MANAJEMEN PEMERAHAN SAPI PERAH Oleh : Lab. Ternak Perah Fapet-UB
Sarana yang harus disediakan untuk pemerahan terdiri dari : a. Peralatan susu misalnya gelas pemerahan (strip cup), ember dan milk can b. Kain lap untuk pemerahan. Sehelai kain lap untuk satu ekor sapi. c. Kain blacu, kain tetra, atau kain popok berwarna putih berukuran 60 x 60 cm untuk menyaring susu d. Sikat e. Keranjang f. Ember untuk kain lap yang kotor g. Bahan kimia : - Sabun untuk mencuci peralatan - Desinfektan untuk suci hama peralatan susu, kain lap dan kain saring
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan Nomor 17 Tahun 1983, peralatan susu yang digunakan untuk mewadahi, menampung dan mengangkut susu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Kedap air b. Terbuat dari bahan yang tidak berkarat (baja, stainless steel, aluminium) c. Tidak mengelupas bagian-bagiannya d. Tidak bereaksi dengan susu e. Tidak merubah warna, bau dan rasa susu f. Mudah dibersihkan dan disucihamakan
Sudut-sudut bagian dalam peralatan susu harus melengkung sehingga mudah disikat atau dibersihkan. Sudut-sudut bagian dalam peralatan susu yang lancip akan sulit dibersihkan dengan sikat, sehingga sisa-sisa susu dapat menempel di tempat tersebut. Mikroba pun tumbuh subur sehingga kualitas susu menurun. Susu menjadi cepat rusak (cepat pecah).
Jerigen tidak baik untuk mengangkut susu. Mulut jerigen yang berulir sulit dibersihkan. Sisa-sisa susu menempel di bagian dalam mulut jerigen. Drum plastik sering digunakan untuk menampung susu di Tempat Penampungan Susu. Bagian dalam drum plastik mudah mengelupas saat dibersihkan dengan sikat. Sisa-sisa susu dapat menempel di tempat tersebut.
Menyiapkan peralatan susu dengan urutan langkah sebagai berikut : 1. Membersihkan peralatan susu : Membersihkan dengan sikat dan sabun/ deterjen b. Membilas dengan air bersih c. Membilas dengan air panas 40°C atau larutan desinfektan. Contoh desinfektan : Kaporit dosis 200 ppm. Jika lebih dari 200 ppm, susu akan berbau kaporit ! 2. Mengeringkan peralatan susu : a. Peralatan susu diletakkan terbalik pada rak b. Peralatan susu dibiarkan sampai kering (diangin-anginkan)
Menyiapkan kain lap dan kain saring untuk pemerahan : Menyimpan kain lap dan kain saring yang kotor (setelah pemerahan) di ember khusus 2. Mencuci kain lap dan kain saring dengan sabun/deterjen 3. Membilas kain lap dan kain saring dengan air bersih 4. Membilas kain lap dan kain saring dengan air panas 40°C atau larutan desinfektan konsentrasi yang aman. 5. Menjemur kain lap dan kain saring
Kandang yang kotor sangat merugikan karena : Berakibat buruk utamanya terhadap kesehatan pemelihara b. Berakibat buruk terhadap kesehatan ternak. Lantai kandang yang kotor, penuh dengan mikroba akan mencemari ambing dan putting sehingga memudahkan terjadinya penyakit radang ambing (mastitis). c. Menurunkan kualitas susu : - Susu tercemar mikroba sehingga cepat rusak atau cepat pecah - Susu menjadi bau karena menyerap bau kandang. KEBERSIHAN KANDANG
Berdasarkan hal di atas maka kebersihan kandang harus selalu dijaga. Caranya adalah senantiasa : a. Membersihkan tempat makan dan minum b. Membersihkan lantai kandang c. Memiliki tempat khusus untuk menyimpan atau membuang kotoran kandang Sebelum, selama dan setelah pemerahan, tidak boleh ada pekerjaan yang menimbulkan debu.
Mikroba menyukai kondisi lingkungan yang basah/lembab Mikroba menyukai kondisi lingkungan yang basah/lembab. Pada kandang yang basah/lembab serta tubuh sapi yang masih basah, misalnya selesai dimandikan sapi langsung diperah, akan menyebabkan banyak mikroba. Susu dapat tercemar mikroba sehingga kualitasnya menurun atau menjadi cepat rusak. MEMANDIKAN SAPI Sebaiknya kondisi kandang dan tubuh ternak selalu bersih dan kering.
Sebaiknya ternak dimandikan setelah pemerahan Sebaiknya ternak dimandikan setelah pemerahan. Jika ternak hendak diperah dan kondisinya kotor, ternak tersebut dapat dimandikan dengan syarat : a. Hanya membersihkan bagian tubuh ternak yang kotor saja. Caranya : - Hanya bagian tubuh yang kotor yang disiram dengan air - Sikat bagian tubuh yang kotor dari punggung ke perut dan jatuhkan bulu-bulu yang lepas b. Ambing tidak ikut dibersihkan, kecuali kondisinya sangat kotor, hal ini untuk mencegah keluarnya hormon oksitosin terlalu dini. Agar tidak mengganggu pemerahan, sebaiknya ekor ternak diikat.
PERSIAPAN PEMERAH Mempersiapkan kebersihan diri sebelum memerah : a. Pemerah dalam keadaan sehat b. Kuku harus pendek. Kuku yang panjang dapat melukai ambing atau puting c. Pakaian harus bersih d. Mencuci tangan sebelum memerah atau memerah sapi berikutnya e. Tangan dalam keadaan kering dan bersih pada saat akan memerah Kuku yang panjang dapat menjadi sumber penyakit karena mengandung banyak kotoran dan kuman. Kuku yang panjang juga dapat melukai ambing dan puting.
Kebersihan telapak tangan berpengaruh terhadap kebersihan dan kesehatan susu. Tangan yang kotor atau tangan yang tidak dibersihkan mengandung banyak kuman.
Susu mudah menyerap bau lingkungan. Oleh karena itu menggunakan pakaian yang kotor dan bau, dapat berpengaruh pada kualitas susu…!
KEBERSIHAN AMBING Membersihkan ambing dilaksanakan sesaat sebelum memerah. Membersihkan ambing (termasuk membersihkan puting) dengan air hangat bertujuan : a. Ambing dan puting menjadi bersih b. Merangsang pengeluaran susu. Usapan yang hangat pada ambing akan merangsang otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin Alat dan bahan untuk membersihkan ambing : a. Ember berisi air hangat atau larutan desinfektan b. Kain lap bersih, misalnya kain handuk berukuran 50 x 30 cm. Sehelai kain lap untuk satu ekor sapi. c. Ember untuk menyimpan kain lap yang kotor
Cara membersihkan ambing : a. Celupkan kain lap ke dalam air hangat atau larutan desinfektan yang hangat tersebut b. Peras lap tersebut. Air perasan jangan bercucuran ke sembarang tempat. c. Bersihkan ambing dan puting dengan kain lap tersebut d. Puting dibersihkan dengan cepat. Puting jangan ditarik ke bawah. e. Hanya bagian kain lap yang bersih yang digunakan untuk membersihkan puting f. Masukkan kain lap yang kotor ke dalam ember yang lain. Jangan dicampur dengan kain lap yang bersih atau yang belum dipakai.
Bulu ambing yang panjang menyebabkan ambing mudah kotor dan penuh dengan mikroba. Selain itu ambing menjadi sulit atau lama kering. Oleh karena itu bulu ambing yang panjang sebaiknya dicukur.
PEMERAHAN AWAL Pemerahan awal adalah mengeluarkan 3 – 4 pancaran susu dari masing-masing puting dengan tujuan : a. Mengeluarkan susu yang kotor. Mikroba berkumpul pada susu yang pertama kali diperah. b. Mengetahui adanya perubahan pada susu. c. Merangsang pengeluaran susu Strip cup, mangkok atau gelas yang dasarnya berwarna hitam merupakan alat untuk melaksanakan pemerahan awal. Cara melaksanakan pemerahan awal : a. Masukkan 3 – 4 pancaran susu dari masing-masing puting ke dalam strip cup b. Perhatikan keadaan susu : Apakah ada perubahan warna, terbentuk butiran- butiran halus atau penggumpalan (susu pecah) ? c. Bersihkan strip cup dan pakai kembali untuk memeriksa ternak yang lain d. Susu yang pecah menandakan bahwa ternak tersebut terkena mastitis.
Pastikan susu dipancarkan masuk ke dalam strip cup. Jangan membuang susu ke lantai kandang. Pemerahan dimulai dari ternak perah dan ambing yang sehat. Ternak yang terkena mastitis diperah terakhir.
Susu yang berasal dari sapi penderita mastitis harus dibuang.
CARA PEMERAHAN YANG DIANJURKAN Dianjurkan memerah dengan menggunakan seluruh tangan (Metoda Genggam / Full Hand). Caranya : - Memerah dengan cara menekan jari satu persatu secara berurutan - Tiap kali tangan terbuka, rongga puting kembali terisi susu - Tangan kiri dan tangan kanan memerah susu secara bergantian. - Kuartir depan diperah terlebih dahulu.
Keuntungan Metoda Full Hand : a. Puting tidak menjadi panjang b. Puting tidak mudah lecet c. Merangsang ambing untuk memproduksi susu lebih banyak d. Tidak perlu menggunakan pelicin (vaselin) sehingga puting lebih mudah disucihamakan dengan desinfektan e. Penularan penyakit dari ternak yang terkena mastitis dapat dihindari
Cara menghabiskan air susu di dalam ambing kanan depan : - Tangan kanan mengurut ambing. Ibu jari digerakkan ke arah kiri - Tangan kiri memerah Cara menghabiskan air susu di dalam ambing kiri depan : - Tangan kanan mengurut ambing dengan gerakan dari atas ke bawah. - Tangan kiri memerah
Cara menghabiskan air susu di dalam ambing kanan belakang : - Tangan kiri mengurut ambing. - Tangan kanan memerah Cara menghabiskan air susu di dalam ambing kiri belakang : - Tangan kiri mengurut ambing dengan gerakan dari atas ke bawah. - Tangan kanan memerah
CARA PEMERAHAN YANG TIDAK DIANJURKAN Cara memerah yang kurang baik, misalnya dengan menarik puting, puting tercakar oleh kuku, dan lain-lain yang dapat berakibat buruk pada ternak perah antara lain : a. Ternak merasa nyeri atau kesakitan b. Puting menjadi panjang c. Puting sering lecet dan pori-porinya menjadi terbuka sehingga memudahkan terjadinya mastitis. d. Bila terus-menerus menggunakan pelicin (vaselin), penularan penyakit mudah terjadi e. Sering terjadi kematian puting.
Selama pemerahan, sebaiknya ternak tidak diberi pakan Selama pemerahan, sebaiknya ternak tidak diberi pakan. Jika ternak terlalu banyak bergerak (tidak tenang), boleh diberi sedikit pakan. Jangan menggunakan vaselin. Vaselin akan menutupi permukaan puting. Akibatnya larutan desinfektan tidak akan melekat pada saat dipping (celup puting).
MENSUCIHAMAKAN PUTING Setelah selesai memerah ke empat puting pada satu ekor ternak, puting harus langsung disucihamakan (desinfeksi, disterilkan) dengan menggunakan larutan desinfektan. Pada saat ini lubang puting masih membuka. Caranya : a. Puting direndam (dipping) di dalam larutan desinfektan dalam beberapa detik. b. Puting disemprot larutan desinfektan dengan alat semprot (sprayer)
Jika tidak melaksanakan sucihama puting, mikroba dapat masuk ke dalam puting. Keuntungan melakukan sucihama puting : - Walaupun lubang atau mulut puting terbuka, mikroba tidak dapat masuk ke dalam puting. Dengan kondisi ini, mastitis dapat dihindari
Jika terlambat melaksanakan sucihama puting : Mikroba yang berada diluar tidak dapat masuk akibat terhalang lapisan desinfektan. Akan tetapi mikroba yang sudah berada di dalam puting akan dapat tumbuh dan berkembang.
PENCATATAN PRODUKSI SUSU Mencatat produksi susu harian (pemerahan pagi dan sore) merupakan pekerjaan penting. Dari catatan produksi susu dapat diketahui : a. Kemampuan ternak perah dalam menghasilkan susu. b. Analisa usaha ternak perah
Sebaiknya menggunakan timbangan kilogram agar produksi susu dapat diukur lebih akurat.
PENGUMPULAN SUSU KE TPS Susu merupakan makanan bergizi tinggi dan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba. Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh makanan, kelembaban dan suhu. Dalam lingkungan yang baik, mikroba akan berkembang biak secara deret ukur bersamaan dengan bertambahnya waktu.
Selesai pemerahan, susu harus segera dibawa ke Tempat Pengumpulan Susu (TPS) atau langsung ke tangki pendingin di KUD/Koperasi Susu. Menunda pekerjaan ini berarti memberi peluang kepada mikroba untuk berkembangbiak sehingga susu menjadi cepat rusak.
Ingat ! Susu segar harus dibawa dengan menggunakan milkcan atau ember yang bertutup. Jika wadah susu tidak bertutup maka susu akan tercemar penuh mikroba dan cepat menjadi rusak.
PENANGANAN MASTITIS Laporkan segera kepada petugas kesehatan hewan (dokter hewan/ mantri hewan) bila mendapatkan gejala mastitis Urutan pengobatan : a. Ambing mastitis diperah sampai habis atau kosong untuk mengeluarkan racun, reruntuhan sel dan hasil metabolisme mikroba b. Pada pemerahan terakhir (sore hari), obat antimastitis (antibiotika) dimasukkan ke dalam puting. Sebaiknya dilaksanakan pemeriksaan bakteriologis dan antibiogram untuk menentukan jenis obat yang akan digunakan. Harus diperhatikan aturan pakai obat tersebut, misalnya pengobatan dilakukan 3 hari berturut-turut dengan jarak pengobatan 24 jam. c. Ambing kembali diperah sampai kosong setelah 12 jam pengobatan. Ambing diperah lebih dari 2 kali sehari (sesering mungkin) d. Uji mastitis dilakukan 2 ~ 4 minggu setelah pengobatan. Bila jumlah sel radang tetap tinggi, sebaiknya dilakukan uji bakteri dan antibiogram kembali.
Tugas : Cari literatur tentang pengaruh pemerahan terhadap kualitas dan kuantitas produksi susu.