1 Antigen
2 Antigen An atigen is any substance that cause your immune system to produce antibodies against it. The antigen may be a foreign substance from the environment Such as chemicals bacteria viruses, or pollen) or formed within the body
3 Suatu substansi yang dapat merangsang timbulnya respon imun(baik respon imun seluler maupun respon imun humoral atau kedua2nya). Antigen disebutnya imunogen Imunogen yang paling poten –Makromolekul protein, polisakarida, polipeptida, atau polimer sintetik (PVP)
4 All immunogens are antigens, and are usually called antigens unless their ability to induce an immune response Some antigens called haptens, are not immunogenic unless they are covalently linked to immunugenic carriers (usually protein) Haptens can bind antibodies once the antibodies are produced, but haptens will not induce antibody synthesis on their own.
5 –Imunogenisitas suatu substansi ditentukan oleh : Self, non self Berukuran cukup besar, makromolekul dengan bm lebih besar dari Susunan molekul harus kompleks Cara masuk substansi kedalam tubuh dan besarnya dosis Faktor genetik individu.
6 Bagian dari makromolekul yang dapat berikatan dengan antigen binding site molekul antibodi disebut dengan determinan antigen atau epitop Jumlah epitop pada satu antigen berbeda dengan antigen yang lain. Substansi yang dapat berikatan dengan antibodi spesifik, biasanya merupakan molekul yang berukuran kecil disebut hapten. Hapten berisifat imunogenik bila terikat pada protein carrier
7 Antigen dapat dibagi menjadi 2 golongan : –Antigen eksogen: yang berasal dari luar tubuh seseorang ( bakteri, virus, obat ). –Antigen endogen yang berasal dari dalam tubuh seseorang ( antigen xenogenic atau heterolog, antigen autolog atau idiotipik, antigen allogenetic atau homolog) –Contoh determinan antigen homolog adalah antigen yang terdapat pada eritrosit, leukosit, protein serum dan MHC
8 Pembagian dan pemberian nama pada berbegai macam antigen Menurut sifat kimia seperti antigen protein, antigen polipeptida sintetik, antigen karbohidrat dll. Menurut hubungan genetik dari asalnya antigen dan penerima antigen –Antigen histokompatibilitas menimbulkan reaksi pada transplantasi jaringan –Auto antigen : dimiliki oleh seseorang akan tetapi dapat menimbulkan pembentukan antibodi terhadapnya. –Isoantigen : antigen yang terdapat dalam individu lain dalam sp yang sama, namun secara genetik dapat dikenal oleh penerima antigen yang menentukan golongan darah
9 Lanjutan Allo antigen : antigen yang terdapat pada individu tertentu dan ternyata dapat menimbulkan antibodi pada individu lainnya dalam satu spesies, karena secara genetik antigen ini tidak dikenal oleh sipenerima
10 Umumnya bersifat asing terhadap host Dapat berupa mo atau produknya Mungkin juga berupa benda tidak berbahaya, misalnya protein serum dari spesies lain. Bm diatas dalton Jika suatu determinan antigen lebih asing untuk tubuh, maka respon imun juga akan makin kuat. Sifat-sifat Antigen
11 Cara Membuat antigen H(flagel) Galur Salmonella, diambil dari koloni tipe S dan gerak aktif Pemeriksaan gerak, medium pembiakan setengah padat 2 kali pemindahan Inokulasi pada tabung kecil yang berisi TSB dan di inkubasi pada suhu 37 o C selama 3-4 jam.
12 Ambil 3 ml masukkan ke dalam 100mL TSB, inkubasi selama jam Tambahkan formalin sampai diperoleh 0,3% (v/v), simpan dalam lemari es selama 48 jam Uji Sterililitas Buat pengenceran LDF yang mengandung formalin 0,3 %, sampai kekeruhan sesuai dengan suspensi brown no 3 Untuk stabilitas simpan dalam lemari es selama 2 minggu, dapat disimpan sampai satu tahun atau lebih.
13 Antigen O(Badan) Bila galur yang digunakan tdak bergerak, caranya seperti antigen H, tetapi pasasi melalui med pembiakan setengah padat tidak dilakukan. Bila digunakan motil caranya sebagai berikut : Bahan dibuat dalam TSB dari koloni S Ke dalam botol Roux atau Cawan Petri besar berisi medium pembiakan, ditanam suspensi biakan sebanyak 4-6 ml. diusahakan rata. Inkubasi selama jam pada suhu 37 o C
14 Hasil pertumbuhan dikumpulkan dengan cara disuspensikan dalam mL NaCl fisiologis Suspensi yg diperoleh dicampur alk 95% dalam perbandingan (4:1) 4 alk, 1 suspensi, kemudian ditutup prop karet dikocok selama 30 menit Suspensi disimpan pada tempat gelap selama 48 jam Suspensi disentrifugasi, pelet(endapan) dicuci dengn NaCl fisiologis selama dua kali.
15 Endapan disuspensikan kembali denagn larutan dapar fosfat pH 6,8 – 7,0 yang mengandung formalin 0,2 % Untuk keperluan uji aglutinasi suspensi diencerkan sampai kekeruhan Brown, no 3.
Major Histocompatibility Complex (MHC) Pertama kali terungkap pada pertengahan tahun1950 Serum penderita transfusi darah ada antibodi yang dapat menggumpalkan leukosit Antigen yang bereaksi dengan antibodi adalah aloantigen Antigen ini dapat menyebabkan penolakan jaringan transplantasi, antigen transplantasi
Antigen transplantasi Terdiri dari glikoprotein Pada permukaan sel yang berinti dan ekspresinya pada permukaan sel ditentukan oleh bagian kromosom yang terdiri atas serangkaian gen. Bagian ini yang disebut Major Histocompatibility Complex. (MHC) Selain mengandung gen yang mengatur ekspresi antigen transplantasi ternyata juga mengandung gen yang mengatur respon imun dan menentukan kepekaan terhadap kelainan2 imunologik. Pada tikus sistem H-2, sedangkan pada manusia HLA
Distribusi MHC Pada man dibagi 2 Antigen Kelas I yang mencakup HLA-A, HLA-B, HLA-C Antigen kelas II yang meliputi : HLA-D, HLA-DR, HLA-DQ, HLA-DP Kelas III yang mencakup komponen C2 dan C4 dari komplemen dan faktor B properdin (BF)
MHC -I Terdapat pada hampir semua sel berinti dengan jumlah bervariasi. Paling sedikit Spermatozoa dan eritrosit Antigen terhadap HLA sering dijumpai apabila pernah mendapat transfusi darah berulang kali atau transplantasi organ.
Merupakan antigen utama yang berperan pada proses penolakan jar transplantasi dan sitolisis sel yang terinfeksi virus. Antigen sasaran yg dikenal oleh limfosit T sitotoksik CD8+ MHC kelas I berfungsi sebagai molekul sasaran
MHC II Antigen MHC kelas II terutama dijumpai pada permukaan sel-sel imunokompeten.( makrofag, /monosit, limfosit B,limfosit T teraktivasi) Limfosit T dalam keadaan istirahat hanya menampilkan sedikit sekali antigen kelas II dan sel-sel retikulo endotel. Antigen ini juga terdapat pada permukaan spermatozoa dan sel intersitstial dan ovarium, dan permukaan sel hemapoetik.
Fungsi MHC II : Fungsi respon imun imunosupresi, pengenalan sel dan interaksi sel. MHC kelas II terutama berfungsi dalam respons imun.
23