BESARAN DAN PENGUKURAN OLEH : MULYANA
A. BESARAN Segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam angka-angka Hasil pengukuran dinyatakan dalam besar (nilai) dan diikuti dengan satuan Besaran dikelompokkan menjadi dua : 1.1. Besaran Pokok 1.2. Bsearan Turunan
A.1. Besaran Pokok Besaran yang satuannya ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lainnya Dalam Sistem Internasional (SI), ada 7 besaran pokok:
7 Besaran Pokok lengkap dengan Satuan dan Dimensi Satuan SI Dimensi Panjang meter (m) L Massa kilogram (kg) M Waktu sekon (s) T Suhu Kelvin (K) θ Kuat Arus Listrik ampere (A) I Intensitas Cahaya candela (cd) J Jumlah Zat mol N
A.2. Besaran Turunan Besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok
Contoh Besaran Turunan Satuan Dimensi Gaya N, J/m, m·kg·s-2 M L T-2 pressure, stress Pa, N/m2, m-1·kg·s-2 M L-1 T-2 energy, work J, Nm, m2·kg·s-2 M L2 T-2 Power/daya W, m2·kg·s-3, J/s M L2 T-3 Luas m2 L2 Volume m3 L3 Massa jenis kg/m3 M L-3 momentum kg m/s, Ns M L T-1
B. NOTASI ILMIAH Notasi ilmiah berfungsi untuk mempermudah penulisan bilangan yang sangat kecil atau sangan besar Cara penulisan notasi ilmiah : a x 10n Dengan 1 a < 10, n = orde
C. DIMENSI Dimensi menunjukkan cara suatu besaran tersusun dari besaran pokok Fungsi dimensi : 1. Membuktikan suatu suatu persamaan yang pasti salah atau mungkin benar 2. Mengecek dua dua besaran setara atau tidak 3. Untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisika jika kesebandingan besaran fisika tersebut dengan besaran fisika lainnya diketahui ®
D. PENGUKURAN Hasil pengukuran dinyatakan dalam angka (besar) yang diikuti dengan satuan (bilangan penting), dimana setiap hasil pengukuran menghasilkan satu angka taksiran/perkiraan (tidak pasti) Ketidak-pastian pengukuran disebabkan oleh :
D.1. Ketidak-pastian Pengukuran Kesalahan umum (keteledoran) Disebabkan oleh pemakai alat Kesalahan acak Disebabkan oleh lingkungan Kesalahan sistematis a. Kesalahan kalibrasi b. Kesalahan titik nol c. Kesalahan arah pandang
D.2. Penulisan Hasil Pengukuran D.2.1. Mistar/Penggaris
D.2.2. Jangka Sorong
Hasil pengukuran dengan Jangka Sorong
Contoh
Panjang = (1,23 ± 0,05) cm
D.2.3. Mikrometer Skrup
E. ANGKA PENTING Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran Contoh pengukuran : Pengukuran panjang kawat adalah 12,45 m Pengukuran menghasilkan 4 angka penting 12,4 merupakan angka pasti 5 merupakan angka taksiran/perkiraan
E.1. Aturan Angka Penting Semua angka bukan nol adalah angka penting Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol merupakan angka penting Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal termasuk angka penting Angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal bukan angka penting Bilangan puluhan, ratusan, ribuan, dst harus ditulis dalam notasi ilmiah agar jelas angka angka pentingnya
E.2. Aturan Penjumlahan dan Pengurangan Operasi penjumlahan dang pengurangan, hasilnya hanya boleh mengandung satu angka taksiran (angka terakhir)
E.3. Aturan Perkalian dan Pembagian Operasi perkalian/pembagian, hasilnya hanya boleh memiliki banyak angka penting sebanyak bilangan yang banyak angka pentingnya paling sedikit Hasil perkalian/pembagian antara bilangan penting dengan bilangan eksak hanya boleh memiliki angka penting pada bilangan pentingnya