dr. Ferdi T, SpKJ, CHt AABB Ketapang 13 Juli 2013 Jakarta PUBERTAS PADA AUTISM dr. Ferdi T, SpKJ, CHt AABB Ketapang 13 Juli 2013 Jakarta
Setiap anak akan memasuki usia pubertas Kekhawatiran ortu >>> pada anak berkebutuhan khusus Pelecehan seksual, perilaku sexual di depan umum (garuk2, masturbasi, buka pakaian), ggn emosi dan perilaku
Rasa cemas, malu, takut akan pandangan masyarakat umum sekolah reguler juga banyak menolak anak kebutuhan khusus bila disertai ggn perilaku
Kapan pubertas? tiap individu berbeda perempuan 9 – 14 tahun laki2 10 – 17 tahun proses ini berlangsung 1 – 6 tahun
Perubahan fisik fisik anak semakin menyerupai fisik dewasa timbul rambut kemaluan dan rambut sekunder (ketiak, kumis, jenggot, bulu kaki ) buah dada membesar pada perempuan, testis membesar pada laki2 warna kemaluan & puting lebih kecoklatan
Perubahan Hormonal Indung telur pada anak perempuan mulai memproduksi estrogen dan progesteron sel telur sudah matang, bila dibuahi HAMIL, bila tidak dibuahi menstruasi
Testis pada anak laki2 sudah memproduksi SPERMA Mimpi basah !! Bisa MENGHAMILI
Gangguan emosi dan perilaku Penyebab: Faktor BIO PSIKO SOSIO KULTURAL Secara Psikologis: perubahan bentuk fisik dan hormonal menimbulkan ketidaknyamanan, ketidak tahuan, malu, risih, marah, ingin tetap jadi anak2 Secara Sosiokultural: di olok2 teman, dimarahi ortu/guru, tabu2, perubahan perlakuan
Hipothalamus CRH serotonin, dopamin Hipofise ACTH Adrenal Cortisol Gonad FSH, LH (estrogen,progesteron) Testosteron
Secara Biologi:
Apa yang bisa dilakukan?* Persiapkan anak melalui beragam pengenalan, penjelasan dan pemahaman yang diperlukan terhadap aspek konsep diri, pemahaman perubahan fisik, pengenalan peran dalam interaksi sosial serta pengenalan bina diri (self care).
Visualisasi: seorang ayah dapat saja mengajari anak laki lakinya tentang perubahan fisik saat mandi bersama, sementara seorang ibu dapat mengajari anak perempuannya seputar menstruasi. Role model dari masing masing gender adalah perlu dalam hal ini. Jangan cium di bibir
Anak laki2 lebih banyak bermain dengan ayah/paman/abang Anak perlu disibukkan dengan beragam kegiatan untuk mengisi hari harinya untuk mengaktualisasikan diri Kegiatan yang melibatkan fisik dapat membantu mereka meredam gejolak emosi dan dorongan seksualnya.
Pisahkan kamar tidur anak dengan ortu, anak laki2 dan anak perempuan Baby sitter juga diberi pengertian memperkenalkan bagian vital tubuh manusia dengan penamaan yang sebenarnya untuk alat kelamin laki laki (penis), bukan disamarkan menjadi “burung”. Tujuannya adalah untuk mencegah salah pengertian ataupun kesalah pahaman di kemudian hari.
Pemahaman konsep diri melalui 3 aspek Pertama: pentingnya pemahaman konsep diri (self) sejak dini termasuk pemahaman akan konsep keluarga (family) dengan membuat pohon keluarga (family tree) sebagai alat bantu visual.
Kedua: perkenalkan adanya tempat tempat yang bersifat umum/publik (contoh: mall, ruang tamu, dapur, kendaraan umum, ruang kelas, dsb); tempat tempat yang bersifat pribadi/privat (kamar tidur, kamar mandi, WC, WC umum yang kesemuanya itu bersifat privat jika dalam keadaan PINTU TERTUTUP) berikut perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas dilakukan disana.
Ketiga: ajarkan protective behaviour melalui konsep lingkaran (circle concept) yang menjadi salah satu strategi agar anak dapat melindungi dirinya, membela dirinya. Melalui konsep ini diajarkan pula pentingnya menjaga ruang pribadi (personal space) mereka dan juga ruang pribadi orang lain Ruang pribadi mereka berupa lingkaran maya minimal berukuran panjang lengan mereka
Org yg blh diberi lambaian Org yg blh salaman Org yg blh peluk/cium SAYA Orang asing
Pada Autism yang Low Functioning: Pengenalan Tempat Pengenalan Orang Pengenalan Waktu Fokus: Ortu dan Care Giver
Perlu diingat: Pada beberapa kasus, gangguan emosi dan perilaku akibat perubahan Hormon dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain Hal seperti ini perlu intervensi Obat, sampai keadaan lebih tenang, stabil dan dapat dilakukan modifikasi terapi lain
TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT UNTUK KEBAIKAN ANAK ANAK KEBUTUHAN KHUSUS