Kebijakan Pemkab Sleman Bidang Pertanian & Peternakan Pasca Erupsi Merapi Workshop Rehabilitasi & Rekonstruksi Usaha Peternakan Sapi Pasca Erupsi Merapi Yogyakarta, 4 Desember 2010 Oleh : Ir. S. Riyadi Martoyo, MM Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Seman
1. Peran Pertanian & Peternakan Kontribusi Pertanian dan Peternakan antara lain: (1) penyedia bahan pangan, (2) penyedia lapangan kerja, (3) penyedia bahan baku bagi industri baik skala rumah tangga maupun skala besar, (4) sumber devisa, dan (4) penjaga kelestarian lingkungan (konservasi lahan, mencegah banjir dan penyedia udara yang sehat).
1. Peran ………(lanjutan) Kontribusi sektor pertanian bagi perekonomian Sleman: Trend lima tahun terakhir cenderung menurun (share pada PDRB dan penyedia lapangan kerja), namun peran pertanian tetap signifikan. Tahun 2009 kontribusi sektor pertanian dalam PDRB sebesar 17,28 % atau mengalami penurunan 0,21 % dibanding PDRB tahun 2005 yang mencapai 17,49 %. Sekitar 22, 19 % masyarakat di Kabupaten Sleman masih menggantungkan mata pencahariannya pada sektor pertanian dan peternakan.
Tabel Kontribusi Sub Sektor Pertanian terhadap PDRB Uraian Tahun 2009 Pertumbuhan 1,61 Tanaman pangan 2,90 Perkebunan 3,87 Peternakan 1,93 Kontribusi terhadap PDRB Sektor Pertanian 93,19 78,09 2,72 12,38 Kontribusi terhadap PDRB Kab. Sleman 16,10 13,49 0,47 2,14
2. Potensi Pertanian & Peternakan di Kawasan Lereng Merapi Tiga kecamatan daerah kawasan bencana merupakan kawasan pertanian produktif. Wilayah Kecamatan Turi merupakan kawasan pertanian salak pondoh. Wilayah kecamatan Pakem adalah sentra tanaman hias bunga krisan Wilayah kecamatan Cangkringan merupakan sentra peternakan sapi perah dan perikanan. Ketiga kecamatan tersebut merupakan kawasan sentra produksi agribisnis bagi Sleman dan memberikan kontribusi ekonomi yang tidak sedikit.
2. Potensi ………………(lanjutan) Tahun 2009 Sleman : surplus beras sebesar 96.571 ton saja tetapi juga mampu ciptakan surplus jagung sebesar 4.018 Ton, Produksi kacang tanah 1.013 Ton, Produksi umbi-umbian sebanyak 346 ton dan Produksi buah-buahan sebanyak 68.536 ton. Populasi ternak besar mencapai 178.081 ekor Populasi ternak kecil mencapai 7.748.860 ekor. Kondisi ini jadikan Sleman semakin mampu berswasembada pangan
3. Masalah pasca bencana Produksi pertanian dan peternakan di tiga wilayah yang terkena dampak bencana: mengalami penurunan produksi, tidak bisa dipanen, mengalami kerusakan dan merugi. Kondisi ini memerlukan upaya pemulihan segera Revitalisasi
4. Kebijakan Pemkab Sleman: Revitalisasi Pertanian dan Peternakan Memulihkan dinamika perekonomian pasca bencana Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat
4. Kebijakan………….(lanjutan) Upaya yang ditempuh : Mengupayakan pemulihan (recovery) kawasan lereng Merapi Mengajak para petani dan peternak di wilayah bencana untuk segera bangkit Mengembalikan mata pencaharian penduduk seperti semula (sebelum kejadian bencana) sesuai dengan keahliannya
4. Kebijakan……………(lanjutan) Pemberdayaan petani dan peternak melalui kelompok tani/ternak tidak dari nol Fasilitasi Pemerintah berupa : Perguliran modal, dana stimulan dan pemanfaatan dana Community Development dari Pemprov DIY Mengajak dan meningkatkan peran swasta melalui program CRS Membuka akses modal ke perbankan
5. Target Capaian Kualitas produk pertanian dan peternakan dari kawasan lereng Merapi sudah diakui oleh konsumen Kualitas produk susu dari wilayah Cangkringan dinilai bagus oleh PT Sarihusada Potensi pakan ternak cukup memadai dan berkualitas Dengan berbagai upaya recovery dan revitalisasi ini diharapkan dalam jangka waktu 2 tahun pasca bencana, produksi pertanian dan peternakan sudah kembali seperti semula
TERIMA KASIH