KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY) Samino Hendrianto Pertemuan…..
DIVIDEN Nilai Laba bersih setelah pajak (EAT) dikurangi dengan Laba Ditahan sbg Cadangan bagi perusahaan Dividen dibagikan kepada pemegang saham sebagai bagian keuntungan dari laba perusahaan.
INVESTASI RETURN RISIKO SUMBER PEMBIAYAAN : EKSTERNAL vs INTERNAL Dividen Tinggi, Laba Ditahan Rendah, Dana Ekternal Tinggi Dividen Rendah, Laba Ditahan Tinggi, Dana Ekternal Rendah KEBIJAKAN DIVIDEN Dividen Payout Ratio Stabilitas Dividen
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebijakan dividen Posisi solvabilitas Perusahaan ; dalam kondisi solvabilitas perusahaan tidak membagikan laba. Laba yang diperoleh untuk memperbaiki posisi struktur modalnya. Posisi Likuiditas Perusahaan ; jika likuiditasnya kurang baik, biasanya dividen payoutnya rasionya sebab sebagian laba digunakan untuk menambah likuiditas kecil Kebutuhan Untuk Melunasi Utang ; semakin banyak hutang yang harus dibayar maka semakin semakin besar dana yang harus dikeluarkan sehingga akan mengurangi diveden yang akan dibayarkan kepada pemegang saham Rencana Perluasan Kesempatan investasi ; semakin terbuka kesempatan investasi maka semakin kecil deviden yang dibagikan Stabilitas Pendapatan ; perusahaan yang pendapatannya banyak tidak perlu menyediakan dana untuk berjaga-jaga Pengawasan Terhadap Perusahaan ; jika perusahaan mencari dananya dari modal sendiri maka akan mencoba mencegah masuknya investor baru agar kekuasaan dan pengendalian perusahaan dapat teratasi.
Dividend Payout Ratio ; prosentase dari laba yg akan dibagikan sebagai dividen Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang harus segera dipenuhi Solvabilitas adalah kemempuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dengan total modal
KEBIJAKAN PEMBERIAN DIVIDEN Kebijakan Pemberian Dividen Stabil Kebijakan Dividen Yang Meningkat Kebijakan Dividen dengan Ratio yang konstan Kebijakan Pemberian Dividen Reguler yg Rendah ditambah Exstra
Kebijakan Pemberian Dividen Stabil Bisa meningkatkan harga saham sebab dividen yg stabil dan dapat dianggap mempunyai resiko yg kecil Memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yg baik dimasa yg akan datang Menarik investor yg memnfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi sebab dividen selalu dibayar
Kebijakan Dividen Yang Meningkat Perusahaan akan selalu membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yg selalu meningkat dengan pertumbuhan yg stabil Misal perusahaan akan memberikan dividen Rp600; perlembar dengan pertumbuhan 5%, sehingga tahun depan dapat diprediksi akan naik % menjadi Rp630;
Kebijakan Dividen dengan Ratio yang konstan Dividen yg besar mengikuti besarnya laba yg diperoleh perusahaan dan sebaliknya Misal ; ditentukan dividend payout ratio 60%, jika perusahaan memperoleh laba Rp1.500; perlembar saham maka dividen yg dibayarkan 60% x Rp1.500; = Rp900; perlembar saham
Kebijakan Pemberian Dividen Reguler yg Rendah ditambah Exstra Perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yg dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan exstra dividen jika keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
Kasus ; PT. BB selama 8 tahun terakhir mempunyai pola pembagian laba bagi pemegang saham sbb Laba untuk Pemegang Saham [dalam jt-an] 2005 120.000. 2006 50.000 2007 150.000 2008 250.000 2009 300.000 2010 325.000 2011 350.000 2012 275.000
Perusahaan mempunyai jumlah saham yg beredar 40. 000 lembar Perusahaan mempunyai jumlah saham yg beredar 40.000 lembar. Dari data tersebut diminta menentukan : Laba per lembar [EPS] Besarnya dividen per lembar saham jika kebijaksanaan dividen stabil Rp1.600; kecuali jika laba per lembar saham yg diperoleh perusahaan mencapai Rp6.000 dua periode berturut-turut, dividen akan dibayarkan menjadi Rp2.400 per lembar. Dividen yg dibayarkan meningkat terus menerus dengan pertumbuhan 10%. Dividen yg dibagikan tahun 2005 Rp1.500; per lembar Besarnya dividen jika ditentukan divident payout rationya 60% Besarnya dividen jika kebijakan dividen adalah reguler Rp1.600; + exstra 40% jika per lembar sahamnya mencapai lebih Rp5.000;
EPS Tahun Laba untuk Pemegang Saham [dalam jt-an] EPS 2005 120.000.000 : 40.000 3.000 2006 50.000.000 : 40.000 1.250 2007 150.000.000 : 40.000 3.750 2008 250.000.000 : 40.000 6.250 2009 300.000.000 : 40.000 7.500 2010 325.000.000 : 40.000 8.125 2011 350.000.000 : 40.000 8.750 2012 275.000.000 : 40.000 6.875
Dividen ditetapkan stabil Rp1. 600; dan menjadi Rp2 Dividen ditetapkan stabil Rp1.600; dan menjadi Rp2.400, jika EPS dua periode berturut-turut Rp6.000, maka dividennya Tahun DIVIDEN 2005 1.600 2006 2007 2008 2009 2.400 2010 2011 2012
Dividen per lembar saham jika kebijakannya meningkat 10% Tahun Perhitungan 2005 1.500[1 + 0,1]º 1.500 2006 1.500[1 + 0,1]¹ 1.650 2007 1.500[1 + 0,1]² 1.815 2008 1.500[1 + 0,1]³ 1.997 2009 1.500[1 + 0,1]⁴ 2.196 2010 1.500[1 + 0,1]⁵ 2.416 2011 1.500[1 + 0,1]⁶ 2.657 2012 1.500[1 + 0,1]⁷ 2.923
Dividen yang dibayarkan dengan dividen payout ratio 60% Tahun Perhitungan EPS 2005 3.000 x 60% 1.800 2006 1.250 x 60% 750 2007 3.750 x 60% 2.250 2008 6.250 x 60% 3.750 2009 7.500 x 60% 4.500 2010 8.125 x 60% 4.875 2011 8.750 x 60% 5.250 2012 6.875 x 60% 4.125
Dividen ditentukan secara reguler Rp1 Dividen ditentukan secara reguler Rp1.600; dan ditambah ekstra 40%, jika EPS mencapai diatas Rp5.000 Tahun DIVIDEN Reguler Dividen Exstra DPS Perhitungan Jumlah 2005 1.600 - 2006 2007 2008 40% x [6.250 – 5.000] 500 2.100 2009 40% x [7.500 – 5.000] 1.000 2.600 2010 40% x [8.125 – 5.000] 1.250 2.850 2011 40% x [8.750 – 5.000] 1.500 3.100 2012 40% x [6.875 – 5.000] 750 2.350
Kasus ; PT. Merona selama 8 tahun terakhir mempunyai pola pembagian laba bagi pemegang saham sbb Laba untuk Pemegang Saham 2005 250.000.000 2006 260.000.000 2007 280.000.000 2008 295.000.000 2009 300.000.000 2010 325.000.000 2011 390.000.000 2012 495.000.000
Perusahaan mempunyai jumlah saham yg beredar 50. 000 lembar Perusahaan mempunyai jumlah saham yg beredar 50.000 lembar. Dari data tersebut diminta menentukan : Laba per lembar [EPS] Besarnya dividen per lembar saham jika kebijaksanaan dividen stabil Rp2.500; kecuali jika laba per lembar saham yg diperoleh perusahaan mencapai Rp3.500 dua periode berturut-turut, dividen akan dibayarkan menjadi Rp3.250 per lembar. Dividen yg dibayarkan meningkat terus menerus dengan pertumbuhan 15%. Dividen yg dibagikan tahun 2005 Rp2.500; per lembar Besarnya dividen jika ditentukan divident payout rationya 40% Besarnya dividen jika kebijakan dividen adalah reguler Rp2.500; + exstra 50% jika per lembar sahamnya mencapai lebih Rp5.000;
Stock Dividend Pembayaran dividen dalam bentuk saham Tujuannya agar perusahaan dapat menjaga kondisi likuiditas dan dana yang tersedia dapat digunakan untuk kebutuhan perusahaan
Struktur modal sebelum stock Dividend adalah sbb: Stock dividen tidak mempengaruhi total ekuitas, hanya mempengaruhi struktur modal CONTOH: Struktur modal sebelum stock Dividend adalah sbb: Modal Saham 100.000 lb @ Rp 1.000 Rp 100.000.000 Agio Saham 20.000.000 Laba Ditahan 680.000.000 Modal Sendiri 800.000.000 Perusahaam membagi stock dividend sebesar 5% dari saham beredar dengan harga pasar Rp 6.000 per lembar. Agio Saham adalah selisih lebih setoran pemegang saham diatas nilai nominalnya dalam hal saham dikeluarkan dengan nilai nominalnya Disagio Saham adalah selisih kurang pemegang saham dibawah nilai nominalnya dalam hal saham dikeluarkan dengan nilai nominalnya
Tambahan saham karena stock dividend : 5% x 100.000lembar = 5.000 lembar Nilai Pasar Saham Baru 5.000 x Rp 6.000 = Rp 30.000.000 Nilai Nomial Saham 5.000 x Rp 1.000 = Rp 5.000.000 Tambahan Agio Saham = Rp 25.000.000 Struktur modal setelah stock Dividend adalah sbb: Modal Saham 105.000 lb @ Rp 1.000 Rp 105.000.000 Agio Saham 45.000.000 Laba Ditahan 650.000.000 Modal Sendiri 800.000.000
Kasus : PT. Bolaku, akhir tahun 2013 mempunyai struktur modal sendiri Modal Saham [nominal Rp2.500; x 800 lbr] Rp 2.000.000.000 Agio Saham 1.000.000.000 Laba Ditahan 2.000.000.000 Modal Sendiri 5.000.000.000 Perusahaam membagi stock dividend sebesar 20% atau 160 lembar saham, harga saham Rp 6.000 per lembar. Dari data tersebut buat struktur modal sendiri yg baru dan hitung harga per lembar saham
STOCK SPLIT Adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil Dengan stock split jumlah lembar saham menjadi lebih banyak dengan cara memecah jumlah lembar saham lama Peningkatan jumlah lembar saham mengakibatkan turunya harga saham
Perusahaan pada akhir periode mempunyai struktur modal sendiri sbb Modal Saham nominal Rp4.000 x 250.000 lbr Rp1.000.000.000 Agio Saham 500.000.000 Laba Ditahan 900.000.000 Modal Sendiri 2.400.000.000 Perusahaan akan mengadakan stock split dari satu lembar saham menjadi dua lembar saham maka struktur modalnya setelah stok split adalah sbb : Modal Saham nominal Rp2.000 x 500.000 lbr Rp1.000.000.000 Modal Sendiri 2.400.000.000 Setelah diadakan stock split struktur modal sendiri tidak berubah, nilai nominal saham tetap Rp1.000.0000;, tetapi nilai nominal berubah menjdai Rp2.000 dan lembar saham menjadi 500 lembar
PT. Bolaku, akhir tahun 2013 mempunyai struktur modal sendiri Kasus : PT. Bolaku, akhir tahun 2013 mempunyai struktur modal sendiri Modal Saham [nominal Rp2.000; x 400.000 lbr] Rp 800.000.000 Agio Saham 400.000.000 Laba Ditahan 600.000.000 Modal Sendiri 1.800.000.000 Perusahaam akan mengadakan stock split dari satu lembar saham menjadi 4 lembar Tentukan struktur modal sendiri yg baru
Repurchase Stock Adalah pembelian kembali saham-saham perusahaan yang dipegang oleh pemegang saham atau investor Kelebihan dana perusahaan yang digunakan untuk membayar dividen atau pembelian saham kembali Dua cara melakukan repurchase stock ; Melakukan pembelian secara langsung di pasar sesuai dengan harga yg terjadi di pasar modal Melalui penawaraan secara tender [tender offer] biasanya harga > harga pasar
Contoh Perusahaan mempunyai laba setelah pajak dan harga pasar saham sbb : Keuntungan Rp200.000.000; Jumlah Saham Beredar 160.000 lembar Laba perlembar saham Rp1.250; Harga Pasar Saham Rp7.500; Price Earning Ratio [PER] 6 kali Saat ini tidak ada Investasi yg menguntungkan, sehingga perusahaan memanfaatkan laba Rp120.000.000; Jika investor menginginkan labanya dibagi sebagai cash dividen, maka dividen yg diterima Rp750; per lembar [Rp120.000.000; : 160.000] Maka harga saham Rp7.500; + Rp750; = Rp8.250;
Apabila perusahaan memilih melakukan pembelian kembali atas sahamnya, maka dana sebesar Rp120.000.000; : 8.250 = 14.545 lembar Dengan pembelian saham tersebut, saham yg beredar menjadi 160.000 – 14.545 = 145.455 lembar Dengan demikian laba per lembar saham Rp200.000.000 : 145.455 = Rp1.375; Maka Earning Ratio Tetap, maka harga saham Rp1.375; x 6 = Rp8.250; Harga saham sama bila labanya dibagikan sebagai dividen
Teori Dividen Teori Residu Dividen [Residual Dividend of Theory] Dividen Model Walter [Walter’s Dividend Model] Dividen Model Modigliani dan Miller [Mogdiliani and Miller’s model]
Teori Residu Dividen [Residual Dividend of Theory] Adalah sisa laba yg tidak di investasikan kembali Contoh PT. Aha mempertahankan struktur modalnya yg dianggap telah optimal dengan rasio hutang dengan modal sendiri 40 : 60 Biaya modal 13% dengan perolehan biaya hutang 10% dan biaya modal sendiri 15% Biaya modal sendiri akan meningkat menjadi 18% jika harus melakukan emisi saham baru. Perusahaan mendapatkan keuntungan Rp1.200.000.000;
Kesempatan investasi yg ada & tingkat keuntungan yg diperoleh sbb : Dari data tersebut tentukan besarnya dividen yg akan dibayarkan pada setiap kondisi Investasi Nilai Investasi Return yg diharapkan Kondisi buruk Kondisi sedang Kondisi Baik 1 400.000.000 18% 21% 26% 2 300.000.000 17% 19% 3 15% 4 14% 5 12% 16% 6 11% 7 9%
Kondisi Buruk Kebutuhan dana untuk biaya investasi 13% adalah 40% hutang dan 60% modal sendiri Laba yg diperoleh Rp1.200.000.000; Sehingga perlu tambahan utang 40/60 x Rp1.200.000.000; = Rp800.000.000; Dana yg tersdia secara optimal Rp2.000.000.000; Investasi Nilai Investasi 1 400.000.000 2 300.000.000 3 300.000.000 4 400.000.000 Total 1.400.000.000 Kebutuhan dana Rp1.400.000.000; tersebut akan dipenuhi dari hutang 40% x Rp1.400.000.000; = Rp560.000.000; Modal sendiri 60% x Rp1.400.000.000; = Rp840.000.000; Sisa laba yg di investasikan Rp1.200.000.000; - 840.000.000; = Rp360.000.000;
Kondisi Sedang Investasi Nilai Investasi 1 400.000.000 2 300.000.000 1 400.000.000 2 300.000.000 3 300.000.000 4 400.000.000 5 400.000.000 Total 1.800.000.000 Kebutuhan dana Rp1.800.000.000; tersebut akan dipenuhi dari hutang 40% x Rp1.800.000.000; = Rp720.000.000; Modal sendiri 60% x Rp1.800.000.000; = Rp1.080.000.000; Sisa laba yg di investasikan Rp1.200.000.000; - 1.080.000.000; = Rp120.000.000;
Kondisi Baik Investasi Nilai Investasi 1 400.000.000 2 300.000.000 1 400.000.000 2 300.000.000 3 300.000.000 4 400.000.000 5 400.000.000 6 400.000.000 Total 2.200.000.000 Kebutuhan dana Rp2.200.000.000; tersebut akan dipenuhi dari hutang 40% x Rp2.200.000.000; = Rp880.000.000; Modal sendiri 60% x Rp2.200.000.000; = Rp1.320.000.000; Sisa laba yg di investasikan Rp1.320.000.000; -1.200.000.000; = Rp120.000.000;
Dividen Model Walter [Walter’s Dividend Model] Bahwa selama keuntungan yg diperoleh dan di reinvestasikan lebih tinggi dibanding dengan biayanya, maka reinvestasi tsb cenderung akan meningkatkan harga saham atau nilai perusahaan DPS + r / Cc {EPS – DPS} P = Cc Dimana : P = Harga Saham EPS = Laba per lembar Saham DPS = Dividen per Lembar Saham r = Return dari reinvestasi Cc = biaya modal sendiri
Contoh PT. Bintang menghasilkan laba per lembar saham Rp2.500, biaya modal sendri 10%, reinvestasi bila kondisi ekonomi baik menghasilkan return 13%, sedang, 10%, dan buruk 8%. Dividen payout Ratio [DPR] 20%, 40%, 60% dan 80% Dari data tsb hitung harga saham masing-masing DPR
Kondisi Baik DPR 20%, DPS 20% x Rp2.500; = Rp500; 500; + 0,13 / 0,10 {2.500 – 500} P = = Rp31.000; 0,10 DPR 40%, DPS 40% x Rp2.500; = Rp1.000; 1.000; + 0,13 / 0,10 {2.500 – 1.000} P = = Rp29.500; DPR 60%, DPS 60% x Rp2.500; = Rp1.500; 1.500; + 0,13 / 0,10 {2.500 – 1.500} P = = Rp28.000;
DPR 80%, DPS 80% x Rp2.500; = Rp2.000; 2.000; + 0,13 / 0,10 {2.500 – 2.000} P = = Rp26.500; 0,10
Kondisi Sedang DPR 20%, DPS 20% x Rp2.500; = Rp500; 500; + 0,10 / 0,10 {2.500 – 500} P = = Rp25.000; 0,10 DPR 40%, DPS 40% x Rp2.500; = Rp1.000; 1.000; + 0,10 / 0,10 {2.500 – 1.000} DPR 60%, DPS 60% x Rp2.500; = Rp1.500; 1.500; + 0,10 / 0,10 {2.500 – 1.500}
DPR 80%, DPS 80% x Rp2.500; = Rp2.000; 2.000; + 0,10 / 0,10 {2.500 – 2.000} P = = Rp25.000; 0,10
Kondisi Buruk DPR 20%, DPS 20% x Rp2.500; = Rp500; 500; + 0,08 / 0,10 {2.500 – 500} P = = Rp25.000; 0,10 DPR 40%, DPS 40% x Rp2.500; = Rp1.000; 1.000; + 0,08 / 0,10 {2.500 – 1.000} P = = Rp66.000; DPR 60%, DPS 60% x Rp2.500; = Rp1.500; 1.500; + 0,08 / 0,10 {2.500 – 1.500} P = = Rp150.000;
DPR 80%, DPS 80% x Rp2.500; = Rp2.000; 2.000; + 0,08 / 0,10 {2.500 – 2.000} P = = Rp400.000; 0,10
Tugas PT. Matahari menghasilkan laba per lembar saham Rp3.500, biaya modal sendri 15%, reinvestasi bila kondisi ekonomi baik menghasilkan return 20%, sedang, 15%, dan buruk 12%. Dividen payout Ratio [DPR] 20%, 40%, 60% dan 80% Dari data tsb hitung harga saham masing-masing DPR
Dividen Model Modigliani dan Miller [Mogdiliani and Miller’s model] Kenaikan pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru Harga saham awal periode [P0] adalah nilai sekarang dari dividen yg dibayarkan akhir periode [D1] ditambah dengan nilai sekarang harga saham akhir periode [P1] D1 + P1 P0 = [1 + Ke]¹ Dimana : P0 = harga saham per lembar tahun ke-0 D1 = dividen tahun ke-1 P1 = harga saham tahun ke-1 Ke = biaya modal sendiri
Apabila n merupakan jumlah lembar saham tahun ke-0 dan m merupakan jumlah lembar saham baru yg terjual tahun pertama pada harga P1, maka rumus dapat nD1 + [n + m]P1 – mP1 nP0 = [1 + Ke]¹ Dengan demikian jumlah saham baru yg dikeluarkan bisa dihitung dengan rumus mP1 = I – [X-nD1] Dimana : I = Total Investasi baru X = Total keuntungan baru dari perusahaan untuk periode itu
Kasus PT. Anugrah mempunyai 250.000 lembar saham yg beredar dengan harga jual Rp5.000; per lembar Tingkat kapitalisasi dari perusahaan [biaya modal] 10% Manajamen memutuskan untuk membayar dividen Rp400; perlembar saham pada akhir tahun Jika tidak ada pajak dan perusahaan beroperasi sesuai asumsi model, maka dapat dihitung Harga saham perlembar apabila perusahaan tidak membayar dividen ; P1 = P0 [1 + Ke] - D1 P1 = 5.000 [1 + 0,1] – 0 = Rp5.500; Apabila dividen yg dibayarkan Rp400; maka harga saham ; P1 = 5.000 [1 + 0,1] – 400 = Rp5.100;
Jumlah lembar saham baru yg harus dikeluarkan jika perusahaan membayar dividen dan menerima keuntungan bersih Rp200.000.000; dengan melakukan investasi Rp300.000.000; adalah n = 250.000 I = 300.000.000 X = 200.000.000 P1 = Rp5.100 D1 = Rp400 5.100m = 300.000.000 – [200.000.000 – 250.000 x 400] 5.100m = 300.000.000 – 100.000.000 m = 39.216 lembar Dengan demikian perusahaan membagi dividen Rp400; perlembar saham, maka untuk mengganti dividen yg dibayarkan perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebanyak39.216 lembar
Tugas PT. Anugrah mempunyai 400.000 lembar saham yg beredar dengan harga jual Rp12.500; per lembar Tingkat kapitalisasi dari perusahaan [biaya modal] 50% Manajamen memutuskan untuk membayar dividen Rp900; perlembar saham pada akhir tahun Jika tidak ada pajak dan perusahaan beroperasi sesuai asumsi model, maka dapat dihitung