Kasus Pada suatu saat Tn. K 35 th, dibawa oleh keluarganya ke IGD rumah sakit karena di rumah klien marah-marah kepada semua orang yang ada di rumah.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH MARAH ( RESIKO TINGGI KEKERASAN TERHADAP ORANG LAIN) Hikmah Lia Basuni.
Advertisements

Manajemen Asuhan Keperawatan Disampaikan Oleh: Ns
Terapi Aktivitas kelompok ( TAK )
HOSPITALISASI PADA ANAK
Fakultas Ilmu Kesehatan Unmuh Jember Halusinasi Gangguan Proses Pikir: Team Keperawatan Jiwa Supported by Mad Zaini.
Sehat mental:  Kemampuan individu untuk mnyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan. Kriteria sehat jiwa (WHO)  Dapat.
ASKEP WAHAM.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN
PERILAKU KEKERASAN.
GANGGUAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam.
KONSEP DIRI.
KONSEP DIRI Oleh Dewi Eka Putri.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
ASKEP KLIEN DENGAN ANSIETAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT KRONIS
KASUS PEMICU Nn.S 28 tahun. Tamatan SD. Klien belum menikah dan tidak mempunyai pacar. Klien sering mengatakan kalau dirinya tidak mempunyai teman pria.
Menghilangkan Rasa Takut pada Anak
Syaifurrahman Hidayat, S.Kep., Ns
 Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya ancaman yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya.
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
STRESS KERJA PERTEMUAN KE 8.
Disusun oleh : NAMA : SYIFAUL JANNAH NIM : G0A016072
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Perilaku Kekerasan
MASALAH KESEHATAN MENTAL PD LANSIA
KELOMPOK 1 NAMA : A.ALFIANNOR ADDIN RIDHANI AHMAD TAUFIK HIDAYAT
PERILAKU KEKERASAN.
Gangguan Proses Pikir:
Gangguan Hubungan Sosial: MENARIK DIRI
By TUTU APRIL ARIANI,SKp,MKes
STRESSOR PADA LANSIA Oleh; Syaifurrahaman Hidayat, S.Kep.,Ns.
KOMUNIKASI PADA KEHILANGAN
Mengenal Gejala Gangguan Jiwa
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL
Oleh : Ners Anang Satrianto
PERILAKU KEKERASAN Oleh : Nina Rizka Rohmawati
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
Perilaku Kekerasan Program Studi Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny ” R” DENGAN MASALAH
ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERMASALAHANNYA
Petolongan Pertama Psikologis Psychological First Aid (PFA)
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
GANGGUAN ALAM PERASAAN
ISOLASI SOSIAL NAMA KELOMPOK : D-IV Keperawatan Semarang
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN WAHAM
Biopsikologi Stres Nuristighfari Masri Khaerani.,M.Psi.,Psi
HOSPITALISASI.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN & STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DG RESIKO PERILAKU KEKERASAN Disampaikan Oleh : Ns. Rany Agustin W, S. Kep.
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
ASKEP PADA KLIEN GSP : HALUSINASI PERTEMUAN :
ASKEP KLIEN DENGAN WAHAM PERTEMUAN : Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J
STANDAR KESELAMATAN KERJA
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Mengenal Lebih Dekat dan Penanganannya di Kelas Oleh: Ana Karunia, S.Psi.
KEPERAWATAN &FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROSES SKORING Prodalima, S.Kep, Ners.
ASUHAN KEPERAWATAN PD KLIEN ISOLASI SOSIAL
Kepuasan Kerja, dan Stress
Oleh Kelompok 6: Andini Novela C. (o3) Barkah Miladina (05) Emilda Ayuliana (15) Nur Andini Eka P. (33) Rofika Dewi M. (37)
HOSPITALISASI PADA ANAK PERTEMUAN III Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
KONSEP DASAR KEPERAWATAN II
1 By : Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes. Latar belakang Krisis multidimensional berdampak negatif terhadap status kesehatan dan ketahanan keluarga di Indonesia.
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
Definisi Kebutaaan/Gangguan Penglihatan
KEHILANGAN DAN BERDUKA Eri Riana Pertiwi. Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terpisah dengan.
Konsep diri.
Transcript presentasi:

Kasus Pada suatu saat Tn. K 35 th, dibawa oleh keluarganya ke IGD rumah sakit karena di rumah klien marah-marah kepada semua orang yang ada di rumah. Klien marah-marah sambil melemparkan barang-barang yang ada di dekatnya. Terkadang klien juga memukul dinding dan kaca. Klien mudah sekali tersinggung sejak 2 bulan yang lalu. Sejak 7 bulan yang lalu klien di putuskan pacar yang sangat disayanginya. Klien belum mendapatkan pekerjaan sejak lulus SMA. Klien merasa dirinya sangat menyusahkan keluarga. Masalah apa yg dialami Tn.K? Data apa yg mendukung? Tindakan keperawatan untuk Tn.K ?

ASKEP KLIEN PERILAKU KEKERASAN Oleh Dewi Eka Putri, Skp

D e f i n i s i ( Stuart dan Sundeen, 1995 ) Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman ( Stuart dan Sundeen, 1995 )

Perasaan marah adalah normal untuk setiap individu namun perilaku yg dimanifestasikan oleh perasaan marah tersebut dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif dan maladaptif.

Rentang Respon Marah Respon Adaptif Respon Maladaptif Asertif Frustrasi Pasif Agresif Kekerasan

Seseorang yg frustrasi menimbulkan sikap pasif dan melarikan diri atau melawan dan menentang. Respon melawan dan menentang merupakan respon maladaptif yaitu agresif dan kekerasan. Agresif : Memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang lain dg ancaman tanpa niat melukai. Umumnya masih dapat mengontrol perilaku tanpa melukai.

Kekerasan : Disebut juga gaduh gelisah atau amuk. Perilakunya ditandai dg mendekati orang lain secara menakutkan, memberi kata-kata ancaman dan melukai pada tingkat ringan dan yang paling berat adalah melukai pada tingkat serius. Klien tidak mampu mengendalikan diri.

Faktor Predisposisi 1. Psikologis kegagalan dan masa kanak-kanak yg tidak menyenangkan 2. Perilaku Reinforcemen yg diterima saat melakukan kekerasan,dan sering mengobservasi kekerasan 3. Sosial Budaya budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yg tidak pasti sehingga kekerasan itu seperti permisive. 4. Bioneurologis Kerusakan sistem limbik, lobus frontal, temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter.

Faktor Presipitasi Klien kelemahan fisik (peny. fisik), keputusasaan dan percaya diri yg kurang. 2. Lingkungan Ribut, padat , kritikan yg mengarah pada penghinaan dan kehilangan Interaksi sosial interaksi yg provokatif dan konflik.

Tanda dan Gejala Hasil Observasi : Muka merah, pandangan tajam, otot tegang. Nada suara tinggi dan suka berdebat. Klien tampak sering memaksakan kehendak, merampas makanan atau barang orang, memukul jika tidak senang.

Ada 4 macam Perilaku kekerasan Ancaman verbal Merusak lingkungan Menciderai diri sendiri Menciderai orang lain

Diagnosa Keperawatan Masalah Keperawatan Perilaku Kekerasan Resiko menciderai Gangguan konsep diri : harga diri rendah. Diagnosa Keperawatan Risiko menciderai orang lain dan lingkungan berhubungan dengan prilaku kekerasan. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.

Tujuan Tujuan Umum Klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Tujuan Khusus Manajemen perilaku kekerasan Manajemen krisis ( Pada saat terjadi prilaku kekerasan

Tim Krisis Perilaku Kekerasan Tim krisis PK terdiri dari : 1. Ketua Tim krisis sebagai leader Biasanya perawat yg berperan sebagai kepala ruangan atau penanggung jawab shif. 2. Anggota Tim minimal 2 orang perawat primer dan ketua tim atau staf perawat. Anggota tim krisis dapat staf perawat, dokter atau konselor yg telah terlatih menangani krisis.

Aktifitas yg dilakukan oleh Tim Krisis ( Stuart dan Laraia, 1998 ) Tunjuk ketua tim krisis Susun anggota tim krisis Beritahu petugas keamanan bila perlu Pindahkan klien lain dari area penanganan Ambil alat pengikat jika perlu Uraikan rencana pengamanan pada tim Tunjuk anggota tim yg akan mengamankan anggota gerak klien Jelaskan tindakan pada klien dan mengusahakan klien kooperatif

Lanjutan Ikat klien dg petunjuk ketua tim Beri obat sesuai program terapi dokter Pertahankan sikap yang tenang dan konsisten terhadap klien Evaluasi tindakan yg telah dilakukan bersama anggota tim Jelaskan kejadian pada staf lain dan klien jika perlu. Integrasi klien kembali pada lingkungan secara bertahap.

Pembatasan Gerak Adalah memisahkan klien di tempat yg aman dg tujuan melindungi klien, klien lain dan staf dari kemungkinan bahaya.Biasanya di sebut juga dg kamar isolasi. Klien dilakukan pembatasan gerak karena : Klien dapat menciderai orang lain atau dicederai oleh orang lain Membutuhkan pembatasan interaksi dg orang lain Memerlukan pengurangan stimulus dari lingkungan

Langkah-langkah Pelaksanaan Pembatasan gerak Tunjuk ketua tim krisis Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan pada klien dan staf lain. Jelaskan pada klien dan staf lain tentang prilaku yg diperlukan untuk mengakhiri tindakan Buat perjanjian dg klien untuk mempertahankan mengontrol prilakunya. Bantu klien mempergunakan metoda kontrol diri yg diperlukan

lanjutan Bantu klien memenuhi kebutuhan nutrisi,eliminasi, hidrasi, kebersihan diri dan kebersihan kamar. Lakukan supervisi secara periodik untuk memantau dan memberikan tindakan keperawtan yg diperlukan Libatkan klien dalam pemutusan pemindahan klien secara bertahap Dokumentasikan ttg alasan pembatasan gerak, tindakan yg dilakukan, respon klien dan alasan penghentian pembatasan gerak.

Pengekangan / Pengikatan Fisik Pengekangan adalah pembatasan gerak klien dg mengikat tungkai klien ( Stuart dan Laraia, 1998 ). Tindakan pengekangan masih umum dilakukan perawat disertai dg penggunaan obat psikotropik (Duxbury, 1999).

Langkah-langkah Pelaksanaan Pengekangan (Stuart dan Laraia, 1998) Beri suasana yg menghargai dg supervisi yg adekuat. Siapkan jumlah staf yg cukup dg alat pengekang yg aman dan nyaman. Tunjuk seorang ketua Tim krisis Jelaskan tujuan, prosedur dan lama pengekangan pada klien dan staf Jangan mengikat pada pinggir tempat tidur, Ikatan dengan posisi anatomis. Ikatan tidak terjangkau oleh klien.

Lanjutan Lakukan supervisi yg adekuat dg tindakan terapeutik dan pemberian rasa nyaman. Memberi aktivitas seperti tv atau membacakan buku pada klien untuk memvasilitasi kerjasama. Perawatan pada daerah pengikatan : Pantau kondisi kulit yg diikat Lakukan latihan gerak pada tungkai yg diikat secara bergantian tiap 2 jam Lakukan perubahan posisi tidur Periksa tanda-tanda vital tiap 2 jam

Lanjutan Bantu pemenuhan kebutuhan eliminasi, nutrisi, hidrasi dan kebersihan klien Libatkan dan bantu klien untuk mengontrol prilaku sebelum ikatan dibuka secara bertahap. Kurangi pengekangan secara bertahap Dokumentasikan seluruh tindakan.

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA