PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Alat alat yang digunakan : 1. Blender 2. Panci 3. Timbangan 4. Kompor 5. Gelas ukur 6. Pengaduk 7. Cetakan 8. Baskom 9. Kain saring 10. Tali Karet.
Advertisements

IN HOUSE KEEPING PABRIK GULA
PEMBUANGAN LIMBAH DAN SAMPAH
SOP DAN GHP PASCA PANEN UBI KAYU
SOP DAN GHP PASCA PANEN UBI RAMBAT
Dosen: Angga Dheta S.,Ssi.,Msi.
KONSEPSI PRODUKSI BERSIH DAN MINIMISASI LIMBAH
Metode Pembuatan Bioarang
Teknologi Biobriket.
Sampah dan Pengelolaannya
Teknologi Pengolahan Hortikultur Nata de Banana Skin
Biodesel dari Minyak Jelantah
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
KELOMPOK 3 By: 1) Adam Wisnu W. (03) 2) Della Septa A .P (18)
Delegasi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
Solusi-Solusi Sederhana
TEKNOLOGI UMBI-UMBIAN
Pembuatan Nata de Coco Kelompok 2 Putri Mandasari Pasaribu
PRESENTASI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
HOME TUJUAN BELAJAR MATERI LATIHAN
Teknologi Biogas.
Pengolahan Inti Sawit Menjadi minyak Inti Sawit (PKO)
SIFAT FISIKA DAN SIFAT KIMIA ZAT
SIFAT ZAT dan PEMISAHAN CAMPURAN
Manfaat Limbah Pisang (Kulit, Bonggol, dan Jantungnya)
Klasifikasi Sampah (Sumber dan komposisi)
MODUL- 2 Lajutan………..
PENGOLAHAN KELAPA.
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
PENGOMPOSAN KOMPOSTING.
HOME TUJUAN BELAJAR MATERI LATIHAN
limbah udang menjadi beberapa produk
Metode Pembuatan Bioarang
Teknologi bersih industri tapioka
Metode Pembuatan Bioarang
PENERAPAN PRODUKSI BERSIH
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PENGOLAHAN TAHU.
Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungannya
Daur ulang limbah RAHMATUN NAZILAH PENDIDIKAN BIOLOGI 3A
LIMBAH INDUSTRI PANGAN
INDUSTRI BERBASIS SAMPAH [ZERO WASTE]
Membuat Kompos Metode Takakura telah memperoleh Hak Cipta (HAKI) No
ENERGI BIOMASSA DONNA MOH. BUDI.
TEKNOLOGI PEMANASAN MaLANG, 17 MEI 2009 emhanatsir Fapet UB 2009.
TEKNOLOGI HASIL TERNAK KULIT DAN SISA GELATIN
Limbah Industri Minyak Kelapa sawit
INDUSTRI MINYAK SAWIT.
PENGELOLAAN SAMPAH TLS SKS
OM SWASTIASTU Gusti Ayu Made Indah Setiawati G/II.
KOMPOS DARI SAMPAH KELUARGA
ENERGI BIOMASSA.
Nata De Banana Skin.
Standarisasi Kesehatan Lingkungan Di Perusahaan oleh : nor wijayanti
Angga Sulubara aidil wahyudi eva septia
STAR.
TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENCEMARAN AIR next.
METODA PENGOMPOSAN SAMPAH
Ekonomi Hijau.
Perencanaan dan Strategi Pengolahan Air Minum dan Air Bersih
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Oleh : 1. Amik Gendro S.(04) 2. Gita Tamara(10) 3. Hani Safitri(11) 4. Heni Aulia L.(12) 5. Kiki dyah Ayu(15) 6. Megalina(18) 7. Nurul Ulfinana(22) JENIS-JENIS.
Optimasi Energi Terbarukan (Biofuel/bioenergi)
PRODUKSI BERSIH Konsep produksi bersih pada industri kerupuk ikan Ikhsaniah (J1A216007) Idoan fawwaz (J1A216023) Paska riyandi (J1A216039) Robert Maruli.
PRODUKSI BERSIH atau CLEANER PRODUCTION
Optimasi Energi Terbarukan (Energi Biomassa dan Energi Biogas)
Bondan Setiawan Eva Rustiani Ilham Rizky Miftahul Zoga D
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUWAWA TENGAH.
Transcript presentasi:

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti

Industri yang berbeda  penanganan limbah berbeda Pendahuluan Penerapan produksi bersih pada industri Pengelolaan seluruh aspek kegiatan perusahaan Sejak pemilihan bahan baku sampai penanganan limbah Industri yang berbeda  penanganan limbah berbeda

Penerapan Produksi Bersih Yang harus dilakukan : Mengidentifikasi secara rinci proses produksi Mengidentifikasi kemungkinan munculnya limbah pada proses produksi, produk atau kesalahan manajemen Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kerusakan lingkungan & memberikan alternatif solusi yang bisa diterapkan untuk kemajuan industri tersebut

Penerapan Produksi Bersih Teknologi produksi bersih Pengurangan limbah pada sumber pencemar Teknik daur ulang Pilihan penerapan produksi bersih Good house keeping Perubahan material input Perubahan teknologis Perubahan produk On-site reuse

Penerapan Produksi Bersih Industri yang berpeluang mencemari lingkungan jika tidak ditangani dengan baik : Industri Tapioka Industri Tahu Industri Gula Industri Plywood Industri CPO Dari segi ekonomi : peluang untuk diefisienkan tinggi Penghematan bahan baku/tambahan Pemanfaatan limbah menjadi produk yang mempunyai nilai tambah

INDUSTRI TAPIOKA

Industri Tapioka Industri Tapioka Banyak tersebar di Indonesia Menghasilkan limbah Limbah padat Limbah cair Gas Menimbulkan masalah lingkungan

Proses Produksi Tapioka (limbah & opsi produksi bersih) 1. Proses Pengupasan & pencucian ubi kayu Air Cucian Air 7 m3/hari Pencucian Ubi Kayu 1000 kg Energi Ubi Kayu 700 kg Kulit dan kotoran 300 kg Opsi Produksi Bersih Identifikasi Munculnya limbah Pencucian dua tahap dengan menggunakan air sisa proses pengendapan pati danair bersih Memanfaatkan kulit ubi kayu untuk pupuk Memanfaatkan air sisa cucian untuk gas bio Limbah padat berupa kulit ubikayu, tanah, batu-batuan dan kotoran

Proses Produksi Tapioka (limbah & opsi produksi bersih) 2. Proses Pemarutan Air Pemarutan Ubi Kayu 700 kg Energi Bubur ubi kayu 692.1 kg Loss 7.9 kg Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih Limbah yang timbulkan akibat loss product, dimana hasil pemarutan akan tercecer di sekitar mesin pemarut Mengumpulkan hasil parutan yang tercecer

Proses Produksi Tapioka (limbah & opsi produksi bersih) 3. Proses Penyaringan Air Penyaringan Bubur ubi kayu 692.1 kg Energi Susu pati 609.8 kg Ampas 82.3 kg Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih Memanfaatkan ampas untuk kepentingan lain (industri saus/obat nyamuk bakar Limbah padat berupa onggok/ampas

Proses Produksi Tapioka (limbah & opsi produksi bersih) 4. Proses Pengendapan Pati Air + Loss 182.99 kg Air Pencucian Susu pati 609.8 kg Energi Endapan pati 426.81 kg Opsi Produksi Bersih Identifikasi Munculnya limbah Pemanfaatan kembali air dari bak penampungan untuk tahapan proses pencucian. Memanfaatkan air sisa cucian untuk kepentingan lain seperti pembuatan gas bio. Mengumpulkan sisa-sisa pati pada bak pengendapan. limbah cair yang mengandung bahan organik loss akibat pengendapan berupa tepung tapioka kasar

Proses Produksi Tapioka (limbah & opsi produksi bersih) 5. Proses Penjemuran Air + Loss 128.14 kg Energi Penjemuran Endapan pati 426.81 kg Tapioka kasar 298.67 kg Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih limbah yang dihasilkan berupa tepung tapioka kasar yang banyak diterbangkan oleh angin Mengumpulkan kembali tepung tapioka yang berserakan akibat diterbangkan oleh angin

Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Tapioka Opsi Perhitungan Nilai Satuan 1. Pencucian 2 tahap dan Menggunakan kembali air sisa proses pengendapan pati untuk proses pencucian Biaya yang dibutuhkan: Membeli Paralon 6 meter x Rp 10.000/meter 60.000 Rp/bulan Air bersih yang dibutuhkan pada proses biasa 7 m3/hari x Rp 500/m3 x 26 hari/bulan 91.000 Air bersih yang dibutuhkan pada opsi ! 3,5 m3/hari x 500/m3 x 26 har/bulan 45.500 Penghematan air Pay back period Rp 60.000 : Rp 45.500 1,319 bulan 2. Memanfaatkan kulit ubi kayu untuk pupuk Biaya pengangkutan 13 kali/bulan x Rp 50.000 650.000 Hasil penjualan 300 kg/hari x Rp 200 x 26 hari 1.560.000 Keuntungan 910.000 - 3. Memanfaatkan limbah cair gas bio Tidak dilakukan perhitungan karena belum adanya literatur mengenai kelayakan finansial serta angka konversi limbah tapioka menjadi metan

Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Tapioka Opsi Perhitungan Nilai Satuan 4. Mengumpulkan hasil parutan yang tercecer Biaya tambahan Membeli serokan karet 20.000 Rp Hasil Penjualan 1,58 kg/hari x Rp 500 x 26 hari 20.540 Pay back period Rp 20.000 : Rp 20.540 0,974 bulan 5. Memanfaatkan ampas kering/ onggok untuk saus/obat nyamuk bakar Hasil penjualan 16,46 kg/hari x Rp 500 x 26 hari 213.980 Rp/bulan Keuntungan - 6. Mengumpulkan pati yang tertinggal pada bak pengendapan Membeli sapu dan serokan 30.000 2 kg/hari x Rp 1.000 x 26 hari 52.000 Rp 30.000 : Rp 52.000 0,577 bulan  

Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Tapioka Opsi Perhitungan Nilai Satuan   7. Mengumpulkan kembali tepung-tepung kasar tersebut Biaya tambahan Membeli penghisap debu 2.000.000 Rp Hasil Penjualan 10 kg/hari x Rp 2.000 x 26 hari 520.000 Pay back period Rp 2.000.000 : Rp 52.000 3,846 bulan 8. Penggunaan Masker Asumsi untuk 1 orang karyawan: Pembelian masker Rp 5.000 x 5 buah masker 25.000 Biaya Pengobatan bila karyawan sakit Rp 100.000 100.000 Rp 25.000 : Rp 100.000 0,25 bulan

INDUSTRI TAHU

Industri kecil tersebar di Indonesia Industri Tahu Industri kecil tersebar di Indonesia Masalah yang terjadi Penggunaan air yang tidak efisien Adanya kadar bahan organik yang tinggi serta bahan yang terikut dalam air pada proses pengolahan Limbah organik yang bau dan berwarna keruh Dapat menyebabkan gangguan pada ekologi lingkungan

Proses Produksi Tahu (limbah & opsi produksi bersih) 1. Proses Pencucian PENCUCIAN ENERGI AIR 1 M3/hari Kedelai basah 100 kg Air cucian 1m3/hari KEDELAI 100 KG Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih Untuk menyiasati penggunaan air, pencucian tidak dilakukan dengan air yang mengalir, tetapi dengan menggunakan wadah dengan beberapa tahap pencucian Sisa air cucian masih mengandung sisa bahan kedelai akan tetapi loss yang terjadi dianggap tidak signifikan

Proses Produksi Tahu (limbah & opsi produksi bersih) 2. Proses Perendaman AIR BUANGAN RENDAMAN 100 LT PERENDAMAN KEDELAI BASAH 100 KG AIR 300 LT KEDELAI YANG MENGEMBANG 300 KG Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih Melakukan penyaringan kembali saat sisa air rendaman di buang Memanfaatkan kembali hasil penyaringan untuk di proses kembali /untuk makanan ternak air sisa rendaman dibuang, air masih mengandung zat –zat organik yang tercampur dengan kotoran, yang jika dibiarkan akan berbau busuk

Proses Produksi Tahu (limbah & opsi produksi bersih) 3. Proses Penirisan dan Penggilingan PENIRISAN DAN PENGGILINGAN KEDELAI HASIL RENDAMAN 300 KG BUBUR KEDELAI 600 KG AIR PANAS 100 Lt + AIR BIASA 200 Lt ENERGI Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih Pada tahap penggilingan ini ada kedelai yang tercecer karena corong mesin penggiling yang kelebihan beban kedelai. Modifikasi mesin penggiling pada bagian corong sehingga dapat meningkatkan rendemen

Proses Produksi Tahu (limbah & opsi produksi bersih) 4. Proses Pemasakan PEMASAKAN BUBUR KEDELAI 600 KG BUBUR KEDELAI MASAK 1697,5 KG AIR 1100 Lt ENERGI PANAS UAP AIR 1,5 Lt AIR TERCECER 1 Lt Identifikasi Munculnya limbah Pembakaran kayu dapat menyebabkan terjadinya jelaga pada langit atau genteng rumah Air yang tercecer pada saat pengadukan

Proses Produksi Tahu (limbah & alternatif produksi bersih) Opsi Produksi Bersih Menghindari air yang tumpah saat pengadukan dengan pengadukan yang lebih hati-hati serta bahan yang tidak melebihi kapasitas tanki pemasakan Meletakan tungku di dalam ruang produksi sehingga arah api tidak kesamping Mendesain tungku yang hemat energi yang mempunyai cerobong asap keatas agar asap yang dihasilkan tidak mengotori ruang produksi dan rumah disekitarnya Memanfaatkan batok dan sabut kelapa untuk pengganti kayu bakar dalam pemanasan awal

Proses Produksi Tahu (limbah & alternatif produksi bersih) 5. Proses Penyaringan dan Pengepresan PENYARINGAN DAN PENGEPRESAN AMPAS BUBUR KEDELAI MASAK 1697,5 KG SARI (SUSU) KEDELAI 1557,5 KG ENERGI AMPAS TAHU 140 KG Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih Terbentuknya ampas tahu yang apabila dibiarkan akan menimbulkan bau yang tidak enak serta menjadi limbah semi padat yang mencemari lingkungan Ampas tahu yang terbentuk bisa DIJUAL untuk makanan ternak

Proses Produksi Tahu (limbah & alternatif produksi bersih) 6. Proses Penggumpalan PENGGUMPALAN SARI (SUSU) KEDELAI 1557,5 KG CURD 160 KG LARUTAN SOIKO ENERGI PANAS WHEY TAHU 1397,5 KG Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih Whey bisa dimanfaatkan menjadi Nata de Soya dengan perlakuan penambahan starter bakteri Acetobacter Xylinum Whey bisa digunakan untuk pembuatan membran semi konduktor Tebentuknya Whey yang merupakan cairan basi bisa menimbulkan pencemaran bau dan lahan apabila whey dibiarkan atau dibuang ke sungai sekitarnya

Proses Produksi Tahu (limbah & alternatif produksi bersih) 7. Proses Pencetakan dan Pengepresan Curd Menjadi Tahu Disertai Pemotongan PENCETAKAN DAN PENGEPRESAN CURD CURD 160 KG ENERGI TAHU 160 KG

Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Tahu OPSI Perhitungan Jumlah Satuan  1. Pencucian secara bertahap   Biaya yang dibutuhkan Membeli ember besar 3 buahx Rp. 8.000/buah Rp. 24.000 Rp/bulan Air yang digunakan saat biasa 1 m3/ hari x Rp.500/m3x 30 hari Rp. 15.000  Rp/bulan Air yang digunakan bila menerapkan Opsi 1 0,5 m3/ hari x Rp.500/m3x 30 hari Rp. 7.500 Penghematan air PBP Rp.24.000 : Rp.7.500 3,2bulan

Industri Tahu OPSI Perhitungan Jumlah Satuan 2. Penyaringan kembali sisa air rendaman kedelai dan tahu, pencucian dan sanitasi dengan instalasi daur ulang air   Investasi yang dibutuhkan : Pembuatan Bak Penyaringan 1 buah xRp.100.000 Rp. 100.000  Rp Pembuatan Bak Pengendapan 1 buah xRp.350.000 Rp. 350.000 Total Aset Rp. 450.000 1.Bahan penjernih (tawas + batu kapur) (0,2/kgxRp.1500)+(0,2/kgxRp.750) Rp. 162.000 2.Bahan Penyaring : Pasir (0,027 m3xRp.55.000)=Rp.1.467 Rp  Kerikil (0,020 m3xRp.50.000)=Rp.1.000 Rp Ijuk (0,040 m3xRp. 2.000)=Rp. 480 Arang (0,010 m3xRp. 3.000)=Rp. 180 Batu bata 10 buahxRp.Rp.200 =Rp. 12.000 Tota bahan penyaring Rp. 15.127 Rp/bulan Modal Kerja Operasional Alat Rp.177.127 Rp/bulan  TOTAL INVESTASI Rp.627.127  Rp/bulan Air yang digunakan pada proses biasa 3,1 m3x30 harixRp.500/m3+(Rp.39.500/kWH) Rp. 86.000 Bila Opsi 2 dilaksanakan 2,09 m3x30 harixRp.500/m3 Rp. 31.350 Penghematan air Rp. 54.650 PBP Rp.627.127:Rp.54.650 11,5 bulan

Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Tahu OPSI Perhitungan Jumlah Satuan 3. Pembuatan corong tambahan pada mesin penggilingan   Biaya yang dibutuhkan: Membeli seng 1 meter xRp.13.500 Rp.13.500  Rp Penghematan bahan baku 0,005 kg/harixRp.4000/kgx26 hari Rp. 520  Rp/bulan PBP Rp.13.500:Rp.520 25,9 bulan 4. Pembuatan tungku hemat energi Investasi tungku Rp. 1.000.000/ alat Rp.1.000.000 Rp Penghematan kayu bakar+minyak tanah Rp. 2000/ hari x 26 hari Rp. 52.000 Rp/bulan  Rp.1.000.000 :Rp.52.000 19,2 bulan 5. Substitusi kayu bakar dengan batok kelapa Biaya tambahan dibanding beli kayu bakar Rp. 1000/hari x 26 hari Rp.26.000 Hasil penjualan arang Rp.5000/kg x 10 kg Rp. 50.000 Rp.26.000 :Rp. 50.000 0,52 bulan

Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Tahu OPSI Perhitungan Jumlah Satuan 6. Pemakaian kacamata las   Membeli kacamata Rp.40.000x 4 Rp.160.000 Rp/bulan  Asumsi anggaran kesehatan/bulan Rp.50.000 x 4 Rp. 200.000  Rp/bulan PBP Rp.160.000 : Rp.200.000 0,8 bulan 7. Pemanfaatan ampas tahu dan kunyit untuk makanan ternak Biaya tambahan : membeli karung 10 kg Rp.1000 x 10 buahx26 hari Rp.260.000 Rp/bulan Hasil penjualan Rp.4000/karung x 10 buah x 26hari Rp.1.040.000 Rp.10.000 : Rp.40.000 0,25 bulan

Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Tahu OPSI Perhitungan Jumlah Satuan 8.Pembuatan nata de soya dari whey tahu (Nasution,2001)   Biaya yang dibutuhkan : Investasi asset Rp.35.663.650 Rp.35.609.256  Rp/bulan Modal Kerja Operasional Nata de soya Rp.27.673.253 Rp.19.737.250 Bahan baku whey 838,5 kgxRp.0 Rp.0 Bahan Penolong : Bibit cair nata 241,13 liter x Rp.12.000 Rp. 2.893.565 Urea 337,58 kg x Rp.1500 Rp. 506.370 Asam asetat glacial 675,15 liter xRp.8000 Rp. 5.401.200 Gula pasir 2.869,39 kgxRp.3000 Rp. 8.608.170 Minyak tanah 30 liter x Rp.1000 Rp.30.000 Total biaya Bahan Penolong Rp.17.412.305 TOTAL BIAYA OPERASIONAL Rp. 19.737.250 + Rp.0+ Rp.17.412.305 Rp.37.149.555 Hasil penjualan nata de soya 838,5 kg/harixRp.2.065/kg x 26 hari Rp.45.019.065 Keuntungan Rp.45.019.065-Rp.37.149.555 Rp.7.869.910 PBP Rp.35.609.256 :Rp.7.869.910 4,63 bulan

Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Tahu OPSI Perhitungan Jumlah Satuan 9.Pemanfaatan sisa hasil potongan atau cetakan   Biaya tambahan : Membeli kantong plastik Rp.200/ kantongx 26 hari Rp. 5.200  Rp/bulan Hasil penjualan Rp.1000/kg x 26 hari Rp.26.000 PBP Rp.5.200 : Rp. 26.000 0,2 bulan

INDUSTRI GULA

Harus diolah dengan tepat Industri Gula Industri Gula Manfaat dan keuntungan besar bagi manusia Dampak besar bagi lingkungan Menghasilkan limbah Padat Cair Emisi udara Harus diolah dengan tepat

Proses Produksi Gula (limbah & alternatif produksi bersih) 1. Proses Penebangan, Pengangkutan & Penimbangan Tebu Opsi Produksi Bersih Identifikasi Munculnya limbah Pakan ternak Bahan bakar boiler Bahan baku pembuatan kompos Perawatan mesin secara berkala Good House-Keeping Pucuk tebu, daun tua/kering, tebu yang tercecer, debu & gas buang pada peralatan produksi

Proses Produksi Gula (limbah & alternatif produksi bersih) 2. Proses Penggilingan (ekstraksi) Opsi Produksi Bersih Identifikasi Munculnya limbah Air cucian diminimisasi : pembersihan kering Bahan bakar boiler Bahan baku kompos Good House-Keeping Air bekas pencucian lantai, bagas/ampas tebu, bocoran nira/oli

Proses Produksi Gula (limbah & alternatif produksi bersih) 3. Proses Pemurnian (purifikasi) Opsi Produksi Bersih Identifikasi Munculnya limbah Pakan ternak Bahan baku kompos Limbah gas diminimisasi : memperkering ampas tebu yang digunakan sebagai bahan bakar boiler Blotong, air pendingin pompa & sisa gas SO2, CO, CO2 & NO

Proses Produksi Gula (limbah & alternatif produksi bersih) 4. Proses Penguapan (Evaporasi) Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih Air kondensat, air skrapan, larutan soda bekas, air bekas pencucian evaporator, air jatuhan kondensor Air umpan boiler Air imbibisi Diolah di IPAL

Proses Produksi Gula (limbah & alternatif produksi bersih) 5. Proses Kristalisasi & Sentrifugasi Opsi Produksi Bersih Identifikasi Munculnya limbah Air umpan boiler Air imbibisi Diminimisasi : Good House-Keeping Molase : Digunakan sebagai media produksi berbagai produk bernilai tinggi seperti MSG, alkohol, spirtus & asam organik Kondensat, bocoran larutan gula, bocoran masakan dari palung pendingin, molases

Proses Produksi Gula (limbah & alternatif produksi bersih) 6. Proses Pengemasan

Studi Kelayakan (Analisis Ekonomi Pemanfaatan Air Imbibisi) Penurunan jumlah penambahan air imbibisi dari 30% menjadi 25% Meningkatkan konsentrasi nira dari 7,54% menjadi 9,67% polarisasi Untuk pabrik gula kapasitas 4000 TTH  menurunkan kebutuhan energi untuk penguapan air dalam nira : 1,8 milyar/tahun Menurunkan kadar air dalam ampas dari 51% jadi 50% Meningkatkan nilai kalor ampas 56 kkal/kg Menghemat penggunaan IDO (minyak diesel) : 23 milyar/tahun Menghemat penggunaan air sebesar Rp. 7.840.000/tahun

INDUSTRI PLYWOOD

Hampir setiap proses berkontribusi menghasilkan limbah Industri Plywood Industri Plywood Hampir setiap proses berkontribusi menghasilkan limbah Limbah padat Limbah cair Gas 40% Limbah padat

Proses Produksi Plywood (limbah & alternatif produksi bersih) 1. Penerimaan log 2. Pemotongan log Identifikasi Munculnya limbah Identifikasi Munculnya limbah Limbah padat : log afkir Kebisingan & Limbah padat : sisa potongan log & serbuk gergaji Opsi Produksi Bersih Opsi Produksi Bersih Dimanfaatkan : bahan pembuatan block board Diminimisasi : menyortir kayu gelondongan (log) & lebih memperhatikan jumlah dan kondisi kayu Limbah padat : bahan pembakaran boiler kebisingan : diminimisasi  merawat mesin & menggunakan peredam

Proses Produksi Plywood (limbah & alternatif produksi bersih) 3. Pembersihan kulit log 4. Pengupasan Identifikasi Munculnya limbah Identifikasi Munculnya limbah Limbah padat : inti kayu, potongan tepi log, sisa kupasan & sisa potongan log Debu kayu, kebisingan & gas buang Opsi Produksi Bersih Opsi Produksi Bersih debu kayu : bahan bakar boiler & bahan baku partikel board kebisingan : diminimisasi  merawat mesin & menggunakan peredam gas buang : diminimisasi dengan alat penyaring gas buang seperti blower & dust collector Inti kayu : bahan baku alas pengemasan & bahan baku block board Potongan tepi log, sisa kupasan & sisa potongan log : bahan bakar boiler.

Proses Produksi Plywood (limbah & alternatif produksi bersih) 5. Pengeringan 6. Penyusunan veener & core Identifikasi Munculnya limbah Identifikasi Munculnya limbah Limbah padat : sisa potongan veener, veener tidak standar, sisa potongan core & core reject Limbah padat : sisa potongan veener Opsi Produksi Bersih Opsi Produksi Bersih Dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler,bahan baku black board & bahan baku alas packing Dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler

Proses Produksi Plywood (limbah & alternatif produksi bersih) 7. Perekatan 8. Pemotongan Identifikasi Munculnya limbah Identifikasi Munculnya limbah Air cucian glue spreader, padatan perekat & ceceran perekat sisa potongan sisi panel, sebetan, debu kayu dan kebisingan Opsi Produksi Bersih Opsi Produksi Bersih Air ceceran glue spreader : pengganti air bersih dalam proses pencucian glue spreader Padatan perekat : bahan tambahan pembuatan perekat Ceceran perekat : bakar boiler dengan penambahan sebuk kayu Dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler,bahan baku black board & bahan baku partikel board

Proses Produksi Plywood (limbah & alternatif produksi bersih) 9. Pendempulan & pengamplasan 10. Pengemasan Identifikasi Munculnya limbah Identifikasi Munculnya limbah serbuk hasil pengamplasan, debu kayu & kebisingan kemasan kertas, kemasan film dan polyester coating Opsi Produksi Bersih Opsi Produksi Bersih Limbah padat : bahan tambahan dalam pembuatan perekat dan bahan pengisi dalam pembuatan dempul, bakar boiler dan bahan baku pembuatan partikel board Kebisingan : merawat mesin & menggunakan peredam. Kemasan kertas : bahan bakar boiler Polyester coating & kemasan film : didaur ulang sebagai bahan kerajian untuk kemudian dijual.

Perhitungan Penggunaan Limbah Kayu Dan Solar Sebagai Bahan Bakar Boiler. STEAM PRODUCTION USING DIESEL ( COMPARATIVE STUDY ) Asumsi yang digunakan : Average caloric value of wood (ACV) : 15.050 Kjoule/Kg Total Kebutuhan energi panas (QS) : 5.244.730.916,55 Kjoule Rumus Total kebutuhan energi panas (QS) = ( Boiler Fuels / jumlah limbah kayu basah dari shredder ) X Total potensi limbah kalori kayu (QS) = ( 122.731,91 / 42.661,75 ) X 1.823.074.367,37 Kjoule = 5.244.730.916,55 Kjoule Rumus Kebutuhan Solar (SS) = QS/AVC Kebutuhan solar (SS) : 348.487,10 Kg X 1000 = 348.487.100 Liter (LT) Thermal efficiency (TE) : 0,95 % Rumus LT1 = LT/TE : 366.828.526,32 Liter

Perhitungan biaya solar dan biaya bahan bakar kayu untuk boiler PERBANDINGAN BIAYA SOLAR DAN BAHAN BAKU KAYU Pada biaya solar Rp 4.300 = LT 1 X Harga solar = 366.828.526,32 Liter X Rp 4.300 = Rp 1.577.362.663.170/tahun = Rp 131.446.888.597/bulan Investasi modifikasi ignition chamber = Rp 120.000.000/unit Asumsi harga limbah 40% dari harga kayu ( 40% X 160.000 = 40.000 ) Biaya bahan bakar kayu jika kayu dihargai Rp 40.000 = Boiler Fuels X Rp 40.000 = (122.731,91/12) X Rp 40.000 = 10.228 m3 X Rp 40 000 = Rp 409.120.000/bulan Nilai Tambah = Rp 131.446.888.597/bulan – Rp 409.120.000/bulan = Rp 131.037.768.597/bulan

INDUSTRI CPO

Industri CPO Konsumsi minyak sawit dunia meningkat Dampak negatif terhadap lingkungan Limbah : Limbah perkebunan kelapa sawit Limbah industri kelapa sawit Limbah cair Limbah padat Udara

Proses Produksi CPO Proses penimbangan dan penerimaan TBS (Tandan Buah Segar) Proses perebusan Proses perontokan buah Proses pengadukan / digesting Proses pengepresan Proses pemurnian

Limbah Industri CPO Limbah Limbah Cair : Udara : Lumpur Kebisingan Air kondensat Air cucian Udara : Kebisingan Gas boiler Limbah Padat : Cangkang Serat Tandan kosong

Pengelolaan Limbah Industri CPO Limbah Padat Cangkang : Bahan bakar solid untuk boiler Substitusi gravel pada jalan Serat : bahan bakar solid untuk boiler Tandan kosong : mulsa organik pada pokok kelapa sawit

Pengelolaan Limbah Industri CPO Limbah Cair Lumpur & air kondensat : aplikasi lahan pada perkebunan Air cucian : ditangani dalam kolam sedimentasi Limbah Udara Kebisingan : diminimisasi menggunakan peredam Gas boiler : menggunakan dust collector untuk selanjutnya diendapkan pada kolam sedimentasi

Pengelolaan Limbah Industri CPO Salah satu teknik produksi bersih Modifikasi Proses Industri CPO Pada final effluen terjadi losses di atas standar Modifikasi proses perebusan Membuat kolam penampung air kondensat

Desain Kolam Penampung Air Kondensat

Tata Letak Kolam Penampung Air Kondensat

Kendala Pengelolaan Limbah Industri CPO Kendala  kendala tata cara operasi yang baik pada industri CPO Alat Proses rebusan  contohnya alat kontrol rebusan yang tidak berfungsi dengan baik Manusia Hambatan yang paling berpengaruh pada penerapan produksi bersih

Aplikasi Good House-Keeping pada Industri CPO Penutupan kebocoran pipa air dan uap Penutupan aliran air yang tidak diperlukan pada stasiun penjernihan Penggantian keran dan selang air yang bocor Pembersihan mesin dan lingkungan kerja Pada beberapa stasiun proses dilakukan penambahan SOP kerja berupa pembersihan lingkungan, mesin dan penutupan kebocoran

Studi Kelayakan Secara ekonomis Tata cara operasi yang baik Meningkatkan produktivitas perusahaan Dilihat dari : kualitas produk yang dihasilkan tingginya ekstraksi Peningkatan ekstraksi 0,01 %  Keuntungan Rp. 4.469.315/bulan Dengan TBS yang diolah : 12.537 ton

Alternatif Penerapan Good House-Keeping Studi Kelayakan Alternatif Penerapan Good House-Keeping Usaha pengurangan terjadinya ceceran & cemaran pada lingkungan kerja pabrik secara langsung Jumlah kebocoran air 2.154 lt/jam 1 th : 30.931 jam = 63.163 m3 air yang terbuang Biaya bahan kimia untuk mengolah 63.163 m3 air Rp. 16.832.801,- Untuk penerapan Good House-Keeping : Biaya pembelian selang, keran & pemasangan peringatan sebesar Rp. 275.000,-

Studi Kelayakan TBS yang diolah : 1 mesin = 28 ton Dalam setiap jam : 2 mesin = 54 ton Kondensat = 7,84 m3/jam Kandungan minyak = 0,042 m3 Kapasitas kolam penampung kondensat mininal 8 m3 Investasi bangunan : Rp. 30.021.050,- Biaya tetap/tahun : Rp. 19.500.000,- Harga CPO US$ 382,50/ton Keuntungan US$ 15.881/ Rp. 144.516.964/th PBP : 88 hari Tahun 2005 : 151.308 ton TBS yang diolah : kandungan minyak 41,52 ton

INDUSTRI ROTI

Industri Roti Industri Pangan Industri Roti Segmen pasar luas Berkembang pesat Pengaruh terhadap lingkungan Penerapan Produksi Bersih

Air menetes di lantai dan sisa adonan di mixer Proses Produksi Roti (limbah & opsi produksi bersih) 1. Penimbangan Bahan 2. Proses Pengadukan Identifikasi Munculnya limbah Identifikasi Munculnya limbah tepung terigu tercecer di lantai, putih telur & cangkang telur dibuang, karung terigu & kardus bekas susu Air menetes di lantai dan sisa adonan di mixer Opsi Produksi Bersih Opsi Produksi Bersih Air menetes di lantai : mendesain pipa air Sisa adonan di mixer : diolah menjadi pakan ternak Goodhousekeeping Menjual putih telur ke pengusaha kue Menjual cangkang telur ke peternak Menjual karung dan kardus bekas

Kulit sisa irisan roti dan produk yang tidak lolos seleksi Proses Produksi Roti (limbah & opsi produksi bersih) 3. Depanning 4. Pengirisan Identifikasi Munculnya limbah Identifikasi Munculnya limbah Koran yang tercecer Kulit sisa irisan roti dan produk yang tidak lolos seleksi Opsi Produksi Bersih Opsi Produksi Bersih Mengganti koran dengan sarung tangan tahan panas Kulit sisa irisan roti dan produk yang tidak lolos seleksi dapat diolah kembali menjadi roti kering (roti bagelen) dan tepung panir

Menggunakan air mengalir Proses Produksi Roti (limbah & opsi produksi bersih) 5. Pasca pemasaran roti 6. Pencucian loyang Identifikasi Munculnya limbah Identifikasi Munculnya limbah Roti yang tidak laku Menggunakan air mengalir Opsi Produksi Bersih Opsi Produksi Bersih Diolah menjadi roti bagelen Mendesain pencucian loyang dengan sistem batch

Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Roti No. Usulan Alternatif Pay Back Period (Bulan) Keuntungan (Rp./Bulan) Investasi (Rp.) 1. Memproduksi pakan ternak dari sisa adonan 0,07 15.056.804 1.000.000 2. Membuat pipa air untuk mixer 0,91 26.913 (Penghematan) 24.500 3. Menggunakan sarung tangan tahan panas 1,04 19.200 4. Memproduksi Roti Bagelen 2 1.494.000 3.000.000 5. Pencucian loyang sistem bacth 10,49 18.690 196.000 6. Menjual putih telur - 1.276.560 7. Menjual cangkang telur 174.600 8. Menjual minyak goreng bekas 90.000 9. Menjual karung terigu 11.520 10. Menjual kardus bekas 8.400

INDUSTRI CUKA APEL

Industri Cuka Apel Apel  waktu penyimpanan relatif singkat meningkatkan nilai ekonomis diolah menjadi cuka apel proses fermentasi limbah penerapan produksi bersih

Proses Produksi Cuka Apel PENYARINGAN DENGAN KAIN SARING FERMENTASI ALKOHOL SCREEN 100 MESH ASETAT KAIN SARING 150 MESH PENGENDAPAN PEMBOTOLAN DAN PASTEURISASI PELABELAN PENGEMASAN

Alternatif Aplikasi Produksi Bersih pada Industri Cuka Apel No Jenis Limbah Penanganan Perusahaan Alternatif Penggunaan Produksi Bersih 1. Limbah cair sisa pencucian bahan Dibuang langsung Penghematan penggunaan air 2. Limbah cair sisa penyaringan fermentasi alkohol Ditampung dalam bak penampungan untuk selanjutnya diolah. Belum dapat termanfaatkan 3. Limbah cair sisa penyaringan fermentasi asetat 4. Limbah cair sisa endapan produk akhir Di recycle menjadi cuka apel dalam bentuk kapsul 5. Padatan dari bahan berupa batang, kulit, hasil pengepresan bubur apel. Diberikan kepada penduduk sekitar untuk pakan ternak Di olah menjadi pupuk organik 6. Padatan sisa botol, kerdus dan label yang rusak. Dibuang langsung pada tempat pembuangan akhir.

ALTERNATIF PRODUKSI BERSIH Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Cuka Apel ALTERNATIF PRODUKSI BERSIH ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS FINANSIAL LINGKUNGAN PAY BACK PERIODE KEUNTUNGAN PER BULAN PENGHEMATAN AIR PENCUCIAN MUDAH DILAKUKAN, TAPI MEMERLUKAN PERUBAHAN INSTALASI 1,1 BULAN Rp. 14.950 PENGURANGN BOD WALAUPUN TIDAK TERLALU BESAR PENGOLAHAN ENDAPAN CAIR PADA PROSES PENGENDAPAN CUKA TEKNOLOGI SEDERHANA, NAMUN BUTUH KETERAMPILAN KHUSUS 1,0 BULAN Rp. 12.916.250 PENGURANGAN BOD SIGNIFIKAN KARENA CAIRANNYA KENTAL PENGOLAHAN AMPAS APEL PADA PROSES PENYARINGAN TEKNOLOGI SANGAT SEDERHANA DAN TIDAK MERUBAH PROSES 1,2 BULAN Rp. 68.750 BUKAN TERMASUK LIMBAH BERBAHAYA

INDUSTRI NATA DE COCO

Industri Nata de Coco Air kelapa  bahan baku nata de coco potensi lahan usaha : mampu menyerap tenaga kerja penambahan penghasilan meningkatkan jumlah industri nata de coco meningkatkan limbah PRODUKSI BERSIH

Proses Produksi Nata de Coco (limbah & opsi produksi bersih) 1. Proses Penyaringan 2. Proses Pencampuran & Perebusan Identifikasi Munculnya limbah Identifikasi Munculnya limbah Kotoran dalam bentuk padat (serpihan, sabut kelapa, daging buah & tempurung) Kotoran dalam bentuk padat dan semi padat (banyak mengandung bahan organik) Opsi Produksi Bersih Opsi Produksi Bersih Dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan pupuk Dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan pupuk

Proses Produksi Nata de Coco (limbah & opsi produksi bersih) 3. Penempatan dalam wadah fermentasi dan penambahan starter 4. Fermentasi dan Pemanenan Identifikasi Munculnya limbah Terdapat sisa cairan fermentasi pada baki/loyang, sisa koran penutup loyang & sisa air merendam nata de coco Opsi Produksi Bersih Memanfaatkan sisa cairan yang masih mengandung kultur pada fermentasi selanjutnya Menjual sisa koran yang tidak terpakai Memanfaatkan kembali air untuk merandam lembaran nata

Kulit nata, yang dapat menyebabkan bau busuk Proses Produksi Nata de Coco (limbah & opsi produksi bersih) 5. Pembersihan Kulit 6. Pemotongan Identifikasi Munculnya limbah Identifikasi Munculnya limbah Kulit nata, yang dapat menyebabkan bau busuk Sisa potongan nata Opsi Produksi Bersih Opsi Produksi Bersih Memanfaatkan kembali air pembersihan kulit & pencucian nata Memanfaatkan kulit nata sebagai bahan membuat pupuk Sisa potongan nata : membuat minuman jelly drink, bahan pembuat pupuk

Proses Produksi Nata de Coco (limbah & opsi produksi bersih) 7. Perebusan potongan nata 8. Pengemasan Identifikasi Munculnya limbah Identifikasi Munculnya limbah Sisa air rebusan Sisa plastik kemasan Opsi Produksi Bersih Opsi Produksi Bersih Mendesain ulang bentuk kemasan, sehingga plastik penutup kemasan akan habis terpakai Memanfaatkan kembali sisa air rebusan

Perhitungan (per bulan) Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Nata de Coco No Opsi Perhitungan (per bulan) Nilai 1. Pemanfaatan kotoran hasil penyaringan, perebusan dan pembersihan kulit untuk pembuatan pupuk. Total limbah yang diolah 78.0062 kg/ hari = 78.0062 x 26 hari = 2028,1612 kg/bulan Investasi : Baskom (4 buah @ Rp. 30000) Saringan (1 buah @ Rp. 10000) Gayung (2 buah @ Rp. 5000) Pengaduk (2 buah @ Rp. 5000) TOTAL INVESTASI 4 x Rp. 30000 1 x Rp. 10000 2 x Rp. 5000 Rp. 120000 Rp. 10000 Rp. 150000 Penjualan pupuk Biaya : - Kapur Tohor (100 kg limbah dibutuhkan 10 kg kapur tohor @ Rp. 1000) - Biaya Tenaga Kerja (1 orang bekerja sehari 3 jam) 2028,1612 kg x Rp. 300 (2028,1612 : 100) x 10 x Rp 1000 = Rp. 202816 Rp. 5000 x 26 hari = Rp 130000 Rp.608448,36 Total Biaya Rp.332816,00 KEUNTUNGAN Rp. 275632,36 PAY BACK PERIOD Rp. 150000 : Rp. 275632 0,5442 bulan = 16,326 hari

Perhitungan (per bulan) Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Nata de Coco No Opsi Perhitungan (per bulan) Nilai 2. Pemanfaatan kembali sisa cairan fermentasi Total limbah yang diolah 7,704 liter/ hari = 7,704 liter/hari x 26 hari = 200,304 liter/bulan = 200304 ml/bulan Investasi : - Botol Jumlah botol yang dibutuhkan = 200304 ml : 500 ml = 400,608 botol ≈ 401 botol - Kompor (1 buah @ Rp. 70000) - Dandang ukuran sedang (1 buah @ Rp. 50000) TOTAL INVESTASI 401 botol x Rp. 300/botol 1 x Rp. 70000 1 x Rp. 50000 Rp. 120300 Rp. 70000 Rp. 50000 Rp. 240300 Penjualan starter Biaya : - Biayakan murni Jumlah biakan murni yang dibutuhkan = 400,608 botol x 60 ml = 24036,48 ml = 40,0608 botol (setiap botol biakan murni berisi 600 ml) - Biaya Tenaga Kerja (1 orang bekerja sehari 3 jam) 400,608 botol x Rp. 600/botol 40,0608 botol x Rp 700 = Rp. 28042,56 Rp. 5000 x 26 hari = Rp 130000 Rp. 240364,8 Total Biaya Rp. 158042,56 KEUNTUNGAN Rp. 82321,44 PAY BACK PERIOD Rp. 240300 : Rp. 82321,44 2,92 bulan

Perhitungan (per bulan) Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Nata de Coco No Opsi Perhitungan (per bulan) Nilai 3. Pemanfaatan kembali air sisa rendaman, air pembersihan kulit dan pencucian, sisa air perendam potongan nata serta air perebusan potongan nata Total limbah yang diolah 3480 liter/ hari = 3480 liter/hari x 26 hari = 90480 liter/bulan Investasi : - Drum penyaringan air (pemurnian air) (1 buah @ Rp. 200000) - Drum penampung air yang telah dimurnikan TOTAL INVESTASI 1 x Rp. 150000 1 x Rp. 50000 Rp. 150000 Rp. 50000 Rp. 200000 Penghematan Air yang dimurnikan = 80% x 90480 liter = 72384 liter Setiap detik, pompa bisa menghasilkan air ± 10 liter Waktu yang dihemat = 72384 liter : 10 liter/detik = 7238,4 detik ≈ 120,64 menit ≈ 2,011 jam 125 watt x 2,011 jam x 60” = 15082,5 watt = 15,0825 kwatt 15,0825 kwatt x Rp. 480/kwatt Rp. 7239,6 Tenaga kerja digunakan tenaga kerja pada masing- masing bagian yang menghasilkan limbah cair tersebut. PAY BACK PERIOD Rp. 200000 : Rp. 7329,6 27,2866 bln

Perhitungan (per bulan) Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Nata de Coco No Opsi Perhitungan (per bulan) Nilai 4. Pemanfaatan sisa potongan nata untuk pembuatan minuman jelly drink Total limbah yang diolah 167,612 kg/ hari = 167,612 kg/hari x 26 hari = 4357,912 kg/bulan Investasi : Blender (2 buah @ Rp. 300000) Sealer (2 buah @ Rp. 750000) Dandang (2 buah @ Rp. 50000) Kompor (1 buah @ Rp. 70000) Pengaduk (1 buah @ Rp. 5000) TOTAL INVESTASI 2 x Rp. 300000 1 x Rp. 750000 2 x Rp. 50000 1 x Rp. 70000 1 x Rp. 5000 Rp. 600000 Rp. 1500000 Rp. 100000 Rp. 70000 Rp. 5000 Rp. 2275000 Penjualan produk Jumlah jelly drink yang dihasilkan = 4357,912 kg x 0.8 liter/kg = 3486,3296 liter ≈ 14526,37 cup Biaya : - Biaya produksi (gula, cup, merek, pewarna, flavor, dus) - Biaya Tenaga Kerja (1 orang) 14526,37 cup x Rp. 500 14526,37 cup x Rp. 350 = Rp. 5084229,5 1 x Rp. 450000 = Rp. 450000 Rp. 7263185 Total Biaya Rp. 5534229,5 KEUNTUNGAN Rp. 1728955,5 PAY BACK PERIOD Rp. 2275000 : Rp. 1728955,5 1,31 bulan

Perhitungan (per bulan) Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih pada Industri Nata de Coco No Opsi Perhitungan (per bulan) Nilai 5. Pemanfaatan sisa potongan nata untuk pembuatan pupuk Total limbah yang diolah 167,612 kg/ hari = 167,612 kg/hari x 26 hari = 4357,912 kg/bulan Investasi : Baskom (8 buah @ Rp. 30000) Saringan (2 buah @ Rp. 10000) Gayung (2 buah @ Rp. 5000) Pengaduk (2 buah @ Rp. 5000) TOTAL INVESTASI 8 x Rp. 30000 2 x Rp. 10000 2 x Rp. 5000 Rp. 240000 Rp. 20000 Rp. 10000 Rp. 280000 Penjualan pupuk Biaya : - Kapur Tohor (100 kg limbah dibutuhkan 10 kg kapur tohor @ Rp. 1000) - Biaya Tenaga Kerja (1 orang bekerja sehari 5 jam) 4357,912 kg x Rp. 300 (4357,912 : 100) x 10 x Rp 1000 = Rp. 435791,2 Rp. 10000 x 26 hari = Rp. 260000 Rp. 1307373,6 Total Biaya Rp. 695791,2 KEUNTUNGAN Rp. 611582,4 PAY BACK PERIOD Rp. 280000 : Rp. 611582,4 0,4578 bulan 6. Menjual sisa plastik pengemasan Total limbah plastik yang dijual 0,8 kg/ hari = 0,8 kg/hari x 26 hari = 20,8 kg/bulan Penjualan plastik Biaya pembelian kantong untuk penjualan 20,8 kg x Rp. 200 Rp. 700 Rp. 4160 Rp. 700 Rp. 3460/bulan

INDUSTRI KERUPUK IKAN

Industri Kerupuk Ikan Sentra produksi kerupuk yang terkenal di Desa Kenanga, Indramayu yaitu sebanyak 53 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai 6 360 Ton per tahun (Disperindag Kabupaten Indramayu, 2005) Penanganan Limbah Industri kerupuk yang tidak baik Pendukung besarnya tingkat pencemaran lingkungan sekitar pabrik

Proses Produksi Kerupuk Ikan

Alternatif Penerapan Produksi Bersih pada Industri Kerupuk Ikan

Perhitungan Penghematan Air PDAM Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi Bersih pada Industri Kerupuk Ikan Perhitungan Penghematan Air PDAM Tarif PDAM untuk home industry di Kab Indramayu untuk pemakaian 21 m3 – 30 m3 = Rp. 5 050 per m3 Efisiensi daur ulang air adalah 89.95% Pemakaian Air PDAM per Bulan = 30 m3 Biaya yang harus dibayar per bulannya = 30 m3 x Rp. 5 050 x 89.95%= Rp. 136 274.25,- Biaya penghematan per tahunnya = Rp. 136 274.25,- x 12 = Rp. 1 635 291,-

Perhitungan penghematan air sumur Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi Bersih pada Industri Kerupuk Ikan Perhitungan penghematan air sumur Total biaya pemakaian listrik untuk pompa air dalam 1 bulan adalah sebesar (Rp. 38 400,- + Rp. 19 800,- + Rp. 34 000 + Rp. 1 746,- )x 89.95% = Rp. 84 504.425,-. Dalam 1 tahun penghematan dari daur ulang air sumur adalah sebesar Rp. 84 504.427,- x 12 x = Rp. 1 014 053 ,-. Total penghematan dari daur ulang air adalah sebesar setelah dikurangi pengeluaran = Rp. 1 588 244,- per tahun.

Perhitungan Finansial Daur Ulang Air Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi Bersih pada Industri Kerupuk Ikan Perhitungan Finansial Daur Ulang Air No Uraian Jumlah (Rp.) A Investasi Aset 2 250 000 B Modal Kerja Operasional alat Pemeliharaan Penyusutan Sub total 633 600 225 000 202 500 1 061 100 Total 3 311 100

Desain Instalasi Daur Ulang Air BAK PENGENDAPAN BAK PENAMPUNGAN 130 cm 200 cm 130 cm 200 PENGADUK arang

Pemanfaatan Limbah Sisa Ikan Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi Bersih pada Industri Kerupuk Ikan Pemanfaatan Limbah Sisa Ikan Limbah yang berasal dari industri pengolahan ikan persentasenya bisa mencapai 30 persen dari jumlah ikan segar yang dibutuhkan 1000 kg Ikan 250 kg Sisa Ikan Tepung Ikan

Perhitungan Total Nilai Pendapatan Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi Bersih pada Industri Kerupuk Ikan Perhitungan Total Nilai Pendapatan Hasil : Dari 250 kg sisa ikan akan dihasilkan 70 kg tepung ikan Harga tepung ikan di pasaran lokal adalah 3 200 per kg. Diasumsikan mengalami kenaikan 5% per tahun Dengan total produksi sebanyak 16 800 kg per tahun maka total nilai penjualan tahun-1 adalah sebesar Rp. 53 760 000,-. Penerimaan dari alternatif pembuatan tepung ikan setelah dikurangi biaya adalah sebesar Rp. 19 354 500,- per tahun.

Perhitungan Finansial Pembuatan Tepung Ikan Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi Bersih pada Industri Kerupuk Ikan Perhitungan Finansial Pembuatan Tepung Ikan No Uraian Jumlah (Rp.) A Investasi Aset 12 500 000 B Modal Kerja Tenaga kerja Tidak Tetap Pemeliharaan Penyusutan Sub total 14 400 000 15 480 000 1 250 000 1 125 000 32 255 000 Total 44 755 000

TERIMA KASIH