benar akan berpenyakit di antara orang-orang yang diklasifikasikan positif oleh alat diagnostik Nilai Prediktif Negatif = persentase orang yang benar-benar akan tidak berpenyakit di antara orang-orang yang diklasifikasikan negatif oleh alat diagnostik a a + b d c + d

Karakteristik Alat Diagnostik yang Akurat Sensitif, yakni menunjukkan sensitivitas tinggi (mendekati 100%) Spesifik, yakni menunjukkan spesifisitas tinggi (mendekati 100%) Menunjukkan Nilai Prediktif Positif yang tinggi (mendekati 100%) Menunjukkan Nilai Prediktif Negatif yang tinggi (mendekati 100%)

Nilai Prediktif Positif dan Prevalensi Nilai Prediktif Positif tergantung prevalensi penyakit yang diteliti Jika prevalensi penyakit rendah, maka Nilai Prediktif Positif juga akan rendah

Indikator Alat Diagnostik dan Validitas Kriteria Sensitivitas, spesifisitas, Nilai Prediktif Positif, dan Nilai Prediktif Negatif, menunjukkan dimensi validitas kriteria sebuah alat diagnostik Validitas kriteria merujuk kepada tingkat kesesuaian antara hasil pemeriksaan alat diagnostik dan status penyakit yang sesungguhnya (atau hasil pemeriksaan alat diagnostik yang dianggap gold standard) Validitas kriteria: (1) Validitas sesaat; dan (2) Validitas prediktif

Indikator Alat Diagnostik,Validitas Sesaat dan Validitas Prediktif Sensitivitas dan spesifisitas merupakan indikator yang menunjukkan validitas sesaat (concurrent validity) alat diagnostik Nilai Prediktif Positif dan Nilai Prediktif Negatif merupakan indikator yang menunjukkan validitas prediktif (predictive validity) alat diagnostik

Contoh Soal: Tes Criatinine Kinase untuk Membantu Diagnosis Infark Otot Jantung Myocardial Infarction Present Absent CK Test Results Positive (>=80IU) 215 16 Negative (<80IU) 15 114 231 a b c d 129 360 230 130

Hasil Perhitungan

Interpretasi Creatinine Kinase dengan cut-off 80IU menunjukkan sensitivitas yang lebih baik daripada spesifisitas Creatinine Kinase dengan cut-off 80IU memiliki nilai prediktif positif yang lebih baik daripada nilai prediktif negatif

JENIS KESALAHAN DALAM PENGUKURAN HASIL LABORATORIUM Kesalahan Acak/ Random Error Presisi kurang baik Tidak dapat dihindari Dapat dikurangi Penyebab : suhu, tegangan listrik, proses pemeriksaan, pemipetan

KESALAHAN KASAR Pra dan pasca analitik Faktor penyebab : persiapan penderita, kesalahan identitas, tertukar, pemakaian antikoagulan, hemolisis, kerusakan sampel, kesalahan perhitungan, transkip hasil

KESALAHAN SISTEMATIK Akurasi yang kurang baik Kesalahan yang harus dihindari

Ilustrasi Kesalahan Kesalahan Sistematis : menyebabkan hasil terlalu tinggi atau rendah

Ilustrasi Kesalahan Kesalahan Kasar : Kehandalan hasil tidak dapat dipakai

Ilustrasi Kesalahan Kesalahan Acak : menyebabakan ketidak pastian

Ilustrasi Kesalahan

Syarat Alat laboratorium yang baik Metodologi harus dicantumkan sehingga dapat diketahui akurasi dan reliabilitas reproduksinya Telah dilAkukan test akurasi dan presisi Harus mempunyai nilai normal yang tetap Sensitifitas dan spesifisitas sesuai dengan gold standart

Angka normal. Angka normal secara klinik menunjukkan bahwa 95% populasi dalam keadaan normal dan hanya 5 % dikatakan abnormal. Nilai normal hasil test dipengaruhi oleh umur, sex, berat badan, diet, waktu pengambilan sampel, aktivitas sehari-hari, atau pun postur tubuh.

Syarat Alat laboratorium yang baik Metodologi harus dicantumkan sehingga dapat diketahui akurasi dan reliabilitas reproduksinya Telah dilkukan test akurasi dan presisi Harus mempunyai nilai normal yang tetap Sensitifitas dan spesifisitas sesuai dengan gold standart

Persiapan pemeriksaan test diagnostik a. Patient Preparation Persiapan untuk pasien terkadang sangat diperlukan untuk melakukan test diagnosis. Contoh : Untuk memeriksa kadar glukosa darah dan trigliserida penderita harus di puasakan terlebih dahulu. Untuk pemeriksaan kadar renin dan aldosteron, pasien harus mengurangi konsumsi sodium Kegiatan/aktifitas yang berlebihan harus dihindari sebelum dilakukan pemeriksaan creatinin kinase

Spesimen Spesiment harus diberi label sesuai dengan identitas penderita dan tanggal pengambilan sampel. Harus menyebutkan waktu pengambilan sampel, misalnya pada saat panas tinggi untuk diagnose typhoid fever. Selama pengambilan sampel darah beberapa hal yang harus diperhatikan : Darah tidak boleh diambil dari vena yang telah dipasang infus intravena Pemasangan torniquet yang terlalu lama akan menyebabkan terjadinya hemokonsentrasi karena pengikatan protein dengan kalsium Beberapa sampel membutuhkan penyimpanan atau tindakan khusus seperti pemeriksaan gas darah. Penundaan pengiriman menyebabkan terjadinya celluler metabolisme yang akan mempengaruhi hasil pemeriksaan ( kadar glukose enjadi lebih rendah)

Daftar Pustaka Diana Nicoll ,2001,The Pocket Guide to diagnostic,3th ed.,San Francisco Bisma, 2008, Memilih alat diagnostik yang tepat, kuliah IKM,Lab. IKM FK-UNS Yuwono, 2006, Menegemen laboratorium, Kuliah PK, Bag. Lab.PK FK-UNS.