Pada Masa ini anak sangat aktif

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perkembangan Psikologi Bayi - Remaja
Advertisements

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
PROSES, TUGAS, DAN HUKUM PERKEMBANGAN
Perkembangan Psikososial Masa Kanak-kanak Awal (3-6 tahun)
Oleh : KUNTJOJO D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang /16/20141.
PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR
Perkembangan Mental/Psikologi Anak Usia Sekolah
Oleh: KUNTJOJO D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang /18/2014Designed by Kuntjojo, UNP Kediri1.
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
PESERTA DIDIK DAN KEBUTUHANNYA
PERIODE INFANCY (MASA BAYI)
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PRA SEKOLAH, SD DAN SMP
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
BAHAN KULIAH PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT (2)
Materi Pertemuan 4 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
Masa akhir anak sekolah
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2. Masa anak sekolah (6 – 12 tahun) Keterampilan yang diperlukan pada masa anak sekolah (Hurlock dalam Munandar, 1999):
MASALAH PADA ANAK-ANAK DAN PENYELESAIANNYA
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN ANAK
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
PERKEMBANGAN EMOSI-SOSIAL
Masa Kanak-Kanak Akhir/ Masa Sekolah
Home Home Kelompok 3 Fitri Suci Maharsih Nurkhasanah Yoana Natalia E
MASA ANAK-ANAK AWAL 2-6 TAHUN.
Materi Pertemuan 8 Peran Pendidik dalam Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
VIENA RUSMIATI HASANAH
FASE PERKEMBANGAN USIA (MASA REMAJA AWAL)
Perkembangan Psikologi Bayi - Remaja
JEAN PIAGET (1896 – 1980).
KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2.
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Keluarga dengan Anak Usia Remaja
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
Perkembangan Peserta Didik (Pertemuan 2)
KEBUTUHAN PSIKOLOGI IBU HAMIL T I, TII, TIII
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
SALAM HORMAT UNTUK IBU DAN BAPAK GURU
KOMPETENSI PENDIDIK PAUD
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK DAN REMAJA
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12 Thn)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
DITULIS OLEH : AFRIYANDI, S.Pd.SD NIP
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Orientasi Psikologis Pembelajaran Di Sekolah dan prasekolah
Perkembangan anak Usia SD
Kata remaja disebutkan sebagai masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada juga istilah asing yang menunjukan masa remaja, antara lain: puberty.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
ANAK – REMAJA
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
ANAK – REMAJA
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
“P ERKEMBANGAN S OSIAL -E MOSIONAL MASA KANAK - KANAK AKHIR ” ( USIA 6-12 TAHUN ) N AMA : M AWAR S IMANJUNTAK NIM :
Sexual Behaviour Bayi dan Anak. Perkembangan seksualitas bukan hanya perilaku pemuasan seks semata, tapi juga mencakup pembentukan nilai, sikap, perasaan,
SMART PARENTING KKN Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2016.
PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 5 Anggota :1.Roni Hermawan ( ) 2. Joko Sutrisno( ) 3. Ilvan Triyudha Pangestu( ) 4. Resti Nurmaya( )
Transcript presentasi:

Perkembangan dan Ciri Masa Kanak-kanak (Masa Kanak-kanak Awal 2Tahun-6 Tahun) Pada Masa ini anak sangat aktif kontrol motoriknya sudah baik, sehingga sudah mampu naik dan turun tangga sendiri, dapat meloncat-loncat, lari-lari, serta pada umur lima tahun gerakannya hampir menyamai orang dewasa Koordinasi motorik halus bertambah baik sehinggasudah bisa menyikat gigi dan menyisir rambut

Perbendaharaan kata bertambah banyak dan kaya, dan anak dapat menggunakannya dengan lebih efisien dan luwes. Bicaranya menjadi lebih kaya, lebih mudah dimengerti dan lebih kompleks. Bila pada umur 2 tahun anak baru bisa menggunakan satu kata dalam pembicaraan-pembicaraannya, maka pada umur 4 tahun sudah bisa menyusun kalimat dengan 6 sampai 8 kata-kata. Anak sangat rajin bertanya “mengapa” dan “Bagaimana” walaupun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tidak terlalu penting baginya

Anak Pra Sekolah menurut Piaget berada dalam perkembangan kognitif pra-operasional Cara berfikirnya masih bersifat kongkrit, belum abstrak. Dalam pemecahan persoalan-persoalan, anak hanya memandang satu aspek saja dari persoalan tersebut dan mengabaikan segi-segi lainnya

Contoh: Kalau gelas A dan gelas B (ukuran dan volume air sama) diperlihatkan pada anak, anak akan mengatakan bahwa banyaknya air di gelas A = di gelas B. Kalau diperlihatkan gelas A dan gelas C (Volumenya sama tetapi gelas C lebih besar dari gelas A), maka anak mengatakan bahwa air di gelas A lebih banyak dari air di gelas C

Kegiatan bermain menjadi lebih kreatif bersama dengan berkembangnya daya khayal Mereka senang bermain “make believe” dengan meniru orang-orang dewasa atau anak-anak lainnya

Sebelum menginjak umur 3 tahun, anak mengalami masa sulit terutama bagi orang tuanya. Masa ini penuh dengan sikap negatif dan pemberontakan dari anak sehingga menimbulkan konflik dan ketegangan dari orang tua. Anak sedang mengalami krisis identitas yang pertama. Kesadaran akan akunya mulai timbul

Anak ingin mencobakan semua. keinginannya dan ingin agar orang Anak ingin mencobakan semua keinginannya dan ingin agar orang lain mengikuti keinginannya. Anak pada umur ini biasanya bandel, nakal, sendiri tidak bisa diajak kerja sama, selalu menentang. Akan tetapi masa sulit ini tidak berlangsung lama, dan kemudian berganti lagi dengan sikap positif

Proses Identifikasi terjadi pada saat ini Identifikasi terjadi bila anak berfikir, merasa dan bertingkah laku seolah-olah ia adalah orang lain (model). Pada masa ini, model biasanya adalah ayah dan ibu. Identifikasi dengan orang tua yang dewasa dan stabil dapat merupakan sumber security (rasa aman) bagi anak

Proses identifikasi pada masa ini menghasilkan: Sex typing pada anak Anak berperilaku, mempunyai minat-minat, sikap dan nilai-nilai sesuai dengan jenis kelaminnya Perkembangan kata hati Anak mulai memiliki standar perilaku yang diterima oleh orang tua. Bertingkah laku sesuai dengan standar ini dan merasa berdosa bila melanggarnya.

Pada akhir masa pra-sekolah ini, dunia sosial anak menjadi luas, tidak terbatas lagi pada keluarga tapi meluas sampai pada teman-teman dekat rumah dan taman kanak-kanak, di mana anak membentuk hubungan baru dengan orang-orang dewasa lain dan teman-teman sebaya.

Taman kanak-kanak merupakan dunia sosial yang baru dan memberi kesempatan baru untuk belajar. Di sini beberapa perilaku dan kebiasaan-kebiasaan di rumah lebih ditanamkan, dan beberapa perilaku atau kebiasaan lain diubah atau dihilangkan. Teman-teman sebaya mulai memainkan peranan penting dalam hidup anak

Masa Kanak-Kanak Akhir/ Masa Sekolah (6-12 Tahun) Beberapa kejadian penting pada masa ini,adalah: 1. Masuk sekolah 2. Kegiatan intelektual yang meningkat 3. Minat yang lebih besar pada teman sebaya 4. Independence dari orang tua makin besar 5. Identifikasi diri makin jelas

Memasuki masa ini ditandai dengan ketidakseimbangan fisik yang disebabkan karena lepasnya gigi susu, dan tumbuhnya geraham tetap, dan kepekaan yang lebih besar terhadap sakit flu dan penyakit anak-anak yang menular lainnya.

Sikap pasif, malas, menarik diri, impulsif, perasaan mudah terangsang dan tidak stabil merupakan ciri-ciri anak umur 6 tahun Tetapi memasuki usia 7 tahun terjadi sedikit perubahan, anak menjadi lebih sosial dan lebih mudah diasuh

Masuk sekolah merupakan kejadian penting bagi anak Melalui pengalaman di sekolah anak belajar untuk menyesuaikan diri pada kelompok. Bila di rumah ia selalu mendapatkan dukungan orang tua, maka di sekolah harus berdiri sendiri dan harus menerima kekuasaan guru. Anak harus belajar menahan keinginannya sendiri dan menyesuaikan diri dengan keinginan teman-teman agar ia dapat diterima oleh kelompoknya. Bila ia berhasil dalam hubungan dengan kelompok dan berhasil mengerjakan tugas rutinnya, maka anak akan mengembangkan rasa percaya pada dirinya sendiri.

Perkembangan kognisinya memasuki fase kongkrit operational (Piaget). Masa ini sering disebut masa intelektual karena anak haus akan pengetahuan baru. Minat akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya sangat besar, dan anak berusaha menerangkan kejadian-kejadian tersebut secara objektif dan rasional Masa ini disebut kongkrit operasional karena anak membutuhkan objek yang jelas supaya bisa berpikir secara logis. Bila anak harus menyelesaikan problem secara verbal maka ia akan menemukan kesulitan

Misalnya: Dikatakan “Ani lebih putih dari si Min, Ani lebih hitam dari Tuti” Kalau ditanya “siapa yang paling hitam?” Maka anak tidak bisa menjawab kecuali kalau ketiga orang tersebut dihadapkan pada anak.

Selama ini sosialisasi antara teman sebaya dimulai Keinginan anak untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok, biasanya besar. Perselisihan, persaingan dan perkelahian biasanya sering timbul, tetapi pada umumnya anak berusaha untuk menyesuaikan diri kembali pada keinginan kelompoknya. Dengan bertambahnya kebutuhan akan kelompok, maka anak memasuki “gang age” yang berarti kelompok merupakan hal yang sangat penting bagi anak.

Anak berusaha untuk diterima dan menjadi anggota suatu kelompok. Anak akan menyesuaikan diri dengan cara berpakaian dan cara berbicara yang diterima oleh kelompoknya

Kata hati makin berkembang pada masa ini Kemampuan untuk membedakan hal yang benar dan salah makin meningkat. Berbuat kebaikan demi orang lain mulai dilakukannya. Mula-mula anak memperlihatkan keinginan untuk menyenagkan orang tuanya, saudara-saudaranya dan teman dekatnya, kemudian meluas pada orang-orang dari kelompok yang tidak terlalu erat

Pada masa ini, anak senang mengumpulkan barang-barang Misalnya perangko, gambar stiker tokoh idolanya, batu-batuan, kartu telepon dan sebagainya. Minat terhadap membaca makin bertambah, tetapi mengalami perubahan. Anak tidak tertarik lagi pada cerita dongeng, tetapi menyenangi cerita yang lebih nyata, cerita petualangan misalnya lima sekawan, dan sebagainya. Ini merupakan tanda rasa ingin tahu yang bersifat intelektuan dan kebutuhan yang lebih besar pada hal-hal yang lebih nyata

Dengan makin berkurangnya pengawasan orang tua dan dari pengalaman sehari-hari dari teman dan guru, maka anak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan konsep diri (self consept) yang realistik. Pembentukan konsep diri dibantu dengan adanya penilaian-penilaian dari orang tua, guru, saudara-saudara dan teman-teman sebaya. Seringkali penilaian orang tua sifatnya berat sebelah, hubungan dengan teban-teman serta guru akan mengembalikan keobjektifan dalam penilaian tentang dirinya