Strategi Pembelajaran berbasis Asesmen Portofolio Oleh : Dr. Hari Windu Asrini, M.Si FKIP -UMM
Fokus Kajian Standar Proses Pembelajaran Strategi Pengelolaan Pembelajaran Asesmen Portofolio Konsep Dasar SCL (Student Centered Learning) Nilai Strategis SCL Ragam Metode SCL dalam Pembelajaran PENDEKATAN
Standar Nasional Pendidikan Tinggi Permendikbud No.49 Tahun 2014 Standar Nasional Pendidikan Tinggi Standar Proses Pembelajaran (karakteristik perencanaan , dan pelaksanaan proses pembelajaran) Standar Penilaian Pembelajaran (Teknik, Instrumen, dan Hasil Akhir Penilaian)
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Standar proses pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan PASAL 10 AYAT 2 : a) Karakteristik proses pembelajaran b) Perencanaan proses pembelajaran c) Pelaksanaan proses pembelajaran.
Permen No. 49 Tahun 2014 Karakteristik proses pembelajaran sifat interaktif Holistik Integratif Saintifik Kontekstual Tematik Efektif Kolaboratif Berpusat pada mahasiswa
Perencanaan & Proses Pembelajaran Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah untuk mencapai ... rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Metode pembelajaran : diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan
Permen No. 49 Tahun 2014 PASAL 14. BENTUK PEMBELAJARAN : a) kuliah b) responsi dan tutorial c) seminar d) praktikum : praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan. . Permen No. 49 Tahun 2014
STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN Pasal 20 (1) Teknik penilaian : observasi, partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes lisan, dan angket. (2) Instrumen penilaian : penilaian proses dalam bentuk rubrik dan/atau penilaian hasil dalam bentuk portofolio atau karya desain. (5) Hasil akhir penilaian merupakan integrasi antara berbagai teknik dan instrumen penilaian yang digunakan.
KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI (KPT) (Dasar: UU No KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI (KPT) (Dasar: UU No. 12/2012 ttg PT, Pasal 29 KKNI , Pasal 35 KPT, Kemendkikbud No. 49/2014 ttg SNPT Pasal 9 Standar Isi-KKNI) Menghasilkan kurikulum yang akuntabel dan mengacu KBK dan KKNI Lulusan memiliki kualifikasi sesuai level kualifikasi KKNI Analisis SWOT (University values) (Scientific vision) Tracer study (Need assessment) (Market signal) PROFIL LULUSAN RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN Pemilihan bahan kajian : Tingkat keluasan, Tingkat kedalaman, Tingkat kemampuan yang ingin dicapai Konsep mata kuliah terintegrasi Matriks bahan kajian -sikap, ketrampilan kerja Konsep mata kuliah dan besarnya sks Struktur kurikulum & Rancangan pembelajaran DOKUMEN KURIKULUM BARU JENIS DAN PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI Magister Terapan Doktor Sarjana Diploma 4 Profesi Spesialis I Spesialis II Diploma 3 Diploma 2 Diploma 1 LEVEL KKNI 9 8 7 6 5 4 3
Mengacu pada deskripsi umum KKNI PERBEDAAN RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN SETIAP JENIS DAN STRATA PENDIDIKAN PARAMETER DESKRIPSI SIKAP DAN TATA NILAI KEMAMPUAN DI BIDANG KERJA PENGETAHUAN YANG DIKUASAI KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB CAPAIAN PEMBELAJARAN (learning outcomes) D3 level 5 S1 level 6 Profesi level 7 S2 level 8 S3 level 9 Mengacu pada deskripsi umum KKNI Diturunkan dari profil lulusan Kesesuaian dengan rumpun ilmu Lingkup tanggung jawab bidang keahlian
(setara dengan lulusan S1) DESKRIPSI LEVEL 6 (setara dengan lulusan S1) b. PENYETARAAN MUTU LULUSAN LEWAT DESKRIPSI KKNI Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi. 1 2 3 4 5 7 8 9 6 KKNI KEMAMPUAN KERJA Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural. PENGUASAAN PENGETAHUAN Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB
EMPAT PILAR PENDIDIKAN Kurikulum yang disarankan oleh IBE UNESCO The International Bureau of Education UNESCO (The International Comission on Education for the 21 st Century) EMPAT PILAR PENDIDIKAN Learning to know (think) Learning to do (learn) Learning to be Learning to live together Life long learning
Strategi Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Asesmen Portofolio
MENGUKUR SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MAHASISWA MEMPERSYARATKAN PENGETAHUAN , KETERAMPILAN, SIKAP DAN TATA NILAI PROSES DAN PRODUK DAPAT DIUKUR AUTHENTIC ASSESMEN TUGAS-TUGAS YANG KONTEKSTUAL DAN RELEVAN PENILAIAN PRODUK ATAU KINERJA
Penilaian Otentik : usaha untuk mengukur atau memberikan penghargaan atas kemampuan seseorang yang benar-benar menggambarkan apa yang dikuasainya. Asesmen Portofolio: penilaian berkelanjutan terhadap hasil kerja dan tugas mahasiswa yang didasarkan pada berbagai informasi yang menunjukkan perkembangan kompetensi mahasiswa dalam satu periode tertentu.
ASESMEN PORTOFOLIO Asesmen yang terdiri dari kumpulan hasil karya mahasiswa yang disusun secara sistematik untuk membuktikan upaya belajar, hasil belajar, proses belajar, dan kemajuan belajar mahasiswa dalam waktu tertentu
Portofolio : kumpulan hasil karya mahasiswa sebagai hasil pelaksanaan tugas /kinerja yang ditentukan secara bersama oleh dosen dan mahasiswa, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi (capaian pembelajaran) yang ditentukan oleh kurikulum
Asesmen Portofolio (AP) Portofolio adalah kumpulan hasil karya mahasiswa (usaha, perkembangan dan kecakapan) secara sistematis dalam waktu tertentu yang dikaitkan dengan standar atau kriteria yang telah ditentukan.
Strategi Pengelolaan Pembelajaran Asesmen Portofolio Tentukan Standar Kompetensi (Capaian Pembelajaran) Mata Kuliah Tentukan Standar Kompetensi (Kemampuan Akhir yang Diharapkan) Tentukan Indikator Keberhasilan Belajar (yang diukur dengan Tes dan Non Tes) Tentukan Materi (Bahan Kajian) BERBASIS RISET DAN PPM Tentukan Bentuk Pembelajaran Tentukan Strategi /Metode Pembelajaran (Bentuk Pembelajaran).
Apa itu SCL?
Rogers (1983), SCL merupakan hasil dari transisi perpidahan kekuatan dalam proses pembelajaran, dari kekuatan dosen sebagai pakar menjadi kekuatan mahasiswa sebagai pembelajar.
Kember (1997), SCL merupakan sebuah kutub proses pembelajaran yang menekankan mahasiswa sebagai pembangun pengetahuan sedangkan kutub yang lain adalah dosen sebagai agen yang memberikan arahan untuk mendapatkan pengetahuan.
Harden dan Crosby (2000), SCL menekankan pada Mahasiswa sebagai pembelajar dan apa yang dilakukan mahasiswa untuk sukses dalam belajar dibanding dengan apa yang dilakukan oleh Dosen.
SCL describes ways of thinking about learning and teaching that emphasise student responsibility for such activities as planning learning, interacting with teachers and other students, researching, and assessing learning. (Cannon) SCL, focusing on the students’ learning And what students do to achieve this, rather than what the teacher does (Harden & Crosby) SCL is where students work in both groups and individually to explore problems and become active knowledge workers rather than passive knowledge recipients (Harmon SW)
Kenapa Harus SCL?
Amanah UU SPN No. 20/2003 Pasal 1 Ayat 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Mel Silberman Apa yang saya dengar saya lupa Apa yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat Apa yang saya dengar, lihat dan diskusikan dengan orang lain saya mulai mengerti Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan saya akan menguasai dan trampil Apa yang saya ajarkan pada orang lain saya akan ahli
Vs
Teacher Centered Learning Waduh3…….. Kenapa nggak penuh2 ya, hee…….
Teacher Centered Learning MENJADI GREY BOX Mencari dan mengkonstruksi pengetahuan lewat berbagai strategi MAHASISWA AKTIF SPESIFIK Dosen: Aku jadi desain of learning, inovator, fasilitator, motivator, dinamisator “Teaching How to Learn”
TUGAS DOSEN DALAM STRATEGI SCL MEMFASILITASI : Buku, modul ajar, hand-out, journal, hasil penelitian,dan waktu. MEMOTIVASI : Dengan memberi perhatian pada mahasiswa. Memberi materi yang relevan dengan tingkat kemampuan mahasiswa dan dengan situasi yang kontektual. Memberi semangat dan kepercayaan pada mahasiswa bahwa ia dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Memberi kepuasan pada mahasiswa terhadap pembelajaran yang kita jalankan. MEMBERI TUTORIAL : Menunjukkan jalan / cara / metode yang dapat membantu mahasiswa menelusuri dan menemukan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran. MEMBERI UMPAN BALIK : Memonitor dan mengkoreksi jalan pikiran / hasil kinerja mahasiswa agar mencapai sasaran yang optimum sesuai kemampuannya.
Looking at an exhibition Participating in a discussion Verbal reciving Visual reciving Partici- pating Doing PASSIVE ACTIVE 10% Reading 20% Hearing words 30% Looking at picture Watching video Watching a demonstration Seeing it done on location Giving a talk Doing a Dramatic Presentation Simullating the Real Experience 50% Looking at an exhibition 70% Participating in a discussion 90% Doing the Real Thing TINGKAT MEMORISASI TINGKAT KETERLIBATAN MODEL PEMBELAJARAN
(Teaching Center Learnning) (Student Center Learning) New Ways of Learning TRADITIONAL TEACHING (Teaching Center Learnning) NEW LEARNING (Student Center Learning) 1 Transfer pengetahuan dari guru ke mahasiswa. Mahasiswa aktif mengembangkan pengetahuan & ketrampilan yang dipelajari. 2 Mahasiswa menerima pengetahuan secara pasif. Mhs secara aktif terlibat dalam mengelola pengetahuan. 3 Lebih menekankan pada penguasaan materi. Tidak terfokus hanya pada penguasaan materi, tetapi juga mengembangkan sikap belajar (life-long learning). 4 Single media Multimedia 5 Fungsi Dosen pemberi informasi utama & evaluator. Fungsi guru sebagai motivator, fasilitator & evaluator.
New Ways of Learning TRADITIONAL TEACHING (Teaching Center Learnning) NEW LEARNING (Student Center Learning) 6 Proses pembelajaran & penilaian dilakukan terpisah. Proses pembelajaran & penilaian dilakukan berkesinambungan & terintegrasi. 7 Menekankan pada jawaban yang benar saja. Penekanan pada proses pengembangan pengetahuan. Kesalahan dapat digunakan sebagai sumber belajar. 8 Sesuai dengan pengembangan ilmu dalam satu disiplin saja. Sesuai dengan pengembangan ilmu dengan pendekatan interdisipliner. 9 Iklim belajar individual dan kompetitif. Iklim yang dikembangkan bersifat kolaboratif, suportif & kooperatif. 10 Hanya mahasiswa yang dianggap melakukan proses pembelajaran. Dosen dan mahasiswa belajar bersama dalam mengembangkan pengetahuan & ketrampilan.
New Ways of Learning TRADITIONAL TEACHING (Teaching Center Learnning) NEW LEARNING (Student Center Learning) 11 Pembelajaran di kelas merupakan bagian terbesar dalam proses pembelajaran. Mahasiswa melakukan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran SCL. 12 Penekanan pada tuntasnya materi pembelajaran. Penekanan pada pencapaian kompetensi mahasiswa. 13 Penekanan pada bagaimana cara Dosen melakukan pengajaran. Penekanan pada bagaimana cara mhs melakukan pembelajaran. 14 Cenderung penekanan pada penguasaan hard-skill mahasiswa. Penekanan pada penguasaan hard-skill & soft skill Mhs. 15 Kelas cenderung tegang, sering terjadi proses domestikasi Enjoyfull Learning Mohon dibandingkan dengan tanyangan video-6: Whatever is Learned is Learned,
SCL Berbasis Keragaman Potensi Individu Dosen hrs memperhatikan keragaman kemampuan mhsw Dosen hrs mengakomodasi karya-karya yg berbeda-beda Dosen menumbuhkan “sikap berani belajar” pd mhs SCL Belajar Aktif yang mampu mendorong mhs berkembang optimal sesuai kemampuannya yg beragam antar individu KONTRAK PERKULIAHAN INDIVIDUAL Hasil negosiasi antara dosen dengan mahasiswanya Dapat Self-Directed Learning (SDL)
Implementasi SCL dalam Pembelajaran menjadikan Dosen: 1. Menyenangkan, akrab, familiar (“TIDAK MENAKUTKAN”) 2. Materi yang didapat valid dan “TIDAK MENYESATKAN” 3. Tidak mudah “Melukai Mahasiswa” 4. Tidak Mudah “Membakar IP Mahasiswa” 5. Bersifat Terbuka
Ragam Metode SCL dalam Pembelajaran
b. Role-Play & Simulation c. Case Study d. Discovery Learning (DL) Metode pembelajaran apa saja yang dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan pembelajaran SCL a. Small Group Discussion b. Role-Play & Simulation c. Case Study d. Discovery Learning (DL) e. Self-Directed Learning (SDL) f. Cooperative Learning (CL) g. Collaborative Learning (CbL) h. Contextual Instruction (CI) i. Project Based Learning (PjBL) j. Problem Based Learning and Inquiry (PBL)
Small Group Discussion? Diskusi adalah salah satu elemen belajar secara aktif dan merupakan bagian dari banyak model pembelajaran SCL yang lain, seperti CL, CBL, PBL, dan lain-lain. Mahasiswa peserta kuliah diminta membuat kelompok kecil (5 sampai 10 orang) untuk mendiskusikan bahan yang diberikan oleh dosen atau bahan yang diperoleh sendiri oleh anggota kelompok tersebut.
Aktivitas Small Group Discussion - Layout Kelas SCL
Metode Simulasi Simulasi adalah model yang membawa situasi yang mirip dengan sesungguhnya ke dalam kelas. Misalnya untuk mata kuliah aplikasi instrumentasi, mahasiswa diminta membuat perusahaan fiktif yang bergerak di bidang aplikasi instrumentasi, kemudian perusahaan tersebut diminta melakukan hal yang sebagaimana dilakukan oleh perusahaan sesungguhnya dalam memberikan jasa kepada kliennya, misalnya melakukan proses MARKETING, dan sebagainya.
Discovery Learning (DL) DL adalah metode belajar yang difokuskan pada pemanfaatan informasi yang tersedia, baik yang diberikan dosen maupun yang dicari sendiri oleh mahasiswa, untuk membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri.
Self-Directed Learning (SDL) SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif individu mahasiswa sendiri. Dalam hal ini, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah dijalani, dilakukan semuanya oleh individu yang bersangkutan. Sementara dosen hanya bertindak sebagai fasilitator, yang memberi arahan, bimbingan, dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah dilakukan individu mahasiswa tersebut.
Cooperative Learning (CL) CL adalah metode belajar berkelompok yang dirancang oleh dosen untuk memecahkan suatu masalah/kasus atau mengerjakan suatu tugas. Kelompok ini terdiri atas beberapa orang mahasiswa, yang memiliki kemampuan akademik yang beragam. Metode ini sangat terstruktur, karena pembentukan kelompok materi yang dibahas, langkah-langkah diskusi serta produk akhir yang harus dihasilkan, semuanya ditentukan dan dikontrol oleh dosen. Mahasiswa dalam hal ini hanya mengikuti prosedur diskusi yang dirancang oleh dosen. Pada dasarnya CL seperti ini merupakan perpaduan antara teacher centered dan student-centered learning
Collaborative Learning (CbL) CbL adalah metode belajar yang menitikberatkan pada kerjasama antar mahasiswa yang didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok. Masalah/tugas/kasus memang berasal dari dosen dan bersifat open ended, tetapi pembentukan kelompok yang didasarkan pada minat, prosedur kerja kelompok, penentuan waktu dan tempat diskusi/kerja kelompok, sampai dengan bagaimana hasil diskusi/kerja kelompok ingin dinilai oleh dosen, semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok
Contextual Instruction (CI) CI adalah konsep belajar yang membantu dosen mengaitkan isi matakuliah dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari dan memotivasi mahasiswa untuk membuat keterhubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat, pelaku kerja profesional atau manajerial, entrepreneur, maupun investor
Project-Based Learning (PjBL) PjBL adalah metode belajar yang sistematis, yang melibatkan mahasiswa dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencairan/ penggalian (inquiry) yang panjang dan terstuktur terhadap pertanyaan yang otentik dan kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati Misal: Jelaskan proses neurologis alzhaimer
Problem-Based Learning/Inquiry (PBL/I) PBL/I adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan pencairan/penggalian informasi (inquiny) untuk dapat memecahkan masalah tersebut Misal: Jelaskan cara memapulasi ayam sehingga bisa bertelur setiap hari, bahkan jika perlu 3X sehari, hee .....
URAIAN RINGKAS CIRI BEBERAPA MODEL BELAJAR YANG DILAKUKAN MAHASISWA No MODEL BELAJAR YANG DILAKUKAN MAHASISWA YANG DILAKUKAN DOSEN 1 Small Group Discussion membentuk kelompok (5-10) memilih bahan diskusi mepresentasikan paper dan mendiskusikan di kelas Membuat rancangan bahan dikusi dan aturan diskusi. Menjadi moderator dan sekaligus mengulas pada setiap akhir sesion diskusi mahasiswa. 2 Simulasi mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya. atau mempraktekan/mencoba berbagai model (komputer) yang telah disiapkan. Merancang situasi/ kegiatan yang mirip dengan yang sesungguhnya, bisa berupa bermain peran, model komputer, atau berbagai latihan simulasi. Membahas kinerja mahasiswa. 3 Discovery Learning mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan. Menyediakan data, atau petunjuk (metode) untuk menelusuri suatu pengetahuan yang harus dipelajari oleh mahasiswa. Memeriksa dan memberi ulasan terhadap hasil belajar mandiri mahasiswa. copyright: dit.akademik.ditjen dikti
URAIAN RINGKAS CIRI BEBERAPA MODEL BELAJAR YANG DILAKUKAN MAHASISWA No MODEL BELAJAR YANG DILAKUKAN MAHASISWA YANG DILAKUKAN DOSEN 4 Self-Directed Learning merencanakan kegiatan belajar, melaksanakan, dan menilai pengalaman belajarnya sendiri. sebagai fasilitator. 5 Cooperative Learning Membahas dan menyimpulkan masalah/ tugas yang diberikan dosen secara berkelompok. merancang dan dimonitor proses belajar dan hasil belajar kelompok mahasiswa. Menyiapkan suatu masalah/ kasus atau bentuk tugas untuk diselesaikan oleh mahasiswa secara berkelompok. 6 Collaborative Learning Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas Membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri. Merancang tugas yang bersifat open ended. Sebagai fasilitator dan motivator. copyright: dit.akademik.ditjen dikti
YANG DILAKUKAN MAHASISWA BENTUK KEGIATAN BELAJAR No MODEL BELAJAR YANG DILAKUKAN MAHASISWA BENTUK KEGIATAN BELAJAR 7 Contextual Instruction Membahas konsep (teori) kaitannya dengan situasi nyata Melakukan studi lapang/ terjun di dunia nyata untuk mempelajari kesesuaian teori. Menjelaskan bahan kajian yang bersifat teori dan mengkaitkannya dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, atau kerja profesional, atau manajerial, atau entrepreneurial. Menyusun tugas untuk studi mahasiswa terjun ke lapangan 8 Project Based Learning Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis. Menunjukan kinerja dan mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di forum. Merancang suatu tugas (proyek) yang sistematik agar mahasiswa belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian/ penggalian (inquiry), yang terstruktur dan kompleks. Merumuskan dan melakukan proses pembimbingan dan asesmen. 9 Problem Based Learning Belajar dengan menggali/ mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual/ yang dirancang oleh dosen . Merancang tugas untuk mencapai kompetensi tertentu Membuat petunjuk(metode) untuk mahasiswa dalam mencari pemecahan masalah yang dipilih oleh mahasiswa sendiri atau yang ditetapkan. copyright: dit.akademik.ditjen dikti
TIM MAHASISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995) STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TIM MAHASISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995) Langkah-langkah : Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll) Dosen menyajikan pelajaran Dosen memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Dosen memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh mahasiswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu Memberi evaluasi Kesimpulan
(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978) JIGSAW (MODEL TIM AHLI) (ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978) Langkah-langkah : Mahasiswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi Dosen memberi evaluasi Penutup
THINK PAIR AND SHARE (FRANK LYMAN, 1985) Langkah-langkah : Dosen menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai Mahasiswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan dosen Mahasiswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing Dosen memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para mahasiswa Dosen memberi kesimpulan Penutup
ROLE PLAYING Langkah-langkah : Dosen menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan Menunjuk beberapa mahasiswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm Dosen membentuk kelompok mahasiswa yang anggotanya 5 orang Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai Memanggil para mahasiswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan Masing-masing mahasiswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan Setelah selesai dipentaskan, masing-masing mahasiswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya Dosen memberikan kesimpulan secara umum Evaluasi Penutup
COOPERATIVE SCRIPT (DANSEREAU CS., 1985) Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari Langkah-langkah : Dosen membagi mahasiswa untuk berpasangan Dosen membagikan wacana/materi tiap mahasiswa untuk dibaca dan membuat ringkasan Dosen dan mahasiswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas. Kesimpulan Dosen Penutup
DEBATE Langkah-langkah : Dosen membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra Dosen memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas Setelah selesai membaca materi. Dosen menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar mahasiswa bisa mengemukakan pendapatnya. Sementara mahasiswa menyampaikan gagasannya dosen menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan dosen terpenuhi Dosen menambahkan konsep/ide yang belum terungkap Dari data-data di papan tersebut, dosen mengajak mahasiswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai
SEKIAN SEMOGA BERMANFAAT Mari kita Sharing-kan
LANGKAH MELAKSANAKAN ASESMEN PORTOFOLIO TAHAP PERSIAPAN TAHAP PELAKSANAAN TAHAP PENILAIANN
TAHAP PERSIAPAN Mengidentifikasi tujuan pembelajaran Menjelaskan tujuan, cara, melaksanakan asesmen portofolio beserta contoh Menjelaskan persyaratan minimal membuat portofolio Menjelaskan penyajian hasil karya
Mendorong dan memotivasi mahasiswa TAHAP PELAKSANAAN Mendorong dan memotivasi mahasiswa Melakukan pertemuan rutin dan mendiskusikan hasil kerja Memberikan umpan balik Memamerkan hasil karya
3. TAHAP PENILAIAN Penilaian dilakukan bersama mahasiswa Penerapan kriteria penilaian secara konsisten Self assessment oleh mahasiswa (mahasiswa menilai diri sendiri) Hasil penilaian dijadikan input/masukan bagi proses belajar mengajar berikutnya
BENTUK PORTOFOLIO Portofolio Proses : menekankan pada tinjauan bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu ke waktu Portofolio Produk : menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta didik , tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai hasil itu terjadi.