Tekan tombol “F5” atau Tombol slide show jika di Microsoft PowerPoint Click to Continue… Firman Allah: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan mereka banyak mengingat Allah. [Q.S. 33 Al Ahzab 21]
Asbabun nuzul: Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy menganggap kematian anak laki-laki Rasulullah SAW. yang bernama Qasim berarti putus sudah turunan / sejarah dari Nabi Muhammad. Dan al-’Ashi bin Wa’il berkata bahwa Muhammad terputus turunannya. Dalam riwayat lain dikatakan al-’Ashi bin Wa’il berkata “Aku benci Muhammad”. Ayat ini turun sebagai penegasan bahwa orang yang membenci Rasulullah akan putus segala kebaikkannya. Dalam riwayat yang lain ‘Uqbah bin Abi Mu’aith berkata : “Tidak seorang anak laki-lakipun yang hidup bagi Nabi saw, sehingga keturunannya terputus. Maka turunlah ayat ini (S:108 Al-Kautsar, ayat 1 – 3) sebagai bantahan atas ucapan mereka. Seri Klinik Al-Quran Al-Kautsar Click to Continue…
Ayat 1 Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak Innaa a’thainaakal kautsar(a) innaa sesungguhnya Kami a’thainaaka Kami telah memberikan padamu alkautsar ni’mat yang banyak Tafsir ayat (Ref: Shafwuutu At-Tafsir Juz III hal:611 Karangan: Muhammad Ali Shabuni): Kami berikan kepada-Mu (Muhammad) kebaikan yang banyak lagi abadi. Ayat ini merupakan peringatan kepada Muhammad agar jangan bersedih hati atas meninggalnya Qasim putra Beliau. Alkautsar (ni’mat yang banyak lagi abadi) yang telah diberikan kepada Muhammad adalah : Ni’mat Islam, turunnya Al- Quran kepada Beliau, kemenangan yang pasti akan datang sebagaimana janji dari Allah, dan jumlah pengikut yang akan berjumlah banyak (pada saat surah ini turun pengikut Beliau masih sedikit). Ayat ini juga menunjukkan bahwa Al-Quran pasti diturunkan seluruhnya sebagai salah satu ni’mat yang dijanjikan Allah, walaupun pada saat itu Al-Quran baru diturunkan sebagian. Ayat ini juga mengajarkan kepada ummat Islam agar apabila sedang bersedih hati hendaklah mengingat-ingat segala kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya sehingga perasaan sedih itu tidak berlarut-larut. Karena umumnya jika orang sedang bersedih hati cendrung untuk mendramatisir atau membesar-besarkan kesedihan tersebut sehingga makin bersedih hati. Click to Continue…
Ayat 1 Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak Innaa a’thainaakal kautsar(a) Click to Continue… artinya : Sesungguhnya Kami, telah berikan kepadamu artinya : Sesungguhnya Saya, telah berikan kepadamu. Penggunaan kata Kami (bukan kata Saya) disini ditafsirkan bahwa segala sesuatu keni’matan yang Allah berikan itu tidak langsung dari Allah, tetapi melalui perantara makhluknya, misalnya melalui Malaikat, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, atau melalui media lainnya. Sebagai contoh : Kemenangan yang Allah berikan kepada Muhammad melalui tangan Malaikat dan Mujahidin (para pejuang) dan juga melalui sikap kepemimpinan yang di miliki oleh Rasulullah. Jadi bantuan dari Allah tersebut tidak tiba-tiba datang begitu saja, tetapi melalui proses usaha dan doa. Kata : ditujukan pada Muhammad, maknanya adalah bahwa ajaran Islam itu harus dilaksanakan oleh Rasulnya terlebih dahulu agar diikuti oleh ummat. Sebagaimana firman Allah yang tertulis di screen awal seri ini, yang artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan mereka banyak menyebut Allah. [Q.S. 33 Al Ahzab 21] Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al- Kitab? Maka tidakkah kamu berfikir ? [Q.S 2 Al-Baqarah 44] Kamu (untuk Muhammad) bukanlah
Ayat 2 Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbakanlah. Fashalli lirabbika wanhar lirabbika karena Tuhanmu fashalli maka dirikanlah shalat Click to Continue… wanhar dan berkorbanlah Tafsir ayat (Ref: Shafwuutu At-Tafsir Juz III hal:611 Karangan: Muhammad Ali Shabuni): Maka shalatlah kepada Tuhanmu yang telah memberi nikmat yang banyak itu dengan semata-mata mengharapkan ridha Allah, dan sembelilah hewan qurban sebagai ibadah dan mensyukuri ni’mat-Nya. Berqurban disini tentunya dilakukan pada hari Qurban (Idul Adha). Sebelumnya orang Mekah berqurban untuk menyembah berhala. Berqurban yang dilakukan merupakan simbol ketundukan kepada perintah Allah sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim, dan juga merupakan kepudilian sosial. Ayat ini mengajarkan bagaimana sikap seorang Muslim dalam mensyukuri ni’mat yang telah didapatkannya, yaitu berterimakasih kepada Allah dengan menegakkan Shalat sebagai menjalin hubungan ke Allah (habluminnAllah) dan juga berqurbanlah sebagai salah satu cara menegakkan kepedulian sosial (habluminannaas).
Ayat 3 Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. Inna syaani-aka huwal abtar(u) syaaniaka Orang-orang yang membencimu inna sesungguhnya huwa dia Tafsir ayat (Ref: Shafwuutu At-Tafsir Juz III hal:611 Karangan: Muhammad Ali Shabuni): Turunnya ayat ini ketika anak Nabi Muhammad yang bernama Qasim sebagai satu-satunya anak laki-laki meninggal dunia, hal itu dijadikan alasan kaum Kafir Quraisy untuk menghujat Rasulullah sebagai seorang yang Abtar (Terputus) garis keturunan dan sejarahnya (Arab jahiliyah menentukan garis keturunan dari anak laki-laki). Tetapi menurut Allah merekalah yang terputus, bukanlah Nabi Allah Muhammad. Sekarang telah terbukti, bahwa mereka yang abtar (terputus sejarahnya, ajarannya, turunannya, dsb.) adalah mereka- mereka yang membenci Nabi Allah Muhammad saw. Apa yang telah diajarkan oleh Muhammad yaitu Islam, masih ada hingga saat ini bahkan janji Allah bahwa Islam tetap akan ada hingga hari Qiamat nanti. Dan hingga saat ini silsilah keturunan Nabi Muhammad saw terutama dari Fatimah masih tercatat dan terinci, sedangkan sejarah/ajaran Abu Jahal, Abu Lahab, dan kaum kafir lainnya terputus, juga silsilah keluarga merekapun tidak tercatat lagi. Ayat ini membuktikan bahwa keabadian bukanlah terletak dari mempunyai keturunan anak dengan jenis kelamin tertentu (beberapa pemikiran jahiliyah / adat istiadat ada yang menentukan garis keturunan berdasarkan anak laki-laki dan juga ada yang berdasarkan anak perempuan), tetapi keabadian tergantung antara lain : Ada tidaknya pewaris perjuangannya (baik laki-laki maupun perempuan), Ilmu / Penemuan-penemuan Ilmiah yang bermanfaat bagi ummat, dan Harta yang diwaqafkan untuk kepentingan ummat (Al-Hadits). Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa teori-teori kehidupan yang benar itu hanyalah Islam sedangkan teori-teori dari para pemikir orientalis itu tidak abadi dan akan mengalami perbaikan-perbaikan hingga suatu saat nanti mengalami kesempurnaan dimana teori orientalis itu akan membuktikan bahwa yang benar itu adalah ISLAM. Al abtaru terputus