PATOFISIOLOGI MALABSORBSI DIARE DAN KONSTIPASI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FUNGSI SEKRESI, ABSORBSI, DAN EKSKRESI SISTEM PENCERNAAN
Advertisements

Standar KompetensiKompetensi Dasar Materi Evaluasi Keluar.
STATUS GIZI LANJUT USIA
dr. Tri Lestari Bagian Patologi Klinik Jurusan Kedokteran UNSOED
KEMBUNG Kembung (bloating) merupakan segala pembesaran atau peningkatan diameter area abdominal yang tidak normal. Kondisi ini menimbulkan sensasi kembung,
Selamat Datang Di Dunia Biologi
SISTEM PENCERNAAN Dr. MIFTAH AZRIN, Sp.KO.
Kelompok 2.
Asistensi pratikum histologi pertemuan ke 2
LAMBUNG Fungsi : 1. Tempat menyimpan makanan
Kelainan Sistem Pencernaan
Kelompok IIB Khairul Wara Nurhatika Rahma Navali S Sella Annisa
KESEHATAN TENTANG DIARE.
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
Gangguan di usus Malabsorbsi usus Menimbulkan : Makanan :  malnutrisi
Fisiologi Pergerakan Usus Halus ke Usus Besar
Sistem Osmoregulasi Ikan
COLITIS MATERI KULIAH.
By: dr. Nurhayati, M. Biomed (Parasitologi FK UNAND)
OLEH: Ns. Titik Anggraeni, S.Kp.,M.Kes.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN
Fisiologi Pergerakan Usus Halus ke Usus Besar
Nyeri Abdomen KASUS.
STATUS GIZI LANJUT USIA
Gizi untuk lansia Oleh: Yeti Herliza.
AN - FIS SISTEM CERNA Yani Sofiani.
KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
VITAMIN LARUT LEMAK.
Oleh : Drs. Jumain, Apt., M.Kes.
LANSIA DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN
SISTEM PENCERNAAN.
Asuhan Keperawatan pada Pasien Konstipasi
FAAL SISTEM PENCERNAAN
K51 SRI SULUHLESTARI.
Pengembangan Media Pembelajaran IPA
DIET PASIEN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN
Semarang DIKLAT MULTIMEDIA MATA PELAJARAN BIOLOGi 22 – 31 Oktober 2005
Dosen : dr.Hj.Santi Kartikasari
OLEH:SEFTI WINDA SARI B
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
Konsep Kebutuhan Eliminasi
BAB: 5 SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
Gizi untuk lansia Oleh: Dzakirah.
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 10.
Sindrom Guillain–Barré
Disusun Oleh: Nama : IMELDA SAPUTRI Npm : Sesi : A
KONSEP DASAR DAN PRINSIP PERITONEAL DIALYSIS
ANATOMI FISIOLOGI USUS BESAR
TUGAS BIOLOGI NAMA : KUKUH N P NPM :
FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Hirchsprung Oleh: Ninis indriani.
Fisiologi Pergerakan Usus Halus ke Usus Besar
PATOFISIOLOGI INFEKSI OPORTUNISTIK
FAAL SISTEM PENCERNAAN
PENCERNAAN DAN NUTRISI
BIOLOGI Sistem Pencernaan Manusia XI KEP 6 SMK KESEHATAN SAMARINDA
ILEOSTOMI.
PENCERNAAN DAN NUTRISI
ASKEP COLITIS ULSERATIF
ASUHAN KEPERAWATAN DAN MANAJEMEN ASUHAN PADA KASUS DIARE
Diare Kelompok 1.
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
PKMRS RSUD DR. ADJIDARMO KAB. LEBAK
Penggunaan Jamu Untuk Terapi Penyakit Saluran Cerna
R Bayu KN, S.Kep.,Ners.,M.Kes. Tujuan Kerja Organ pencernaan : 1.Mengabsorbsi cairan dan makanan 2.Menyiapkan makanan untuk diabsorbsi & digunakan oleh.
PENGOBATAN KONSTIPASI MENGGUNAKAN OBAT TRADISIONAL Helena A. Nggose ( ) Hendriana Nule( ) Jeliati K. Mudji( ) Krisdayanti R. H.
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Transcript presentasi:

PATOFISIOLOGI MALABSORBSI DIARE DAN KONSTIPASI Rahmatina B. Herman Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

KELAINAN USUS KECIL: MALABSORBSI

Penyebab Berkurangnya media absorbsi, akibat: - Sebagian usus kecil dibuang - Sprue : Vili usus berkurang/hilang akibat: > Idiofatik / reaksi imun > Radang

Akibatnya Gangguan gizi: Diare akibat hipertonis di dalam lumen usus - kurus - defisiensi Ca: osteomalasia, deformitas - defisiensi vit K: gangguan koagulasi - defisiensi vit B12 dan asam folat: anemia makrositik Diare akibat hipertonis di dalam lumen usus Pada feses ditemukan bahan makanan yang sudah tercerna dengan baik

Tipe Sprue 1. Sprue tropikal > tingkat awal: steatorrhea idiofatik - Penyebab: > radang  villi menjadi berkurang / hilang (gundul) > tingkat awal: steatorrhea idiofatik - Sering di daerah tropis (berkaitan dengan hygiene)

…………..………Tipe Sprue Sprue non-tropikal (celiac disease) - Penyebab: idiofatik, gluten (gluten enteropati): > toksik  destruktif > reaksi imun  villi jadi gundul - Sering di negara maju (tidak berkaitan dengan hygiene)

KELAINAN USUS BESAR: DIARE KONSTIPASI

Kelainan Usus Besar Diare : Konstipasi / Obstipasi: ◊ enteritis ◊ diare psikogenik / emosional ◊ kolitis ulserativa Konstipasi / Obstipasi: ◊ kebiasaan ◊ spasme kolon sigmoid Megakolon Hirschprung ◊ pleksus mienterikus − di kolon sigmoid Paralisis defikasi ◊ kerusakan medula spinalis

Diare Diare pada prinsipnya terjadi akibat sekresi cairan intestinal meningkat banyak sekali  overstretching  peristaltik meningkat  materi fekal bergerak sangat cepat di sepanjang usus besar. Penyebab: - Enteritis - Diare psikogenik - Kolitis Ulserativa

Enteritis Radang mukosa usus Perubahan permeabilitas membran sel epitel  kecepatan sekresi meningkat sangat hebat sekali  banyak sekali terdapat cairan di dalam lumen usus yang mengalami radang  overstretching Secara fisiologis cairan banyak untuk menyapukan faktor penyebab

………………………….Enteritis Akibatnya terjadi dehidrasi mulai ringan sampai berat Terapi terutama untuk mengatasi dehidrasi dan terapi kausal Terapi pengggantian cairan terutama larutan NaCl dengan glukosa

………………………….Enteritis Penyebab paling sering: - Vibrio kolera (diare difus) - Traveller’s diarrhoea : > E. Coli > Entamoeba histolytica > Giardia lamblia - Irritable bowel syndrome

Diare Psikogenik Ketegangan mental / stres psikologis, misalnya ujian atau tentara yang akan berangkat ke medan perang Disebut juga diare emosional psikogenik akibat stimulasi sistem syaraf parasimpatis yang sangat berlebihan  - motilitas usus meningkat sangat hebat - sekresi mukus sangat banyak  Diare hebat + banyak mukus

Kolitis Ulserativa Radang mukosa kolon yang disertai dengan ulserasi (tukak) Sekresi mukosa kolon sangat banyak  overstretching  motilitas sangat meningkat  diare Penyebab belum jelas, diduga reaksi imun dan infeksi bakteri kronis  feses ada tanda radang Faktor herediter

Konstipasi - Obstipasi Konstipasi berarti feses bergerak dengan lambat di sepanjang usus besar  feses menumpuk di dalam kolon desenden dalam jangka waktu yang lama absorpsi cairan  feses kering dan keras Obstipasi berarti kesukaran defikasi

………………………Konstipasi Penyebab: - Anatomis: > hambatan pergerakan feses di sepanjang usus besar (misal: tumor, perlengketan dinding usus, tukak) - Fungsional: > kebiasaan defikasi yang tidak teratur (menahan defikasi) > spasme sebagian kolon sigmoid

………………………Konstipasi Penumpukan feses makin banyak  tekanan osmotik meningkat  terjadi osmosis air dari dinding kolon  feses berair  diare Setelah feses habis keluar, feses kembali menumpuk dan terjadi kembali konstipasi  penumpukan feses makin banyak kembali berulang

Megakolon Hirschsprung Penyebab: pleksus mienterikus pada kolon sigmoid tidak ada (absen) /sangat kurang jumlahnya  gangguan peristaltik  refleks defikasi tidak terjadi /lemah sekali Kolon sigmoid sendiri mengecil dan spastik, sedangkan feses menumpuk dibagian proksimalnya  konstipasi

………..Megakolon Hirschsprung Konstipasi sering hebat sekali karena gerakan peristaltik kolon sangat lemah sekali atau bahkan tidak ada dan terjadi hanya sekali dalam  seminggu  penumpukan feses di bagian proksimal spasme makin banyak  ukurannya membesar ( 7,5 – 10 cm)  megakolon

………..Megakolon Hirschsprung Pada pemeriksaan Ro, terlihat daerah yang abnormal yaitu kolon sigmoid terlihat sebagai normal Bagian proksimalnya yang sebenarnya tidak mengalami kelainan, justru terlihat abnormal, yaitu sangat besar dan lebar

Paralisis Defikasi Penyebab: Kerusakan medula spinalis Bentuk gangguan defikasi yang terjadi, tergantung pada bagian mana dari medula spinalis yang mengalami kerusakan.

……………..Paralisis Defikasi Kerusakan di konus medularis  kerusakan pusat defikasi parasimpatis, terjadi: - Paralisis refleks defikasi total - Untuk defikasi, perlu tindakan suportif yang bersifat masif, misal pemberian enema dalam jumlah banyak  overstretching  refleks defikasi intrinsik secara kuat

……………..Paralisis Defikasi Kerusakan di atas konus medularis  pusat defikasi parasimpatis tidak rusak, yang terganggu adalah aktivitas defikasi volunter  : - Hilang kemampuan mengedan dan merelaksasikan sfingter ani ekstern - Untuk defikasi, perlu tindakan suportif untuk merelaksasikan sfingter ani eksterna, misal pemberian sedikit enema

Terima Kasih