Oleh : Hendri Wasito, S. Farm., Apt.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ENZIM MATA PELAJARAN B I O L O G I KELAS XII IPA SEMESTER I.
Advertisements

Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
BAB 7 Larutan Penyangga dan Hidrolisis Next.
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
ENZIM.
KESETIMBANGAN LARUTAN
Kereaktifan asam-basa
Assalamualaikum Wr. Wb.. XI IPA II ADAM ANUGRAH A.(01) M. FAIZ FARIZQI(20) OKTO IMAM KHAMBALI(27) RAHMAT WICAKSONO S.(30) VINA RACHMAYA(33)
Oleh : Hendri Wasito, S. Farm., Apt.
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
Keseimbangan Asam Basa
BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
OLEH : IMBANG DWI RAHAYU
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
PROTEIN.
ENZIM, PROTEIN DAN ASAM AMINO
SEDIAAN FARMASI DAN SENYAWA OBAT ORGANIK
KATALITIK PROTEIN (ENZIM)
PROTEIN.
(STAF PENGAJAR JURUSAN PETERNAKAN)
Analisis obat dalam berbagai cairan biologis
SISTEM BUFFER ASAM BASA
LARUTAN PENYANGGA/BUFFER
ASPEK KIMIA MEDISINAL NASIB OBAT DALAM TUBUH
KEGUNAAN BEBERAPA MAJOR ELEMEN H Bagian air tubuh, organic compound, transfer enerji O Bagian air tubuh, organic compound, respirasi C Organic compound.
ASPEK KIMIA MEDISINAL NASIB OBAT DALAM TUBUH
FASE FARMASETIK FASE FARMAKOKINETIK FASE FARMAKODINAMIK
ION LOGAM DALAM SISTEM BIOLOGIS
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS OBAT PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT
BIOKIMIA DARAH Lilis Hadiyati, S.Si..
DR. IR. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
SIFAT KIMIA TANAH : reaksi tanah
HUBUNGAN KUALITATIF STRUKTUR-AKTIVITAS
Respirasi Drs. IGK. WIJASA, MARS.
PENGANTAR FARMAKOLOGI
Dr. M. Yulis Hamidy, MKes, MPdKed
Kimia Medisinal Obat Analgetik dan Antipiretik
DR. IR. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
ENZIM Burhannudin Ichsan.
TOKSIKOKINETIK.
Pengantar Farmakologi: Farmakodinamik
METABOLISME SEL Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup.
ENZIM Inti Mulyo Arti, STP, MSc.
PENGENALAN KIMIA PANGAN Moh. Taufik, STP, MSi. SUBTOPIK 1.Pengenalan Kimia Pangan 2.Komposisi Bahan Pangan 3.Reaksi Kimia dalam Bahan Pangan.
Presentasi PROTEIN XIIRPLA kimia. Grup7point C.
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
ASAM AMINO DAN PROTEIN.
ENZIM 15 November 2017.
ENZIM.
Ikatan Kimia Ikatan Kimia :
KULIAH BAHAN TAMBAHAN MAKANAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN UNPAD 2010
IKATAN OBAT-RESEPTOR SUPRIANTO, S.Si., M.Si., Apt.
ENZIM.
ENZIM. Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tumbuhan tanpa mempengaruhi.
MEMBRAN BIOLOGIS DAN MEKANISME ABSORBSI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORBSI OBAT
Awal P.Kusumadewi B2P2TOOT
NASIB OBAT/ RACUN DALAM TUBUH
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
NUTRISI TANAMAN Unsur Hara Esensial
Mesi Leorita, S.Si, M.Sc., Apt.. Interaksi Obat dan reseptor Secara tradisional dimodelkan sebagai “ Kunci dan Anak Kunci ” - Kunci : Permukaan Reseptor.
NI PUTU LINDA LAKSMIANI, S.Farm., M.Sc., Apt SIFAT FISIKO KIMIA OBAT.
TOKSIKOKINETIK.
HSA SULFONAMIDA ( ANTIBAKTERI). 1. HARUS AMIN AROMATIK PRIMER KRN BANYAK MODIFIKASI GUGUS INI AKAN MENGHILANGKAN AKTIVITAS ANTI BAKTERI. BILA GUGUS N4.
Applied Biopharmacetic
SIFAT-SIFAT FAAL PROTOPLASMA KELOMPOK. PENGERTIAN PROTOPLASMA Protoplasma adalah bahan dasar kehidupan. Mengandung protein, asam nukleat, karbohidrat,
BIOFARMASETIKA Awal P.Kusumadewi B2P2TOOT MATERI KULIAH BIOFARMASETIKA.
Ikatan Kimia Ikatan Kimia :Gaya tarik yang menyebabkan atom-atom yang terikat satu sama lain dalam suatu kombinasi untuk membentuk senyawa yang lebih kompleks.
Transcript presentasi:

Oleh : Hendri Wasito, S. Farm., Apt. HUBUNGAN STRUKTUR, KELARUTAN, SIFAT KIMIA FISIKA, AKTIVITAS TERMODINAMIK DAN AKTIVITAS BIOLOGIS OBAT Oleh : Hendri Wasito, S. Farm., Apt. JURUSAN FARMASI FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FASE FARMAKOKINETIK - FARMAKODINAMIK KETERSEDIAAN FARMASETIK ABSORBSI PO INHALASI TRANSDERMAL (EFEK SISTEMIK) MATA (EFEK SISTEMIK) PEREDARAN DARAH OBAT BEBAS (KETERSIDAAN HAYATI) IV RESEPTOR RESPON BIOLOGIS DEPO PENYIMPANAN IM METABOLISME EKSKRESI bioinaktivasi bioktivasi

OBAT DAN KERJANYA SENYAWA OBAT BERSTRUKTUR SPESIFIK Aktivitas biologis bergantung pada struktur kimianya Bekerja dengan mengikat reseptor atau asepror yang sepesifik SENYAWA OBAT BERSTRUKTUR TIDAK SPESIFIK Struktur kimia bervariasi Tidak berinteraksi dengan reseptor spesifik Sifat fisika kimia lebih berpengaruh dibanding struktur kimianya

SPESIFIK KEREAKTIFAN KIMIA STEREOKIMIA IKATAN KIMIA INTRAKSI OBAT RESEPTOR DISTRIBUSI GUGUS FUNGSI EFEK INDUKSI & RESONANSI DISTRIBUSI ELEKTRONIK

SPESIFIK – MEKANISME KERJA BEKERJA PADA ENZIM ANTAGONIS MENEKAN FUNGSI GEN BEKERJA PADA MEMBRAN Contoh : SENYAWA KOLINERGIK R = CH3 = Asetilkolin = kolinergik masa kerja pendek R = NH2 = Karbamilkolin = kolinergik masa kerja panjang

TIDAK SPESIFIK STRUKTUR KIMIA  SIFAT KIMIA FISIKA  AKTIVITAS BIOLOGIS AKTIVITAS TERMODINAMIK KELARUTAN KOEFISIEN PARTISI LEMAK – AIR DERAJAT IONISASI PEMBENTUKAN KELAT POTENSIAL REDOKS TEGANGAN PERMUKAAN

TIDAK SPESIFIK - CONTOH ANASTESI SISTEMIK INSEKTISIDA DIURETIK

KELARUTAN

KELARUTAN MUDAH TIDAKNYA PENEMBUSAN MEMBRAN BIOLOGIS LIPOFIL - HIROFOB HIDROFIL – LIPOFOB

Contoh : KELARUTAN DALAM LEMAK – AKTIVITAS ANTIVIRUS ISTATIN--TIOSEMIKARBASON

KELARUTAN – MODIFIKASI MOLEKUL SERI HOMOLOG n-alkohol, alkilresorsinol, alkilfenol, alkilkresol  antibakteri Aktivitas antibakteri Bacillus typhosus C1 – C7 Aktivitas maksimum C8 C > 8  tidak berefek Ester asam para aminobenzoat  anestesi lokal Alkil 4.4’-stilbenediol  hormon estrogen

KOEFISIEN PARTISI

KELARUTAN  KOEF PART OVERTON Barbital Fenobarbital Apobarbital Siklobarbital Pentobarbital Sekobarbital Heksetal 1 5 10 50 100 20 40 60 % Obat yg diabsorbsi P CHCl3/ air

DERAJAT IONISASI

AKTIF – TIDAK TERIONISASI Kerja didalam sel & membran sel HANDERSON HASELBACH Pka = pH + log[Cu/Ci] Pkb = pH – log[Cu/Ci] CONTOH : Fenobarbital Asam aromatik lemah  asam benzoat, asam salisilat, asam mandelat  antibakteri pH = 3  100x netral

AKTIF - TERIONISASI Kerja diluar sel Sulfonamida Bell & Robin  maks saat Cu = Ci Cowles  Cu menembus membran  Cu menjadi Ci  Ci berinteraksi dengan reseptor Amonium kuartener

Membran dinding saluran cerna Ar-NH2 Ar-NH3+ Membran dinding saluran cerna Plasma pH 7.4 Lambung pH = 1 - 3 Usus pH = 5 - 8

PEMBENTUKAN KELAT

KELAT Senyawa yang dihasilkan oleh kombinasi senyawa yang mengandung gugus elektron donor dengan ion logam membentuk suatu cincin Logam dalam biologis : Fe, Mg, Cu, Mn, Co, Zn.

KELAT DALAM SISTIM BIOLOGIS Kelat yang mengandung logam Cu Enzim oksidase Kelat yang mengandung logam Fe Enzim forfirin Enzim non forfirin Molekul transfer oksigen Kelat yang mengandung logam Zn Insulin

Kelat yang mengandung logam Co Vitamin B12 Kelat yang mengandung logam Mg Enzim proteolitik, fosfatase, karboksilase. Kelat yang mengandung logam Mn Oksaloasetat dekarboksilase, arginase, prolidase

LIGAN Senyawa yang dapat membentuk kelat dengan ion logam karena mempunyai gugus elektron donor Ligan dalam sistem biologis : Vitamin : Riboflavin, Asam folat Basa purin : Hipoxantin, Guanosin Asam trikarboksilat : Asam laktat, Asam sitrat Asam amino protein : Glisin, Sistein, Histidin, Histamin, Asam glutamat.

PENGGUNAAN LIGAN Dimerkaprol Membunuh mikroorganisme Antidotum Studi fungsi logam & metaloenzin dalam sistim biologis Dimerkaprol Antidotum As organik, Sb, Au, Hg

POTENSIAL REDOKS

Reaksi biologis  potensial redoks optimum  bervariasi Nerst : Eh = Eo – 0.06/n x log [Oks/Red] Eh = pot redoks diukur Eo = pot redoks baku n = jumlah elektron

CONTOH Turunan Kuinon  antibakteri Staphylococcus aureus  Eo -0.1V sampai 0.15V maks 0.03V Sb & As  anti Trypanosoma sp  Eo -0.12V sampai 0.06V maks -0.01V

RIBOFLAVIN Koenzim faktor vitamin Eo -0.185V

TEGANGAN PERMUKAAN

SURFAKTAN Senyawa yang karena orientasi & pengaturan molekul pada permukaan larutan dapat menurunkan tegangan permukaan Aktivitas – HLB Amfifilik COOH C18H36 FASE AIR FASE MINYAK

JENIS SURFAKTAN Anionik  sabun Kationik  amonium kuartener Non ionik  polisorbat 80 Amfoterik  N-laurir-- aminopropionat

SURFAKTAN Polisorbat 80 – Sekobarbital Na Encer  monomer > CMC  koloid  reversible Polisorbat 80 – Absorbsi sekobarbital Na Polisorbat 80 – Sekobarbital Na < CMC  mempengaruhi permeabilitas membran biologis  meningkatkan absorbsi > CMC  absorbsi menurun

SURFAKTAN – ANTISEPTIK Denaturasi protein membran sel bakteri  lisis Sistemik  hemolisis sel darah merah & ketidakteraturan membran sel  tidak digunakan

AKTIVITAS TERMODINAMIK

ANESTESI SISTEMIK CADANGAN OBAT DALAM CAIRAN TUBUH  EFEK ANESTESI OBAT HABIS  EFEK HILANG KESETIMBANGAN KADAR OBAT FASE EKSTERNAL – BIOFASE KEADAAN SETIMBANG AKTIVITAS TERMODINAMIK SAMA DERAJAT KEJENUHAN MASING – MASING FASE

OBAT GAS a = Pt / Ps a = aktivitas termodinamik Pt = tekanan uap parsial senyawa dalam larutan yang diperlukan untuk menimbulkan efek biologis Ps = tekanan uap jenuh senyawa

OBAT LARUTAN a = St / So a = aktivitas termodinamik St = kadar molar senyawa yang diperlukan untuk menimbulkan efek biologis So = kelarutan senyawa

TERIMA KASIH ... Jangan lupa untuk membaca buku literatur yang relevan...