PENGEMBANGAN SPK OLEH Arfansyah, M.Kom 062130
PENGEMBANGAN SPK II. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM I. TEKNIK PERANCANGAN SPK II. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK IV. ARSITEKTUR SPK 062130
Untuk memenuhi karakteristik SPK, maka pengembangan SPK membutuhkan teknik perancangan dan pengembangan yang ber-beda dari pengembangan sistem informasi lainnya. Suatu SPK harus dibangun dengan memperhatikan umpan balik dari pemakai agar pengembangannya berjalan dengan benar. Dalam merancang suatu SPK, masalah utama yang sering dihadapi oleh pengambil keputusan adalah ketidaksesuai-an antara kemampuan SPK yang dibuat dengan apa yang menjadi kebutuhan. 062130
Ditinjau dari aspek pengelolaan data atau model, dikenal dua tipe SPK : 1. SPK yang berorientasi pada data, yaitu SPK yang memberikan beberapa fungsi untuk pemanggilan data, analisis dan persentasi data. Sistem dalam katagori ini biasanya dikembangkan oleh orang yang memiliki kemampuan untuk mengolah data dengan komputer. 2. SPK yang berorientasi pada model, yaitu SPK yang memberikan beberapa fungsi seperti model akuntansi, model simulasi, dan 062130
model optimasi yang dapat membantu mana-jemen dalam membuat suatu keputusan. Dengan bantuan suatu model atau beberapa model manajemen dapat membuat keputus-an atau alternatif keputusan. 062130
I. TEKNIK PERANCANGAN SPK Cara pendekatan atau teknik yang digunakan dalam perancangan SPK sangat tergantung pada kondisi dan waktu yang tersedia. Ada banyak cara yang dapat digunakan, tetapi pada dasarnya teknik tersebut diklasifikasikan dalam 3 (tiga) katagori : 1. Perancangan dengan cara cepat 2. Perancangan dengan cara bertahap 3. Perancangan SPK lengkap 062130
1. Perancangan dengan cara cepat Cara ini dilakukan bila dibutuhkan SPK yang mempunyai kemampuan khusus dan dapat memberikan hasil yang cukup, namun waktu perancangan yang tersedia sangat singkat. SPK yang dikembangkan dalam hal ini ada-lah SPK Spesifik yg dibuat secara langsung dengan menggunakan peralatan yg tepat, shg diperoleh keuntungan atau manfaat dlm penggunaannya, sedang kelanjutannya baru dipikirkan kemudian. 062130
Perancangan ini tepat digunakan bila tujuan yang hendak dicapai jelas, prosedur dalam organisasi jelas, data telah tersedia, penggu-nanya sedikit, dan sistem dapat beroperasi secara bebas begitu data telah diterima. 2. Perancangan dengan cara bertahap Perancangan dengan cara ini dilakukan dgn membuat suatu SPK Spesifik, dimana pem-buatnya disesuaikan dengan masa yg akan datang, shg bagian yg telah dikembangkan dalam sistem awal dapat digunakan lagi utk pengembangan selanjutnya. 062130
Dengan perencanaan yang tepat, sebuah pembangkit SPK dapat dikembangkan dari hasil pengembangan beberapa SPK spesifik atau perlengkapan SPK. 3. Perancangan SPK lengkap Sebelum suatu SPK dibuat, terlebih dahulu perlu dikembangkan pembangkit SPK yang lengkap serta struktur organisasi pengelola-annya. Kelebihan dan kekurangan pengembangan di atas tergantung dari kombinasi berbagai faktor, misalnya organisasi, pemberian tugas, karakter pengguna dan perancang. 062130
3. PERANCANGAN SPK LENGKAP CARA PENDEKATAN KELEBIHAN KEKURANGAN 1. CARA CEPAT (Quick Hit) - Cepat memberikan hasil Prosedur pengembangan dan peman- faatan teknologinya lebih mudah - Memungkinkan selalu dapat mengguna- kan teknologi baru yg tersedia. - Sekali pakai belum tentu dpt dapat dipakai utk pengem- bangan berikutnya. - Memerlukan lebih banyak usaha utk melakukan perubah- an. 2. CARA BERTAHAP - Mengarah pada pengembangan pem- bangkit SPK - Memberikan sukses pada awal - Memungkinkan utk saling melengkapi dan integrasi diantara SPK - Memungkinkan utk mengasimilasikan teknologi yg sedang berkembang - Memerlukan tambahan biaya pada pengembangan awal - Terjadi penundaan sukses dari keberhasilan tahap awal 3. PERANCANGAN SPK LENGKAP - Mungkin dapat menjadi bentuk sistem yg terintegrasi dan berarsitektur baik - Memudahkan dalam mencapai kekuatan penuh dengan segera - Memerlukan waktu pengem- bangan yang lama - Resiko terhadap keusangan teknologi menjadi cukup tinggi 062130
II. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM 1. Siklus Hidup Pengembangan Sistem Siklus hidup pengembangan sistem yang tertua (tradisional) yang menurut Swanson, dkk. 1999) dikenal dengan “Metode Air Terjun” terdiri dari 4 fase : a. Perencanaan b. Analisis c. Desain (Perancangan) d. Implementasi 062130
Kebutuhan Perencanaan Analisis Desain Implementasi Sistem Gambar : SDLC Tradisional 062130
Perencanaan : Fase perencanaan memulai dengan sebuah kebutuhan bisnis yang belum terpenuhi, meliputi : peluang-peluang yang mungkin di-identifikasi dengan membaca lingkungan. Apakah ada suatu masalah yg perlu dipecah-kan ? Inisiasi proyek melibatkan sebuah sis-tem yg telah diputuskan. Jika kelihatan ber-manfaat, maka dilakukan (analisis) “Studi Kelayakan” yg meliputi kelayakan teknis, kelayakan biaya, dan kelayakan organisasi. 062130
Analisis Fase ini menanyakan dan menjawab perta-nyaan penting seperti siapa para pengguna sistem, apa yg akan dicapai oleh sistem, dan dimana serta kapan sistem akan dijalankan. Fase ini memulai dengan pengembangan sebuah strategi analisis atau suatu rencana untuk memandu proyek. Jika sebelumnya sudah ada sistem yg berjalan, maka sistem tersebut dianalisis bersama dengan berbagai cara utk mengarah kepada sistem yang baru. 062130
Desain (Perancangan) Fase desain menandai bagaimana sistem akan bekerja, mempertimbangkan semua detail perangkat keras, perangkat lunak, infrastruktur jaringan, dialog, dst. Pada fase ini dialog, form, display, program dan laporan, database dan file ditetapkan. Pada fase ini ditetapkanlah jumlah sistem untuk di-beli atau kontrak (versus membangun in-house). 062130
Implementasi Fase implementasi membawa semua hal ber-sama-sama. Inilah tempat dimana sistem dibangun atau dibeli. Konstruksi melibatkan tidak hanya membangun sistem, tetapi juga mengujinya untuk memverifikasi bahwa sistem bekerja. Perencanaan yg baik dapat mendorong ke arah sistem dengan lebih sedikit bug. Instalasi merupakan langkah akhir dan melibatkan sistem benar-benar berjalan. 062130
FASE PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH HASIL 1. PERENCANAAN : Mengapa membangun sistem ? 1. Mengidentifikasi nilai bisnis 2. Analisis kelayakan 3. Mengembangkan rencana kerja, staf proyek, kontrol - Permintaan sistem - Studi kelayakan - Rencana Kerja - Anggaran Dasar, dll 2. ANALISIS : Siapa, apa, kapan, dan dimana sistem akan dibangun ? 1. Analisis Masalah 2. Mengumpulkan informasi 3. Model prose 4. Model data - Penilaian resiko - Rencana analisis - Informasi - Model proses, data 3. Desain : Bagaimana sistem akan bekerja ? 1. Desain sistem fisik 2. Desain arsitektur, dialog, 3. Desain database, file 4. Desain program - Rencana desain - Desain arsitektur - Desain infrastruktur - Desain penyimpanan data, desain program 4. Implementasi 1. Konstruksi Instalasi - Tes Plan - Program - Dokumentasi - Rencana konversi - Rencana pelatihan 062130
III. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SPK Dalam mengembangkan SPK dikenal 2 (dua) pendekatan perancangan : 1. Perancangan Iteratif 2. Perancangan dengan pendekatan analisis sistem Perancangan Iteratif Suatu hasil rancangan SPK harus mempu-nyai kemungkinan utk diubah secara mudah dan cepat. 062130
Dalam perancangan iteratif, tahapan umum pengembangan sistem seperti analisis, desa-in, dan implementasi dikombinasikan menjadi satu langkah tunggal yang dilaksanakan secara berulang. Rinciannya sbb : 1. Identifikasi masalah utama Pengambil keputusan atau user bersama-sama dengan perencana (builder), merumus-kan persoalan yg dianggap paling penting untuk dipecahkan. 062130
2. Pengembangan sistem inti Berdasarkan hasil perumusan tahap satu, maka dikembangkanlah sistem inti yg bertu-juan untuk memecahkan persoalan dimaksud 3. Pemeliharaan secara berkala 4. Evaluasi sistem secara terus menerus Evaluasi di sini harus dititik beratkan pada nilai guna sistem terhadap kebutuhan peng-bil keputusan. 062130
Proses di atas harus dilakukan berulang sampai akhirnya diperoleh suatu sistem yang relatif sempurna. Perancangan dan pengem-bangan dengan cara ini memberikan beberapa keuntungan diantaranya : a. Waktu pengembangan yang pendek b. Waktu umpan balik dari pemakai yg singkat c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemakai dalam memanfaatkan semua fasili-tas 062130
Adapun kerugian dari perancangan ini : a Adapun kerugian dari perancangan ini : a. Tidak dikuasainya pengertian yg menyeluruh dari sistem yg dirancang b. Tidak lengkapnya deskripsi dari kebutuhan informasi bisnis c. Sulit melaksanakan pengembangan d. Sering kali sistem yg dirancang belum teruji dengan baik. 062130
Pendekatan Analisis Sistem Perancangan SPK dengan pendekatan anali-sis sistem dimaksud untuk dapat mengidenti-fikasi kebutuhan pengambil keputusan dan menyesuaikan kebutuhan tersebut dengan kemampuan dari ketiga tingkatan teknologi SPK yang ada. Pendekatan ini didasarkan atas empat entitas yang dikenal dengan ROMC, yaitu Represen-tasi, Operasi, Bantuan Memori, dan Mekanis-me Kontrol. 062130
Representasi Proses pengambilan keputusan pada umum-nya terjadi dalam konteks konseptualisasi informasi yg digunakan dalam kegiatan tsb. Konseptualisasi tsb dapat dijabarkan dalam bentuk peta, gambar, grafik, tabel, angka-angka, dll. Representasi fisik akan menjadi penting bila pengambil keputusan hendak mengkomunikasikan berbagai aspek keputu-san pada pihak lain. 062130
a. Basis data dari sumber internal & eksternal organisasi. Operasi Pemahaman konsep pengambilan keputus-an (intelegensi, desain, pemilihan, dan imple-mentasi) merupakan langkah-langkah utama yang akan diterapkan pada SPK. Secara terinci diuraikan di dalam Tabel. Bantuan Memori Ada beberapa bantuan memori yg dapat di-sediakan oleh suatu SPK untuk mendukung penggunaan representasi dan operasi, yaitu : a. Basis data dari sumber internal & eksternal organisasi. 062130
TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN LANGKAH-LANGKAH OPERASI Intelegensia Pengumpulan Data Indentifikasi Tujuan Diagnosa permasalah Validasi data DESAIN Pengumpulan data Mengolah data Manipulasi data Memasukkan resiko atau nilai dalam alternatif Membangkitkan alternatif Kualifikasi tujuan Membuat laporan CHOICE Membangkitkan statistik pada alternatif Mensimulasikan hasil dari tiap alternatif Menjelaskan alternatif Memilih alternatif terbaik Menjelaskan hasil pemilih- an 062130
b. Pandangan database, yaitu bantuan me-mori yg berisi spesifikasi pembagian atau pengelompokkan data, agregasi dan sub-kumpulan data c. Ruang kerja, untuk menampilkan repre-sentasi dan melindungi hasil sementara yg didapat dari operasi d. Perpustakaan, untuk menyimpan isi ruang kerja bagi pemakai berikutnya e. Penghubung, untuk menghubungkan data dari sebuah ruang kerja atau perpustaka-an yg dibutuhkan sbg referensi pada saat dioperasikan pd ruang kerja lain. 062130
f. Pemicu, untuk mengingatkan seorang pe- ngambil keputusan bahwa beberapa ope- rasi perlu dilaksanakan. g. Profil untuk menyimpan data status data standar Mekanisme Kontrol Representasi, operasi, dan bantuan memori suatu SPK dimaksud untuk mendukung ber-bagai variasi jenis keputusan. Sedangkan mekanisme kontrol dimaksud utk membantu pengambil keputusan dalam menggunakan 062130
representasi, operasi, dan bantuan memori atas dasar gaya, keterampilan, dan pengeta-huan yg dimilikinya. Berbagai jenis mekanis-me kontrol : a. Peralatan hardware dan software baik yang sudah tersedia maupun yg dibuat oleh pe-rancang seperti tombol fungsi atau menu utk operasi pemilihan b. Bantuan untuk mendukung latihan dan pen-jelasan tentang penggunaan dan pengenda-lian SPK seperti pesan-pesan kesalahan, perintah bantuan, dan informasi yg dpt dibuka setiap saat serta metode latihan yg dapat memudahkan pemahaman. 062130
c. Bantuan memungkinkan kombinasi opera-si yg terkait dengan satu atau beberapa representasi dalam prosedur. Contoh : bahasa pengembangan prosedur utk dpt mengkombinasikan operasi SPK dengan menggunakan teknik kontrol bahasa pem-rograman standar. d. Operasi yg membantu pengambil keputus-an mengubah hasil operasi lain, seperti kemampuan utk mengubah hasil simulasi model 062130
e. Operasi utk mengubah nilai standar SPK e. Operasi utk mengubah nilai standar SPK. Contoh jika SPK menyediakan operasi yg secara otomatis dapat membuat grafik dengan skala standar, maka melalui ope- rasi ini memungkinkan untuk mengubah skalanya. 062130
IV. ARSITEKTUR SPK Fungsi-fungsi yang diperlukan oleh setiap SPK adalah dialog, database, dan pemodel-an. Demi penyederhanaan proses pengem-bangan, pemeliharaan, dan pemakaian ulang perangkat lunak, akan lebih efektif jika diada-kan pemisahan antara ketiga fungsi tersebut daripada menyatukannya. Namun untuk itu diperlukan mekanisme untuk kembali meng-integrasikannya. 062130
Integrasi komponen SPK secara efektif ditin-jau dari segi penggunaan (usebility), biaya, performansi, kemampuan beradaptasi (adap-tibility), dan kemampuan untuk diandalkan (reliability) adalah penting. Jadi arsitektur SPK bertujuan untuk mengin-tegrasikan komponen-komponen SPK agar penggunaan, biaya, performansi, kemampu-an beradaptasi, dan kehadalannya lebih efektif. 062130
1. Arsitektur jaringan (Network) 2. Arsitektur jembatan (Bridge) Arsitektur SPK : 1. Arsitektur jaringan (Network) 2. Arsitektur jembatan (Bridge) 3. Arsitektur berlapis (Sandwich) 4. Arsitektur menara (Tower) 062130
1. Arsitektur Jaringan (Network) Arsitektur jaringan merupakan pendekatan integrasi komponen SPK yg paling efektif, bertujuan memungkinkan komponen dialog, dan pemodelan yg berbeda untuk membagi data dan memudahkan penambahan kom-ponen baru. Arsitektur jaringan dirancang untuk mengga-bungkan komponen-komponen yang dikem-bangkan kelompok yg berbeda, pd waktu yg berbeda, bahasa pemrograman berbeda, dan lingkungan operasi yg berbeda. 062130
DC DC DCI DCI MC MC MC CIM MCI MCI MCI DBC DBC DBC CIM : Component Interface Manager MC : Modeling Component DC : Dialog Component MCI : Modeling Component Interface DCI : Dialog Component Interface DBC : Database Component Gambar : Arsitektur Jaringan 062130
Jaringan SPK mengintegrasikan komponen-komponen dialog, pemodelan, dan database melalui komponen interface. Untuk setiap komponen dialog atau pemodelan terdapat sebuah interface. 062130
2. Arsitektur Jembatan (Bridge) Arsitektur jembatan berfungsi mengintegrasi-kan komponen-komponen dialog, pemodel-an, dan database melalui komponen interface bersama (pemersatu) yg disebut komponen jembatan (bridge komponen). Arsitektur jembatan menyediakan sebuah/se-kumpulan interface standar, untuk menginte-grasikan komponen lokal dan komponen ter-bagi. Utk itu dalam pengembangan SPK perancangan komponennya hrs disesuaikan dengan interface yang digunakan. 062130
DCL MCL DCL DBCL BC MCs DBCs MCs DBCs MCs DCL : Local Dialog Component BC : Bridge Component MCL : Local Modeling Component MCS : Share Modeling Component Interface DBCL : Local Database Component DBCS : Share Database Component Gambar : Arsitektur Jembatan 062130
3. Arsitektur Berlapis (Sandwich) Arsitektur berlapis bertujuan utk menginte-grasikan komponen dialog, pemodelan, dan database dgn menggunakan komponen dialog dan database tunggal dengan berbagai macam komponen pemodelan. Setiap komponen pemodelan sama-sama menggunakan komponen dialog dan data-base yg sama. Pada arsitektur berlapis harus ada standar dan interface kontrol. 062130
Gambar : Arsitektur Berlapis Dialog Component MCA MCB MCC Modeling Component Database Component Gambar : Arsitektur Berlapis 062130
4. Arsitektur Menara (Tower) Arsitektur menara bertujuan utk mengintegra-sikan komponen dialog, pemodelan, dan database dengan menyediakan komponen yg bersifat moduler dan fleksibel guna men-dukung bermacam peralatan perangkat keras dari sumber data. Arsitektur menara hanya terdapat komponen dialog dan database tunggal dalam sebuah SPK khusus (spesifik). 062130
Dialog Output/Input Construction Gambar : Arsitektur Menara Device Device Device Dialog Device Driver Dialog Component Dialog Output/Input Construction Modeling Component MCA MCB MCC DSS Data Base Extraction System Databese Component Source Database Source Database Gambar : Arsitektur Menara 062130
Pada arsitektur menara, untuk mendukung berbagai macam peralatan interface pema-kaian dan bermacam sumber database maka komponen dialog dan database masing-masing ke dalam dua bagian. 062130