KLAUSA
Klausa adalah Gabungan kata ( konstruksi) yang membentuk hubungan fungsional seperti kalimat (minimal S + P) tetapi tidak bisa berdiri sendiri. Kehadiran klausa hanya menjadi bagian dari konstruksi yang lebih besar besar yaitu kalimat. Dalam kalimat majemuk bertingkat, kalusa berfungsi sebagai perluasan atau sering disebut sebagai klausa bawahan.
Klausa bawaan keterangan sebab; ditandai dengan penggunaan kata penghubung karena atau sebab. Contoh: -Saya harus segera berangkat karena ujian segera dimulai. -Polan tidak bisa menyerahkan tugas hari ini sebab bukunya ketinggalan di sekolah kemarin. Klausa bawahan keterangan pengandaian; Ditandai dengan penggunaan kata penghubung andaikata, seandainya, atau jika. -Jika transportasi ditegakkan, masyarakat bisa membantu BPPN dalam menghadapi debitur yang tidak kooperatif. -Seandainya semua penguna jalan selalu tertib, jumlah kasus kecelakaan bisa ditekan sampai angka paling rendah.
Klausa bawahan keterangan tujuan; Ditandai dengan penggunaan kata penghubung agar, supaya, atau biar. Contoh: - Semua siswa harus belajar giat agar dapat mengerjakan soal ujian - Burhan selalu bekerja keras supaya kebutuhan seluruh keluarganya terpenuhi. Klausa bawahan keterangan pertentangan; Ditandai dengan penggunaan kata penghubung meskipun, walaupun, atau sekalipun. - Walaupun semua saudaranya menentang, Husni tetap akan berangkat ke negeri Jiran - Meskipun penghasilannya sudah tinggi, ia tetap bekerja keras.
Klausa bawahan keterangan waktu; Ditandai dengan penggunaan kata penghubung sesudah, sebelum, tatkala, ketika, atau pada saat. Contoh: - Ketika kami sedang membicarakan penyakitnya, Rina datang menghampiri. - Kakak segera berangkat ke Jakarta sebelum pertengkaran adik bertambah serius. Klausa bawahan keterangan perbandingan; Ditandai dengan penggunaan kata penghubung seperti, laksana, bagai, umpama. - Pertengkaran itu semakin melebar melibatkan semua penduduk kampung. Bagai api terkena minyak, pertengkaran itu semakin melebar melibatkan semua penduduk kampung - Adik minta dibelikan boneka seperti boneka Nina yang dibeli di pasar malam.
Klausa bawahan keterangan penjelas; Ditandai dengan penggunaan kata penghubung bahwa. Contoh: - Polisi belum bisa memastikan bahwa Parmin adalah pelaku utamanya - Semua orang menyadari bahwa kesehatan lebih penting dibanding kebutuhan lain.
KONJUNGSI ANTARKALIMAT
Konjungsi antarkalimat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain Konjungsi antarkalimat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain. Karena itu, konjungsi macam itu selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.
Menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu yan berbeda ataupun bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya, seperti: biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu. Contoh: Kami tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak akan menghalanginya. Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya, seperti: meskipun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, selanjutnya. Mereka berbelanja ke Glodok. Sesudah itu, mereka pergi ke saudaranya di Ancol
Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, seperti: tambahan pula, lagi pula, selain itu. Contoh: Pak darta terkena penyakit kencing manis. Selain itu, dia juga mengidap tekanan darah tinggi. Mengacu ke kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, seperti: sebaliknya. Penjahat itu tidak mengindahkan tembakan peringatan. Sebaliknya, dia melawan polisi dengan belati.
Menyatakan keadaan yang sebenarnya, seperti: sesungguhnya, bahwasanya. Contoh: Masalah yang dihadapinya memang gawat. Sesungguhnya, masalah it sudah diramalkan sebelumnya. Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, seperti: malah (an), bahkan. Pak Amir sudah tahu tentang itu. Bahkan, dia sudah mlai menanganinya.
Menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya, seperti: (akan) tetapi, namun. Contoh: Keadaan memang sudah aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada. Menyatakan keeksklusifan dari hal yang dinyatakan sebelumnya, seperti: kecuali itu. ….
Menyatakan konsekuensi, seperti: dengan demikian. Menyatakan akibat, seperti: oleh karena itu, oleh sebab itu. Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, seperti: sebelum itu.
Contoh penggunaan kata penghubung penanda kesimpulan dalam paragraf: Udara di pedesaan dan pegunungan terasa sejuk, segar, da bersih. Udara sehat itulah yang layak kita hirup setiap hari. Udara bersih itu kini menjadi idaman bagi orang-orang yang terpaksa tinggal di kota besar, kota industri dengan cerobong-cerobong asap gas buang tinggi menjulang. Kota yang padat lalu-lintas disertai kemacetan, tiada lagi pepohonan rindang, bahkan dipenuhi tembok beton. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila mereka sangat menginginkan untuk tetap tinggal di desa.
KONJUNGSI INTRAKALIMAT
Intrakalimat adalah Konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat dari induknya.
Konjungsi yang menyatakan waktu, seperti: sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai. Contoh: Pak Buchori sudah meninggal ketika dokter datang. Konjungsi yang menyatakan syarat, seperti: jika, kalau, jikalau, asal(kan) bila, manakala. Contoh: Saya akan naik haji jika tanah saya laku.
Konjungsi yang menyatakan pengandaian, seperti: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya. Contoh: Saya pasti akan memaafkannya seandainya dia mau mengakui kesalahannya. Konjungsi yang menyatakan tujuan, seperti: agar, supaya, agar supaya, biar. Contoh: Narto harus giat belajar agar naik kelas.
Konjungsi yang menyatakan konsesif, seperti: biarpun, meski(pun), sekalipun, walau(pun), sungguhpun, kendati(pun). Contoh: Pembangunan tetap berjalan terus meskipun dana semakin menyempit. Konjungsi yang menyatakan pemiripan, seperti: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana. Contoh: Dia takut kepada saya seolah-olah saya ini musuhnya.
Konjungsi yang menyatakan penyebaban, seperti: sebab, karena, oleh karena. Contoh: hari ini dia tidak masuk sekolah karena sakit. Konjungsi yang menyatakan pengakibatan, seperti: (se)hingga, sampai(-sampai), maka(nya). Contoh: Ayah belum mengirim uang sehingga kami belum dapat membayar uang sekolah.
Konjungsi yang menyatakan penjelasan seperti: bahwa. Contoh: Mereka berkata bahwa mereka akan berkunjung besok. Konjungsi yang menyatakan cara, seperti: dengan. Contoh: Dia memukul dengan tangan kirinya terlebih dahulu.