Asuhan Neonatus Resiko Tinggi Dengan Respirasi Distress Syndrom (RDS) Disampaikan Oleh : Dwi Maryanti Prodi D III Kebidanan STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap
Definisi kumpulan gejala: dispnea, R > 60x/mnt, cianosis, expiratory grunting,retraksi suprasternal, interkostal, epigastrium saat inspirasi. Is perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan / tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatakan sebagai Hyaline Membrane Disesae
Tinjauan Teori RDS tjd perubahan/kurangnya surfaktan pulmoner. Surfaktan is suatu zat aktif alveoli utk mencegah kolapnya paru. Fungsi surfaktan: meredakan tegangan permukaan alveolus
Lanjutan Tinjauan Teori Keadaan kolapsnya paru dapat menyebabkan gangguan ventilasi yang akan menyebabkan hipoksia dan asidosis.. Terjadi pada premature
Pengkajian Data Objektif Bayi tampak bernafas cepat Tampak cuping hidung Tampak pucat di kuku ekstremitas atas dan bawah serta bibir Bayi tampak lemah Adanya bradikardiahipotensi & kardiomegali.
Lanjutan Data Objektif Retraksi interkostal, pernafasan cuping hidung, sianosis, peningkatan hipoksemia, Takipnea lebih dari 60 kali/menit, gangguan pernafasan tampak pada 6-8 jam pertama setelah lahir, adanya tanda hipotensi sistemik seperti pucat pada daerah perifer, Lanjutan Data Objektif
Lanjutan Data Objektif Edema, produksi urin menurun, penurunan suara nafas, adanya riwayat asfiksia,
ASSESMENT : Respiratori distress sindrom
PLANNING mempertahankan stabilitas jantung paru dgn mengadakan pemantauan mulai kedalaman, kesimetrisa, irama pernafasan, kecepatan, kualitas, suara jantung mempertahankan kepatenan jalan nafas memantau reaksi terhadap pemberian atau terapi medis memantau PaO2 melakukan kolaborasi dalam pemberian eksogen (surfaktan dari luar) sesuai dengan indikasi. mempertahankan keseimbangan intake dan output dengan cara menghitung intake danoutput
Lanjutan Planning memonitor urin memonitor serum elektrolit mengkaji status hidrasi seperti turgor, membrane mukosa, status fontanela, apabila bayi mengalami kepanasan berikan selimut berikan cairan melalui intra vena sesuai dengan indikasi. mempertahankan status nutrisi yang adekuat dengan mengukur berat badan setiap hari mempertahankan intake kalori melalui intravena, total parenteral nutrition dengan menyediakan 80-120 Kcal/kg setiap 24 jam
Lanjutan Planning mempertahankan gula darah dengan memonitor adanya hipoglikemia memonitor gejala komplikasi gastrointestinal seperti adanya konstipasi, diare, seringnya mual mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan melakukan suction, pengaturan posisi memonitor keefektifan jalan nafas dengan mendengarkan suara nafas, adanya takipnea, retraksi, sianosis dan adanya hipoksia